Bulan sya’ban selain merupakan bulan yang istimewa di dalamnya juga terjadi peristiwa bersejarah yang semestinya diketahui dan mendapatkan perhatian dari kita umat Islam . Dalam postingan kali ini penulis mengumpulkan dari berbagai sumber sebagian dari peristiwa – peristiwa penting yang terjadi di bulan mulia ini.Semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita seputar sejarah Islam.
Kiblat dipindah dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Diantara peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi dalam bulan Sya’ban adalah dipindahnya kiblat dari baitul maqdis ke ka’bah di Makkah.
Setelah hijrah ke Madinah kaum muslim sholat dengan menghadap ke baitu al-maqdis yang saat itu merupakan kiblat orang Yahudi . Orang – orang yahudi melihat hal ini sebagai alat dan kesempatan untuk menghina dan melecehkan umat Islam.Namun keimanan yang kukuh dalam hati orang – orang muslim menjadikan mereka tetap teguh menjalankan perintah Allah ta’ala meski mendapatkan hinaan dan celaan dari musuh – musuh Allah ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sampai hati melihat kaumnya menjadi bahan ejekan dan hinaan orang – orang Yahudi.Kemudian beliau berdo’a kepada Allah ta’ala agar mengangkat hinaan itu dan memindahkan kiblat ke ka’bah kembali.Allah ta’ala mengabulkan do’a dari nabi mulia ini dan menjadikan ka’bah sebagai kiblat kaum muslim.Hal ini dijelaskan dalam surat al-Baqoroh ayat 133 :
Artinnya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Al-Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ li-ahkami al-Qur’an mengutip dari Abu hatim al-Basti bahwa umat Islam sholat menghadap ke baitul maqdis selama tujuh belas bulan 3 hari,Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah pada hari senin dua belas Rabi’ul Awwal kemudian Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ka’bah pada hari senin pertengahan bulan Sya’ban.
Diwajibkan puasa bulan Ramadhan Pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah umat Islam mulai diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan .
Turun Ayat Shalawat Allah ta’ala menurunkan ayat tentang perintah membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Shollallu , yaitu ayat: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56).
Karena turunnya ayat ini pada bulan Sya’ban sebagian Ulama menyebut Sya’ban dengan bulan shalawat dan menganjurkan memperbanyak membacanya di bulan ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Sayyidatuna Hafshah binti Umar radhiyallahu ‘anhuma Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Sayyidatuna Hafshah binti Umar radhiyallahu anhuma pada bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Hafshah binti Umar radhiyallahu anhuma adalah janda dari Khunais bin Hadafah yang meninggal setelah kembali dari perang Badar.
Perang Badar kedua (as-sughra) Abu Sufyan saat perang Uhud berkata kepada kaum muslim bahwa mereka (kaum musyrik ) akan bertemu kembali tahun depan di Badar.Pada bulan Sya’ban tahun keempat Hijriyah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam berangkat memenuhi janji tersebut bersama seribu lima ratus shahabat diantaranya sepuluh orang berkuda dan Sayyiduna Ali bin Abi Tholib sebagai pembawa bendera perang.Sesampainya di Badar, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan kaum muslim menunggu kedatangan orang – orang musyrik .
Abu Sufyan keluar dari Makkah bersama dua ribu orang musyrik dan lima puluh pasukan berkuda.Di tengah perjalanan mereka berhenti,Abu Sufyan berkata kepada kaumnya : tahun ini adalah tahun yang gersang,menurutku sebaiknya kita kembali ke Makkah. Kaum musyrik pun kembali ke Makkah melanggar janji mereka.Sebenarnya mereka kaum musyrik merasa berat keluar dari Makkah dan takut menghadapi kaum muslim,hal ini bisa diketahui dari tidak adanya seorang pun yang menolak atau membantah usulan dari Abu Sufyan untuk kembali ke Makkah.
Kaum muslim menunggu kaum musyrik di Badar selama delapan hari kemudian kembali ke Madinah dengan penuh kepercayaan diri,mereka menang tanpa harus berperang.
Kelahiran Sayyidina Abdullah ibn az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma Sayyidina Abdullah ibn az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma lahir pada tahun kedua Hijriah adalah bayi pertama yang lahir dari shahabat al-Muhajirin setelah hijrah ke Madinah.Orang – orang Islam sangat gembira dengan kelahiran Abdullah ibn az-Zubair,karena orang – orang Yahudi mengatakan bahwa mereka telah menyihir orang – orang Islam supaya tidak bisa memiki anak. Abdullah ibn az-Zubair wafat pada tahun 72 Hijriah.
Kelahiran Sayyidina al-Husain ibn Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhum Sayyidina al-Husain bin Ali ibn Abi Tholib radhiyallahu anhuma dilahirkan di Madinah al-Munawarah pada lima Sya’ban tahun ke-4 Hijriah.Beliau gugur di Karbala pada hari jum’at tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriah.
Perang Bani al-Musthaliq Perang melawan Bani Musthaliq yang juga dikenal dengan perang Muraisi’ terjadi pada bulan Sya’ban tahun ke-5 Hijriah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerang mereka setelah mendengar pemimpin mereka Al Harits bin Abu Dhirrar mengumpulkan pasukan untuk menyerang kaum muslimin. Kaum muslimin berhasil mengalahkan mereka dan menawan diantaranya serta merampas harta mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan sayyidah Juwairiyah bintu al-Harist radhiyallahu ‘anha Diantara tawanan Bani al-Musthaliq adalah Burrah anak perempuan Al Harits ibn Abu Dhirrar. Burrah saat itu menjadi tawanan dan jatuh ke tangan Tsabit ibn Qais.Tsabit dan Burrah telah sepakat melakukan akad kitabah dengan tebusan sembilan keping emas.Lalu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam membebaskan dengan membayar tebusan Burrah kemudian menikahinya dan mengganti nama Burrah dengan Juwairiyah.
Peristiwa al-Ifki (Dusta ) Setelah perang bani al-Mustholiq terjadi peristiwa dusta yaitu fitnah yang disebarkan oleh Abdullah bin Ubay yang mengatakan sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha berselingkuh dengan Shafwan bin Mu’aththal. Namun Allah ta’ala akhirnya menurunkan ayat 11 – 13 surat an-Nur yang menjelaskan bahwa sayyidah Aisyah bersih dari semua tuduhan keji ini.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta. “.
Orang yang terlibat dalam penyebaran berita ini dihukum cambuk 80 kali, mereka adalah Misthah bin Utsatsah, Hamnah binti Jahsyi, dan Hasan bin Tsabit.Hadist ifki ini terjadi pada bulan sya’ban tahun keenam Hijriyah.
Pengiriman Pasukan Abdurrahman bin Auf ke Daumatul Jandal Pada bulan Sya’ban tahun keenam Hijriah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam mengutus pasukan yang dipimpin oleh Abdurrahman bin Auf.Sebelum Abdurrahman bin Auf dan rombongannya berangkat,Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menyuruh Abdurrahman bin Auf duduk dihadapan beliau kemudian beliau memakaikan ‘imamah di kepala Abdurrahman.Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam berkata : jika mereka tunduk dan ta’at kepadamu nikahilah anak perempuan pemimpin mereka.Abdurrahman bin Auf tinggal selama tiga hari di daumatul jandal mengajak orang – orang untuk masuk Islam.Dakwah Abdurrahman bin Auf diterima dengan baik oleh mereka kemudian Abdurrahman bin Auf menikahi anak perempuan pemimpin mereka sesuai dengan pesan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.
Pengiriman pasukan Ali bin Abi Thalib ke Bani Sa’ad bin Bakr di Fadak Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam mendengar berita bahwa adanya kelompok dari Bani Sa’ad akan membantu Yahudi,kemudian pada bulan Sya’ban tahun keenam Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam mengutus pasukan berjumlah dua ratus orang yang dipimpin oleh Ali bin Abi Tholib ke Bani Sa’ad.Ditengah perjalanan menuju Bani Sa’ad pasukan sayyidinaa Ali berhasil menangkap mata – mata yang dikirim Bani Sa’ad.Mata – mata Bani Sa’ad menunjukan tempat dimana Bani Sa’ad berkumpul.Kemudian sayyidina Ali dan pasukannya menyerang mereka dan berhasil mengalahkan mereka serta merampas dari Bani Sa’ad lima ratus ekor unta dan dua ribu ekor kambing.
Pengiriman Pasukan Umar bin Khathab ke Thurobah Pada bulan Sya’ban tahun ketujuh Hijriah sayyidinaa Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu diutus bersama tiga puluh orang ke Thurobah.
Pengiriman pasukan Basyir bin Sa’ad al-Ansyori ke Fadak tahun ke-7 Hijriah
Pengiriman pasukan Abu Bakar as-Sidiq ke Najed tahun ke-7 Hijriah
Pengiriman pasukan Abi Qotadah ke Hadhirah tahun ke-8 Hijriah
Sayyidah Ummu Kultsum putri Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam wafat Pada tahun ke-9 Hijriah Sayyidah Ummu Kultsum putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan istri dari Sayyidina Utsman ibn Affan wafat di Madinah
Kelahiran Sayyidinaa Ali Zainal Abidin ibn Husain ibn Ali radiyallahu ‘anhum
Beliau dilahirkan pada hari kamis lima Sya’ban tahun 38 Hijriah.Sayyidinaa Ali ibn Husain dikenal dengan gelar Zainal Abidin karena banyak beribadah,dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau dalam satu hari satu malam shalat sebanyak seribu raka’at karena itu pula beliau digelari dengan as-Sajjad.
Sayyidatuna Hafshah bintu Umar ibn Khathab radiyallahu ‘anhuma wafat
Beliau dilahirkan pada 5 tahun sebelum masa kenabian dan meningal pada bulan Sya’ban tahun 45 Hijriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar