Sabtu, 28 Februari 2015

Adab ketika buang hajat

TAHUKAH ANDA ???

Bahwa ketika kita buang hajat terdapat beberapa adab yg sunnah dilakukan, diantaranya adalah tdk berbicara saat buang hajat, tdk melihat kotoran yg keluar, tdk sambil makan atau minum dan lain2.
berikut ini adalah sebab mengapa hal itu tdk boleh dilakukan, sebagaimana keterangan dalam kitab i'anatut tolibin :


faedah :
1. Barang siapa yg memperbanyak bicara saat buang hajat maka di khawatirkan kemasukan jin,
2. barang siapa melihat terus pada kotoran yg keluar maka akan mendapat cobaan berupa kuningnya gigi,
3. barang siapa membuang ingus saat buang hajat maka akan mendapat cobaan tuli/tdk bisa mendengar,
4. barang siapa makan ketika buang hajat maka akan mendapat cobaan kefaqiran,
5. barang siapa sering menolah-noleh saat buang hajat maka akan mendapat cobaan penyakit was was.
sedangkan dalam kitab bughyatul mustarsyidin sbb :

(Faidah)
1. Sesungguhnya meludahi kotoran yang dikeluarkan seseorang akan menimbulkan penyakit was-was (ragu-ragu) dan kuningnya gigi dan pelakunya akan mendapatkan cobaan suatu penyakit darah.
2. orang yang siwakan menggosok gigi ketika buang air besar di WC beresiko menjadi pelupa dan buta.
3. orang yg terlalu lama duduk ketika buang hajat menyebabkan sakit liver dan bawasir.
4. mengeluarkan Ingus dr hidung ketika buang hajat menyebabkan tuli (pendengaran berkurang) dan kesusahan.
5. Menggerak-gerakkan cincin ketika buang hajat menyebabkan didatangi syetan
6. berbicara ketika buang hajat selain dhorurot menyebabkan murkanNya Alloh
7. membunuh kutu ketika buang hajat menyebabkan datangnya syetan tiap malam selama 40 malam yang akan mengganggu orang tersebut agar tak dzkir (lupa) pada Alloh.
8. memejamkan mata ketika buang hajat bisa menyebabkan kemunafikan.
9. membuang batu yg digunakan utk istinjak ke kotoran yg keluar bisa menyebabkan penyakit angin.
10. mengeluarkan gigi dan menjadikan kepala berada diantara kedua tangan bisa mengkeraskan hati, menghilangkan sifat malu dan menyebabkan penyakit lepra.
11. bersandar ke tembok ketika buang hajat bisa menghilangkan cairan wajah dan menyebabkan perut kembung.

Referensi :

-kitab i'anatut tolibin :

(فائدة)

من أكثر من الكلام خشي عليه من الجان، ومن أدام نظره إلى ما يخرج منه ابتلي بصفرة الأسنان، ومن امتخط عند قضاء الحاجة ابتلي بالصمم، ومن أكل عند قضائها ابتلي بالفقر، ومن أكثر من التلفت ابتلي بالوسوسة.

والله أعلم.

- kutab bughyatul mustarsyidin

[فائدة]

ورد أن البصاق على الخارج من الشخص يورث الوسواس وصفرة الأسنان ويبتلى فاعله بالدم، والسواك حال الخلاء يورث النسيان والعمى، وطول القعود فيه يورث وجع الكبد والبواسير، والامتخاط يورث الصمم والهم، وتحريك الخاتم يأوي إليه الشيطان، والتكلم بلا ضرورة يورث المقت، وقتل القمل يبيت معه الشيطان أربعين ليلة ينسيه ذكر الله وتغميض العينين يورث النفاق، وإلقاء حجر الاستنجاء على الخارج يورث الرياح، وإخراج الأسنان وجعل الرأس بين اليدين يقسي القلب ويذهب الحياء ويورث البرص، والاستناد إلى الحائط يذهب ماء الوجه وينفخ البطن


wallohu a'lam.

Doa agar terhindar dari tanduk syetan najed

Doa agar terhindar dari tanduk syetan najed
Doa agar terhindar dari tanduk syetan najed

Ini do’a yang diajarkan Rasulullah SAW agar terhindar dari tipuan dunia dan terhindari dari “Ajaran Tanduk Setan” dari Najd dan sejenisnya. Do’a ini  diambil dan diterjemahkan langsung dari kitab

” صلوات الثناء على سيد الأنبياء ”



karya Syeikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani, halaman 195, cetakan “Darul Kutub al-’Ilmiyyah”, Beirut – Libanon.

Do’a ini pun termasuk salah satu dalam rangkaian do’a setelah selesai membaca “Shalawat al-Fatih”, yang menjadi wiridan spesial dari “Jam’iyyah Shalawat al-Fatih Nurul Yaqin as-Sarkubiyyah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ



اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلَ بِه ِبَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَّلِّغُنَا بِهِ جَنّتَكَ ، وّمِنَ اْليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا ، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا ، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا



”Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami berupa rasa takut kepada-Mu yang dapat menjadi penghalang antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu. Ya, Allah, anugerahkanlah untuk kami berupa ketaatan kami yang dapat mengantarkan kami ke surga-Mu. Ya, Allah, anugerahkanlah untuk kami berupa keyakinan yang Engkau ringankan kepada kami menghadapi musibah di dunia. Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami berupa pendengaran kami, penglihatan kami, dan kekuatan kami selama Engkau hidupkan kami. Jadikanlah hal tersebut sebagai pewaris dari kami. Jadikanlah pembalasan kami atas mereka yang menganiaya kami. Berikanlah kami pertolongan atas orang-orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah dalam agama kami. Janganlah Engkau jadikan urusan dunia sebagai cita-cita terbesar kami dan sebagai puncak tujuan ilmu kami. Dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak mengasihani kami.”

Oleh: KH Muhammad Thobary Syadzily Al Bantany (Pengasuh Pondok Pesantren Al Husna Tangerang Banten).

Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

KEUTAMAAN SHOLAWAT AL-FATIH


ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ، ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ، ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ
ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢ

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammaddinil Fatihi Lima Ughliqo Wal Khotimi Lima Sabaqo,
Nashiril Haqqi Bil Haqqi Wal Hadi Ila Shirotikal Mustaqim Wa Ala Alihi Haqqo Qodrihi Wa Miq Darihil
Adzim.

Artinya: “ Ya Allah berikanlah shalawat kepada penghulu kami Nabi Muhammad yang
membuka apa yang tertutup dan yang menutupi apa-apa yang terdahulu, penolong kebenaran
dengan kebenaran yang memberi petunjuk ke arah jalan yang lurus. Dan kepada keluarganya,
sebenar-benar pengagungan padanya dan kedudukan yang agung ”.

Sholawat al-Fatih memiliki 8 martabat keutamaan, dibawah ini hanya keutamaan pada
martabat yang pertama saja, sedangkan yang lainnya dirahasiakan oleh Allah SWT,
diantaranya adalah :

1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat.
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa (Besar Dan Kecil ).
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala ibadah semua mahluk di alam
semesta ini 6000x lipat.
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh
mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat.
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul
khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada
ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan mengganti kesalahan yang pernah ia
lakukan terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti tuntutannya di hari kiamat.
ini caranya :

FIDYAH DENGAN SHOLAWAT al-FATIH


Sayyid Muhammad Ibnul `Arooby ad-Dimroowy ra berkata : ”Sebagian dari yang telah
diajarkan oleh Syekh kami Syekh Ahmad bin Muhammad at-Tijany ra tatkala aku bertanya
kepada beliau tentang masalah gibah dan masalah lain yang serupa dengan itu seperti
mengambil hal milik orang. Maka beliaupun menjelaskan : Bacalah sholawat al-Fatih, lalu
ucapkanlah pernyataan ini : ( Ya Allah sholawat ini aku hadiahkan kepada setiap orang yang
bagiku dan bagi kedua orang tuaku ada semacam tanggungan, kezholiman, hak yang aku
langgar serta hutang piutang yang belum sempat aku tunaikan sejak aku lahir hingga aku mati,
yang akan ia tuntut aku pada hari kiamat dihadapan-Mu. Ya Allah, terimalah bacaan
sholawatku ini, dan sampaikanlah pahalanya kepada mereka, agar mereka mendapatkan
pahalanya sesuai dengan bagian mereka masing-masing)” ( Ghoyatul `Amaany. Syekh
Muhammad as-Sayyid at-Tijany hal 8 )

8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Membaca Shalawat Al Fatih 1x sama dengan mengkhatamkan Al Quran 6000 x lipat.
10. Membaca Shalawat Al Fatih 1x sama dengan membaca Dalail Al Khairat 6000x lipat.
11. Syekh Ahmad at-Tijany R.a berkata :”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat sulit di
terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi.

Seandainya ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum,
dan setiap kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh
Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap
hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat
al-Fatih 1x.
( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ie at-Thoshfaawy at-Tijany hal 99 -100 ).

Di Kapal Nabi Nuh Terdapat Nama-nama Para Nabi

'‎=Di Bahtera Nabi Nuh Terdapat Nama-nama Para Nabi=

Dalam kitab “Assabiyyat Fi Mawaidzil baroyat” karya al-Alaim al-Alaamah abu mansur muhammad bin abdurrahmaan al-hamdani rahimahumullah

قال الله تعالى واصنع الفلك قال انحت ماية الف واربعة وعشرين الفا من الالواح كل لوح باسم نبى من الانبيا قال نوح عليه السلام انى لا اعلم اسما جميع الانبيا قال الله تعالى يا نوح نحت الالواح منك واظهر اسما الانبيا مني فنحت نوح اللوح الاول فظهر اسم ادم عليه السلام فظهر على الثانى اسم شيت عليه السلام وعلى الثالث اسم ادريس وعلى الرابع اسم نوح عليه السلام وكلما نحت لوحا من الالواح ظهر اسم نبى من الانبيا حتى ظهر فى اخر لوح اسم محمد صلى الله عليه وسلم ونزل جبريل عليه السلام وقال الان تمت سفينتك لان محمدا صلى الله عليه وسلم خاتم الانبيا وزين الاصفيا وسراج الاوليا

Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Nuh Alaihissalaam “Buatlah bahtera” Susunlah 124000 (Seratus dua puluh empat ribu) papan, (di) setiap papan (tulislah) dengan satu nama Nabi dari para Nabi”
Nabi Nuh Alaihissalaam berkata “ (Ya Allah) aku belum tahu nama dari seluruh para Nabi”

Allah Ta’ala berfirman “Wahai Nuh” Susunlah papan-papan olehmu dan Kutunjukan nama-nama para nabi dari-Ku”

Maka Nabi Nuh Alaihissalaam menyusun papan pertama, maka nampaklah nama Adam Alaihissalaam, lalu nampaklah pada papan kedua nama Syit Alaihissalaam, dan pada papan ketiga nampaklah nama Idris Alaihissalaam, dan pada papan ke empat, nampaklah nama Nuh Alaihissalaam, dan setiap kali Nabi Nuh Alaihissalaam menyusun satu papan dari kumpulan papan, maka nampaklah satu nama Nabi dari para Nabi sampai nampaklah di akhir papan nama Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam.

Dan turunlah Jibril Alaihissalaam dan berkata “Sekarang telah selesai bahteramu karena Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam dia adalah penutup para Nabi, dan perhiasan para  pilihan, dan cahaya para penolong (Agama Allah).

Dalam riwayat lain, Nabi Nuh Alaihissalaam memerlukan 4 papan lagi, maka Jibril Alaihissalaam berkata “ Wahai Nuh Allah Ta’ala berfirman :”Buatlah 4 papan, disetiap papan dengan nama sahabat dari sahabat-sahabatnya kekasihKu, pilihanKu dari cipta’anku yaitu Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam, karena kedudukan para sahabat kekasihKu dihadapanku bagaikan kedudukan para Nabi

Wallahu A’lam.‎'
Di Bahtera Nabi Nuh Terdapat Nama-nama Para Nabi
Dalam kitab “Assabiyyat Fi Mawaidzil baroyat” karya al-Alaim al-Alaamah abu mansur muhammad bin abdurrahmaan al-hamdani rahimahumullah

قال الله تعالى واصنع الفلك قال انحت ماية الف واربعة وعشرين الفا من الالواح كل لوح باسم نبى من الانبيا قال نوح عليه السلام انى لا اعلم اسما جميع الانبيا قال الله تعالى يا نوح نحت الالواح منك واظهر اسما الانبيا مني فنحت نوح اللوح الاول فظهر اسم ادم عليه السلام فظهر على الثانى اسم شيت عليه السلام وعلى الثالث اسم ادريس وعلى الرابع اسم نوح عليه السلام وكلما نحت لوحا من الالواح ظهر اسم نبى من الانبيا حتى ظهر فى اخر لوح اسم محمد صلى الله عليه وسلم ونزل جبريل عليه السلام وقال الان تمت سفينتك لان محمدا صلى الله عليه وسلم خاتم الانبيا وزين الاصفيا وسراج الاوليا

Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Nuh Alaihissalaam “Buatlah bahtera” Susunlah 124000 (Seratus dua puluh empat ribu) papan, (di) setiap papan (tulislah) dengan satu nama Nabi dari para Nabi”
Nabi Nuh Alaihissalaam berkata “ (Ya Allah) aku belum tahu nama dari seluruh para Nabi”
Allah Ta’ala berfirman “Wahai Nuh” Susunlah papan-papan olehmu dan Kutunjukan nama-nama para nabi dari-Ku”
Maka Nabi Nuh Alaihissalaam menyusun papan pertama, maka nampaklah nama Adam Alaihissalaam, lalu nampaklah pada papan kedua nama Syit Alaihissalaam, dan pada papan ketiga nampaklah nama Idris Alaihissalaam, dan pada papan ke empat, nampaklah nama Nuh Alaihissalaam, dan setiap kali Nabi Nuh Alaihissalaam menyusun satu papan dari kumpulan papan, maka nampaklah satu nama Nabi dari para Nabi sampai nampaklah di akhir papan nama Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam.
Dan turunlah Jibril Alaihissalaam dan berkata “Sekarang telah selesai bahteramu karena Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam dia adalah penutup para Nabi, dan perhiasan para pilihan, dan cahaya para penolong (Agama Allah).
Dalam riwayat lain, Nabi Nuh Alaihissalaam memerlukan 4 papan lagi, maka Jibril Alaihissalaam berkata “ Wahai Nuh Allah Ta’ala berfirman :”Buatlah 4 papan, disetiap papan dengan nama sahabat dari sahabat-sahabatnya kekasihKu, pilihanKu dari cipta’anku yaitu Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam, karena kedudukan para sahabat kekasihKu dihadapanku bagaikan kedudukan para Nabi

Wallahu A’lam.

80 Rahmat dari Surat YaaSiin

'‎=80 Rahmat dari Surat YaaSiin=

Terdapat dalam kitab bustanul fuqoro yang ada di photo karya al-Alim al-Alaamah Syaikh Soleh bin Abdullah As-Syafi’i

جاء فى الحديث ان النبى صلى الله عليه وسلم راي ليلة المعراج لوحا تحت العرش من درة ولوحا من ياقوت فى احدهما فاتحة الكتاب والاخر فيه جميع القران فقلت ما ثواب فاتحة الكتاب فقال تغلق دونها ابواب جهنم السبعة فقلت ما ثواب جزا من قرا القران كله قال بكل حرف شجرة فى الجنة ثم رايت ثلاث انوار فقلت ما هذا قال أية الكرسى ويس و قل هو الله احد فقلت ما ثواب من قرا آية الكرسى قال هى صفتى من قراها ينظرنى يوم القيامة من غير حجاب فقلت ما ثواب من قرا يس قال هى ثمنون آية من قراها كل يوم فله ثمانون رحمة عشرون فى حياته وعشرون عند وفاته وعشرون فى قبره وعشرون يوم القيامة قلت ما ثواب من قرا قل هو الله احد قال يشرب من الانهار الاربعة المذكورة نهر من ماء ونهر من لبن ونهر من عسل ونهر من خمر

“Telah datang (keterangan) dalam hadits, sesungguhnya Nabi (Muhammad) Sollallahu Alaihi wa Sallam ketika (isra) Mi’raj bi bawah Arsy melihat papan yang terbuat dari mutiara dan papan yang terbuat dari (permata) yaqut.

Disalah satu papan tersebut (tertulis) surah al-Fatihah dan di papan yang lainya (tertulis) seluruh al-Qur’an.

Aku bertanya : “Apa balasan (orang yang membaca) surah al-Fatihah.?
Allah berfirman :”Dikuncinya pintu-pintu jahanam yang tujuh dibawah (amalan) surah al-fatihah”

Aku bertanya : “Apa balasan orang yang membaca al-Qur’an seluruhnya.?
Allah berfirman : “Dari setiap hurufnya (yang dibaca) akan mendapatkan satu pohon di surga”

Kemudian aku melihat tiga cahaya dan aku bertanya :”Cahaya apakah itu.?
Allah berfirman :”Itu adalah cahaya Ayat Kursi, Surah Yaasiin, dan Qul Huwallahu ahad (al-Ikhlas)

Aku bertanya :”Apa balasan orang yang membaca ayat kursi.?
Allah berfirman :”ayat kursi adalah (ayat yang menerangkan) sifat-sifat-Ku, barangsiapa yang membacanya maka dia akan melihatku tanpa penghalang di hari kiamat”

Aku bertanya :”Apa balasan bagi orang yang membaca surah YaaSiin.?
Allah berifram :”Dia adalah suarah yang (tergolong) memiliki 80 (han) ayat, barangsiapa yang membacanya setiap hari maka dia akan mendapatkan 80 rahmat, 20 rahmat ketia dia masih hidup, 20 rahmat ketika dia wafat, 20 rahmat dia di alam kubur dan 20 rahmat ketika hari kiamat.”

Aku bertanya : “Apa balasan bagi orang yang membaca Qul Huwa Allahu ahad (Surah al-Ikhlas).?”
Allah berfirman : “Orang yang membacanya akan mendapatkan minum (disurga) dari 4 sungai, (1) sungai yang mengalirkan air tawar, (2) sungai yang mengalirkan susu, (3), sungai yang mengalirkan madu,( 4) sungai yang mengalirkan khomer (surga).”

Wallahu A’lam.

Ya Allah tulislah nama-nama kami sebagai ahli surga-Mu bersama para kekasih-Mu.

Ya Allah kumpulkanlah kami bersama Sayyiduna Muhammad Sollallahu Alaihi wa Sallam.

Ya Allah wafatkanlah kami dalam husnul khotimah.‎'

Terdapat dalam kitab bustanul fuqoro yang ada di photo karya al-Alim al-Alaamah Syaikh Soleh bin Abdullah As-Syafi’i

جاء فى الحديث ان النبى صلى الله عليه وسلم راي ليلة المعراج لوحا تحت العرش من درة ولوحا من ياقوت فى احدهما فاتحة الكتاب والاخر فيه جميع القران فقلت ما ثواب فاتحة الكتاب فقال تغلق دونها ابواب جهنم السبعة فقلت ما ثواب جزا من قرا القران كله قال بكل حرف شجرة فى الجنة ثم رايت ثلاث انوار فقلت ما هذا قال أية الكرسى ويس و قل هو الله احد فقلت ما ثواب من قرا آية الكرسى قال هى صفتى من قراها ينظرنى يوم القيامة من غير حجاب فقلت ما ثواب من قرا يس قال هى ثمنون آية من قراها كل يوم فله ثمانون رحمة عشرون فى حياته وعشرون عند وفاته وعشرون فى قبره وعشرون يوم القيامة قلت ما ثواب من قرا قل هو الله احد قال يشرب من الانهار الاربعة المذكورة نهر من ماء ونهر من لبن ونهر من عسل ونهر من خمر

“Telah datang (keterangan) dalam hadits, sesungguhnya Nabi (Muhammad) Sollallahu Alaihi wa Sallam ketika (isra) Mi’raj bi bawah Arsy melihat papan yang terbuat dari mutiara dan papan yang terbuat dari (permata) yaqut.
Disalah satu papan tersebut (tertulis) surah al-Fatihah dan di papan yang lainya (tertulis) seluruh al-Qur’an.
Aku bertanya : “Apa balasan (orang yang membaca) surah al-Fatihah.?
Allah berfirman :”Dikuncinya pintu-pintu jahanam yang tujuh dibawah (amalan) surah al-fatihah”
Aku bertanya : “Apa balasan orang yang membaca al-Qur’an seluruhnya.?
Allah berfirman : “Dari setiap hurufnya (yang dibaca) akan mendapatkan satu pohon di surga”
Kemudian aku melihat tiga cahaya dan aku bertanya :”Cahaya apakah itu.?
Allah berfirman :”Itu adalah cahaya Ayat Kursi, Surah Yaasiin, dan Qul Huwallahu ahad (al-Ikhlas)
Aku bertanya :”Apa balasan orang yang membaca ayat kursi.?
Allah berfirman :”ayat kursi adalah (ayat yang menerangkan) sifat-sifat-Ku, barangsiapa yang membacanya maka dia akan melihatku tanpa penghalang di hari kiamat”
Aku bertanya :”Apa balasan bagi orang yang membaca surah YaaSiin.?
Allah berifram :”Dia adalah suarah yang (tergolong) memiliki 80 (han) ayat, barangsiapa yang membacanya setiap hari maka dia akan mendapatkan 80 rahmat, 20 rahmat ketia dia masih hidup, 20 rahmat ketika dia wafat, 20 rahmat dia di alam kubur dan 20 rahmat ketika hari kiamat.”
Aku bertanya : “Apa balasan bagi orang yang membaca Qul Huwa Allahu ahad (Surah al-Ikhlas).?”
Allah berfirman : “Orang yang membacanya akan mendapatkan minum (disurga) dari 4 sungai, (1) sungai yang mengalirkan air tawar, (2) sungai yang mengalirkan susu, (3), sungai yang mengalirkan madu,( 4) sungai yang mengalirkan khomer (surga).”

Wallahu A’lam.

Ya Allah tulislah nama-nama kami sebagai ahli surga-Mu bersama para kekasih-Mu.
Ya Allah kumpulkanlah kami bersama Sayyiduna Muhammad Sollallahu Alaihi wa Sallam.
Ya Allah wafatkanlah kami dalam husnul khotimah.

Rayuan Setan Ketika orang Sakarotul Maut

'‎=Rayuna Setan Ketika Sakarotul Maut=

Diriwayatkan dari baginda Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam yang ditulis Imam al-Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah karya al-Imam Al-Aalim al-Alaamah Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Faraj al-Anshori al-Qurthubi

روى عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ان العبد اذا كان عند الموت قعد عنده شيطانان الواحد عند يمينه والاخر عن شماله فالذى عن يمينه على صفة ابيه يقول له يا بنى انى كنت عليك شفيقا ولك محبا ولكن مت على الدين النصارا وهو خير الاديان والذى عن شماله على صفة امه تقول له: يا بني إنه كان بطني لك وعاء، وثديي لك سقاء، وفخذي لك وطاء، ولكن مت على دين اليهود وهو خير الأديان

Diriwayatkan dari Nabi Sollallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Sesungguhnya seorang hamba apabila tiba waktu wafat (Sakarotul Maut), maka duduklah dua setan didekatnya, setan yang satu duduk di sebelah kanannya ( orang yang sedang sakarotul maut) dan setan yang satu lagi duduk disebelah kirinya ( orang yang sedang sakarotul maut).

Setan yang duduk disebelah kanan berupa sifat ayahnya (orang yang sedang sakarotul maut) setan itu berkata :

“Wahai anaku Sungguh aku menyayangimu dan mencintaimu, matilah dalam menganut agama nasrani, Agama Nasrani itu sebaik-baiknya agama.”

Dan setan yang duduk disebelah kiri berupa sifat ibunya (orang yang sedang sakarotul maut) setan itu berkata:

“Wahai anaku, Sesungguhnya pertku telah mengandungmu, dan susuku sebagai minumanmu dan pahaku sebagai tempat dudukmu, matilah dalam menganut agama Yahudi, Agama Yahudi itu sebaik-baiknya Agama."

Begitulah Setan mereyu dan mengoda orang yang sedang sakarotul maut, Pertama-tama Setan membujuk untuk mengikuti agama nasrani dalam bentuk ayah, jika setan yang satu gagal, maka setan yang satu lagi akan membujuk untuk mengikuti agama yahudi dalam bentuk ibu, jika masih gagal, maka setan akan berupa sifat-sifat orang yang kita cintai, atau idola-idola kita di dunia, akan tetapi mereka semua membujuk untuk keluar dari Agama yang dibawakan oleh Muhammad Sollallahu alaihi wa Sallam.

Tetapi Sungguh setan tidak akan bisa berubah menjadi sang idola kita sesungguhnya yaitu Sayyiduna Muhammad Sollallahu Alaihi wa Sallam.

Maka alangkah berutungnya dan bahagianya orang ketika sakarotul maut dihadiri oleh baginda Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam dan malaikat yang membawakan Salam Allah kepada ruh yang akan di cabut, sehingga keluarnya ruh dari jasad seorang hamba dalam keadaan mengimani Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengimani Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam sebagai utusanya, dan Allah akan menempatkan ruh-ruh orang beriman disebaik-baiknya tempat.

Wallahu A’lam.

Ya Allah Rahmatilah dan Ridhoilah kami ketika Sakarotul Maut.

Ya Allah Hadirkanlah Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam 
membawakan kabar gembira dan salam-Mu kepada kami ketika sakarotul maut.

Ya Allah wafatkanlah kami dalam Husnul Khotimah.‎'

Diriwayatkan dari baginda Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam yang ditulis Imam al-Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah karya al-Imam Al-Aalim al-Alaamah Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Faraj al-Anshori al-Qurthubi

روى عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ان العبد اذا كان عند الموت قعد عنده شيطانان الواحد عند يمينه والاخر عن شماله فالذى عن يمينه على صفة ابيه يقول له يا بنى انى كنت عليك شفيقا ولك محبا ولكن مت على الدين النصارا وهو خير الاديان والذى عن شماله على صفة امه تقول له: يا بني إنه كان بطني لك وعاء، وثديي لك سقاء، وفخذي لك وطاء، ولكن مت على دين اليهود وهو خير الأديان

Diriwayatkan dari Nabi Sollallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Sesungguhnya seorang hamba apabila tiba waktu wafat (Sakarotul Maut), maka duduklah dua setan didekatnya, setan yang satu duduk di sebelah kanannya ( orang yang sedang sakarotul maut) dan setan yang satu lagi duduk disebelah kirinya ( orang yang sedang sakarotul maut).
Setan yang duduk disebelah kanan berupa sifat ayahnya (orang yang sedang sakarotul maut) setan itu berkata :
“Wahai anaku Sungguh aku menyayangimu dan mencintaimu, matilah dalam menganut agama nasrani, Agama Nasrani itu sebaik-baiknya agama.”
Dan setan yang duduk disebelah kiri berupa sifat ibunya (orang yang sedang sakarotul maut) setan itu berkata:
“Wahai anaku, Sesungguhnya pertku telah mengandungmu, dan susuku sebagai minumanmu dan pahaku sebagai tempat dudukmu, matilah dalam menganut agama Yahudi, Agama Yahudi itu sebaik-baiknya Agama."

Begitulah Setan mereyu dan mengoda orang yang sedang sakarotul maut, Pertama-tama Setan membujuk untuk mengikuti agama nasrani dalam bentuk ayah, jika setan yang satu gagal, maka setan yang satu lagi akan membujuk untuk mengikuti agama yahudi dalam bentuk ibu, jika masih gagal, maka setan akan berupa sifat-sifat orang yang kita cintai, atau idola-idola kita di dunia, akan tetapi mereka semua membujuk untuk keluar dari Agama yang dibawakan oleh Muhammad Sollallahu alaihi wa Sallam.
Tetapi Sungguh setan tidak akan bisa berubah menjadi sang idola kita sesungguhnya yaitu Sayyiduna Muhammad Sollallahu Alaihi wa Sallam.

Maka alangkah berutungnya dan bahagianya orang ketika sakarotul maut dihadiri oleh baginda Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam dan malaikat yang membawakan Salam Allah kepada ruh yang akan di cabut, sehingga keluarnya ruh dari jasad seorang hamba dalam keadaan mengimani Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengimani Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam sebagai utusanya, dan Allah akan menempatkan ruh-ruh orang beriman disebaik-baiknya tempat.

Wallahu A’lam.

Ya Allah Rahmatilah dan Ridhoilah kami ketika Sakarotul Maut.
Ya Allah Hadirkanlah Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam
membawakan kabar gembira dan salam-Mu kepada kami ketika sakarotul maut.
Ya Allah wafatkanlah kami dalam Husnul Khotimah.

Rizki juga mahluk Allah

Yahya bin Mu'adz Arrazi;

في وجود العبد الرزق من غير طلب، دلالة على أن الرزق مأمور بطلب العبد

Dalam keberadaan hamba, terdapat rezki tanpa dicari. Itu menandakan bahwa rezki itu memang diperintahkan untuk mencari si hamba itu.
Al-Ihya', kitab Tauhid & Tawakkal, Rubu' Munjiyat.
Rezki adalah makhluk yang selalu diperintah oleh Penciptanya.


 
=Diantara Amalan agar dimudahkan Rejeki=

Sebahagian Wasiatnya al-Habib Tohir bin Abdullah bin Sumit kepada al-Habib Ahmad bin Sumit RahimahumaAllahu.

"Hendaklah engkau (amalkan) membaca "Ayat Kursi" dan "Surah al-Ikhlas" ketika masuk rumah dan keluar rumah.

Sesungguhnya Ayat kursi dan Surah al-Ikhlas itu menarik Kekayaan lahir dan bathin."

Wallahu A'lam.

Iblis Menggoda Nabi Isa Alaihissalaam

Dalam Kitab Az-Zuhud karya Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah.

قال إبليس لعيسي بن مريم عليه السلام : يا ابن مريم انك لا تصيبك إلا ما كتب الله لك

"Iblis pernah berkata kepada (Nabi) Isa bin Maryam, "Wahai putra Maryam, sesungguhnya tidak ada yang menimpamu kecuali apa yang telah Allah tulis (tetapkan) untukmu.

قال أجل يا عدو الله

Nabi Isa Alaihissalaam menjawab, "Benar, wahai musuh Allah.

قال فارق هذا الجبال فارم بنفسك انظر تموت

  قال عيسي عليه السلام : يا عدو الله أن الله تبارك و تعالى يبتلى عبده و العبد لا يبتلى ربه

Nabi Isa Alahissalaam menjawab, "Wahai musuh Allah, sesungguhnya Allah Tabaraka wa Tala'la yang berhak menguji hamba-Nya, adapun seorang hamba, dia sama sekali tidak berhak menguji Rabb-nya (Allah).

Dari kisah diatas, ada beberapa pelajaran yang harus diketahui.
1_Bahwa Iblis sangat pintar dan lihai dalam menggoda, hususnya bisikan-bisikanya dihati manusia.
2_Iblis menggoda dengan argumenya yang licik, terlihat benar padahal isinya salah.
3_Perlunya Ilmu untuk bisa menolak bisikan licik Iblis.
4_Hendaklah kita hati-hati dalam berbuat, jangan berbuat hal-hal yang konyol dan tidak bermanfaat.
5_Walau segala sesuatu atas kehendak Allah, akan tetapi kita harus berusaha, karana usaha adalah sebahagian dari Syariat yang diperintahkan-Nya.
6_Berbaik sangka lah kepada Allah, karena Allah sesuai yang kita sangkakan terhadap-Nya.
7_Dan banyak lagi pelajaran lainya.

Wallahu A'lam.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari godaan dan tipu daya Iblis dan para tentaranya.
Ya Allah, bersihkan hati-hati kami, sehingga hati kami mudah mendapatkan hidayat dan petunjuk-Mu.
Ya Allah wafatkanlah kami dalam husnul khotimah.

Boleh Ma’siat, Tapi Dengan 5 Syarat

'‎=Boleh Ma’siat, Tapi Dengan 5 Syarat=

Sebuah kisah nasihat dari Syaikh Ibrahim Bin Adham Raimaullah dari kitab At-Tawabiin (yang ada di poto) karya ibnu Qudamah Rahimahullah, mudah-mudahan kisah ini menjadi Ibaroh dan Motivasi bagi kita, mudah-mudahan kita dihindarkan dari pintu-pintu ma’siat dan semoga kita wafat dalam husnul khotimah.

وروي « أن رجلا جاء إلى إبراهيم بن أدهم فقال له يا أبا إسحاق إني مسرف على نفسي فاعرض علي ما يكون لها زاجرا ومستنقذا لقلبي

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Ibrahim Bin Adham seraya berkata : “Wahai Abu Ishaq ! Sesungguhnya aku adalah orang yang dzalim kepada diriku (yaitu banyak ma’siat) maka tunjukanlah kepadaku apa yang bisa menjadi penghalang dan pencegah (keinginan ma’siat) bagi hatiku ini.

قال إن قبلت خمس خصال وقدرت عليها لم تضرك معصية ولم توبقك لذة قال هات يا أبا إسحاق 

Ibarhim Bin Adham menjawab : “Jika engkau terima lima perkara (syarat) dan engkau sanggup melaksanakanya, maka Ma’siat (yang) kamu (kerjakan) tidak akan membahayakanmu, dan kelezatan (Ma’siat) tidak akan menghancurkanmu.

Laki-laki itu menjawab : (Wah enak nih) Sampaikanlah wahai Abu Ishaq

قال أما الأولى فإذا أردت أن تعصي الله عز وجل فلا تأكل رزقه قال فمن أين آكل وكل ما في الأرض من رزقه قال له يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتعصيه قال لا هات الثانية

1_Syarat Pertama : Apabila kamu hendak bermaksiat kepada Allah (melanggar perintah Allah), maka jangan engkau makan rezeki (dari) Allah.

Laki-laki itu menjawab : Kalo begitu darimana aku bisa makan sedangkan segala yang ada di bumi adalah rezeki (dari) Allah.

Ibrahim bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, Apakah pantas engkau memakan rezeki (dari) Allah, sedangkan engkau langgar perintahnya.?

Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) yang kedua.?

قال وإذا أردت أن تعصيه فلا تسكن شيئا من بلاده قال الرجل هذه أعظم من الأولى يا هذا إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما له فأين أسكن قال يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه قال لا هات الثالثة

2_Syarat Kedua : Apabila kamu hendak berma’siat kepada Allah, maka jangan engkau tinggal sedikitpun di bumi (milik) Allah.

Laki-laki menjawab : Wah yang ini lebih berat dari syarat yang pertama, jikalau timur dan barat dan diantara keduanya adalah milik Allah, lantas dimana aku tinggal.?

Ibrahim Bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, Apakah pantas kamu makan rezeki Allah, dan tinggal di bumi Allah, sedangkan kamu membangkang-Nya.?

Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) ke tiga.?

قال إذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وفي بلاده فانظر موضعا لا يراك فيه مبارزا له فاعصه فيه قال يا إبراهيم كيف هذا وهو مطلع على ما في السرائر قال يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه وهو يراك ويرى ما تجاهره به قال لا هات الرابعة

3_Syarat ketiga : Apabila kamu hendak berma’siat kepada Allah dan engkau (masih) hidup dibawah Rezeki-Nya dan di bumi-Nya, maka carilah tempat dimana Allah tak melihatmu dengan jelas. dan jika bisa (silahkan) berbuat ma’siat disana (sesuka anda).

Laki-laki menjawab : Hai Ibrahim bagaimana ini, Dia kan Maha Melihat dan Mengawasi segala apa yang tersembunyi.?

Ibrahim Bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, apakah pantas kamu memakan Rezeki-Nya, hidup di bumi-Nya, sedangkan engkau membangkang kepada-Nya. Sedangkan Dia (Allah) meliat (perbuatan) kamu dengan jelas.

Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) keempat.?

قال إذا جاءك ملك الموت ليقبض روحك فقل له أخرني حتى أتوب توبة نصوحا وأعمل لله عملا صاحلا قال لا يقبل مني قال يا هذا فأنت إذا لم تقدر أن تدفع عنك الموت لتتوب وتعلم أنه إذا جاء لم يكن له تأخير فكيف ترجو وجه الخلاص قال هات لخامسة

4_Syarat keempat : Jiak telah datang kepadamu malak / malaikat maut untuk mencabut nyawamu, maka katakana padanya :”Tunda lah (kematianku) sehingga aku bertaubat nasuha dulu dan beramal soleh dulu kepada Allah.

Laki-laki menjawab : Wah pasti ditolak permintaan saya.

Ibrahmin Bin Adham menjawab : Wahai (kamu) ini, apabila kamu tidak mampu untuk menyingkirkan malak /malaikat maut, untuk bertaubat dulu, dan kamu tau apabila dia datang, tidak ada kata untuk bisa diundurkan, bagaimana kamu bisa menyelesaikanya.?

Laki-laki menjawab : Jelaskan (syarat) yang kelima.?

اقال إذا جاءتك الزبانية يوم القيامة ليأخذونك إلى النار فلا تذهب معهم قال لا يدعونني ولا يقبلون مني قال فكيف ترجو النجاة اذا قال له

5_Syarat kelima : Apabila di hari kiamat datang kepadamu penjaga neraka (malak / malaikat zabaniyah) untuk menggiringmu ke neraka, maka kamu jangan turut dan jangan ta’ati mereka.

Laki-laki menjawab : Wah (Zabaniyah) tidak akan mau dan tidak akan menerima permintaanku.

Ibrahim Bin Adham menjawab : Jika begitu, bagaimana kamu bisa mengharapkan lolos, apabila engkau katakan (penolakan kamu) kepada penjaga neraka.?

قال يا إبراهيم حسبي حسبي أنا أستغفر الله وأتوب إليه ولزمه في العبادة حتى فرق الموت بينهما.

Laki-laki berkata : Wahai Ibrahim, Cukuplah (nasihatmu) bagiku, Cukuplah (nasiatmu) bagiku. Aku memohon ampun kepada Allah dan menyatakan diri untuk bertaubat.

Sejak itu (dikabarkan) bahwa laki-laki itu tidak lepas dari selalu ibadah sampai (dikabarkan) meninggal dunia.

Wallahu A’lam‎'

Sebuah kisah nasihat dari Syaikh Ibrahim Bin Adham Raimaullah dari kitab At-Tawabiin (yang ada di poto) karya ibnu Qudamah Rahimahullah, mudah-mudahan kisah ini menjadi Ibaroh dan Motivasi bagi kita, mudah-mudahan kita dihindarkan dari pintu-pintu ma’siat dan semoga kita wafat dalam husnul khotimah.

وروي « أن رجلا جاء إلى إبراهيم بن أدهم فقال له يا أبا إسحاق إني مسرف على نفسي فاعرض علي ما يكون لها زاجرا ومستنقذا لقلبي

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Ibrahim Bin Adham seraya berkata : “Wahai Abu Ishaq ! Sesungguhnya aku adalah orang yang dzalim kepada diriku (yaitu banyak ma’siat) maka tunjukanlah kepadaku apa yang bisa menjadi penghalang dan pencegah (keinginan ma’siat) bagi hatiku ini.

قال إن قبلت خمس خصال وقدرت عليها لم تضرك معصية ولم توبقك لذة قال هات يا أبا إسحاق

Ibarhim Bin Adham menjawab : “Jika engkau terima lima perkara (syarat) dan engkau sanggup melaksanakanya, maka Ma’siat (yang) kamu (kerjakan) tidak akan membahayakanmu, dan kelezatan (Ma’siat) tidak akan menghancurkanmu.
Laki-laki itu menjawab : (Wah enak nih) Sampaikanlah wahai Abu Ishaq

قال أما الأولى فإذا أردت أن تعصي الله عز وجل فلا تأكل رزقه قال فمن أين آكل وكل ما في الأرض من رزقه قال له يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتعصيه قال لا هات الثانية

1_Syarat Pertama : Apabila kamu hendak bermaksiat kepada Allah (melanggar perintah Allah), maka jangan engkau makan rezeki (dari) Allah.
Laki-laki itu menjawab : Kalo begitu darimana aku bisa makan sedangkan segala yang ada di bumi adalah rezeki (dari) Allah.
Ibrahim bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, Apakah pantas engkau memakan rezeki (dari) Allah, sedangkan engkau langgar perintahnya.?
Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) yang kedua.?

قال وإذا أردت أن تعصيه فلا تسكن شيئا من بلاده قال الرجل هذه أعظم من الأولى يا هذا إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما له فأين أسكن قال يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه قال لا هات الثالثة

2_Syarat Kedua : Apabila kamu hendak berma’siat kepada Allah, maka jangan engkau tinggal sedikitpun di bumi (milik) Allah.
Laki-laki menjawab : Wah yang ini lebih berat dari syarat yang pertama, jikalau timur dan barat dan diantara keduanya adalah milik Allah, lantas dimana aku tinggal.?
Ibrahim Bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, Apakah pantas kamu makan rezeki Allah, dan tinggal di bumi Allah, sedangkan kamu membangkang-Nya.?
Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) ke tiga.?

قال إذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وفي بلاده فانظر موضعا لا يراك فيه مبارزا له فاعصه فيه قال يا إبراهيم كيف هذا وهو مطلع على ما في السرائر قال يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه وهو يراك ويرى ما تجاهره به قال لا هات الرابعة

3_Syarat ketiga : Apabila kamu hendak berma’siat kepada Allah dan engkau (masih) hidup dibawah Rezeki-Nya dan di bumi-Nya, maka carilah tempat dimana Allah tak melihatmu dengan jelas. dan jika bisa (silahkan) berbuat ma’siat disana (sesuka anda).
Laki-laki menjawab : Hai Ibrahim bagaimana ini, Dia kan Maha Melihat dan Mengawasi segala apa yang tersembunyi.?
Ibrahim Bin Adham menjawab : Hai (kamu) ini, apakah pantas kamu memakan Rezeki-Nya, hidup di bumi-Nya, sedangkan engkau membangkang kepada-Nya. Sedangkan Dia (Allah) meliat (perbuatan) kamu dengan jelas.
Laki-laki menjawab : Enggak lah, lalu jelaskan (syarat) keempat.?

قال إذا جاءك ملك الموت ليقبض روحك فقل له أخرني حتى أتوب توبة نصوحا وأعمل لله عملا صاحلا قال لا يقبل مني قال يا هذا فأنت إذا لم تقدر أن تدفع عنك الموت لتتوب وتعلم أنه إذا جاء لم يكن له تأخير فكيف ترجو وجه الخلاص قال هات لخامسة

4_Syarat keempat : Jiak telah datang kepadamu malak / malaikat maut untuk mencabut nyawamu, maka katakana padanya :”Tunda lah (kematianku) sehingga aku bertaubat nasuha dulu dan beramal soleh dulu kepada Allah.
Laki-laki menjawab : Wah pasti ditolak permintaan saya.
Ibrahmin Bin Adham menjawab : Wahai (kamu) ini, apabila kamu tidak mampu untuk menyingkirkan malak /malaikat maut, untuk bertaubat dulu, dan kamu tau apabila dia datang, tidak ada kata untuk bisa diundurkan, bagaimana kamu bisa menyelesaikanya.?
Laki-laki menjawab : Jelaskan (syarat) yang kelima.?

اقال إذا جاءتك الزبانية يوم القيامة ليأخذونك إلى النار فلا تذهب معهم قال لا يدعونني ولا يقبلون مني قال فكيف ترجو النجاة اذا قال له

5_Syarat kelima : Apabila di hari kiamat datang kepadamu penjaga neraka (malak / malaikat zabaniyah) untuk menggiringmu ke neraka, maka kamu jangan turut dan jangan ta’ati mereka.
Laki-laki menjawab : Wah (Zabaniyah) tidak akan mau dan tidak akan menerima permintaanku.
Ibrahim Bin Adham menjawab : Jika begitu, bagaimana kamu bisa mengharapkan lolos, apabila engkau katakan (penolakan kamu) kepada penjaga neraka.?

قال يا إبراهيم حسبي حسبي أنا أستغفر الله وأتوب إليه ولزمه في العبادة حتى فرق الموت بينهما.

Laki-laki berkata : Wahai Ibrahim, Cukuplah (nasihatmu) bagiku, Cukuplah (nasiatmu) bagiku. Aku memohon ampun kepada Allah dan menyatakan diri untuk bertaubat.
Sejak itu (dikabarkan) bahwa laki-laki itu tidak lepas dari selalu ibadah sampai (dikabarkan) meninggal dunia.

Wallahu A’lam

Lima belas perkara yang bikin hancur

WASPADALAH SAUDARA DAN SAUDARIKU !!!

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَعَلَتْ أُمَّتِي خَمْسَ عَشْرَةَ خَصْلَةً حَلَّ بِهَا الْبَلَاءُ فَقِيلَ وَمَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا كَانَ الْمَغْنَمُ دُوَلًا وَالْأَمَانَةُ مَغْنَمًا وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا وَأَطَاعَ الرَّجُلُ زَوْجَتَهُ وَعَقَّ أُمَّهُ وَبَرَّ صَدِيقَهُ وَجَفَا أَبَاهُ وَارْتَفَعَتْ الْأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ وَكَانَ زَعِيمُ الْقَوْمِ أَرْذَلَهُمْ وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ وَشُرِبَتْ الْخُمُورُ وَلُبِسَ الْحَرِيرُ وَاتُّخِذَتْ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَوَّلَهَا فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ رِيحًا حَمْرَاءَ أَوْ خَسْفًا وَمَسْخًا

Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.”
Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
1. Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
2. Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
3. Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4. Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
5. Mendurhakai ibunya,
6. Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7. Berbuat zalim kepada ayahnya,
8. Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
9. Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10. Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
11. Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
12. Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
13. Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
14. Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
15. Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tanah longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.”

HR. At Tirmidzi

Hukum Memakai Celana Dalam atau CD

 PERTANYAAN :

Assalamualaikum, maaf karena lama dicari g ketemu-ketemu. ada yang tahu hadits tentang perempuan yang jatuh dan terlihat memakai celana dalam waktu di luar rumah? mohon referensinya.
a. disitu hukumnya termasuk kategori sunnah atau mubah?
b. kalau di kamar yang dianjurkan pakai atau tidak?
c. pakai celana dalam hukumnya apa untuk laki-laki bersarung, baik di luar atau di dalam rumah?
terima kasih.

JAWABAN :

Wa'alaykumussalaam...wr.wbapakah ini yang di maksud:
1 Ummi Af-idah

. المفصل الجزء الثالث صـ 343


هل لبس المرأة السراويل تشبه بالرجل؟ ذكرنا في ما سبق يجوز للمرأة لبس السراويل بل وردت السنة بالترغيب فيه واستحبابه لما فيه من الستر لعورة المرأة ولكن يجب أن يعلم بأن المرأة كانت تلبس السروال تحت ثيابها فإذا لبست المرأة (السروال) كما يلبسه الرجل في وقتنا الحاضر دون أن تلبس فوقه ثيابا أو جلبابا فهذا لا يجوز لأن السراويلات للرجل عادة


===================

قال الشبراملسي في حاشيته على النهاية للرملي: ويسن أن يلبس أحسن ثيابه ويحافظ مع ذلك على ما يتجمل به عادة ولو أكثر من اثنين ويتسرول. روي عن مالكبن عتاهية أن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: "إن الأرض تستغفر للمصلي بالسراويل وأولى الستر القميص مع السراويل ثم القميص مع الإزار ثم الرداء".


=====================

Dari ibaroh di atas disimpulkan mustahab memakai celana dalam, karena lebih menjamin menutup aurat, terutama untuk wanita yang dalam perjalanan. Dalam hadits nya disebutkan, ada seorang wanita yang pingsan ( terus dibopong ) dan diketahui pakai celana dalam, lalu nabi memujinya dengan mendoakan kebaikan padanya...

https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/504754239547389/?stream_ref=21

2. Abdullah Afif
Dalam Kitab al Jami' Ashshaghier, Imam Suyuthi, 1/23:

رحم الله المتسرولات من النساء


RAHIMALLAAHU AL- MUTASARWILAATI MINANNISAA`I

Dalam Syarahnya, Faidhul Qadier, Imam Al Munawi, 4/30:

(رحم الله المتسرولات من النساء)

 أي اللذين يلبسون السراويل بقصد السترة فهو لهن سنة مؤكدة محافظة على ستر عوراتهن ما أمكن.(قط في الأفراد ك في تاريخه) تاريخ نيسابور من حديث محمد بن القاسم العتكي عن محمد بن شاذان عن بشر بن الحكم عن عبد المؤمن بن عبد الله عن محمد بن عمرو عن أبي سلمة عن أبي هريرة (هب) قال : حدثنا الحاكم إسناده هذا (عن أبي هريرة) قال : بينما النبي صلى الله عليه وسلم جالس بالمسجد مرت امرأة على دابة فلما حاذته عثرت بها فأعرض النبي صلى الله عليه وسلم فقيل : متسرولة........


.......BAINAMAA ANNABIYYU SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM JAALISUN BIL MASJIDI MARRAT IMRA`ATUN 'ALAA DAABBATIN FALAMMAA HAADZATHU 'ATSARAT FA A'RADHANNABIYYU SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM FA QIILA MUTASARWILATUN.....

3. Mas Hamzah

تسرول = memakai celana
السروال والسروالة والسرويل = celana panjang

قاموس المنور هالامان 629

Dalam qamus al munawwir indonesia arab hal 186

celana dalam = التبان  dengan tasydid huruf ba'nya.
سروال داخلي, بنطلون تحتاني

celana pendek = سروال قصير, بنطلون قصير

* lisanul arob ibnu mandzur
at tubban dengan dhommah huruf ta' dan tasydidn ba'nya adalah celana kecil kira2 sejengkal yg menutupi aurat besar saja, dan ini biasa diapakai pelaut.
dlm hadisnya ammar bahwa beliau sholat memakai tubban kemudian beliau berkata " sesunguhnya aku sakit kandung kemih " maksudnya mengeluhkan kandung kemihnya,
dikatakan bahwa at tubban itu menyerupai celana yg kecil, dan dlm hadisnya umar : seseorang sholat memakai tubban dan gamis

والتبان ، بالضم والتشديد : سراويل صغير مقدار شبر يستر العورة المغلظة فقط ، يكون للملاحين . وفي حديث عمار : أنه صلى في تبان فقال : " إني ممثون " أي : يشتكي مثانته ، وقيل : التبان شبه السراويل الصغير . وفي حديث عمر : صلى رجل في تبان وقميص ، تذكره العرب ، والجمع التبابين .


لسان العرب


 masih dalam kitab lisanul arob

tubban juga disebut sebagai underwear dari abi nujaih berkata : " dulu ayahku biasa mengenakan underwear " maksudnya underwear adalah at tubban.begitu juga dalam hadisnya sayyidina ali yg mengenakan underwear.

أندرورد : الأزهري في الرباعي روى بسنده عن أبي نجيح قال : كان أبي يلبس أندراورد ، قال : يعني التبان . وفي حديث علي - كرم الله وجهه - : أنه أقبل وعليه أندروردية ، قيل : هي نوع من السراويل [ ص: 170 ] مشمر فوق التبان يغطي الركبة . وقالت أم الدرداء : زارنا سلمان من المدائن إلى الشام ماشيا وعليه كساء وأندراورد ; يعني : سراويل مشمرة . وفي رواية : وعليه كساء أندرورد . قال ابن الأثير : كأن الأول منسوب إليه . قال أبو منصور : وهي كلمة عجمية ليست بعربية


http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=122&ID&idfrom=2&idto=285&bookid=122&startno=238

 * kitab fathul bari
 aisyah berpendapat bahwa memakai celana dalam/ tubban itu tidak masalah bagi orang yang bepergian, karena saat itu ketika onta yang di tunggangi berjalan cepat ada sesuatu yang terlihat dari pelayannya beliau, kemudia beliau rodhiyallohu anha memerintahkan mereka memakai celana dalam.

قوله : ( ولم تر عائشة بالتبان بأسا للذين يرحلون هودجها ) وقع في نسخة الصغاني بعد قوله بأسا : قال أبو عبد الله يعني الذين . . إلخ . التبان بضم المثناة وتشديد الموحدة : سراويل قصير بغير أكمام

 الي ان قال" ، . وقد وصل أثر عائشة سعيد بن منصور من طريق عبد الرحمن بن القاسم ، عن أبيه ، عن عائشة : أنها حجت ومعها غلمان لها ، وكانوا إذا شدوا رحلها يبدو منهم الشيء ، فأمرتهم أن يتخذوا التبابين ، فيلبسونها وهم محرمون . وأخرجه من وجه آخر مختصرا بلفظ : " يشدون هودجها " . وفي هذا رد على ابن التين في قوله : أرادت النساء لأنهن يلبسن المخيط بخلاف الرجال ، وكأن هذا رأي رأته عائشة ، وإلا فالأكثر على أنه لا فرق بين التبان والسراويل في منعه للمحرم .


http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=52&ID&idfrom=2792&idto=3245&bookid=52&startno=22

 * kitab madzhab hambali al inshof

sunnah memakai sarowil, dlm ktb takhis "tdk masalah memakai sarowil "
an nadhim berkata " dan yg semakna dengan sarowil adalah at tubban"
sebagian uama' berpendapat mubah.pengarang kitab al furu' berkata " pendapat awal lebih jelas "

السادسة : يسن لبس السراويل وقال في التلخيص : لا بأس . قال الناظم : وفي معناه التبان . وجزم به بعضهم بإباحته . قال في الفروع : والأول أظهر ، قال الإمام أحمد : السراويل أستر في الإزار . ولباس القوم كان الإزار .


الإنصافعلي بن سليمان بن أحمد المرداوي


http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=26&ID=15&idfrom=346&idto=1328&bookid=26&startno=110

wallohu a'lam.

4. Ghufron Bkl

Kitab al mushonnaf ibnu abi syaibah : atsar tentang memakai tubban / celana dalam diantaranya Aisyah yang memerintahkan pelayannya untuk memakai celana dalam.  Ali , ammar bin yasir, Salman dan Aba shodiq juga memakai tubban. sedangkan Abu musa ketika tidur juga memakai tubban /CD karena khawatir terlihat auratnya.

في لبس التبان


( 1 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا عبدة عن مسعر عن عثمان بن المغيرة عن علي بن ربيعة قال : رأيت عليا يتزر فرأيت عليه تبانا .


( 2 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا عبدة عن يحيى بن سعيد عن القاسم بن المغيرة عن علي بن ربيعة قال : رأيت عليا يتزر فرأيت عليه تبانا [ ص: 34 ]


( 3 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا عبدة عن يحيى بن سعيد عن القاسم قال : كانت عائشة إذا خرجت حاجة أو معتمرة أخرجت معها عبيدها يرحلون هودجها ، فكانوا يشدون بأرجلهم إلى بطن البغلة ، فأمرتهم أن يلبسوا التبابين .


( 4 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا وكيع عن أبي الهيثم قال : قال سلمان : نعم الثوب التبان ، .


( 5 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا أسباط عن العلاء بن حبيب قال : رأيت على عمار بن ياسر تبانا وهو بعرفات .


( 6 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا أبو معاوية عن الأعمش قال : رأيت أبا صادق يتبرز فرأيت تحت إزاره تبانا .


( 7 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا وكيع عن طلحة بن يحيى قال : رأيت على علي بن ربيعة الوالي تبانا ، قال : كان الشيخ يعني عليا يلبسه .


( 8 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا وكيع عن شعبة بن عبد الرحمن بن القاسم عن أبيه عن عائشة أنها كانت تأمر غلمانها بلبس التبابين وهم محرمون .


( 9 ) حدثنا أبو بكر قال حدثنا عبد الصمد بن عبد الوارث عن حماد بن سلمة عن ثابت عن أنس قال : كان أبو موسى إذا نام لبس تبانا مخافة أن تبدو عورته


http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=10&ID&idfrom=3402&idto=3485&bookid=10&startno=25

Wallohu a'lam bis showab

Cara menutup Shof sholat yang bolong

Cara Mengisi Shaf yang KosongAssalamu’alaikum. Pak Ustadz, ada yang ingin saya tanyakan. Ketika kita berada di tengah-tengah shalat berjamaah, tiba-tiba seorang makmum keluar dari barisan karena batal wudhunya, bagaimana cara makmum yang lain menutup shaf tersebut, baik yang berada di belakang atau samping di samping mamum yang batal tadi.
Bagaimana cara kita bergeser untuk menutup shaf agar shalat tidak batal?
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

وعليكم السلام ورحمة الله

Merapatkan shaf adalah bagian dari pemenuhan kesempurnaan shalat. Begitu yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang muttafaq alaih. Dari hadits itu beberapa ulama memberikan hukum sunnah untuk merapatkan shaf makmum. Jadi, jika masih ada shaf yang kosong hendaknya kita mengisinya.

Bagaimana mengisi shaf yang kosong di tengah-tenga shalat? Apakah berjalan mengisi shaf yang di depan kita dibenarkan?

Berjalan mengisi shaf kosong ketika sudah masuk dalam shalat hukumnya boleh dan tidak membatalkan shalat. Penjelasan hukum ini bisa dilihat dalam kitab Syarh Sunan Abi Daud Lil Aini karya Syekh Badruddin Al-Aini hal. 240-241 ketika membahas hadits tentang sahabat Abu Bakrah yang ruku’ sebelum masuk pada barisan makmum ;

أَنَّ أَبَا بَكْرَةَ جَاءَ وَرَسُولُ اللَّهِ رَاكِعٌ، فَرَكَعَ دُونَ الصَّفِّ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّفِّ فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ، قَالَ: «أَيُّكُمُ الَّذِي رَكَعَ دُونَ الصَّفِّ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّفِّ؟» فَقَالَ أَبُو بَكْرَةَ: أَنَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ


"Sesungguhnya Abu Bakroh datang saat Rosululloh dalam keadaan ruku', lalu dia ruku' di luar shaf, kemudian berjalan menuju shaf. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang ruku di luar shaf kemudian berjalan masuk ke shaf?" Abu Bakrah menjawab; Saya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah menambahkan semangat untukmu melakukan kebaikan, dan jangan kamu mengulanginya lagi." 

Syekh Badruddin dalam sebagian penjelasannya mengenai hadits ini mengatakan ;

أن المشي إلى الصف بعد الشروع في الصلاة غير مُفسد


Artinya : Berjalan menuju shaf setelah masuk dalam shalat tidaklah merusak/membatalkan shalat.

Catatan :

Walaupun demikian, kita harus tetap menjaga jumlah langkah kaki yang diambil ketika hendak mengisi shaf kosong itu. Hal ini disebabkan gerakan melangkah tidak termasuk dalam gerakan shalat dan harus dibatasi sampai 2 gerakan berurutan. Jika gerakannya sampai 3 kali atau lebih maka shalatnya batal karena termasuk gerakan yang banyak.

Dalam Al-Fiqh Al-Manhaji yang disusun oleh Dr. Musthafa Al-Khin dkk. hal 168 disebutkan

الفعل الكثير: والمقصود به الفعل المخالف لأفعال الصلاة، بشرط أن يكثر ويتوالى، لأنه يتنافى مع نظام الصلاة، وضابط الكثرة ثلاث حركات فصاعداً


Artinya : (termasuk yang membatalkan shalat) adalah gerakan yang banyak ; maksudnya adalah gerakan di luar gerakan shalat bila terhitung banyak dan berkesinambungan. Gerakan tersebut bisa membatalkan shalat karena bertentangan dengan aturan shalat. Batas hitungan banyak adalah tiga gerakan atau lebih.

Jadi, kita harus mengatur langkah kaki kita agar tidak sampai melangkah 3 kali yang terus-menerus. Cara yang bisa kita ambil adalah melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian, tanpa jeda, melangkahkan kaki kiri diletakkan pada posisi sejajar dengan kaki kanan. Setelah itu berhentilah sejenak. Kemudian ulangi langkah tersebut satu kali lagi agar lurus dengan shaf makmum yang lain. Langkah-langkah kaki itu dilakukan dengan agak pelan. Begitulah cara yang bisa diambil agar shalat kita tidak batal.

Hal ini sama juga dengan cara mengisi shaf di samping kita yang kosong, yang lebih dekat dengan imam. Namun jika ada, diutamakan makmum di belakang yang mengisi shaf kosong itu.

Bapak Kholil Lurrahman yang budiman, begitulah jawaban yang kami sampaikan. Mudah-mudahan jawaban tersebut dapat menambah pengetahuan kita tentang aturan dalam shalat berjamaah serta bisa menerapkannya. Semoga semua ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Aaamiin…

والله الموفق إلى أقوم الطريق

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ihya’ Ulumuddin

Hukum memakai Batu Akik

Assalamualaikum,mau tanya bagaimana hukumnya orang yg makai cincin(batu akik) tolong penjelasanya.

JAWABAN :

Boleh, bahkan bisa mendapat pahala jika mengikuti Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, karena beliau kadangkala juga memakai aqiq sebagaimana dalam Syarah Muslim lil Imaam an Nawawi juz XIV halaman 71, cetakan ke III tahun 1398 H, Daar al Fikr :

وفي حديث آخر فصه من عقيق

WA FII HADIITSIN AAKHARA FASHSHUHUU MIN 'AQIIQ
didalam hadits yang lain adalah batu mata cincinnya (permatane, Jw) dari aqiq

Wallaahu A'lam

حديث ـ تختموا بالعقيق فإنه ينفي الفقر ـ الديلمي من حديث أنس وعمر وعلي وعائشة بأسانيد متعددة, وفي اليواقيت للمطرزي أن إبراهيم الحربي سئل عنه فقال صحيح وقال يروى أيضا بالياء التحتية أي اسكنوا بالعقيق وأقيموابه, قلت عند ابن عدي بسند ضعيف من حديث عائشة مرفوعا: تختموا بالعقيق فإنه مبارك. اه


الدرر المنتثرة ـ للإمام السيوطي


Hamisy al-fatawilhaditsiyah 122.

Ada hadits:
Bercincinlah dgn batu akik, sesunggunya itu menafikan kefakiran.

Diriwayatkan oleh Imam Dailamy dari hadits Anas Umar Ali dan A'isyah rodhiyallahu'anhum dgn banyak sanad.

Dalam kitab Yawaqit-nya Imam Muthrizi disebutkan: Ibrohim alharoby ditanya tentang hadits tsb maka ia berkata: itu hadits shohih. Dan ia berkata haist tsb diriwayatkan juga dgn ya' yakni: Tinggal-lah dirumah dgn memakai akik.

Aku berkata (Imam Suyuthy) diriwayatkan Ibnu Ady dgn sanad dho'if hadits dari hadits Aisyah RA marfu' (sampai pada Rosulullah):
Bercincinlah dgn batu akik, maka sesungguhnya itu diberkahi.

Cincin Nabi Muhammad tertulis 3 Nama

KAROMAH ABU BAKAR AS SHIDDIQ RODHIYALLOHU 'ANHU
Dinukil dari Kitab Tafsir Al Kabir Imam Fakhruddin Ar Razi

، رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ دَفَعَ خَاتَمَهُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ : اكْتُبْ فِيهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، فَدَفَعَهُ إِلَى النَّقَّاشِ وَقَالَ : اكْتُبْ فِيهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ، فَكَتَبَ النَّقَّاشُ فِيهِ ذَلِكَ ، فَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِالْخَاتَمِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَى النَّبِيُّ فِيهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ، أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ ، فَقَالَ : يَا أَبَا بَكْرٍ مَا هَذِهِ الزَّوَائِدُ ؟ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا رَضِيتُ أَنْ أُفَرِّقَ اسْمَكَ عَنِ اسْمِ اللَّهِ ، وَأَمَّا الْبَاقِي فَمَا قُلْتُهُ ، وَخَجِلَ أَبُو بَكْرٍ ، فَجَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَمَّا اسْمُ أَبِي بَكْرٍ فَكَتَبْتُهُ أَنَا ؛ لِأَنَّهُ مَا رَضِيَ أَنْ يُفَرِّقَ اسْمَكَ عَنِ اسْمِ اللَّهِ ، فَمَا رَضِيَ اللَّهُ أَنْ يُفَرِّقَ اسْمَهُ عَنِ اسْمِكَ

diriwayatkan dari Nabi shollallohu alahi wasallam sesungguhnya beliau menyerahkan cincinnya kepada abu bakar as shiddiq rodhiyallohu anhu kemudian beliau berkata :
" tulislah padanya kalimat 'laa ilaaha illalloh "
Namun kemudian abu bakar menyerahkan cincin tsb kepada tukang ukir dan berkata :
" tulislah padanya kalimat ' laa ilaaha illalloh muhammadur rasululloh "
kemudian tukang ukir cincin menulis kalimat tersebut.
abu bakar kemudian membawa cincin tsb kepada nabi shollallohu alahi wasallam, beliau melihat tulisan 'laa ilaaha illalloh muhammadur rasululloh abu bakar as shiddiq ', kemudian beliau berkata :
" wahai abu bakar, tambahan apakah ini ?"
abu bakar berkata : " wahai rasululloh, aku tdk ridho utk memisahkan asmamu dengan asma Allah, adapun tulisan yg selanjutnya aku tdk mengatakannya pada tukang ukir cincin ."
abu bakar merasa malu karena namanya tercantum dlm cincin tsb.
kemudian malaikat jibril alaihis salaam datang dan berkata :
" wahai rasululloh, adapun nama abu bakar as shiddiq akulah yg menuliskannya, karena dia tidak ridho memisahkan asmamu dengan asma Allah maka Allah pun tidak ridho utk memisahkan asmamu dengan asma abu bakar.

wallohu a'lam.

التفسير الكبير

الإمام فخر الدين الرازي


Semoga bermanfaat

Cincin Nabi SAW 

cincin Rasulullah

Perhatian para khalifah rasul saw, bukan hanya sebatas bidang keagamaan dan kenegaraan, namun mereka juga memperhatikan setiap peninggalan Nabi saw.
Para khulafa' al-Rosyidin, mereka memelihara peninggalan Nabi saw, termasuk cincin Nabi saw. Sesuai hadits shahih.


Diceritakan dari Ibn Umar ra. Ia berkata: Nabi saw, membuat cincin dari logam. Cincin itu dipakai beliau, setelah beliau wafat cincin itu di pakai Abu Bakar al-Shiddiq, kemudian setelah Abu Bakar wafat dipakai oleh Umar Ibn al-Khatthab dan setelah Umar wafat di pakai oleh Utsman ibn Affan, sebelum ahirnya jatuh di sebuah sumur atau taman Aris (sebuah sumur atau taman di dekat masjid Quba') pada cincin itu terdapat tulisan: Muhammad Rasulullah". HR. Al-Bukhari dalam Fath al-Bari (X/313)

Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan: Dalam riwayat al-Nasa'i disebut­kan bahwa cincin tersebut pernah di cari tetapi tidak di temukan. Dan dalam riwayat Ibnu Sa'ad disebutkan bahwa cincin tersebut pernah ada pada Utsman Ibnu Affan ra, selama enam tahun". (Fath al-Bari X/313)
Al-Aini mengatakan: Bi'r Aris adalah sebuah taman dekat dengan masjid Quba'. (Umdah al-Qari' XXII/31)
Bi'r Aris sekarang dikenal dengan Bi'r al-Khotam, yaitu taman cincin, karena disitu cincin Nabi saw, terjatuh dan hilang. Pada masa Khalifah Utsman ibn Affan, selama tiga hari beliau mencari dengan berbagai cara, dan tidak menemukanya. Di sebutkan dalam Buku: al-Maghanim al-Muthalabahfi Ma'alim Thabah: Fairuz Abadi hal. 26.

Hukum Memakai Batu Akik

Hukum Memakai Batu Akik

Assalamu’alaikum wr. wb.

Akhir-akhir ini di kota-kota besar batu akik semakin banyak diminati. Demam batu akik melanda sampai ke kantor-kantor pemerintah maupun swasta. Saat ini juga bermunculan tempat-tempat baru yang menjual akik. Yang ingin kami tanyakan, apakah Rasulullah saw memakai cincin yang ada batu akik, dan apa jenisnya? bagaimana hukumnya?
Atas penjelasan Pak Ustad kami sampaikan banyak terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb

Jawaban

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Memang sepanjang pengamatan kami, akhir-akhir ini demam cincin berbatu akik atau batu mulia lainnya meningkat dengan tajam. Buktinya adalah menjamurnya para padagang batu akik di mana-mana. Mulai harga yang puluhan ribu sampai jutaan. Bahkan kadang harganya lebih tinggi dari emas.

Untuk menanggapi pertanyaan pertama, kami akan mengemukakan sebuah riwayat Imam Muslim yang menjelaskan bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuat dari perak dan batu mata cincinya berasal dari negeri Habasyi.

 عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ خَاتَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا -رواه مسلم


“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuta dari perak dan mata cincinya itu mata cincin Habasyi”. (H.R. Muslim)

Menurut Imam Nawawi para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan, “mata cincinya itu mata cincin Habasyi” adalah batu yang berasal dari Habasyi. Artinya batu mata cincinya itu dari jenis batu merjan atau akik karena dihasilkan dari pertambangan batu di Habsyi dan Yaman. Pendapat lain mengatakan bahwa batu mata cincinya berwarna seperti warna kulit orang Habasyi, yaitu hitam.

Sedangkan dalam Shahih al-Bukhari terdapat riwayat dari Hamin dari Anas bin Malik yang menyatakan mata cincinya itu terbuat dari perak. Dalam pandangan Ibnu ‘Abd al-Barr ini adalah yang paling sahih.

Dari sinilah kemudian lahir pendapat lain yang mencoba untuk mempertemukan riwayat Imam Muslim dan Imam Bukhari. Menurut pendapat ini, baik riwayat yang terdapat dalam Shahih Muslim maupun Shahih al-Bukhari adalah sama-sama sahihnya. Maka menurut pendapat ini Rasulullah saw pada suatu waktu memakai cincin yang matanya terbuat dari perak, dan pada waktu lain memakai cincin yang matanya dari batu yang berasal dari Habsyi. Bahkan dalam riwayat lain menyatakan bahwa batu mata cincin beliau itu dari batu akik.

وَكَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا ) قَالَ الْعُلَمَاءُ يَعْنِى حَجَرًا حَبَشِيًّا أَىْ فَصًّا مِنْ جَزْعٍ أَوْ عَقِيقٍ فَإِنَّ مَعْدِنَهُمَا بِالْحَبَشَةِ وَالْيَمَنِ وِقِيلَ لَوْنُهُ حَبَشِىٌّ أَىْ أَسْوَدُ وَجَاءَ فِى صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ مِنْ رِوَايَةِ حَمِيدٍ عَنْ أَنَسٍ أَيْضًا فَصُّهُ مِنْهُ قَالَ بْنُ عَبْدِ الْبَرِّ هَذَا أَصَحُّ وَقَالَ غَيْرُهُ كِلَاهُمَا صَحِيحٌ وَكَانَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى وَقْتٍ خَاتَمٌ فَصُّهُ مِنْهُ وَفِى وَقْتٍ خَاتَمٌ فَصُّهُ حَبَشِىٌّ وَفِى حَدِيثٍ آخَرَ فَصُّهُ مِنْ عَقِيقٍ

“(Dan mata cincinnya itu mata cincin Habasyi). Para ulama berkata maksudnya adalah batu Habasyi yaitu batu mata cincin dari jenis batu merjan atau akik. Karena keduanya dihasilkan dari penambangan batu yang ada Habsyi dan Yaman. Dan dikatakan (dalam pendapat lain) warnanya itu seperti kulit orang Habasyi yaitu hitam. Begitu juga terdapat dalam Shahih al-Bukhari riwayat dari Hamid dan Anas bin Malik yang menyatakan bahwa mata cincinya itu dari perak. Menurut Ibnu Abd al-Barr ini adalah yang paling sahih. Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa keduanya adalah sahih, dan Rasulullah saw pada suatu kesempatan memakai cincin yang matanya dari perak dan pada waktu lain memakain cincin yang matanya dari batu Habasyi. Sedang dalam riwayat lain dari akik.”
(Muhyiddin Syarf an-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, Bairut-Dar Ihya` at-Turats al-‘Arabi, cet ke-2, 1392 H, juz, 14, h. 71)

Namun terdapat keterangan lain yang menyatakan bahwa apa yang dimaksudkan, “mata cincinya itu mata cincin Habasyi” adalah salah satu jenis batu zamrud yang terdapat di Habasyi yang berwarna hijau, dan berkhasiat menjernihakan mata dan menjelaskan pandangan”

وَفِي الْمُفْرَدَاتِ نَوْعٌ مِنْ زَبَرْجَدَ بِبِلَادِ الْحَبْشِ لَوْنُهُ إِلَى الْخَضْرَةِ يُنَقِّي الْعَيْنَ وَيَجْلُو الْبَصَرَ


“Dan di dalam kitab al-Mufradat, (batu cincin yang berasal dari Habasyi) adalah salah satu jenis zamrud yang terdapat di Habasyi, warnanya hijau, bisa menjernihkan mata dan menerangkan pandangan”
(Lihat Abdurrauf al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1451 H/1994 M, juz, 5, h. 216)

Lantas bagaimana hukum memakainya? Menurut Imam Syafi’i hukum memakai batu mulia atau batu akik seperti batu yaqut, zamrud dan lainnya adalah mubah sepanjang tidak untuk berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.

قَالَ الشَّافِعِيُّ- وَلَا أَكْرَهُ لِلرِّجَالِ لُبْسَ اللُّؤْلُؤِ إلَّا لِلْأَدَبِ وَأَنَّهُ مِنْ زِيِّ النِّسَاءِ لَا لِلتَّحْرِيمِ وَلَا أَكْرَهُ لُبْسَ يَاقُوتٍ أَوْ زَبَرْجَدٍ إِلَّا مِنْ جِهَةِ السَّرَفِ وَالْخُيَلَاءِ

“Imam Syafii berkata dalam kitab al-Umm, saya tidak memakruhan laki-laki memakai mutiara kecuali karena terkait dengan etika dan mutiara itu termasuk dari aksesoris perempuan, bukan karena haram. Dan saya tidak memakrukan (laki-laki, pent) memakai yaqut atau zamrud kecuali jika berlebihan dan untuk menyombongkan (diri)”.
(Muhammad Idris asy-Syafi’i, al-Umm, Bairut-Dar al-Ma’rifah, 1393 H, juz, 1, h. 221)

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Dan saran kami jangan pernah memakai batu cincin karena berniat menyombongkan diri dan takabbur. Bahkan bukan hanya batu cincin, tetapi semua yang kita kenakan juga. (Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dalam hadis lain tentang cicin Nabi

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِسَ خَاتَمَ فِضَّةٍ فِي يَمِينِهِ فِيهِ فَصٌّ حَبَشِيٌّ كَانَ يَجْعَلُ فَصَّهُ مِمَّا يَلِي كَفَّهُ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin perak di tangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbuat dari batu habasyah (Etiopia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya” (HR Muslim no 2094)

Hadits itu-lah yang menjadi landasan bahwa benar Rasulullah itu memakai batu cincin dan mengikat-nya dengan perak, batu yang dikenakan pun beliau peroleh dari Ethiopia.

عن أنس أن النبى صلى الله عليه و سلم أرد أن يكتب كسرى و فيصرو النجاشى فقيل إنهم لا يقبلون كتاب إلا بخاتم فصانع رسول الله صلى الله عليه و سلم خاتم خلقه فضة وتفص فيه محمد رسول الله
(صحيح مسلمم ص ٢٠٩٢)

Dari Anas Susungguhnya Nabi SAW ingin mengirim surat ke raja Kisra, Qoishor, Najasi. Di katakan mereka tidak menerima surat kecuali dengan stempel. Maka rasul membuat cincin dari perak(dibuat setepel) tulisanya adalah Muhammad rasulullah(Shohih - Muslim no : 2092)

Hadis Keutamaan-keutamaan memakai Akik


Mohon pencerahan mengenai Hadist berikut :

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda..." Barang siapa yang selalu memakai cincin akik, maka ia akan selalu melihat kebaikan.''

maksud kebaikan di sini apa yah..??
apa hanya dengan memakai cincin akik kita dapat melihat kebaikan diri ataupun seseorang ...... kurang paham ....

JAWABAN :

Afwan, mungkinkah yg dimaksud hadits sbb

ﻋﻦ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻦ ﺁﺑﺎﺋﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ: ﺗﺨﺘﻤﻮﺍ ﺑﺎﻟﻌﻘﻴﻖ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺼﻴﺐ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻏﻢ ﻣﺎﺩﺍﻡ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻴﻪ

Ataukah hadits berikut

ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲﻋﻠﻴﻬﻤﺎ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﻟﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ " ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﺗﺨﺘﻢ ﺑﺎﻟﻴﻮﺍﻗﻴﺖ ﻭ ﺍﻟﻌﻘﻴﻖ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻴﻤﻮﻥ ﻣﺒﺎﺭﻙ ﻭ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﻈﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻓﻴﻪ ﺇﻟﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﻳﺰﻳﺪ ﻧﻮﺭﺍ ً ﻭ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻴﻪ ﺳﺒﻌﻮﻥ ﺻﻼﺓ

Muhun berkaitan,, yg jelas kedua keterangan tsbt berisi anjuran Rasululloh tentang pemakaian cincin batu akik. Tp ternyata menurut syeich Assakhowi hadits2 tsbt adalah hadits maudlu' dari golongan Rafidlah, kebiasaan mereka adalah apabila menyebut ahlul bait mereka selalu berucap "alaihimussalam" dan hadits mereka tanpa sanad yg sohih. Dan menurut beliau juga (syeich assakhowi) bhwa tidak ada satupun hadits sohih tentang anjuran mengenakan cincin batu akik...Itu yg saya tahu Mas...

Bila ada salah mohon dikoreksi.

berikut penjelasan al Hafizh as Suyuthi dalam kitab Alla`aali al Mashunuu'ah:

ابن حبان) حدثنا محمد بن جعفر البغدادي حدثنا أحمد بن يحيى بن خالد حدثنا زهير بن عباد حدثنا أبو بكر بن شعيب عن مالك عن الزهري عن عمرو بن الرشيد عن فاطمة بنت رسول الله مرفوعا من تختم بالعقيق لم يزل يرى خيراأبو بكر يروي عن مالك ما ليس من حديثه

sumber:
http://www.islamww.com/books/GoToPage38-171-30038-5.html

coba perhatikan: أبو بكر يروي عن مالك ما ليس من حديثه

dan berikut Syeikh al 'Ajluni dalam kitab Kawsyful Khafaa`:

ومنها لابن حبان في الضعفاء عن فاطمة مرفوعا من تختم بالعقيق لم يزل يرى خيرا ، وفي سنده أبو بكر بن شعيب لا يحل الاحتجاج بحديثه ، ورواه الطبراني في الأوسط والدارقطني في الأفراد ، وأبو نعيم وغيره بطرق وكلها باطلة ، ومن ثم قال العقيلي لا يثبت في هذا عن النبي صلى الله عليه وسلم شئ وذكره ابن الجوزي في الموضوعات

sumber: http://islamport.com/w/krj/Web/2415/303.htm

>> Ibnu Toha

Tunggu dulu... dalam Hadits Shahih Muslim disebutkan :

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ الْمِصْرِيُّ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كَانَ خَاتَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا

38.62/3907. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub; Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Wahb Al Mishri; Telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab; Telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik ia berkata; Cincin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbuat dari perak, sedangkan mata cincinnya terbuat dari batu Habasyi

Syarah Imam Nawawi :

bahwa yg dimaksud dgn "Habasyi" para ulama menyebutkan yakni Batu Habsyi, yakni bermata cincin marjan atau akik.

قوله (وكان فصه حبشيا) قال العلماء يعني حجرا حبشيا أي فصا من جزع أو عقيق فإن معدنهما بالحبشة واليمن وقيل لونه حبشي أي أسود وجاء في صحيح البخاري من رواية حميد عن أنس أيضا فصه منه قال بن عبد البر هذا أصح وقال غيره كلاهما صحيح وكان لرسول الله صلى الله عليه وسلم في وقت خاتم فصه منه وفي وقت خاتم فصه حبشي وفي حديث آخر فصه من عقيق قوله (في حديث طلحة بن يحيى وسليمان بن بلال عن يونس عن بن شهاب عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لبس خاتم فضة في يمينه)

>> Imam Syafi'i

Namun masalahnya menjadi lain ketika kita memakai aqiq dengan berpedoman pada hadits-hadist maudhu atau setidaknya hadits yang lam yatsbut sebagaimana dalam status diatas
dan derajat hadits diatas sudah dijelaskan oleh Nuqo Adhari dan Abdullah Afif

>> Ibnu Toha

Tapi kita tidak boleh serta merta menafikannya, sebab hadits-hadits tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi, oleh karena itu dalam Syaranya Imam Nawawi menyebutkan :

وفي حديث آخر فصه من عقيق

>> Imam Syafi'i

saya kutipkan Fathul Bari:

قوله : ( وكان فصه منه ) لا يعارضه ما أخرجه مسلم وأصحاب السنن من طريق ابن وهب عن يونس عن ابن شهاب عن أنس " كان خاتم النبي - صلى الله عليه وسلم - من ورق وكان فصه حبشيا " لأنه إما أن يحمل على التعدد وحينئذ فمعنى قوله حبشي أي كان حجرا من بلاد الحبشة ، أو على لون الحبشة ، أو كان جزعا أو عقيقا لأن ذلك قد يؤتى به من بلاد الحبشة ، ويحتمل أن يكون هو الذي فصه منه ونسب إلى الحبشة لصفة فيه إما الصياغة وإما النقش .

dan berikut ta'bir Syarah Muslim selengkapnya: باب في خاتم الورق فصه حبشي

2094 حدثنا يحيى بن أيوب حدثنا عبد الله بن وهب المصري أخبرني يونس بن يزيد عن ابن شهاب حدثني أنس بن مالك قال كان خاتم رسول الله صلى الله عليه وسلم من ورق وكان فصه حبشيا قوله : ( وكان فصه حبشيا ) ، قال العلماء : يعني حجرا حبشيا أي فصا من جزع أو عقيق ، فإن معدنهما بالحبشة واليمن . وقيل : لونه حبشي أي أسود . وجاء في صحيح البخاري من رواية حميد عن أنس أيضا فصه منه . قال ابن عبد البر : هذا أصح ، وقال غيره : كلاهما صحيح ، وكان لرسول الله [ ص: 259 ] صلى الله عليه وسلم في وقت خاتم فصه منه ، وفي وقت خاتم فصه حبشي ، وفي حديث آخر فصه من عقيق . ..........

وحدثنا عثمان بن أبي شيبة وعباد بن موسى قالا حدثنا طلحة بن يحيى وهو الأنصاري ثم الزرقي عن يونس عن ابن شهاب عن أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لبس خاتم فضة في يمينه فيه فص حبشي كان يجعل فصه مما يلي كفه وحدثني زهير بن حرب حدثني إسمعيل بن أبي أويس حدثني سليمان بن بلال عن يونس بن يزيد بهذا الإسناد مثل حديث طلحة بن يحيى

الحاشية رقم: 1قوله في حديث طلحة بن يحيى وسليمان بن بلال ( عن يونس عن ابن شهاب عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لبس خاتم فضة في يمينه ) . وفي حديث حماد بن سلمة عن ثابت عن أنس : ( كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم في هذه ، وأشار إلى الخنصر من يده اليسرى ) ، وفي حديث علي : ( نهاني صلى الله عليه وسلم أن أتختم في أصبعي هذه أو هذه ، فأومأ إلى الوسطى والتي تليها ) ، وروي هذا الحديث في غير مسلم : ( السبابة والوسطى ) وأجمع المسلمون على أن السنة جعل خاتم الرجل في الخنصر ، وأما [ ص: 260 ] المرأة فإنها تتخذ خواتيم في أصابع . قالوا : والحكمة في كونه في الخنصر أنه أبعد من الامتهان فيما يتعاطى باليد ، لكونه طرفا ، ولأنه لا يشغل اليد عما تتناوله من أشغالها بخلاف غير الخنصر ، ويكره للرجل جعله في الوسطى والتي تليها لهذا الحديث ، وهي كراهة تنزيه . وأما التختم في اليد اليمنى أو اليسرى فقد جاء فيه هذان الحديثان ، وهما صحيحان .

وقال الدارقطني : لم يتابع سليمان بن بلال على هذه الزيادة ، وهي قوله : ( في يمينه ) . قال : وخالفه الحافظ عن يونس ، مع أنه لم يذكرها أحد من أصحاب الزهري ، مع تضعيف إسماعيل بن أبي أويس رواتها عن سليمان بن بلال ، وقد ضعف إسماعيل بن أبي أويس أيضا يحيى بن معين والنسائي ، ولكن وثقه الأكثرون ، واحتجوا به ، واحتج به [ ص: 261 ] البخاري ومسلم في صحيحيهما ، وقد ذكر مسلم أيضا من رواية طلحة بن يحيى مثل رواية سليمان بن بلال ، فلم ينفرد بها سليمان بن بلال ، فقد اتفق طلحة وسليمان عليها .

وكون الأكثرين لم يذكروها لا يمنع صحتها ، فإن زيادة الثقة مقبولة . والله أعلم .

وأما الحكم في المسألة عند الفقهاء فأجمعوا على جواز التختم في اليمين ، وعلى جوازه في اليسار ، ولا كراهة في واحدة منهما ، اختلفوا أيتهما أفضل ؟ فتختم كثيرون من السلف في اليمين ، وكثيرون في اليسار ، واستحب مالك اليسار ، وكره اليمين . وفي مذهبنا وجهان لأصحابنا : الصحيح أن اليمين أفضل لأنه زينة ، واليمين أشرف ، وأحق بالزينة والإكرام .

sumber http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=53&ID=990&idfrom=6356&idto=6359&bookid=53&startno=0

>> Masaji Antoro

Wa'alaikumsalam

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: تختموا بالعقيق فإنه مبارك ومن تختم بالعقيق يوشك أن يقضى له بالحسنى .

“Barang siapa yang selalu memakai cincin akik, maka ia akan selalu melihat kebaikan”.Hadits diatas termasuk yang diperselisihkan keshahihannya dikalangan ulama ahli hadits, Ibn al-jauzi menyatakan kemaudhuannya (palsu) sedang Abdur Rauf Al-Munawi dalam kitan ad-durar menyatakan Daif karena terdapati Ya’qub Bin Walid pada sanadnya.

وفي الفتح روى أحمد عن عائشة تخيموا بالعقيق فإنه واد مبارك....وقال في حديث له شأن من تختم بالعقيق (1) وفق لكل خير وأحبه الملكان ومن خواصه تسكين الروع عند الخصام ويقطع نزف الدم (عق) من حديث محمد ابن زكريا البلخي عن الفضل بن الحسن الجحدري عن يعقوب بن الوليد المدني عن هشام عن أبيه عن عائشة ثم قال أعني العقيلي : ولا يثبت في هذا شئ ، وقال ابن الجوزي وتبعه المؤلف يعقوب كذاب يضع....3264 (تختموا بالعقيق فإنه ينفي الفقر) قيل أراد به اتخاذ خاتم فصه من عقيق وقال ابن الأثير : يريد أنه إذا ذهب ماله باع خاتمه فوجد به غنى اه...فدل السياق على أن المراد حقيقة التختم وهو جعله في الأصبع ولذا قال بعضهم الأشبه إن صح الحديث أن تكون لخاصية فيه كما أن النار لا توثر فيه ولا تغيره وأن من تختم به أمن من الطاعون وتيسرت له أمور المعاش ويقوى قلبه ويهابه الناس ويسهل عليه قضاء الحوائج.

Dalam Kitab al-Fath, Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah “Pakailah oleh kalian cincin akik karena ia adalah sahabat yang diberkahi”..Orang yang memakai cincin akik akan menemui setiap kebaikan dan disukai oleh para Malaikat, sebagian keistimewaan akik ia dapat menenangkan rasa takut saat terjadi perkelahian, meredakan darah yang memancar.

SANAD HADITS
Dari Muhammad Ibn Zakaria al-Balkhi daro Fadhl Bin Hasan al-Juhdari dari Ya’qub Bin Walid al-Madani dari Hisyam dari ayahnya dari ‘Aisyah ra.

DERAJAT HADITS
AL-‘Uqaily berkata “Tidak terdapat ketetapan apapun dari hadits ini”Ibn al-Jauzi dan Abdur Rauf Al-Munawi berkata, Ya’kub adalah pembohong dan ditinggalkan (riwayat hadiitsnya)

“Pakailah oleh kalian cincin akik maka ia dapat menafikan kefakiran”Dikatakan oleh pendapat Ulama “Yang dimaksud adalah memakai cincin yang matanya terbuat dari batu akik”.Ibn al-Atsiir berkata “Yang dikendaki dari hadits tersebut adalah bila seseorang kehabisan harta, kemudian ia menjual cincin akiknya maka ia kembali memiliki harta”.

Namun bila menilik redaksi hadits jelas menunjukkan pemakaiannya pada jemari tangan, bila hadits tersebut shahih maka akik memang memiliki keistimewaan sebagaimana ia tidak dapat terbakar dan berubah oleh api dan orang yang memakainya aman dari wabah, gampang mata pencahariannya, kuat hatinya, punya wibawa dimata orang dan memudahkan pada kebutuhan-kebutuhannya.
Al-Faidh al-Qadiir III/309

Wallaahu A'laamu Bis Showaab

KESUNNAHAN MEMAKAI CINCIN PADA JARI KELINGKING TANGAN KANAN


PERTANYAAN :

Assalamualaikum poro sedulur, mau nanya...
a. Hukum memakai cincin (bukan cincin emas) bagi laki-laki.
b. Dan hukum memakai cincinnya di jari telunjuk dan jari tengah pada tangan kanan, dan lebih baik di pakai di tangan jari kanan/ jari kiri. di dalam kasus ini biasanya cincin agak sedikit kebesaran untuk di pakai di jari yg lain selain jari telunjuk & jari tengah. Mohon pencerahannya poro sedulur semua. Trimakasih [Wong Demak]

JAWABAN :

> Mas Hamzah
ijma' muslimin bahwa laki2 boleh memakai cincin dari perak,kitab sarah nawawi alal muslim

قوله : ( اتخذ النبي صلى الله عليه وسلم خاتما من ورق ) الورق الفضة ، وقد أجمع المسلمون على جواز خاتم الفضة للرجال ، وكره بعض علماء الشام المتقدمين لبسه لغير ذي سلطان ، ورووا فيه أثرا ، وهذا شاذ مردود .

http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php...

sedangkan laki2 memakai cincin emas maka haram

أجمع المسلمون على إباحة خاتم الذهب للنساء ، وأجمعوا على تحريمه على الرجال ، إلا ما حكي عن أبي بكر بن محمد بن عمر بن محمد بن حزم أنه أباحه ، وعن بعض أنه مكروه لا حرام ، وهذان النقلان باطلان

http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php...

====

sunnah memakai cincin pada jari kelingking,sedangkan memakai cincin di jari tengah dan telunjuk bagi laki2 maka hukumnya makruh tanzih , sedangkan memakai cincin di tangan kanan ataupun kiri maka dua2nya ada hadis sohihnya.

syarah nawawi ala muslim

وفي حديث علي : ( نهاني صلى الله عليه وسلم أن أتختم في أصبعي هذه أو هذه ، فأومأ إلى الوسطى والتي تليها ) ، وروي هذا الحديث في غير مسلم : ( السبابة والوسطى ) وأجمع المسلمون على أن السنة جعل خاتم الرجل في الخنصر ، وأم المرأة فإنها تتخذ خواتيم في أصابع . قالوا : والحكمة في كونه في الخنصر أنه أبعد من الامتهان فيما يتعاطى باليد ، لكونه طرفا ، ولأنه لا يشغل اليد عما تتناوله من أشغالها بخلاف غير الخنصر ، ويكره للرجل جعله في الوسطى والتي تليها لهذا الحديث ، وهي كراهة تنزيه . وأما التختم في اليد اليمنى أو اليسرى فقد جاء فيه هذان الحديثان ، وهما صحيحان .

wallohu a'lam.

http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php.

> Ghufron Bkl
a.hukum memakai cincin perak bagi laki2 hukumnya boleh bahkan sunah di pakai di jari kelingking tngan kiri ato jari kelingking tangan kiri tapi lebih utama di jari kelingking tangan kanan :

فرع) يجوز للرجل تختم بخاتم فضة، بل يسن في خنصر يمينه أو يساره، للاتباع. ولبسه في اليمين أفضل.

اعانة الطالبين ٢/١٥٦

======

b.makruh di pakai di jari telunjuk dan di jari tengah bahkan ada pendapat yg mengharomkan

: (قوله: (فرع) الأولى: فروع - بالجمع. (قوله: يجوز للرجل) ومثله الخنثى، بل أولى. (قوله: بخاتم فضة) وهو الذي يلبس في الإصبع، سواء ختم به الكتب أو لا، وأما ما يتخذ لختم الكتب من غير أن يصلح لأن يلبس فلا يجوز اتخاذه من ذهب ولا فضة. ومثل خاتم الفضة: خاتم حديد، أو نحاس، أو رصاص، لخبر الصحيحين: التمس ولو خاتما من حديد. وفي سنن أبي داود: كان خاتمه - صلى الله عليه وسلم - من حديد، عليه فضة. وأما خبر: مالي أرى عليك حلية أهل النار لرجل وجده لابسا خاتم حديد، فهو ضعيف. (قوله: بل يسن) إضراب انتقالي، ولو قال من أول الأمر: سن للرجل تختم الخ. لكان أخصر. (قوله: في خنصر يمينه) متعلق بيسن، ويصح تعلقه بيجوز. وخرج بالخنصر: غيره، فيكره وضع الخاتم فيه. وقيل يحرم. وعبارة شرح الروض بعد كلام: لو تختم في غير الخنصر - ففي حله وجهان قال الأذرعي قلت: أصحهما التحريم، للنهي عنه، ولما فيه من التشبيه بالنساء. اه. والذي في شرح مسلم عدم التحريم، فعنه: والسنة للرجل جعل خاتمه في الخنصر، لأنه أبعد من الامتهان فيما يتعاطى باليد، لكونه طرف، ولأنه لا يشغل اليد عما تتناوله من أشغالها، بخلاف غير الخنصر. ويكره له جعله في الوسطى والسبابة، للحديث، وهي كراهة تنزيه. اه. (قوله: للاتباع) دليل لسنية التختم بخاتم الفضة، وهو أنه - صلى الله عليه وسلم - اتخذ خاتما من فضة. (قوله: ولبسه في اليمين أفضل) أي ولبس الخاتم في خنصر اليمين أفضل من لبسه في خنصره اليسار. (وسئل) ابن حجر: هل الأفضل لبس الخاتم باليمين أو اليسار؟ (فأجاب) بقوله: ورد في أحاديث إيثار اليمين، وفي أخرى إيثار اليسار، وقد بينتها وما يتعلق بها في شرح الشمايل للترمذي.(والحاصل) أن الافضل عندنا لبسه في اليمين، للحديث الصحيح: كان يحب التيامن في شأنه كله أي مما هو من باب التكريم. ولا شك أن في التختم تكريما أي تكريم، فيكون في اليمين. واعترض بعض الناس قول مالك - رضي الله عنه - يكره في اليمين ويكون في اليسار فإنه يلزم (1) عليه الاستنجاء بالخاتم، مع أن أكثر الخواتيم فيا نقش القرآن والاذكار إلخ. اه. من الفتاوي..

اعانة الطالبين ٢/١٥٦

WALLOHU A'LAM

Hukum menulis Nama pada batu nisan

Apa hukumy memberi nama d batu nisan..

JAWABAN :

Hukum pemberian mamas Pada batu Nisan / Pada kuburan hukum Nya khilaf Dan terdapat penafsilan DI antara 4 Madzhab .

Ta'bir ________

أما الكتابة على القبر تفصيل في المذاهب . فانظر ه تحت الخط ( ٢)ا


٢) المالكية قالوا : الكتابة على القبر ان كانت قران حرمت ، وان كانت لبيان اسمه ، او تاريخ موته ، فهي مكروهة ،


الحنفية قالوا الكتابة على القبر مكروهة تحريما مطلقا ، الا اذا خيف ذهاب اثره فلا يكره .


الشافعية قالوا : الكتابة على القبر مكروهة سواء كانت قرأنا او غيره ، الا اذا كان قبر عالم اوصالح ، فيندب كتابة اسمه ، وما يميزه ليعرف ،


الحنابلة قالوا ؛ تكره الكتابة على القبر من غير تفصيل بين عالم وغيره .


( الفقه على المذاهب الاربعة - الجزاء الاول ص٤١٤ )


Adapun penulisan Pada kuburan terdapat beberapa penafsilan di antara 4 Madzhab . Maka lihatlah garis di bawah ini .

>> ulama' malikiyah Berpendapat: penulisan Pada kuburan jika YG di tulis berupa Ayat al Qur'an maka haram . Dan jika bertujuan Untuk mengingat Nama Nya atau tgl kematian Nya maka Hal tersebut adalah makruh .

>> menurut ulama' hanafiyah .Penulisan Pada kuburan adalah makruh tahrim ( mendakati haram ) kecuali takut hilang jejak Nya ( takut kuburan itu hilang jejak ) maka tidak makruh .

>> menurut ulama' syafi'eyah .Penulisan Pada kuburan hukum Nya makruh Baik berupa Ayat al Qur'an / YG lain . Kecuali kuburan Nya orang 'Alim Arah orang sholeh maka hukum Nya sunnah menulis Nama Nya Dan menulis sesuatu YG dapat membedakan Nya dgn YG lain .

>> menurut ulama' hanabilah .Penulisan Pada kuburan makruh Tampa DI tafsil Baik kuburan Orang 'allim / bukan .

( fiqhih 'alaa madzahibil 4. Juz 1. Hal 414 )

والله اعلم بالصواب

Semoga bermanfaat
------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nabi meletakkan batu Nisan


 Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam menyarankan agar di atas kuburan diletakkan pelepah kurma sebagaimana dalam sebuah hadits

"Ingatlah, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa tetapi bukan kerana melakukan dosa besar. Seorang dari padanya disiksa kerana dahulu dia suka membuat fitnah dan seorang lagi disiksa kerana tidak menghindari diri daripada percikan air kencing. Kemudian baginda mengambil pelepah kurma yang masih basah lalu dibelahnya menjadi dua. Setelah itu baginda menanam salah satunya pada kubur yang pertama dan yang satu lagi pada kubur yang kedua sambil bersabda: Semoga pelepah ini dapat meringankan seksanya selagi ia belum kering." (Riwayat Bukhari, no: 1378 dan Muslim, no: 292)

Para Ulama menngqiyaskan/menganalogka n/menyamakan pelepah kurma dalam hadits di atas dengan segala macam tumbuh-tumbuhan yang masih basah sebagaimana yang di jelaskan oleh Syaikh Al-Khathib Asy-Syarbini dalam kitab Mughni Al-Muhtaj

ويسن أيضا وضع الجريد الأخضر على القبر وكذا الريحان ونحوه من الشيء الرطب ولا يجوز للغير أخذه من على القبر قبل يبسه لأن صاحبه لم يعرض عنه إلا عند يبسه لزوال نفعه الذي كان فيه وقت رطوبته وهو الاستغفار ( و ) أن يوضع ( عند رأسه حجر أو خشبة ) أو نحو ذلك لأنه صلى الله عليه وسلم وضع عند رأس عثمان بن مظعون صخرة وقال أتعلم بها قبر أخي لأدفن إليه من مات من أهلي رواه أبو داود وعن الماوردي استحباب ذلك عند رجليه أيضا


“Disunnahkan menaruh pelepah kurma hijau (basah) di atas kuburan, begitu juga tumbuh-tumbuhan yang berbau harum dan semacamnya yang masih basah dan tidak boleh bagi orang lain mengambilnya dari atas kuburan sebelum masa keringnya karena pemiliknya tidak akan berpaling darinya kecuali setelah kering sebab telah hilangnya fungsi penaruhan benda-benda tersebut dimana selagi benda tersebut masih basah maka akan terus memohonkan ampunan padanya

Dan hendaknya ditaruh batu, atau sepotong kayu atau yang semacamnya dekat kepala kuburan mayat karena Nabi Muhammad SAW meletakkan sebuah batu besar didekat kepala ‘Utsman Bin madz’un seraya berkata : “Aku tandai dengan batu kuburan saudaraku agar aku kuburkan siapa saja yang meninggal dari keluargaku” (HR. Abu Daud) , menurut Imam mawardy kesunahan meletakkan tanda tersebut juga berlaku di dekat kedua kaki mayat”
Mughni Almuhtaaj I/364

Kank Masaji Antoro > Saya pernah dengar kt'y yg lebih afdhol adalah menanam salah satu pohon karena akan selalu mengiringi do'a kita kpda ahli kubur... itu gmna Kang??

Masaji Antoro >>Selagi diperkirakan akar pohon tersebut tidak mencapai pada mayat hukum menanamnya makruh, namun bila sampai mencapai pada mayat maka diharamkan......

HUKUM MENANAM POHON DI KUBURAN

وأما غرس الشجر على القبر وسقيها فإن أدى وصول النداوة أو عروق ...الشجر إلى الميت حرم ، وإلا كره كراهة شديدة ، وقد يقال يحرم


Sedangkan menanam pohon di atas kuburan dan menyiraminya adalah apabila akar atau dahan pohon tersebut dapat mencapai pada mayat hukumnya haram sedang bila tidak sampai pada mayat hukumnya makruh sekali, bahkan ada yang menghukuminya juga haram

Bughyah Almustarsyidiin I/202
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tempat sejarah perlu di lestarikan


Qubbatul Khadhra’ (kubah hijau) yang terlihat megah di Masjid Nabawi adalah menaungi kuburan jasad Rasul Saw yang mulia didampingi kedua sahabatnya sekaligus mertuanya yaitu Abu Bakar Siddiq ra, dan Umar bin Khattab ra.

Tempat tersebut dahulunya adalah rumah baginda Rasul Saw karena setiap Rasul yang diutus oleh Allah Swt dikuburkan di mana dia wafat.
Sebagaimana sabda Nabi Saw: Tidak dicabut nyawa seorang Nabi pun melainkan dikebumikan dimana dia wafat. (HR. Ibnu Majah)

Sejarah bercerita, ketika Nabi sampai di Madinah, pertama sekali dikerjakan Nabi Saw adalah membangun Masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10 dinar kepunyaan dua orang anak yatim Sahl dan Suhail berukuran 3 x 30 m. Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tanah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan beratapkan pelepah kurma. Sebelah Timur bangunan Masjid Nabawi dibangun rumah Nabi Saw, dan sebelah Barat dibangun ruangan untuk orang-orang miskin dari kaum Muhajirin yang pada akhirnya tempat itu dikenal dengan tempat ahli Suffah (karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda).

Baru pada tahun ke-7 H, Nabi mengadakan perluasan Masjid Nabawi ke arah Timur, Barat, dan Utara sehingga berbentuk bujursangkar 45 x 45 m dengan luas mencapai 2.025 m2 dan program jangka panjang untuk memperluas Masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini diisyaratkan oleh Nabi Saw dengan sabdanya menjelang wafat: “Selayaknya kita memperluas masjid ini”.Hingga pada tahun ke-17 H, Amirul Mukminin Umar bin Khattab khalifah kedua, memperluas ke arah Selatan dan Barat masing-masing 5 m dan ke Utara 15 m, dan dilanjutkan oleh Usman bin Affan khalifah ketiga memperluas ke arah Selatan, Utara dan Barat masing-masing 5 m pada tahun ke-29 H.

Akhirnya pada masa Khalifah Bani Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 88 H, memperluas ke semua sisi Masjid Nabawi termasuk ke arah Timur (rumah Nabi) dan kamar-kamar isteri Nabi (hujurat) sehingga makam Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar Siddiq, dan Umar bin Khattab termasuk bagian dari masjid dan berada di dalam masjid yang sebelumnya terpisah dari masjid.

Inilah yang menjadi pembahasan para ulama dan fukaha di dalam Fikih Islam, yaitu mendirikan bagunan seperti rumah kubah, madrasah, dan masjid di atas kuburan. Karena Nabi Saw bersabda : Allah mengutuk umat Yahudi dan Nasrani yang membuat kuburan para nabi mereka menjadi masjid-masjid (tempat peribadatan). (HR. Bukhari Muslim)

Hadis di atas dipahami oleh sebagian ulama terutama di kalangan pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (Th. 1115 H/ 1703 M di Masjid Saudi Arabia, dan aliran ini disebut oleh para rivalnya sebagai aliran Wahabiyah, dan di Indonesia dengan aliran Salafi). Secara umum, tidak boleh melakukan kegiatan ibadah di atas kuburan, berdoa menghadap kuburan, dan membangun kubah di atas kuburan.

Sama ada di atas tanah wakaf atau di atas tanah pribadi. Sama ada untuk tujuan penghormatan atau mengambil berkah dan mengagungkan kuburan karena semua itu adalah perbuatan sia-sia sebagaimana dipahami oleh Sayyid Sabiq di dalam Fikih Sunnah-nya.

Sejalan dengan tujuan berdirinya aliran Wahabiah ini untuk memurnikan Tauhid katanya, aliran ini cukup gencar memusnahkan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan, batu-batu nisan yang bertuliskan nama-nama yang sudah wafat, ayat-ayat Alquran yang tertulis di batu-batu nisan, kuburan-kuburan para wali yang dikeramatkan agar jangan terjadi khurafat, syirik dan bid’ah di dalam Tauhid dan ibadah umat ini.
Dan siapa saja di antara umat Islam yang melakukan itu mereka bukan lagi penganut Tauhid yang sebenarnya, karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Tuhan lagi, melainkan dari syekh atau wali dan dari kekuatan gaib, dan orang-orang yang demikian juga menjadi musyrik.

Kenyataan itu dapat dilihat sampai sekarang, bagi jamaah haji yang berkunjung ke makam Rasul, ke Baqi’, ke Ma’la, ke Uhud, dimana para penziarah diusir karena mendoa menghadap ke kuburan Nabi Saw. Demikian juga bila kita berziarah ke Baqi’ dan Uhud, tidak ada satu kuburan pun yang diberi nama atau tanda untuk membedakan antara kuburan sahabat-sahabat yang senior, para ahli hadis, bahkan kuburan Aisyah dan isteri-isteri Nabi pun tidak dapat dibedakan.

Kalau penziarah bertanya kepada para “Satpam” kuburan baqi’ mana kuburan isteri Nabi? Mana kuburan Usman bin Affan? Mereka hanya menjawab “ana la adri” (saya tidak tau).

Upaya Wahabi untuk memurnikan Tauhid umat Islam lewat pemusnahan simbol-simbol kuburan, batu nisan, dan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan dilakukan secara besar-besaran pada masa Raja Abdul Azis. Tepatnya pada 8 Syawal 1345 H, bertepatan 21 April 1925 M, dimana kuburan baqi’ yang tersusun rapi di sana dimakamkan ahlil bait Nabi dan puluhan ribu para sahabat, termasuk kuburan Khadijah isteri Nabi yang pertama ummul mukminin (ibu dari orang-orang beriman) di Ma’la – Makkah, semuanya rata dengan tanah.

Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar petir secara tiba-tiba dan mati. Mayatnya melekat pada kubah hijau tersebut dan tidak dapat diturunkan sampai sekarang. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang soleh di kota Madinah bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar”.

Hingga sekarang mayat tersebut masih ada dan dapat disaksikan langsung dengan mata kepala. Bagi yang tidak dapat berkunjung ke sana dapat mengakses internet google “Ada Mayat di atas Kubah Masjid Nabawi”.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini, terlepas dari kebenarannya, bahwa kembali kepada Tauhid yang murni seperti zaman Rasul Saw adalah tujuan dari dakwah Islam dan misi para Rasul dan umat Islam mesti menerimanya, jika tidak ingin menjadi orang musyrik.

Akan tetapi pemeliharaan nilai sejarah dan para pelaku sejarah juga penting, karena Allah berfirman : Sungguh di dalam sejarah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS. Yusuf : 111).

Akhirnya jika pelaku sejarah tidak boleh dikenang, tidak dimuliakan, tidak dihormati, kuburannya diratakan, bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah tersebut?
Adapun maksud Nabi Saw Allah mengutuk Yahudi dan Nasrani menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, adalah menyembah kuburan.

Semoga kita dapat pelajaran. Wallahua’lam