Kamis, 26 Januari 2017

Sholawatan Syi’ir Tanpo Waton Gus Dur


Sholawatan Syi’ir Tanpo Waton

استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا
ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم


Ngawiti ingsun nglaras syi’iran….
(aku memulai menembangkan syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran ….
(dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan ….
(yang memberi rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X ….
(siang dan malamnya tanpa terhitung)
Pengertian : menembangkan syi'ir bertujuan untuk memuji kepada Allah SWT yang memberi rahmat dan kenikmatan kepada manusia, tanpa memikirkan waktu siang dan malam yang tak terhitung.
Duh bolo konco priyo wanito….
(wahai para teman pria dan wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko….
(jangan hanya belajar syari’at saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan moco …
(hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro 2X ….
(esok hari bakal sengsara)
Pengertian : jangan hanya belajar syariat agama saja, kita juga harus belajar ilmu IPTEK, menguasai ilmu yang lainya juga dengan kemajuan tekhnology dan pemahaman sosial. untuk menyelaraskan hidup di dunia ini. agar tidak terjerungus atau terbujuk dan tidak di manfaatkan orang lain. dalam sisi lainnya juga mempelajari ilmu lainnya juga dapat kita gunakan untuk bekerja agar sukses dunia dan ilmu syariat agar sukses akhiratnya.
Akeh kang apal Qur’an Haditse ….
(banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane ….
(senang mengkafirkan kepada orang lain)
Kafire dewe dak digatekke ….
(kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X ….
(jika masih kotor hati dan akalnya)
Pengertian : seperti kita ketahui banyak sekali pada zaman sekarang sesama umat muslim atau forum-forum tertentu yang terkadang hafal qur'an hadist tapi mereka dengan seenaknya saling mengkafirkan orang lain tanpa alasan yang jelas dan terbukti. perbuatan seperti itu bisa di bilang Fitnah dan menunjukan kejelekan dirinya sendiri, di liputi pikiran dan hati yang kotor akibat berprasangka buruk terhadap orang lain. mencari-cari kesalahan, kejelekan orang lain padahal kejelekannya sendiri tidak pernah dia perhatikan dan merasa benar sendiri.
Gampang kabujuk nafsu angkoro ….
(gampang terbujuk nafsu angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo….
(dalam hiasan gemerlapnya dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo …
(iri dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X…
(maka hatinya gelap dan nista)
Pengertian : dunia di era modern ini memang sangat menyilaukan, kalau tidak kuat iman dan ahlaknya kita bisa di buat gelap olehnya. iri terhadap kekayaan orang lain, terpengaruh dalam hal-hal negatif, dll. semua itu terjadi karena hati dan matanya sudah gelap karena dunia, iman, syariat agama mulai di abaikan.
Ayo sedulur jo nglaleake ….
(ayo saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane …
(wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide …
(untuk mempertebal iman tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X ….
(bagusnya bekal mulia matinya)
Pengertian : di bait ini mengingatkan kita untuk ngaji lengkap dengan aturan-aturannya, memahami dengan sungguh-sungguh agar kita yakin dan mantep, tidak ada keraguan lagi,
mempertebal iman tauhid kita untuk bekal mati.
Kang aran sholeh bagus atine….
(Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune…
(karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate ….
(menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X …
(juga hakikat meresap rasanya)
Pengertian : orang sholeh adalah orang yang baik hatinya / bagus hatinya, sudah memahami ilmu syariat lengkap, prilaku dan tingkah lakunya mencerminkan tarekat dan ma'rifatnya. hakikatnya juga seakan sudah menyati dengan perasaan hatinya. untuk lebih jelasnya, Syariat adalah hukum Islam yaitu Al qur’an dan sunnah Nabawiyah / Al Hadist yang merupakan sumber acuan utama dalam semua produk hukum dalam Islam, yang selanjutnya menjadi Madzhab-madzhab ilmu Fiqih, Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan oleh para ulama dengan memperhatikan atsar para shahabat ijma’ dan kiyas. Thoriqot adalah jalan / cara / metode implementasi syariat. Yaitu cara / metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syariat Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Allah Swt. Ma'rifat adalah Adalah tujuan akhir seorang hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. (salik) Yaitu masuknya seorang salik kedalam istana suci kerajaan Allah Swt. Haqiqot adalah sampainya seseorang yang mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Al Qur’an qodim wahyu minulyo …
(Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco …
(tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito …
(itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X …
(ditancapkan di dalam dada)
Pengertian : Al qur'an adalah segalanya, wahyu yang mulia, untuk menjaga keasliannya, ia (Al Qur'an) diturunkan kepada Muhammad SAW, yang Ummi (buta Huruf dan tidak bisa menulis). Ini membungkam para orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al Qur'an adalah buatan Muhammad. Bagaimana mungkin Muhammad yang buta huruf dan tidak bisa menulis dapat membuat yang sekelas Al Qur'an? Sungguh, Al Qur'an adalah Wahyu Allah SWT, bukan buatan manusia. di dalamnya mengandung petuah-petuah untuk hidup di dunia dan di akhirat. sungguh amat baik kalau di tanamkan di keseharian kita dan di tancapkan di dada dengan penuh keyakinan.
Kumantil ati lan pikiran …
(menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan ….
(merasuk dalam badan dan seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman….
(mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2 X …
(sebagai sarana jalan masuknya iman)
Pengertian : dengan mempelajari al qur'an dan artinya kita dapat paham makna yang terkandung di dalamnya. membuat kita mengerti, membuat kita yakin. dan hal yang sedemikan itu dapat menjadi sarana jalan masuknya iman dan mempertebal iman kita.
Kelawan Alloh Kang Moho Suci …
(Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi…..
(harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi …
(diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X …
(dzikir dan suluk jangan sampai lupa)
Pengertian : kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT di waktu siang dan malam dengan rasa ikhlas, melaksanakan sholat wajib dan sunnah, puasa, memperbanyak dzikir, bersuluk, dll. suluk artinya menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. bersuluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Uripe ayem rumongso aman …
(hidupnya tentram merasa aman)
Dununge roso tondo yen iman…
(mantabnya rasa tandanya beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan…
(sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X …
(semua itu adalah takdir dari Tuhan)
Pengertian : kalau kita sudah mantap beriman, hidup itu akan terasa tentram dan aman. sabar untuk menerima kehidupan yang pas-pasan, syukurilah, semua itu adalah takdir Allah SWT. rejeki sudah di atur oleh Allah SWT, berusahalah untuk mencapai yang terbaik dan Allah yang menentukan hasilnya.
Kelawan konco dulur lan tonggo …
(terhadap teman, saudara dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo…
(yang rukunlah jangan bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo…
(itu sunnahnya Rosul yang mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x ….
(Nabi Muhammad tauladan kita)
Pengertian : Nabi Muhammad SAW adalah panutan kita, sunah-sunah rosul harus kita amalkan, kita jalankan, termasuk rukun sesama manusia, jangan sampai ada pertengkaran.
Ayo nglakoni sakabehane …
(ayo jalankan semuanya)
Alloh kang bakal ngangkat drajate …
(Allah yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire ..
(Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
Ananging mulyo maqom drajate 2X …
(namun mulia maqam derajatnyadi sisi Allah)
Pengertian : jalankan semua perintah dan laranganNYA, tidak masalah walaupun rendah tampilan dhohirnya tapi mempunyai tampilan bathin yang mulia. niscahya Allah SWT akan mengangkat derajat mereka yang beriman dan beramal sholeh.
Lamun palastro ing pungkasane …
(ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane…
(tidak tersesat roh dan sukmanya)
Den gadang Alloh swargo manggone
(dirindukan Allah surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X …
(utuh jasadnya juga kain kafannya)
Pengertian : janganlah takut dengan kematian tapi takutlah dengan dosa-dosa yang telah kita lakukan. kematian itu pasti adanya, kalau memang iman kita sudah matap, insya allah tidak akan tersesat roh dan sukma kita. kalau kalau kita benar-benar orang yang sholeh insya allah kita akan di rindukan oleh Allah di surgaNYA kelak. dan akan untuh jasad dan kain kafannya karena mempunyai ke istimewaan di sisi Allah SWT.

يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم


Semoga bermanfaat.

Rabu, 18 Januari 2017

9 Alasan Mengapa Harus Fanatik Kepada NU

9 Alasan Mengapa Harus Fanatik Kepada NU

Admin: Duta Islam
Dimuat: Rabu, 20 April 2016
A- A+
foto ulama nu

Oleh Panembahan Mlangi 

DutaIslam.Com - Saya sering menerima kritikan supaya jangan terlalu fanatik atau fanatik buta dengan NU (Nadlatul Ulama) dan dengan berbagai alasan dikemukakan. Intinya kebanyakan yang saya tangkap dari semua kritikan dan alasan itu adalah supaya saya tidak lagi berada di jalur NU yang menurut mereka NU itu sudah melenceng, sudah bengkok dan sebutan lainnya. 
Dan, sekarang saya mau menanggapi atau mengklarifikasi kenapa saya sangat fanatik terhadap NU:
1. Karena NU dianugerahkan oleh Allah untuk Indonesia lewat para wali Allah. (Baca: NU Lahir Untuk Indonesia)
2. Kontribusi NU terhadap kemerdekaan sangat besar bagi Indonesia dan tetap konsisten menjaga kedamaian, menjaga persatuan dan kesatuan seluruh ummat tidak hanya untuk ummat Islam saja, tapi semua umat di Indonesia (catatan penting). 
3. Fanatik terhadap NU itu tidak merugikan orang lain, kelompok, golongan, ajaran atau firqah yang lain. Karena NU tidak mudah untuk menyesat-nyesatkan atau mengkafir-kafirkan kelompok atau ajaran yang lain.
4. Kenapa saya fanatik terhadap NU karena NU tidak hanya menjunjung tinggi ukhuwah islamiyyah tapi juga ukhuwah basyariyyah (persaudaraan seluruh umat).
5. NU itu sebagai mayoritas umat Islam (as-sawadul a'dham) yang menganut ajaran ahlussunah wal jama'ah.
6. Selalu konsisten menjaga tradisi dan amaliyah ulama salaf yang sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
7. NU adalah organisasi Islam yang lahir dari bumi pertiwi. Jadi NU akan selalu bersama negara. "Hubbul wathan minal iman". NKRI Harga Mati.
8. NU mempunyai konsep pendidikan Islam yang mengedepankan adab menerapkan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin sehingga tidak ada lulusan pesantren NU yang menjadi teroris.
9. Ini yang paling penting kenapa saya fanatik terhadap NU karena "NU saklawase".
Dan masih banyak alasan yang lain kenapa saya sekarang sangat fanatik terhadap NU (Nahdlatul Ulama) tapi saya rasa ini sudah lebih dari cukup. Sekarang saran saya untuk mereka, silakan pilih jalannya sendiri. Toh itu akan dipertanggungjawabkan masing-masing nanti. Yang penting tidak merugikan orang lain itu sudah baik. Tapi saya menyarankan untuk kondisi sekarang, ikutilah NU. [dutaislam.com/ab]
Ditulis oleh Panembahan Mlangi, Pecinta NU

Aqidah keluarga rasulullah





Menjawab Fitnah wahabi (salafi).
.
AQIDAH KELUARGA RASULULLAH SAAW:
ALLAH ADA TANPA TEMPAT.
.
Kitab: Al-Farq Baina Al-Firaq".
Karya: Abu Manshur Al-Baghdadi.
Halaman: 333ـ
.
● Amirul Mukminin, Al-Imâm Ali ibn Abi Thalib (w 40 H) berkata:
“Sesungguhnya Allah menciptakan Arsy
(makhluk Allah yang paling besar bentuknya) UNTUK MENAMPAKKAN KEKUASAAN-NYA, BUKAN UNTUK MENJADIKAN TEMPAT BAGI DZAT-NYA".
.
● Beliau juga berkata:
“Allah Ada Tanpa Permulaan dan Tanpa Tempat,
Dan Dia (Allah ) Kini (setelah menciptakan tempat) tetap Sebagaimana pada Sifat-Nya yang Azali.
ADA TANPA TEMPAT.
.
→ Bukti scan kitab...!!.
.
● Beliau Juga berkata dalam....
Kitab: "Haliyatul Auliya".
Halaman: 1/73.
.

وقال أيضًا (حلية الأولياء: ترجمة علي بن أبي طالب ١/٧٣) :

"من زعم أن إلهنا محدود

(المحدود: هو ما كان له حجم صغيرًا أو كبيرًا)

فقد جهل الخالق المعبود" اهـ.

.
Beliau berkata: “Barangsiapa berkayakinan bahwa Tuhan kita (Allah) Memiliki Bentuk dan Ukuran,
Maka ia tidak Mengetahui/Mengenal Tuhan yang Wajib Disembah (belum beriman kepada-Nya)”.
.
● Sayyidina Ali Zainal-'Abidin bin Husein bin 'Ali bin Abi Thalib ra (w 94 H) dalam,
Kitab: "Ithaf As-Sadah Al-Muttaqin Bi Syarh Ihya' Ulumuddin".
Karya: Imam Murtadha Az-Zabidi.
Jiz: 4, Halaman:380.
Beliau berkata:
.

أنْتَ اللهُ الّذِي لاَ يَحْويْكَ مَكَان

.
ٌ "Engkau Wahai Allah yang Tidak Diliputi oleh Tempat".
.
● Sayyidina Ja'far Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali Bin Abi Thalib ra, didalam:
Kitab: "Ar-Risalah Al-Qusyairiyah".
Halaman: 30.
Beliau Berkata:
.

"مَنْ زَعَمَ أنّ اللهَ فِي شَىءٍ، أوْ مِنْ شَىءٍ، أوْ عَلَى شَىءٍ فَقَدْ أشْرَكَ. إذْ لَوْ كَانَ عَلَى شَىءٍ لَكَانَ مَحْمُوْلاً، وَلَوْ كَانَ فِي شَىءٍ لَكَانَ مَحْصُوْرًا، وَلَوْ كَانَ مِنْ شَىءٍ لَكَانَ محدَثًا (أي مَخْلُوْقًا)".

.
“Barang siapa Berkeyakinan bahwa Allah Swt,
Berada di dalam Sesuatu,
Atau Dari Sesuatu,
Atau Di atas Sesuatu,
Maka ia adalah seorang yang Musyrik.
Karena jika Allah,
Berada Di atas Sesuatu
Maka berarti Dia Diangkat,
Dan Bila Berada Di Dalam Sesuatu
Berarti Dia Terbatas,
Dan bila Dia Dari Sesuatu,
Maka Berarti Dia Baru (makhluk)”.


Semoga bermanfaat.

Selasa, 17 Januari 2017

Makna lagu sluku-sluku batok



*LAGUNE WINGI ==========%%%%

SLUKU-SLUKU BATHOK*

```Sluku-sluku bathok,
Bathoké éla-élo
Si Rama menyang Solo,
Oléh-oléhé payung mutho.
Mak jenthit lolo lo bah,
Yén mati ora obah
Yén obah medéni bocah,
Yen urip goléko dhuwit"```

*Sluku-sluku bathok:*
_Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya._

*Bathoké éla élo
_Dengan berdzikir *(éla-élo = Laa Ilaaha Ilallah)*, mengingat Allah, syaraf neuron di otak akan mengendur. Ingatlah Allah, dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram._

*Si Rama menyang Solo:*

_*Siram (mandilah, bersucilah)* menyang (menuju) *Solo (Solat).* Lalu bersuci dan dirikanlah salat._

*Oléh-oléhé payung mutho
_Maka kita akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah, Tuhan kita._

*Mak jenthit lolo lo bah
_Kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak dapat diprediksi tak juga terkira. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat._

*Wong mati ora obah
_Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang._

*Yen obah medéni bocah
_Banyak Jiwa Yang-Rindu Untuk-Kembali Pada-Allah ingin minta dihidupkan, tapi Allah tak mengizinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya pasti menakutkan dan madlaratnya tentu lebih besar._

*Yén urip goléko dhuwit
_Kesempatan untuk beramal hanya ada di saat sekarang (selagi mampu sekaligus ada waktu) bukan di nanti (ketidakmampuan dan hilangnya kesempatan), tempat beramal hanya di sini (Dunia) perbanyaak ibadah
_*Sunan Kalijogo luar biasa ya, dengan bahasa yg sangat sederhana

Uyon uyon ini dulu dipakai nasehat dan arti dari kata kata dalam pengertian .sprt waktu kecil ortu belajari anak jalan cul culan ngadeg dewe makna bukan saat awal berjalan saja tapi jauh kedepan sampai dewasa manusia harus berdikari .banyak lagi .. orang jawa nasehat melalui lagu lewat dalang wayang kulit bisa dipetik unt kehidupan sehari hari.

Semoga bermanfaat.

Sejarah sholawat Ilahi lastu lil firdausi ahla

Bahar atau Iramaya "Bahar Wafir"

Ulama' sufi yg terkenal, Beliau mengakui bahwa dirinya tdk pantas masuk surga, dan tdk kuat panasnya api neraka.

Beliau adalah putra mantan Kadi, dialah Abu Mawas..


Syair do'a Abu Nawas إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً ilahi lastu lil firdausi ahla

. إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim
.
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ # فَإِنَّكَ غَافْرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
.
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ # وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.

إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ # فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun.
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

Alkisah, seorang laki – laki setengah baya sedang duduk sendirian, memperhatikan matahari yang berangsur – angsur tenggelam. Suasananya cukup hening. Ia melihat begitu indahnya warna langit yang di penuhi dengan mega berwarna kuning jingga. Ia memperhatikannya dengan seksama, hingga akhirnya suasana indah itu hilang seiring dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat.

Entah apa penyebabnya, tiba – tiba ia tak mampu membendung air matanya. Hatinya terasa pedih. Ia menangis tersedu – sedu. Ia menengadahkan kedua tangannya sambil berkata :
"Ilahi lastu lil firdausi ahlan
Walaa aqwaa ‘alannaril jahiimii
fahabli taubatan waghfir dzunuubi
fainnaka ghafirudzdzambil ‘adzhiimii
dzunuubi mitslu a’daadir rimali
fahablii taubatan yaa dzal jalaali
wa ‘umrii naaqishun fii kulliyaumi
wa dzambii zaa idun kaifahtimali
ilahi ‘abdukal ‘aashi ataaka
muqirran bi dzunubi waqad da’aaka
fa in taghfir faanta lidzaka ahlun
wa in tadrud faman narjuu siwaakaa “

Yang artinya ;
” Ya Tuhanku, aku tidaklah pantas menjadi ahli syurga firdausMu
Namun aku juga tak kan sanggup masuk ke neraka jahimMU.
Oleh karena itu, terimalah taubatku dan tutupilah dosa – dosaku.
Sesungguhnya Engkau maha mengampuni dosa – dosa besar.
Dosa – dosa ku seperti hamparan pasir di laut, maka terimalah taubatku wahai Dzat yang Maha Agung…
Umurku terus berkurang setiap hari, namun dosa – dosaku bertambah setiap hari…
Bagaimana aku mampu menanggungnya ?
Ya Tuhanku, hambaMu yang berlumur dosa ini datang kepadaMU
Sesungguhnya aku benar – benar berdosa kepadaMU
Dan bila Engkau tidak mengampuni aku, kepada siapa lagi aku berharap selain Engkau ?”

Abu Nawas, sosok yang dikenal sosok lugu, agak pandir dan sering kita anggap sosok konyol yang tingkah dan ucapannya mengundang tawa, sebenarnya adalah orang yang baik dan sangat jujur. Kalimat – kalimat diatas adalah bentuk pengakuan dirinya atas semua dosa – dosa yang telah ia perbuat. Ketika Ia menyadari usianya yang semakin senja, tentu saja kepastian untuk segera kembali menghadap ALLAH itu pun akan segera datang.
Ia menangis ketika menyaksikan matahari tenggelam, karena ia menyadari bahwa orang hidup di dunia ini dapat di ibaratkan seperti itu. Namun jarang sekali kita mau merenungkan tanda – tanda kebesaran ALLAH swt. Dan mengambil pelajaran dari peristiwa demi peristiwa dalam hidup kita.
Ketika matahari akan tenggelam sering kali membawa suasana menyenangkan dan warna langit menjadi sangat indah. Sampai – sampai banyak orang yang terlena oleh keindahannya. Sementara mereka tidak menyadari bahwa sebentar lagi matahari akan tenggelam dan kegelapan malampun akan segera menyelimutinya. Kecuali orang yang sadar dan telah menyiapkan diri dengan membawa lentera untuk menerangi ketika malam tiba.
Rasulullah saw menangis hingga berguncang dadanya dan jenggotnya basah oleh air mata ketika menerima wahyu yang berbunyi : ” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda – tanda (kebesaran ALLAH) bagi orang – orang yang berakal. Yaitu orang – orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri atau duduk ataupun berbaring, dan mereka yang merenungkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata : ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini semua dengan sia – sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.’ ” (QS. Ali – Imran : 190 – 191)

Ketika Bilal bin Rabbah, muadzin kesayangan Rasulullah datang menegur, ” Mengapa engkau menangis wahai Rasulullah? Padahal ALLAH telah mengampuni dosa – dosamu yang lalu dan yang akan datang ?”
Rasulullah pun menjawab, ”Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur ? Aku menangis karena tadi malam telah turun wahyu kepadaku yang bunyinya : ‘Celakalah orang – orang yang membaca ayat ini kemudian tidak mau merenungkannya.’ “
Saat ini, Rasulullah dan Abu Nawas sama – sama sudah tiada, namun kita harus merenungkan semua ini. Sudahkah kita menjadi hamba yang bersyukur dan menyadari keberadaan kita di dunia ini dan kewajiban kita pada-NYA.
Seperti yang di katakan oleh Rasulullah bahwa hidup di dunia ini hanya persinggahan saja untuk menuju ke tujuan utama kita yaitu akhirat. Namun sudah cukupkan bekal kita untuk melakukan perjalanan tersebut ? Perjalanan akhirat menuju kehidupan yang sebenarnya, yang kekal dan abadi ?

adapun kisah lainnya yang di kemas lebih jenaka tapi menginspirasi sekali,berikut ceritanya:
alkisah ada perbincangan hangat antara abu nawas dan muridnya ;
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang tidak mengerjakan keduanya.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan.” kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.
Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang iebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang ketiga.
“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas. Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas.
Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya.
“Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”
“Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati.”
“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas. “Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata.” jawab Abu Nawas mengandaikan.
“Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan.” jawab Abu Nawas.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan KeMaha-Besaran Allah.”
Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. la bertanya lagi.
“Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?”
“Mungkin.” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
“Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas “Doa itu adalah : llahi lastu HI firdausi ahla, wala aqwa’alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi.
Sedangkan arti doa itu adalah : Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.

Luar biasa bukan.? mari kita juga lantunkan kata-kata itu untuk doa kita,semoga kita selalu berada dijalan yang lurus.
 
Kisah Doa/Syair Abu Nawas: Al I’tiraaf teks Arab, Latin, dan Terjemah

Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Oleh masyarakat luas Abu Nawas dikenal terutama karena kecerdasan dan kecerdikan dalam melontarkan kata-kata, sehingga banyak lahir anekdot jenaka yang sarat dengan hikmah.
إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni,
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Ilahi lastu lil firdausi ahla
Wala aqwa ‘alan naril jahimi
Fahabli taubatan wagfir dzunubi
Fainnaka ghafiru dzambil ‘adhimi

Wahai Tuhanku aku bukanlah ahli surga firdaus
Namun aku takkan kuat menahan panasnya api neraka
Maka terimalah tobatku dan limpahkanlah ampunan atas dosaku
Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar

LIRIK syair di atas sangatlah populer, utamanya di kalangan penyanyi dan penikmat lagu-lagu nasyid. I’tiraf atau pengakuan adalah judul yang diberikan kepada syair di atas. Mayoritas tim nasyid melantunkan dan menggubah lirik itu sedemikian rupa dalam album rekamannya, seperti Raihan, Mupla, dan banyak lagi.

Itulah syair yang dikenal sebagai warisan penyair superpopuler Irak, Abu Nawas. Meskipun ada juga pendapat, bahwa syair itu bukanlah gubahan Abu Nawas, tapi karya seorang sahabat Rasulullah Saw, Abdullah bin Rawahah.

Menurut sebuah riwayat, Abdullah bin Rawahah saat ingin menjumpai sahabatnya, Abdurrahman bin Auf. Setiba di rumah Abdurrahman, istri Abdurrahman membuka pintu dan betisnya terlihat karena hembusan angin yang mengingkap busananya.

Kejadian itu membuat Abdullah bin Rawahan jatuh pingsan karena merasa kaget dan berdosa. Setelah sadar, ia mengasingkan diri di sebuah perbukitan. Selama tiga hari, ia baru ditemukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, ketika terdengan syair Al-I’tiraf dari Abdullah bin Rawahah.
Sumber lainnya menyebutkan syair tersebut dari seorang Sahabat yang bertaubat, dikisahkan ketika berangkat berjihad fiisabilillah, istrinya ditinggalkan dalam kondisi hamil, karena lama kepergiannya hingga bertahun-tahun saat Sahabat ini pulang ia menjumpai istrinya bersama dengan seorang pemuda yang tiada ia kenali. Padahal senjata perang masih ia bawa, sehingga lantas pemuda yang tiada ia kenali itu dibunuhnya. Istrinya kemudian menceritakan kejadian sebenarnya bahwa yang ia bunuh adalah puteranya sendiri, sehingga timbullah penyesalan mendalam, lantas Sahabat tersebut mengasingkan diri dalam goa, siang malam ia meratapi kesalahannya hingga terlahirlah syair ini. Sumber lain menyebutkan, syair itu adalah karya Syekh Al-Sya’roni.

Terlepas dari mana yang benar, yang jelas Abu Nawas (sering pula disebut Abu Nuwas) adalah legenda, bernama asli Abu Hani Muhammad bin Hakam. Sastrawan dan penyair humoris ini diyakini hidup masa pemerintahan Khilafah Abbasiyah (786-890 M), era pemerintahan Sultan Harun Al-Rasyid Al-Abassi, dan meninggal di Bagdhad tahun 810 M. Ia dilahirkan di kota Al-Ahwaz, Persia, dan dibesarkan di Kota Basrah, Irak.

Nama Abu Nawas berarti “Bapak Si Rambut Ikat”, merujuk pada dua ikatan rambut panjangnya yang sampai sebahu. Semasa kecil, Abu Nawas “dijual” oleh ibunya kepada seorang penjaga toko dari Yaman, Sa’ad al-Yashira.

Semasa remaja, ia bekerja di sebuah toko di Basrah, Irak. Saat itulah, ketampanan dan kecerdasannya menarik perhatian seorang penyair berambut pirang, Waliban Ibnu Al-Hubab. Abu Nawas muda pun dibeli dan dimerdekakannya. Al-Hubab mengajari Abu Nawas ilmu ketuhanan (teologi), bahasa Arab, dan puisi. Abu Nawas lalu belajar juga kepada Khalaf Al-Ahmar.

Popularitas Abu Nawas menanjak karena kejenakaan syair-syair yang diciptakannya, sebuah gaya puisi yang bertentangan dengan tradisi syair di gurun pasir saat itu, ditambah dengan perilakunya yang suka mabuk (minum khamr) dan sejumlah syairnya yang mengeritik Al-Quran yang mengharamkan khamr.

Demikianlah, sebelum mendapatkan hidayah dan bertobat, Abu Nawas dikenal sebagai penyair kontroversial. Bahkan buku-buku sejarah menyebut Abu Nawas sebagai sastrawan cabul dan kotor.

Dalam keadaan mabuk karena meminum khamr, sambil ‘mengigau’ atau berbucara tak karuan, ia sering menggubah puisi yang membangga-banggakan minuman keras (puisi khumrayat). Ia sering keluar masuk penjara karena puisi-puisinya itu.

Karena karya-karya dan perilakunya yang tidak bermoral, sebagian ulama saat itu berpendapat, Abu Nawas adalah fasik (pelaku maksiat) bahkan kafir. Simak saja sebuah bait syairnya:

“Aku menyukai apa-apa yang Al-Quran larang
Dan aku menjauhkan diri dari apa-apa yang dibolehkannya”

Tidak hanya itu, Abu Nawas juga disebut-sebut sebagai gay, homoseksual, hal yang terasa asing di telinga kita. Tapi sebuah bait syarinya mengatakan demikian, misalnya: “Demi seorang pria muda, aku rela tinggalkan wanita”.

Namun demikian, Abu Nawas pernah kawin dengan salahsatu wanita yang masih familinya, tapi keesokan harinya perempuan itu diceraikannya karena ia tidak mencintainya. Abu Nawas juga diceritakan pernah mencintai seorang perempuan, bernama Jinan. Sayang, cintanya tak sampai.


TIDAK MAU JADI LALAT

Kehidupan Abu Nawas berubah total menjadi Islami, menurut suatu riwayat, setelah suatu malam, pada bulan Ramadhan (diyakini sebagai Malam Qodar), dalam keadaan “teler” ia didatangi seseorang tak dikenal. Orang itu berkata: “Ya Abu Hani! Idza lam takun milhan tuslih, fala takun zubabatan tufsid”. Artinya, “Hai Abu Hani, jika engkau tak mampu menjadi garam yang melezatkan hidangan, janganlah engkau menjadi lalat yang menjijikan merusak hidangan itu”.

Kata-kata itu sangat berkesan pada diri Abu Nawas. Ia menyadari kesalahannya selama ini, merasa dirinya bukan garam, tapi lalat. Ia pun bertobat dan meninggalkan perilaku tidak Islaminya. Ia menjadi seorang ahli ibadah, rendah hati, rajin i’tikaf di masjid, dan jarang berbicara.

Meski demikian, ia tetap menggubah syair. Namun, syair-syairnya berganti warna, menjadi syair-syair dzikir dan senandung doa. Salah satu karyanya yang paling terkenal hingga kini, dijadikan senandung di pesantren-pesantren dan nasyid, adalah syair Al-I’tiraf di atas.

Menurut sebuah riwayat, suatu ketika, beberapa kawan Abu Nawas satu “geng” dulu, mendatanginya saat sedang i’tikaf di sebuah masjid.

“Apa yang keluar dari bibirmu sekarang?” ejek kawan-kawannya.
“Ayat-ayat Al-Quran,” jawab Abu Nawas, kalem.
“Yang kau pikirkan di kepalamu?”
“Kemahaagungan Allah yang sudah mengubah manusia buruk seperti kalian menjadi manusia yang baik seperti aku sekarang.”
“Kau habiskan malam-malammu dengan apa?”
“Dengan mendekatkan diriku yang hina dina ini kepada Dzat Yang Mahamulia, yaitu Allah SWT.”

“Lalu siang-siangmu keluyuran ke mana?”
“Ke gurun dan samudera petunjuk-Nya yang penuh rahmat dan ampunan. Aku tak akan tersesat di situ, karena firman-firman-Nya amat jelas,” kata Abu Nawas.

SASTRAWAN JENAKA

Abu Nawas dikenal luas bukan saja di dunia Islam, tapi juga dunia Barat. Kisah-kisah jenakanya sangat digemari berbagai kalangan. Hebatnya, kisah lucu Abu Nawas seakan tak pernah habis.

Selalu ada cerita lucu yang baru hingga akhirnya ia dikenal dengan seorang humoris yang sangat cerdas. Bahkan disebutkan, Khalifah Harun Al-Rasyid yang dikenal sebagai khalifah Bani Abasiyah paling pintar, tak pernah berhasil mengalahkannya.

Syair I’tiraf sendiri mengandung kejenakaan, tapi bukan senda-gurau. Simak saja liriknya: “Aku bukanlah ahli surga firdaus, tapi bukan pula orang yang kuat menahan panas api neraka”. Kalau diartikan secara harfiah, doa itu memang agak lucu: masuk surga tak pantas, masuk neraka tidak kuat.

Meski jenaka, dalam literatur Islam, Abu Nawas lebih dikenal sebagai tokoh sastra dari pada seorang ‘pelawak’. Lebih dari itu, sebuah sumber juga menyebutkan, ternyata petualangan Abu Nawas bukan dengan Harun Al-Rasyid, melainkan dengan khalifah setelahnya, Muhammad Al-Amin, putra Harun. Bahkan ada yang mengatakan, Abu Nawas tidak pernah bertatap muka dengan Harun Al-Rasyid.

Terlepas dari mana yang benar, yang jelas Abu Nawas dikenal sebagai sastrawan dan penyair terhebat pada masanya. Bahkan sejarahwan Ibnu Arabi mengatakan, “Telah aku bandingkan syair Abu Nawas dengan yang lain, ternyata tidak aku temukan syair seindah miliknya”.

Tidak banyak karya Abu Nawas yang bisa ditemukan. Pasalnya, lembaran-lembaran syairnya dibakar habis setelah ia bertobat.

“Aku takut setalah aku mati nanti, masih tersisa satu dari syairku. Oleh karena itu aku membakarnya” kata Abu Nawas ketika ditanya oleh salah seorang temannya. Apalagi Abu Nawas sendiri tidak pernah mengumpulkan syair-syairnya.

Wallahu a’lam.
 
 
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 07 Januari 2017

Kemana ruh setelah orangnya meninggal?

Mungkin banyak yang bertanya tanya, kamanakah ruh setelah seorang meninggal dunia? yang mana dalam artikel sebelumnya dibahas Arwah Saudara Kita Pulang Ke Rumahnya Setiap Malam Jum'at kemudian dalam kitab daqaiqul Akhbar dijelaskan:

وروى عن أبى هريرة رضي الله تعالى عنه اذا مات المؤمن دارت روحه حول داره شهرا فتنظر الى ما خلفه من ماله كيف يكسم أو كيف تؤدى ديونه فاذ تم له شهر ردت الى حفرته فتدور بعد ذلك حتى يتم عليه حول فينظر من يدعوله ومن يحزن عليه فاذا تم الحول رفع روحه الى حيث يجتمع الارواح الا يوم القيامة أى يوم ينفخ فى الصور.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Ketika seorang mukmin meninggal dunia, ruhnya berputar mengelilingi rumahnya selama 1 bulan, dia melihat harta yang ditinggalkannya, bagaimana pembagian dan pembayaran hutang-hutangnya. Setelah genap 1 bulan dia kembali pada kuburnya dan berputar-putar selama 1 tahun, maka dilihatnya orang-orang yang mendoakannya dan orang-orang yang bersusah hati atas kepergiannya. Setelah genap satu tahun ruhnya diangkat dan dikumpulkan dengan ruh-ruh yang lain sampai hari kiamat, yaitu hari ditiupnya sangkalala.

ويقال معهم الروح والريحان ويقال الروح ملك عظيم ينزل لحدمة المؤمنين كما قال الله تعالى " يوم يقوم الروح والملائكة صفا الآية." قيل معنه روح بنى آدم وقيل الروح جبرائل عليه السلام ويقال الروح روح محمد عليه السلام تحت العرش يستأذن ليلة القدر من الله فى النزول ليسلم على جميع المؤمنين والمؤمنات فيمر عليهم .

Dikatakan bahwa makna dari lafadz ruh adalah anak cucu Adam, ada yang mengatakan bahwa ruh adalah malaikat Jibril, dan ada yang mengatakan bahwa ruh adalah ruh Nabi Muhammad Saw. yang berada dibawah Arasy dan memohon ijin kepada Allah pada malam Lailatul Qadar untuk turun memberi salam kepada kaum mukmin laki-laki dan perempuan.

ويقال الروح الاقرباء من الاموات يقولون ياربنا ائذن لنا بالنزول الى منازلنا حتى ترى أولادنا وعيالنا فينزلون فى ليلة القدر كما قال ابن عباس رضى الله عنهما اذا كان يوم عاشوراء ويوم الجمعة الاولى من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة القدر وليلة الجمعة تخرج أرواح الاموات من قبورهم ويقفون على أبواب بيوتهم ويقولون ترحمواعلينا فى هذه اليلة المباركة بصدقة أو بلقمة فانامحتجون اليها فان بخلتم بها ولم تعكوها فاذكرونا بفتحة الكتاب فى هذه اليلة المباركة هل من أحد يترحم علينا هل من أحد يذكر غربتنا يا من سكن دارنا ويامن نكح نساءنا ويامن أقام فى واسع قصورنا ونحن الآن فى ضيق قبورنا ويامن قسم أموالنا ويامن استذل أيتامناهل منكم أحد يذكر غربتنا وصحفنامطويةوكتابكم منشور وليس الميت فى اللحد ثواب فلاتنسونا بمسرة من خبزكم ودعائكم فانامحتاجون اليكم أبدا فان وجدالميت من الصدقة وادعاء منهم رجع فرج مسرورا وان لم يجد رجع محزونا ومحروما وآيسامنهم

Ada juga yang mengatakan bahwa ruh adalah para kerabat orang-orang yang mati dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, izinkanlah kami turun kerumah-rumah kami sehingga kami bisa melihat anak-anak kami dan keluarga kami." Maka turunlah ruh pada malam Lailatul Qadar sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas ra.: Ketika datang hari raya (Idul Fitri dan Idul Qurban), hari Asyura (10 Muharram), hari Jumat yang pertama pada bulan Rajab, malam Nishfu Sya'ban, malam Lailatul Qadar dan malam Jumat ruh-ruh orang mati keluar dari kuburnya dan berhenti didepan pintu rumah-rumah mereka dan mereka berkata kepada kerabat-kerabatnya: "Berbelas kasihanlah kalian pada malam yang penuh barakah ini dengan sedekah dan sesuap makanan (pada orang-orang yang membutuhkan), maka sesungguhnya kami sangat membutuhkannya, jika kamu bakhil dan tidak mampu bersedekah, maka ingatlah kami dengan membaca surat Al Fatihah pada malam yang barakah ini. Apakah ada seseorang yang mengasihi kami, apakah ada orang yang ingat pengembaraan kami. Wahai orang-orang yang mendiami rumah, wahai orang-orang yang menikahi perempuan (istri) kami, wahai orang yang menempati gedung kami yang luas dan sekarang kami dalam kubur yang sempit, wahai orang yang membagi harta kami, wahai orang-orang yang mensia-siakan anak yatim kami, apakah salah seorang dari kalian tidak ingat akan pengembaraan kami, shahifah (buku catatan) kami yang telah ditutup dan buku-buku kalian yang masih terbuka, dan tidak ada bagi mayit secarik kainpun dalam liang lahad, maka janganlah kalian lupa secuil dari roti kalian dan doa kalian, sesungguhnya kami membutuhkan kalian selamanya.Jika si mayit menemukan Shadaqoh lan doa dari mereka, maka kembalilah dia dengang rasa senang dan gembira dan jika tidak mendapatkannya, maka kembalilah dia dengan kesusahan dan rasa kecewa dan dia merasa telah dilupakan.

Semoga bermanfaat.

Kitab Matsnawi Maulana Jalaluddin Rumi



Link-link kitab Matsnawi Maulana Jalaluddin Rumi:
1. http://www.sufism.ir/…/mo…/mathnavi-ar/mathnavi-vol-1-ar.pdf
2. http://www.sufism.ir/…/mo…/mathnavi-ar/mathnavi-vol-2-ar.pdf

Rabu, 04 Januari 2017

NU dan Muhammadiyah maulai tersingkir dari NKRI, waspadalah

Untuk bahan "tabayyun", telaah, klarifikasi, introspeksi dan diskusi, mohon dpt dibaca artikel dibwah ini:
WASPADA, NU DAN MUHAMMADIYAH MULAI TERSINGKIR OLEH ISLAM TRANS-NASIONAL

Upaya Terselubung Islam "Anyaran" Dirikan Khalifah Daulah Islamiyah

1. Siapa di Indonesia yg tak kenal @Nahdlatul Oelama dan Muhammadiyah? Di atas kertas, merekalah dua organisasi Islam terbesar di RI
2. Sekitar 85 juta umat Islam di Indonesia adalah NU, dan 50 juta Muhammadiyah. Artinya, sekitar 65 % seluruh penduduk muslim Indonesia
3. Ini jumlah yg besar, tp dlm kenyataannya, tampaknya 135 juta anggota NU dan Muhammadiyah hanya sebatas besar di angka statistik semata
4. Buktinya? Lihat bagaimana NU dan Muhammadiyah tidak bsa lagi memegang kepemimpinan ummat
5. Ummat justru dikendalikan oleh pergerakan Islam Trans-Nasional yg di Indonesia telah menjelma dlm wujud Islam “anyaran/baru”
6. Mereka adalah penerus gagasan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tharir yg ingin mendirikan Khalifah Daulah Islamiayah
7. Pelan2, mereka terus menggerus kepemimpinan NU dan Muhammadiyah yg masih setia dengan Pancasila dan NKRI
8. Knp itu bisa terjadi? Krn kelompok Islam "anyaran" itu justru dibiarkan tumbuh subur di era SBY (2004-2014)
9. Dlm 10 th itu, kelompok Islam Trans-Nasional banyak dapatkan ruang hidup, dapatkan subsidi dan jg difasilitasi utk tumbuh
10. Dg cara itu, kelompok Islam Trans-Nasional makin besar
Mereka mulai motong kaki NU dan Muhammadiyah di Mesjid, pengajian, dan sekolah
 11. Awalnya Islam Trans-Nasional hanyalah kelompok kecil yg mulai hadir pd era tahun 1970-an
12. Di era Orde Baru mereka masih tiarap, tapi setelah reformasi mereka mulai unjuk gigi
13. Melihat tren ini, SBY justru membiarkan kelompok ini utk bergerak dan mengakomodasi mereka utk memperkuat kekuasannya
14. Akhirnya, kelompok trans nasional tumbuh, bantuan asing dari timur tengah, dana Wahabi mengalir deras bersamaan dg fasilitasi dari SBY
15. Selama 10 tahun cukup untuk mereka membesar dengan dana asing yang tidak ber-seri (sangat banyak)
16. Mari kita lihat satu-persatu para Islam Trans-Nasional yg mulai membuat NU dan Muhammadiyah gigit jari
17. Pertama, Ikhwanul Muslimin atau yang sering dikenal dengan nama Moslem Brotherhood kalau di luar negeri
18. Didirikan di Mesir pada Maret 1928, saat ini mereka menyebar di 70 negara dengan menggunakan methode Halaqah
19. Gerakan Ikwan terbelah mjd dua arus utama: Ikhwan Tarbiyah yg menjadi cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera
20. Serta Ikhwan Jihad yg gunakan kekerasan yg jadi embrio Jamatul Muslimin, Jama’ah Islamiayah dan Jamaah Jihad yg berujung pd Al Qaeda
21. Di Indonesia, Ikhwanul Muslimin dideklarasikan tahun 1994, lebih banyak gerak di kelompok Tarbiyah SMA dan Perguruan Tinggi (LMD/ LDK)
22. Setelah reformasi, mereka berubah bentuk jadi Komite Aksi Muslim Indonesia, lalu berubah jadi Partai keadilan dan selanjutnya jadi PKS
23. Tujuan utama Ikhwan Tarbiyah yaitu membentuk Daulah Islamiyah dengan cara non kekerasan
24. Mereka manfaatkan instrumen demokrasi dg dirikan partai dan merebut kursi di Parlemen untuk wujudkan cita2 Daulah Islamiyah
25. Mereka turut bentuk jaringan Ikhwan Tarbiyah seluruh dunia, yaitu The International Forum for Islamic Parliaments (IFIP)
26. IFIP pernah adakan pertemuan di Indonesia tahun 2007 di Jakarta, bahkan Jakarta ditetapkan sbg Sekretariat IFIP
27. Waktu itu SBY dengan bangga membuka acara IFIP di Jakarta
m.tempo.co/read/news/2007
28. Sedangkan Ikhwan Jihadi atau Ikhwan sayap radikal muncul di Indonesia setelah dipicu oleh perang Afghanistan
29. Dan gerakan ini menemukan bahan baku pada aktivis Darul Islam Indonesia (DII).
Kelompok ini jg dirikan Jammaah islamiyah (JI) pada 1991
30. Tujuan utamanya: Mendirikan Khilafah Islamiyah dengan menggunakan metode kekerasan
allaboutwahhabi.blogspot.co.id/2011/09/mengen
31. Kedua, adalah Hizbut Tahrir yg menolak konsep demokrasi dan menekankan tentang paham kekhalifahan
32. HTI jelas tidak menerima NKRI dan Pancasila
HTI jg tidak mau hormat bendera merah Putih
muslimedianews.com/2014/08/ustadz
33. Metode perjuangan HTI adalah kaderisasi, sosialisasi dan merebut kekuasaan
34. Gerakan HT di Indonesia berawal dari aktivis masjid kampus Mesjid Al-Ghifari, IPB Bogor yg disebarkan melalui halaqah2
35. Kader-kadernya HTI aktif melakukan sosialisasi dan kaderisasi dengan memanfaatkan Masjid2
36. Sejalan dengan gerakan Tarbiyah, mereka juga lakukan kaderisasi ke sekolah dan kampus-kampus, selain mengajak ke pengajian HT Indonesia
37. Karakter dari HTI : angkat isu struktural dan global, bahaya kapitalisme, dominasi USA serta sistem ekonomi dan politik alternatif
38. Jawaban mereka (HTI) hanya satu: ganti NKRI dengan sistem Khalifah
Bagi mereka Khalifah adalah harga mati!!!
39. Ketiga adalah gerakan Salafi Dakwah dan Salafi Sururi yg berkembang dengan bantuan dana pemerintah Arab Saudi
40. Awalnya mereka adalah alumni Lembaga Ilmu pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA)
Perkembangan mereka berbasis pesantren
41. Keempat adalah Syiah yg berkembang setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979 dan menyebarnyanya alumnus Qum
42. Di Indonesia muncul dua organsiasi Syiah:
pertama, Lembaga Komunikasi Ahlul Bait yg merupakan wadah alumni Al Qum
43. Organisasi kedua tergabung dalam IJABI yg lebih berkiblat ke Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah
44. Pengikut Syiah keturunan Arab lakukan bertaqiyah (sikap menyembunyikan diri)
Jaringan Syiah yg kuat ditemukan di Jatim dan Pekalongan
45. Di era SBY, perkembangan Syiah dianggap ancaman ol kelompok Sunni termasuk Tarbiyah dan HTI krn Iran sangat mengganggu kep. Arab Saudi

46. Inilah yg membuat kelompok Wahabi justru menyerang kelompok Syiah dan Ahmaddiyah

47. Skali lg demi dukungan, menyingkirkan NU dan Muhammadiyah, maka jaringan SBY fasilitasi konflik Sunni-Syiah ini
48. Kelima adalah Jamaah Tablig juga masuk kategori gerakan trans-nasional
49. Jamaah Tablig ini berpusat di perkotaan dan bersifat non-politis.
Anggotanya kurang lebih 20.000 orang
50. Dlm 10 tahun di era SBY, gerakan Islam Trans-Nasional banyak menggerogoti basis2 organisasi massa
51. Masjid2 NU dan Muhammadiyah mulai dikuasai oleh Ikhwan dan HTI.
Jemaah Tabliq menggerogoti beberapa basis penting NU di perkotaan
52. Sedangkan gerakan Salafi mengambil jemaah @Nahdlatul Oelama puritan dg pendekatan pesantren
53. Jd strategi kuasai Mesjid dr kelompok Trans-Nasional relatif berhasil
Dg cara itu mereka menguasai Marbot, takmir sampai pendakwah
54. Aktivitas mesjid digunakan untuk halaqah para Ikhwan dan HTI
55. Selain itu para Ikhwan Tarbiyah (PKS) dan HTI aktif juga bergerak di sekolah dan perguruan tinggi
56. Mereka masuk melalui dua cara: pertama, melakukan kaderisasi yg sangat agresif di forum Kerohanian Islam (Rohis)
57. Kader2 mereka aktif mendekati pelajar dan mahasiswa dengan pendekatan emosional, empati dalam Liqo
58. Dan selanjutnya mengajak bergabung dlm Halaqah
Jaringan kaderisasi seperti bergerak berjenjang dalam model sel-sel kecil
59. Tentu ini mengherankan karena model kerja sel kecil ini awal muasalnya diciptakan oleh komunis internasional
60. Pdhl kita tahu, kelompok Islam Trans-Nasional gaungkan anti-komunis, tapi cara penguatan jaringan ala komunis ternyata mereka pakai juga
61. Dg kaderisasi di perguruan tinggi, gerakan Tarbiyah pelan2 masuk ke sektor negara jadi PNS, anggota TNI, Polri dan profesional
62. Di era SBY mereka juga menikmati fasilitasi beasiswa dan tugas belajar ke luar negeri
63. Di luar negeri mereka aktif membangun jaringan dan semakin terbentuk setelah kembali ke tanah air
Joxzin Jogja
64. Mereka kemudian mulai menguasai Mesjid kementerian/BUMN dengan pendakwah dari kader Tarbiyah dan HTI

65. Dakwah lain yg dikembangkan adlh melalui media dan medsos
Kelompok ini aktif mengisi acara dakwah di TV maupun radio @RRI TVRI Nasional

66. Di era SBY mereka diberi ruang gerak karena SBY mengangkat Menteri Kominfo yang kader PKS @tifsembiring

67. Dengan penguasaan kementerian Kominfo oleh Tarbiyah, mereka mengendalikan media resmi seperti TVRI, RRI dan Antaralain termasuk Radio-radio.

68. Dan menempatkan kader mereka di posisi eselon 1 sampai 3 untuk jaga kontrol internet dan medsos
69. Mereka juga agresif menyediakan jasa Ustad-Ustad untuk mengisi pengajian-pengajian komunitas Islam
70. TV yg memerlukan penceramah agama juga disediakan oleh mereka secara gratis
Dan juga melakukan dakwah melalui pengajian di radio2
71. Di media sosial mereka juga berjaya
Pendekatan pada generasi muda dilakukan melalui media sosial baik WA Groups, BBM maupun SMS
72. Hal ini membuat metode dakwah dari @NahdlatulOelama dan @muhammadiyah menjadi ketinggalan kereta
73. Bahkan para Islam Trans-Nasional sudah membentuk pasukan dunia maya (cyber army) di medsos
74. yg bukan hy sebarkan dakwah ala Tarbiyah dan HTI tapi jg sebarkan fitnah dg bungkus dalih agama untuk mulai serang kelompok lawan mereka
75. Kelompok Trans nasional terutama Ikhwan dan HTI mulai ubah strategi dg membuat aliansi strategis antar kelompok Islam dg berbagai nama
76. Bisa menggunakan Forum Umat Islam (FUI) ataupun Front-front Aksi yg bersifat taktis seperti GNPF-MUI
77. Dengan cara itu, mereka tidak terkungkung oleh dominasi kepemimpinan @NahdlatulOelama dan @muhammadiyah
78. Upaya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah juga dilakukan SBY dengan membentuk Majelis Dzikir Nurussalam
79. Dg bentuk kelompok ini, SBY ingin punya kendali langsung atas massa Islam tanpa harus bernegoisasi dg NU dan Muhammadiyah
80. Cara ini jg berkembang sejalan dg tren maraknya Habib dirikan kelompok Dzikir yg pengikutnya ribuan
81. Kegiatannya sekilas hanya berdizikir, namun dengan acara itu, bisa jadi ajang baru untuk melakukan konsolidasi massa terutama anak2 muda
82. Alasan itu yg melatar belakangi SBY memobilisasi Majelis Dzikir Nurussalam yg dipimpin oleh Utun Tarunadjaja pada thn 2000
83. Yayasan Majelis Dzikir Nurussalam disebut sebagai mesin politik dan mesin uang tim sukses SBY
nasional.inilah.com/read/detail/25
84. Kelompok Trans-Nasional melanjutkan aksinya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah
85. Dengan cara merebut kepengurusan organisasi fatwa seperti Majelis Ulama Indonesia
86. Dengan menancapkan pengaruh di MUI maka mereka bisa memberikan legitimasi pada aksi yg dipakai dengan bekal fatwa MUI
87. Mereka memanfaatkan kelengahan NU dan Muhammadiyah pasca berpulangnya KH Sahal Mahfud
88. Dien Syamsudin dan KH Mahruf Amin yg menggantikan Sahal Mahfud justru lebih bersikap oportunis pada kelompok Trans-Nasional
89. Dua orang pengganti Sahal ini dikenal punya nafsu politik yg tinggi dan sptnya rela meninggalkan Muhammadiyah dan NU demi posisi politik
90. Dengan penguasaan MUI ditambah dengan terbentuknya Front aksi, maka kelompok Trans-Nasional berhasil merebut kepemimpinan umat Islam
91. kelompok Trans-Nasional berhasil merebut kepemimpinan umat Islam dari NU dan Muhammadiyah, serta bisa kendalikan agenda politik keumatan
92. Ini yg jelaskan knapa kelompok Trans-Nasional setir ummat utk kep. politik ideologi, yakni terwujudnya Daulah Islamiyah dan Kekhalifahan
93. Berbagai cara mereka gunakan untuk menguji kepemimpian mereka (kelompok islam trans-nasional)

94. Mulai safari Maulid Nabi ke berbagai daerah, salat subuh berjamaah sampai dengan pengumpulan dana untuk bergerak

95. Terakhir ada upaya untuk kumpulkan dana untuk danai kelompok teroris di Suriah
cnnindonesia.com/nasional/20161
96. Demi persatuan aksi Daulah Islamiyah dan Kekhalifahan, para Islam Trans-Nasional terpaksa mau terima Rizieq sebagai pemimpin gerakan
97. Walaupun kelompok islam trans-nasional ini tahu, bahwa Rizieq FPI dibesarkan oleh elit tentara
98. Tapi mereka tahu jg tahu kelemahan Rizieq yg mudah dibeli oleh elit politik dan punya sejumlah “cacat” yg bs stiap saat utk disingkirkan
99. @syihabrizieq didorong-dorong masuk perangkap makar
Setelah itu gantian kelompok Ikhwan dan HTI yg akan memimpin

100. Kelompok islam trans-nasional sudah siap mengganti Pancasila dan NKRI dengan Negara Khalifah Daulah Islamiyah
101. Sekali lagi, kepemimpinan NU dan @muhammadiyah semakin jauh disisihkan secara sistematis
102. Entah apakah NU dan Muhammadiyah merasa “tertampar” dengan berbagai aksi Islam Trans-Nasional belakangan
103. Atau mungkin NU dan Muhammadiyah msh blm sadari ini? Mereka masih mrasa posisinya aman walau nyatanya sdh berdiri di atas batang lidi?
104. Ketika kepemimpinan NU dan Muhammadiyah jatuh, maka jatuh pula NKRI dan sangat mudah digantikan dg Negara Khilafah Daulah Islamiyah
105. Semoga kita Indonesia masih bisa berharap munculnya kembali kepemimpinan ummat Islam di tangan NU dan Muhammadiyah demi tegaknya NKRI

Matur nuwun sederek sedoyo masyarakat,

Jangan pernah lelah mencintai keragaman Indonesia dalam balutan NKRI.

Semoga bermanfaat.