Kamis, 29 Januari 2015

Tujuan melepas "Tali Pocong" pada Mayat

Betul kalau orang wafat melepaskan segalanya. Memang bukan ia sendiri yang menanggalkannya. Tetapi pihak keluarga perlu mencopot segala yang melekat pada tubuh jenazah mulai dari pakaian luar-dalam, sepatu, dasi, juga ikatan gesper, bermerk atau tidak, belanja di pasar swalayan atau loakan. Pokoknya dicopot.

1.Pertama, memudahkannya untuk mandi jenazah.
2.Kedua, moga-moga saja calon ahli kubur ini dilonggarkan dari segala kesulitan.

Selain pakaian, perlu juga melepas apa saja yang menggantung, tersemat, atau melingkar seperti kalung, cincin, gelang, atau anting termasuk tali ikat kain kafan.

Bolehlah kita amati keterangan Syekh Romli dalam Nihayatul Muhtaj.

فإذا وضع الميت في قبره نزع الشداد عنه تفاؤلا تحل الشدائد عنه، ولأنه يكره أن يكون معه في القبر شيء معقود و سواء في جميع ذلك الصغير والكبير

"Bila mayit sudah diletakkan di kubur, maka dilepaslah segenap ikatan dari tubuhnya berharap nasib baik yang membebaskannya dari kesulitan di alam Barzakh. Karenanya,
Makruh hukumnya bila mana ada sesuatu yang mengikat bagian tubuh jenazah, Dan sama juga baik jenazah anak-anak maupun jenazah dewasa."

Terus buat apa melepas ikat tali kafan jenazah anak kecil. Dia kan belum punya dosa? Syekh Ali Syibromalisi dalam Hasyiyah atas Nihayah menyebutkan, mencopot segala ikatan dari tubuh memang tidak mesti bertujuan melonggarkannya dari siksaan dosanya. Tetapi juga untuk perlu untuk menambah kesejahteraannya di kubur.

لايقال: العلة منتفية في حق الصغير لأنا نقول التفاؤل بزيادة الراحة له بعد فنزل ما انتفى عنه من عدم الراحة منزلة رفع الشدة

"Kendati demikian, kita tidak bisa mengatakan bahwa illat melepas tali pengikat jenazah sudah tidak berlaku pada jenazah anak kecil mengingat ia belum punya dosa yang menyusahkannya di alam kubur.
Pasalnya, kita bisa berkata bahwa “berharap nasib baik” dimaknai sebagai tambahan kebahagiaan bagi jenazah si kecil, satu tingkat di atas pembebasan dari kesulitan kubur. Karena, illat tiada kebahagiaan yang hilang dari jenazah itu, menempati pembebasannya dari kesulitan."

Artinya, ini juga berlaku untuk orang-orang suci tanpa dosa untuk menambah hiburan-hiburan yang membahagiakan dan meramaikan kuburnya yang sepi.

Sementara bagaiman dengan perihal roh jenazah yang bergentayangan mengganggu orang-orang hidup untuk meminta dilepaskan tali kafannya?

Wallahu a’lam.

Catatan :

Illat  artinya Alasan (melepas pocong)

HUKUM MELEPAS TALI POCONG


1-katanya jika tali pocong tidak dilepas maka akan jadi hantu pocong,apakah itu benar? dan bagaimana hukumnya jika tidak dilepas?
2-adakah dalam islam ada anjuran/perintah untuk melepas tali pocong saat mengubur mayat?

Masalah tali pocong tidak dilepas katanya nanti jadi hantu pocong itu saya kurang tau,,mungkin hanya mitos tapi yg jelas saat jenazah dikafani maka disunnahkan untuk mengikat kafan dan melepas talinya saat dikubur dan hukumnya makruh jika tali2nya tidak dilepas

وَيُسْتَحَبُّ جَعْلُ الْحَنُوطِ في لِحْيَتِهِ وَرَأْسِهِ كما نَصَّ عليه الشَّافِعِيُّ وَالْأَصْحَابُ ثُمَّ يَلُفُّ عليه أَيْ الْمَيِّتِ الثَّوْبَ الْأَوَّلَ وهو الذي يَلِيهِ فَيَضُمُّ منه شِقَّهُ الْأَيْسَرَ على شِقِّ الْمَيِّتِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ الْأَيْمَنَ على الْأَيْسَرِ لَا عَكْسُهُ كما يَفْعَلُ الْحَيُّ بِالْقَبَاءِ ثُمَّ يَلُفُّ الثَّانِيَ ثُمَّ الثَّالِثَ كَذَلِكَ وَيَجْمَعُ الْفَاضِلَ عِنْدَ رَأْسِهِ جَمْعَ الْعِمَامَةِ ثُمَّ يَرُدُّهُ على وَجْهِهِ وَصَدْرِهِ إلَى حَيْثُ يَبْلُغُ ويرد الْفَاضِلَ من رِجْلَيْهِ على قَدَمَيْهِ وَسَاقَيْهِ وَلِيَكُنْ فَاضِلُ الرَّأْسِ أَكْثَرَ كَالْحَيِّ وَلِخَبَرِ مُصْعَبٍ السَّابِقِ ثُمَّ يَشُدُّ الْأَكْفَانَ عليه بِشِدَادٍ لِئَلَّا تَنْتَشِرَ عِنْدَ الْحَمْلِ إلَّا أَنْ يَكُونَ مُحْرِمًا كما صَرَّحَ بِهِ الْجُرْجَانِيُّ وَيَحِلُّ في الْقَبْرِ لِأَنَّهُ يُكْرَهُ أَنْ يَكُونَ معه في الْقَبْرِ شَيْءٌ مَعْقُودٌ وَلَا يَجِبُ الْحَنُوطُ بَلْ يُنْدَبُ

أسنى المطالب في شرح روض الطالب (1/ 310)
fokus

ثُمَّ يَشُدُّ الْأَكْفَانَ عليه بِشِدَادٍ لِئَلَّا تَنْتَشِرَ عِنْدَ الْحَمْلِ إلَّا أَنْ يَكُونَ مُحْرِمًا كما صَرَّحَ بِهِ الْجُرْجَانِيُّ وَيَحِلُّ في الْقَبْرِ لِأَنَّهُ يُكْرَهُ أَنْ يَكُونَ معه في الْقَبْرِ شَيْءٌ مَعْقُودٌ وَلَا يَجِبُ الْحَنُوطُ بَلْ يُنْدَبُ


kemudian disunnahkan untuk mengikat kafan mayit dengan tali supaya tidak menyebar/bergeser saat dibawa kecuali (gak usah diikat) pada mayat ihrom (orang meninggal saat keadaan ihrom) sebagaimana keterangan yg disampaikan aljarjani
dan disunnahkan melepas talinya saat dalam kubur karena dimakruhkan didalam kubur ada sesuatu yg masih terikat dan hukum tentang ikatan itu tidak wajib akan tetapi sunnah

dalam Sebuah Riwayat>

عن مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ لَمَّا وَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نُعَيْمَ بْنَ مَسْعُودٍ فِى الْقَبْرِ نَزَعَ الأَخِلَّةَ بِفِيهِ


“Dari Ma’qil bin yasar, ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam meletakkan jenazah Nu’aim bin Mas’ud di dalam kubur, beliau melepas ikatannya dengan mulutnya.”..
kalau gak salah keterangan ini ada dalam Kitab Al_mughni dan kitab Al_mushonnif.

Disuatu daerah terdapat suatu kejadian yang aneh tapi nyata. yaitu ketika para penduduk mengubur mayat akan tetapi kemudian mereka lupa untuk membuka pocongan mayat tersebut, maka malam harinya dan malam-malam selanjutnya mereka selalu dihantui oleh pocongan yang bersuara “cong culidin” yang kemudian ada sebagian penduduk yang mengikuti penguburan kemarin itu ingat kalau pocongannya belum dibuka sehingga membuat sebagian dari mereka mengartikan “cong culidin” dengan pocongku uculono din mudin sehingga mereka bersepakat untuk menggali kuburan dan melepas pocongannya. Tetapi anehnya setelah mereka melakukan penggalian dan membuka pocongan tersebut, malam harinya dan seterusnya mereka bisa tidur nyenyak karena sudah tidak dihantui oleh pocongan tadi.

@  Bagaimanakah hukumnya menggali kubur dengan tujuan diatas ( membuka pocongan agar supaya tidak dihantui lagi ) ?
                           
@   Khilaf,menurut madzhab Hanbali hal itu diperbolehkan bahkan sunat karena terdapat غرض صحيح yaitu        تحسين الكفن / حل العقد  dan hal itu disunnahkan,sedangkan menurut madzhab Syafi’i tidak boleh karna belum mencapai tingkatan darurat yang memperbolehkan menggali kuburan ((نبش القبر.   
Referensi : Al Fiqhul Al islamiy Juz 2 Hal 529
Matholibu ulin nuha juz 1 hal 917

مطالب أولى النهى ج 1 ص 917
( ويجوز نبش ) ميت ( لغرض صحيح كتحسين كفن ) , لحديث جابر : { أتى النبي صلى الله عليه وسلم عبد الله بن أبي بعد ما دفن , فأخرجه فنفث فيه من ريقه , وألبسه قميصه } متفق عليه . ( و ) ل ( إبدال كفن حرير ) أو منسوج بذهب أو فضة لتحريم استعماله . ( و ) يجوز نبشه ( لإفراد مدفون مع غيره ) , لحديث جابر قال : " دفن مع أبي رجل فلم تطب نفسي حتى أخرجته , فجعلته في قبر على حدة " رواه البخاري . ( و ) ينبش ( مدفون لعذر بلا غسل وحنوط ) , فيغسل ويحنط وتعاد الصلاة عليه ويدفن . ( ويتجه : و ) ينبش ميت ( مدفون على جنبه الأيسر ) , لأنه خلاف السنة ( أو لحقته نداوة ) الأرض فينبش , لئلا يسرع إليه الفساد , وهذا متجه . وأما قوله : ( أو بلع مال نفسه وله وارث )  ففيه ما فيه , بدليل تصريح الأصحاب بأن للوارث أخذ المال إذا بلي الميت لا قبله
الفقه الإسلامي ج 2 ص 539

وقال الحنابلة : يجوز نقل الميت لغرض صحيح كدفنه في بقعة خير من بقعته التي دفن فيها , ولمجاورة صالح لتعود عليه بركته إلا الشهيد اذا دفن بمصرعه فلا ينقل عنه لغيره حتى لو نقل منه رد اليه ندبا لأن دفنه فى مصرعه ( مكان قتله ) سنة فقد امر النبي صلى الله عليه وسلم بقتلى أحد ان يردوا الى مصارعهم وكانوا نقلوا الى المدينة

Semoga bermanfaat

Selasa, 27 Januari 2015

Kisah Majusi mendapat Hidayah menjelang Wafat

Dinukil dari kitab Bahrud Dumu' Abul Faroj Ibnul Jauzy

وروي عن الحسن البصري رضي الله عنه أنه قال: دخلت على بعض المجوس وهو يجود بنفسه عند الموت، وكان حسن الجوار، وكان حسن السيرة، حسن الأخلاق، فرجوت أن الله يوفقه عند الموت، ويميته على الإسلام، فقلت له: ما تجد، وكيف حالك؟

Diriwayatkan dari Hasan Al Bisri rodhiyallohu anhu sesungguhnya beliau berkata :
" suatu kali aku masuk ke rumahnya orang majusi (kafir penyembah api), sedangkan dia dalam keadaan merelakan jiwanya ketika maut akan menjemputnya.
majusi ini adalah tetangga yg baik, sejarah hidupnya bagus dan akhlaknya juga terpuji, aku berharap semoga Allah memberikan taufiq kepadanya ketika akan meninggal dan mewafatkannya dalam keadaan islam.
kemudian aku berkata kepada si majusi :
" bagaimana keadaanmu, apa yg kau rasakan ?

فقال: لي قلب عليل ولا صحة لي، وبدن سقيم، ولا قوة لي، وقبر موحش ولا أنيس لي، وسفر بعيد ولا زاد لي، وصراط دقيق ولا جواز لي، ونار حامية ولا بدن لي, وجنّة عالية ولا نصيب لي، ورب عادل ولا حجة لي.

majusi berkata kpdku :
" hati yg sakit tak ada kesehatan bagiku, badan yg sakit tiada kekuatan bagiku, kubur yg sepi tiada ketentraman bagiku, perjalanan yg jauh tiada bekal bagiku, jembatan yg sangat tipis tiada bisa lewat bagiku, neraka yg sangat panas tiada badan bagiku, syurga yg tinggi tiada bagian bagiku dan Tuhan yg maha adil tiada hujah bagiku. "

قل الحسن: فرجوت الله أن يوفقه، فأقبلت عليه، وقلت له: لم لا تسلم حتى تسلم؟

قال: إن المفتاح بيد الفتاح، والقفل هنا، وأشار إلى صدره وغشي عليه.

Al Hasan berkata (didalam hati) aku berharap kepada Allah semoga memberikan taufiq kepadanya.
kemudian aku menghadap kepadanya dan aku berkata :
" mengapa kau tidak masuk islam hingga kau bisa selamat ?"
dia berkata :
" sesungguhnya kunci berada dalam kekuasaan dzat yg maha membuka, dan gemboknya ada disini "
majusi memberi isyarat kearah hatinya, kemudian majusi pingsan.

قال الحسن: فقلت: إلهي وسيدي ومولاي، إن كان سبق لهذا المجوسي عندك حسنة فعجل بها إليه قبل فراق روحه من الدنيا، وانقطاع الأمل

فأفاق من غشيته، وفتح عينيه، ثم أقبل وقال: يا شيخ، إن الفتاح أرسل المفتاح. أمدد يمناك، فأنا أشهد أن لا اله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله، ثم خرجت روحه وصار إلى رحمة الله

Al Hasan berkata :
" wahai Tuhan, junjungan dan Tuanku, jika telah ada dalam kehendakmu yg mendahului utk majusi ini yaitu kebaikan disisimu, maka percepatlah kebaikan tersbut kepadanya sebelum ruhnya terpisah dari dunia dan sebelum terputusnya angan2. "
kemudian si majusi siuman dari pingsannya, dia membuka kedua matanya kemudian menghadap dan berkata :
" wahai syaikh, sesungguhnya Allah dzat yg maha membuka telah mengirimkan kunci, ulurkanlah tangan kananmu, sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
kemudian keluarlah nyawanya majusi dan masuk kedalam rahmatnya Allah.
wallohu a'lam

نحر الدموع

ابو الفرج ابن الجوزى

Semoga kita semua yg banyak dosa ini mendapatkan taufiq hidayahnya Allah sehingga bisa bertaubat dan wafat dalam keadaan husnul khotimah....
Aamiin...

وروي عن الحسن البصري رضي الله عنه أنه قال: دخلت على بعض المجوس وهو يجود بنفسه عند الموت، وكان حسن الجوار، وكان حسن السيرة، حسن الأخلاق، فرجوت أن الله يوفقه عند الموت، ويميته على الإسلام، فقلت له: ما تجد، وكيف حالك؟

فقال: لي قلب عليل ولا صحة لي، وبدن سقيم، ولا قوة لي، وقبر موحش ولا أنيس لي، وسفر بعيد ولا زاد لي، وصراط دقيق ولا جواز لي، ونار حامية ولا بدن لي, وجنّة عالية ولا نصيب لي، ورب عادل ولا حجة لي

قل الحسن: فرجوت الله أن يوفقه، فأقبلت عليه، وقلت له: لم لا تسلم حتى تسلم؟
قال: إن المفتاح بيد الفتاح، والقفل هنا، وأشار إلى صدره وغشي عليه

قال الحسن: فقلت: إلهي وسيدي ومولاي، إن كان سبق لهذا المجوسي عندك حسنة فعجل بها إليه قبل فراق روحه من الدنيا، وانقطاع الأمل.
فأفاق من غشيته، وفتح عينيه، ثم أقبل وقال: يا شيخ، إن الفتاح أرسل المفتاح. أمدد يمناك، فأنا أشهد أن لا اله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله، ثم خرجت روحه وصار إلى رحمة الله

نحر الدموع
ابو الفرج ابن الجوزى 

Orang Menghina Nabi SAW, digigit Anjing

kitabnya ad-Durarul kaminah

قال الحافظ ابن حجر العسقلاني في كتابه الدرر الكامنة
كان النَصارَى يَنْشُرون دُعاتَهم بين قَبائل المغُول طَمَعًا في تَنصِيرهم، وقد مَهَّدَ لهم الطاغِية هُولاكُو سَبِيل الدَعْوَة بِسَبَبِ زَوْجَتِه الصَلِيبيّة ظفر خاتون، وذاتَ مَرّةٍ تَوَجَّه جماعةٌ مِن كِبار النَصارَى لِـحُضور حَفْلٍ مَغُولِيٍّ كَبِير عُقِدَ بِسَبَبِ تَنَصُّرِ أَحَدِ أُمَراءِ المَغُول، فأخَذَ واحِدٌ مِن دُعاةِ النَصارَى في شَتْمِ النَبِيّ صلى الله عليه وسلم، وكان هناك كَلْبُ صَيْدٍ مَرْبُوطٌ، فلَمّا بَدَأَ هذا الصَلِيبِيّ الحاقِدُ في سَبِّ النَبيّ صلى الله عليه وسلم زَمْجَرَ الكَلْبُ وهاجَ ثم وَثَبَ علَى الصَلِيبيّ وخَمَشَهُ بِشِدّة، فخَلَّصُوه منه بَعْد جَهْدٍ. فقال بعضُ الحاضِرِينَ: هذا بكَلامِك في حَقّ مُحمّد عليه الصلاة والسلام، فقال الصليبيّ: كلا، بل هذا الكَلبُ عَزِيز النَفْسِ رَآنِي أُشِيرُ بِيَدِي فَظَنَّ أَنِّي أُرِيدُ ضَرْبَه، ثُم عادَ لِسَبِّ النَبيّ وأَقْذَعَ فِي السَبّ، عِندَها قَطَعَ الكَلْبُ رِباطَه وَوَثَبَ علَى عُنُق الصَلِيبييّ وَقَلَعَ زَوْرَه في الحال فمَاتَ الصَلِيبيّ مِن فَوْرِه، فعِندَها أَسْلَم نَحو أَربَعِين أَلْفاً مِن المَغُول

berkata Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani didalam kitabnya ad-Durarul kaminah'': dulu orang-orang Nashoro hendak menyebarkan da'wa mereka di antara qabila-qabila mongolia, dengan harapan agar mereka memeluk agama Nashoro, dan telah dipermudah bagi nashoro jalan da'wa mereka oleh raja mongol yang dholim yang bernama Hulaku karna istri sang raja dholim itu beragama nashoro wanita yang terhormat.
dan suatu ketika,jama'ah dari pembesar-pembesar nashoro menuju ke acara besar orang2 mongol yang dibuat karna salah seorang umaro mongol memeluk agama nasroni.
kemudian salah satu da'i nashoro mulai mencaci Nabi Muhammad shalallahu alaihi was sallam, dan di situ ada anjing pemburu yang terikat, dan ketika si salibis pendedam ini mulai mencaci Nabi saw. anjing yang terikat itu menggeram dan berontak kemudian meloncat ke sisalibis itu lalu anjing itu menerkamnya dengan kuat, kemudian dilepaskan anjing itu dari sisalibis setelah susah payah.
kemudian sebagian hadirin berkata:''ini sebab ucapanmu pada diri Muhammad alaihi sholatu wa salam.
sisalibis tersebut menjawab:''tidak sama sekali, tetapi anjing ini sangat pintar, dia melihat saya memberi isyarat dengan tangan saya dan dia menyangka bahwa saya akan memukulnya.
kemudian sisalibis itu mengulangi lagi dalam mencaci Nabi dan menggunakan bahasa yang sangat jelek dalam caciannya, ketika dia sedang mencaci, si anjing memutuskan ikatannya lalu meloncat ke leher salibis dan mencabut -dengan giginya- Rongga dada sisalibis seketika itu lalu matilah si salibis, dan didalam kejadian ini sekitar empat puluh ribu orang mongol memeluk agama islam.

Semoga bermanfaat

Sabtu, 24 Januari 2015

Dicabut Nyawanya dengan lembut untuk orang beriman

MENGINGAT MAUT atau KEMATIAN
Dinukil dari Kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi

وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى مَلَكَ الْمَوْتِ عِنْدَ رَأْسِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ارْفُقْ بِصَاحِبِي فَإِنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَقَالَ أَبْشِرْ يَا مُحَمَّدُ؛ فَإِنِّي بِكُلِّ مُؤْمِنٍ رَفِيقٌ، وَاللَّهِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي لَأَقْبِضُ رُوحَ ابْنِ آدَمَ فَإِذَا صَرَخَ صَارِخٌ مِنْ أَهْلِهِ قُلْتُ: مَا هَذَا الصُّرَاخُ، فَوَاللَّهِ مَا ظَلَمْنَاهُ وَلَا سَبَقْنَا أَجَلَهُ، وَلَا اسْتَعْجَلْنَا قَدَرَهُ،

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, :
bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam melihat Malaikat Maut dihadapan seorang sahabat Anshor, lalu Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata padanya :
" lembutlah kepada Sahabatku ini, sesungguhnya dia adalah orang yang beriman" lalu Malaikat maut jawab : " sampaikanlah berita gembira ini wahai Muhammad, sesungguhnya aku selalu berlaku lembut kepada semua orang beriman,
demi Allah , ya Muhammad, sesungguhnya aku mencabut ruh Manusia lalu terdengar teriakan-teriakan dari keluarganya, saya bingung apa maksud teriakan-teriakan ini,
demi Allah aku tidak sedikit pun berbuat dzalim kepadanya, dan tidak pula aku mendahului ajalnya, atau buru-buru mencabut nyawanya,

فَمَا لَنَا فِي قَبْضَةٍ مِنْ ذَنْبٍ، فَإِنْ تَرْضَوْا بِمَا صَنَعَ اللَّهُ تُؤْجَرُوا وَإِنْ تَسْخَطُوا أَوْ تَجْزَعُوا تَأْثَمُوا وَتُؤْزَرُوا وَمَا لَكُمْ عِنْدَنَا مِنْ عُتْبَةٍ، وَإِنَّ لَنَا عَلَيْكُمْ لَبَقِيَّةً وَعَوْدَةً، فَالْحَذَرَ الْحَذَرَ، وَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتِ شَعْرٍ أَوْ مَدَرٍ فِي بَرٍّ أَوْ بَحْرٍ إِلَّا وَأَنَا أَتَصَفَّحُ وُجُوهَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، حَتَّى إِنِّي لَأَعْرِفُ صَغِيرَهُمْ وَكَبِيرَهُمْ، وَأَعْرَفُ مِنْهُمْ بِأَنْفُسِهِمْ، وَاللَّهِ يَا مُحَمَّدُ لَوْ أَنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَقْبِضَ رُوحَ بَعُوضَةٍ مَا قَدِرْتُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يَكُوَن اللَّهُ تَعَالَى هُوَ الْآمِرُ بِقَبْضِهَا ".

kami mencabut nyawa hanya bila kami diperintah, maka jika kalian ridho terhadap apa-apa yang sudah Allah kehendaki terjadi maka kalian akan mendapat pahala, namun jika kalian marah-marah atau kalian tidak sabar menghadapinya maka kalian berdosa, cercaan kalian kepada kami tidaklah ada gunanya, karena kami pasti akan terus mendatangi kalian, maka hati-hatilah, tidak ada dari penghuni rumah di daratan maupun dilautan kecuali aku selalu mengusap wajah mereka 5x tiap sehari -semalam, hingga aku mengetahui masa kecil mereka hingga masa tua mereka , dan saya lebih mengetahui diri mereka daripada mereka mengetahui diri mereka sendiri,
demi Allah, ya Muhammad jikalau aku hendak mencabut nyawa seekor nyamuk pun aku tak sanggup melakukannya hingga Allah Ta'ala memberi perintah agar nyawanya dicabut "

وَرَوَى أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى أُنَاسًا يَضْحَكُونَ
قَالَ: «أَمَا إِنَّكُمْ لَوْ أَكْثَرْتُمْ مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ لَشَغَلَكُمْ عَمَّا أَرَى» .
ثُمَّ قَالَ: «أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ» ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النِّيرَانِ»

dan Abu Sa'id al-Khudri Ra, meriwayatkan, bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam pernah melihat orang-orang ketawa-ketiwi, beliau berkata:
" kalian kalau banyak-banyak mengingat perusak kenikmatan, pastilah ia akan membuat kalian sibuk dari apa-apa yang aku lihat"
kemudian Rasulullah shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" kalian banyak-banyaklah mengingat mati "
kemudian beliau bersabda :
" sesungguhnya kubur adalah taman dari taman-taman surga atau jurang dari jurang-jurang neraka "

وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لِكَعْبٍ: يَا كَعْبُ حَدِّثْنَا عَنِ الْمَوْتِ قَالَ: إِنَّ الْمَوْتَ كَشَجَرَةِ شَوْكٍ أُدْخِلَتْ فِي جَوْفِ ابْنِ آدَمَ فَأَخَذَتْ كُلُّ شَوْكَةٍ بِعِرْقٍ مِنْهُ، ثُمَّ جَذَبَهَا رَجُلٌ شَدِيدُ الْقُوَى، فَقَطَعَ مِنْهَا مَا قَطَعَ وَأَبْقَى مَا أَبْقَى.

diriwayatkan bahwa Umar bin Khathab ra bertanya kepada Ka'ab :
" wahai Ka'ab ,ceritakanlah kepada ku tentang kematian"
Ka'ab menjawab : " sesungguhnya maut itu seperti sebatang pohon berduri yang dimasukkan ke dalam badan Manusia, lalu semua duri-durinya nempel bercampur dengan urat, kemudian ditariklah pohon duri itu oleh seseorang yang sangat kuat, (setelah ditarik) maka duri yang lemah terputus sedangkan duri yang kuat masih tersisa (didaging)".

wallohu a'lam.

تنبيه الغافلين
أبو الليث السمرقندي
Semoga Allah melindungi kita dari sakarotil maut...
Aamiin...

Senin, 19 Januari 2015

55 Dalil kesesatan wahabiyah


1. Golongan yang membawa Aqidah Yahudi (Allah duduk bersemayam). 
2. Golongan yang beriman kepada sesetengah ayat dan kafir dengan sesetengah ayat Al-Quran. 
3. Golongan yang menolak Takwil pada sesetengah ayat, dan membolehkan Takwil pada yang mengikut nafsu mereka. 
4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam A.S. 5. Golongan yang menyatakan bahawa Alam ini Qidam(Rujuk pandangan ibn Taimiyyah). 
6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asa’rie dan seluruh Ummat Islam yang berpegang kepada method Aqidah yang telah disusuh oleh Imam tersebut. 
7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al- Fateh. 
8. Golongan yang mengkafirkan Imam An-Nawawi dan Seluruh Ulama’ Islam yang mengikut (Asya’irah dan Maturidiyyah). 
9. Golongan yang mengdhoifkan hadi- hadis shohih dan mengshohihkan hadis-hadis dhoif (lihat penulisan Albani). 
10. Golongan yang tidak mempelajari ilmu dari Guru atau Syeikh, hanya membaca. 
11. Golongan yang mengharamkan bermusafir ke Madinah dengan niat ziarah Nabi Muhammad SAW. 
12. Golongan yang membunuh Ummat Islam beramai-ramai di Mekah, Madinah, dan beberapa kawasan di tanah Hijaz (lihat tarikh an-najdi). 
13. Golongan yang meminta bantuan Askar dan Senjata pihak Britain (yang bertapak di tempat; Kuwait pada ketika ini) ketika kalah dalam perang ketika mereka mahu menjajah Mekah dan Madinah. 
14. Golongan yang menghancurkan turath(sejarah peninggalan) Ummat Islam di Mekah dan Madinah.(lihat kawasan perkuburan Jannatul Baqi’, Bukit Uhud dan sebagainya) 
15. Golongan yang membenci kaum ahlul bait. (kononnya bagi wahabi; semua ahlul bait syiah@ sesat) 
16. Golongan yang bersalahan dengan Ijma’ para Shohabah, Tabi’in, Salaf, khalaf dan seluruh Ulama’ ASWJ. 
17. Golongan yang mendakwa Aqal tidakboleh digunakan dalam dalil syarak, dengan menolok fungsi Aqal.(ayat-ayat Al-Quran menyarankan menggunakan Aqal) 
18. Golongan yang mengejar syuhrah (pangkat, nama, promosi,kemasyh uran) dengan menggunakan fahaman salah mereka terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. (Malah Al-Quran dan As-Sunnah bebas daripada apa yang wahabi war-warkan) 
19. Golongan yang mengdhoifkan hadis solat terawikh 
20 rakaat.(Albani) 20. Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih.(Albani) 
21. Golongan yang mengharamkan berpuasa pada hari sabtu walaupun hari Arafah jatuh pada hari tersebut.(Albani) 
22. Golongan yang memperlecehkan Imam Abi Hanifah R.A.(Albani) 
23. Golongan yang mendakwa Allah memenuhi alam ini dan menghina Allah dengan meletakkan anggota pada Allah SWT. 
24. Golongan yang mendakwa Nabi Muhammad SAW tidak hayyan(hidup) di kubur Nabi Muhammad SAW.(Albani) 
25. Golongan yang melarang membaca “Sayyidina” dan menganggap perbuatan itu bida’ah sesat. 
26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran ke atas si mati dan membaca Talqin. 
27. Golongan yang melarang membaca selawat selepas azan.(Albani) 
28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana’(tidak akan kekal). (ibn Taimiyyah) 
29. Golongan yang mengatakan lafaz talaq tiga tidak jatuh, jika “aku talaq kamu dengan talaq tiga “. (ibn Taimiyyah. 
30. Golongan yang Mengisbatkan(me nyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah, mengatakan Allah turun seperti turunnya. (Ibn Taimiyyah) 
31. Golongan yang menggunakan wang ringgit untuk menggerakkan ajaran sesat mereka, membuat tadlis(penipuan dan pengubahsuaian) di dalam kitab-kitab ulama’ yang tidak bersependapat dengan mereka. 
32. Golongan yang mengkafirkan sesiapa orang Islam yang menetap di Palestine sekarang ini.(Albani) 
33. Golongan yang mengbid’ahkan seluruh ummat Islam. 
34. Golongan yang menghukumkan syirik terhadap amalan ummat Islam. 
35. Golongan yang membawa ajaranTauhid 3 dan tidak pernah diajar oleh Nabi Muhamad SAW. (Ibn Taimiyyah) 
36. Golongan yang mengatakan bahawa Abu Jahal dan Abu Lahab juga mempunyai Tauhid, tidak pernah Nabi Muhammad SAW ajar begini atau pun para Shohabah R.A. (Muhamad abd Wahab) 
37. Golongan yang membolehkan memakai lambang “salib” hanya semata-mata untuk mujamalah/urusan rasmi kerajaan, ianya tidak kufur. (Bin Baz) 
38. Golongan yang membiyayai kewangan Askar Kaum Kuffar untuk membunuh Ummat Islam dan melindungi negara mereka. (kerajaan Wahabi Saudi) 
39. Golongan yang memberi Syarikat- Syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram.(Kerajaan Wahabi Saudi) 
40. Golongan yang memecahbelahkan Ummat Islam dan institusi kekeluargaan. 
41. Golongan yang mengharamkan Maulud dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban. 
42. Golongan yang menghalalkan meletupkan diri atas nama jihad walaupun orang awam kafir yang tidak bersenjata mati. (selain di Palastine) 
43. Golongan yang menghalalkan darah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Asya’irah dan Maturidiyyah. Lihat di Lubnan, Chechnya, Algeria, dan beberapa negara yang lain. 
44. Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan memburukkan nama baik & murni Islam. 
45. Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand. 
46. Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia. 
47. Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama’ ASWJ yang muktabar. 
48. Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWJ. 
49. Golongan yang Minoriti dalam dunia, malah baru setahun jagung. 50. Golongan yang menuduh orang lain dengan tujuan melarikan diri atau menyembunyikan kesesatan mereka. 
51. Golongan yang Jahil, tidak habis mempelajari ilmu-ilmu Agama, tetapi mahu buat fatwa sesuka hati. 
52. Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat mereka.(sehinggakan solat pun guna mazhab Albani shj) 
53. Golongan yang secara zahirnya berjubah, berkopiah, singkat jubah, janggut panjang, tetapi berliwat, tidak menghormati ulama’, mengutuk para Alim Ulama’, tidak amanah dengan Ilmu dan Agama Islam. 54. Golongan yang tiada hujjah dalam ajaran mereka. 55. Golongan yang membawa jaran sesat Ibn Taimiyyah/Muhamad Ibn Abd Wahab, kedua-dua individu ini telah dicemuh, ditentang, dijawab dan dikafirkan oleh Jumhur Ulama’ ASWJ yang atas dasar Aqidah mereka yang Sesat

Sabtu, 17 Januari 2015

Wahabi tobat gara-gara Mad Thobi'i




Wahabi: Saudaraku! Aku lihat kau masih ikut merayakan maulid nabi kemarin.
Bukankah sudah kukatakan jika itu bid'ah, sebab tidak ada dalilnya baik dalam al-Quran maupun dalam hadits, dan nabi bersabda segala bid'ah itu sesat. Jadi kau itu sesat jika masih menerima maulid nabi.
Kuingatkan lagi kau, jika ajaran itu tidak ada dalilnya sama sekali baikdari al-Quran maupun hadits maka itu adalah bid'ah dan itu sesat.

Aswaja: Aku ini orang bodoh dan aku hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh golonganku ustadz.

Wahabi: Lebih baik kau belajar padaku agar kau menjadi alim sepertiku.

Aswaja: Hmmm... baiklah, tapi aku mau belajar baca al-Quran dulu karena aku sangat ingin bisa membaca al-Quran dengan baik dan kutahu kau adalah orang yang pandai membaca al-Quran.

Wahabi: Oh dengan senang hati, apalagi aku adalah orang yang paling bagus bacaannya diantara golonganku.Aswaja: Kapan aku bisa belajar padamu?

Wahabi: Bagaimana kalau mulai besok tiap sore di majelis ta'limku.

Aswaja: Baiklah aku setuju.

Keesokan harinya si Aswaja dengan sangat semangat berangkat mengaji. Dalam pikirannya dia membayangkan suatu hari nanti bisa membacaal-Quran sebaik si Wahabi.Setelah mengucap salam dan dipersilahkan masuk ke ruang majelis ta'lim oleh si Wahabi, si Aswaja merasa grogi karena di dalam majelis tsb rupanya sudah sama berkumpul para murid si Wahabi. Kemudian si Aswaja bersalaman kepada seluruh murid sekaligus kepada si Wahabi itu sendiri.

Wahabi: Silahkan duduk saudaraku!

Aswaja: (Melangkah maju dan duduk di hadapan si Wahabi).

Wahabi: Kita mulai pelajaran hari ini dari surah al-Fatihah ya?

Aswaja: Ya ustadz.

Wahabi: Aku baca dulu surahnya biar kau punya gambaran seperti apa bacaan al-Fatihah yang benar itu. Bimillaahirrahmaanirrahiim, alhamdulillaahirabbil'aalamiin............ dst sampai waladldloooooolliin.
Nah coba sekarang kamu tirukan bacaanku barusan, jika ada kesalahan akan aku betulkan.

Aswaja: Bismillahir...‪#‎gugup

Wahabi‬: Salah, La-nya itu harus dibaca panjangkarena itu bacaan mad thabi'i.

Aswaja: (Duh hebat banget nih ustadz, pasti hafal dalilnya mad thabi'i) Bismillaaaahir...

Wahabi: Stop, jangan dibaca terlalu panjang, bacaan mad thabi'i itu cukup dibaca dua ketukan atau satu harakat.

Aswaja: (Subhanallah... dia juga hafal dalil ketukan mad thabi'i?) Bismil...

Wahabi: Kenapa berhenti? Ayo teruskan!

Aswaja: Hmmm... anu ustadz saya ragu-ragu baca La-nya itu dibaca panjang atau pendek?
Boleh saya tau dalilnya mad thabi'i biar saya lebih yakin dan mantap.

Wahabi: Ya tidak ada dalilnya.


Aswaja: Dalam al-Quran tidak ada dalilnya?

Wahabi: Tidak ada.

Aswaja: Dari hadits mungkin?

Wahabi: Sama sekali tidak ada.

Aswaja: Masa tidak ada dalilnya ustadz, kalau dari para sahabat gitu? (maksudnya adalah atsar).

Wahabi: Kan aku sudah bilang kalau tidak ada ya tidak ada. Yang buat mad thabi'i itu para ulama.

Aswaja: Terus kenapa ustadz mengajarkan mad thabi'i kepada saya yang jelas-jelas tidak ada dalilnya sama sekali.

Bukankah ustadz kemarin berkata bahwa ajaran yang tidak ada dalilnya baik dari al-Quran maupun hadits adalah bid'ah dan segala bid'ah itu sesat.


Wahabi: (Waduh... mau jawab apa aku ini?) a... i... u... e... o... anu... itu... ini...# sambilmenahan rasa malu kepada murid-muridnya yang lain.

Aswaja: Ah sudahlah ustadz, aku tak mau berguru pada orang yang munafik # berdiri dan beranjak keluar.

Wahabi: Maksudmu aku seorang munafik?

Aswaja: Ya, kemarin kau melarang aku untuk merayakan maulid nabi yang katamu bid'ah karena tak ada dalilnya tapi hari ini kau malah mengajarkan aku sesuatu yang juga tidak ada dalilnya. Apa itu bukan munafik namanya?
Lalu si Aswaja bergegas meninggalkan si Wahabi yang termangu dan tak sanggup berkata apa-apa bak disambar petir.
Dengan serta merta dihadapan seluruh muridnya si Wahabi bersimpuh lalu bersujud sembari menyesali kesalahan keyakinannya selama ini.

Dalam sujudnya siWahabi berdoa,"Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Kuasa, telah berapa banyak alim ulama ahlu sunnah wal jamaah yang telah kuhadapi selama ini, yang meski kesemuanya mampu mematahkan argumen-argumenku mengenai masalah bid'ah, tak satupun dari mereka yang mampu meruntuhkan keyakinanku bahwa semua bid'ah itu sesat. Hari ini melalui seorang hambamu yang bodoh lagi lugu Kau malah menghancurkan benteng-benteng kesesatan dalam hatiku ini. Ya Allah benarlah ayat-Mu yang berbunyi " innal hudaa hudallah ". Tiadalah yang mampu memberi hidayah kecuali Dirimu. Ya Allah ampunilah segala dosaku dan terimalah taubatku hari ini."

Demikian sekiranya kisah ini mampu memberi gambaran kepada kita bahwa manusia tak akan bisa lepas dari bid'ah (dalam hal ini yang dimaksud adalah bid'ah hasanah).
Dan alhamdulillah melaui bid'ah-bid'ah itulah kita umat muslim diseluruh dunia mampu membaca al-Quran, menghafal al-Quran, menghidupkan kembali kegembiraan atas lahirnya Rasulullah ke bumi dengan adanya maulid nabi, mampu menjaga ukhuwah islamiyah dengan saling mendoakan tetangga-tetangga kita yang telah wafat dengan tahlilan secara berjamaah, dan lain sebagainya.

Wallahu a'lam bisshawab

Kamis, 15 Januari 2015

Zinanya anggota tubuh

WARNING .
Allah ta'ala berfirman :
وَلاَ تَقْرَبُوْا الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً قلى وَ سَآءَ سَبِيْلاً
" dan janganlah kamu menghampiri zina, karena sesungguhnya adalah ia itu satu kejahatan dan jelek perjalanannya."
Al-Isra` (17 ): 32.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: ((عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مِنْ بَنِى آدَمَ كُتِبَ حَظُّهُ مِنَ الزِّنَى, أَدْرَكَ ذلِكَ لاَ مَحَالَةَ, فَالْعَيْنُ زِنَاهَا النَّظَرُ, وَ اْلآذَانُ زِنَاهَا اْلإِسْتِمَاعُ, وَ الْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ, وَ الرِّجْلُ زِنَاهَا الْمَشْيُ, وَ اللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَم ُ, وَ الْقَلْبُ يَهْوَى وَ يَتَمَنَّى, وَ يُصَدِّقُ ذلِكَ وَ يُكَذِّبُهُ الْفَرْجُ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَ اللَّفْظُ لَهُ وَ الْبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ وَ أَبُو دَاوُدَ
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shollallohu alaihi wasallam. bahwa beliau telah bersabda:
"Telah ditetapkan atas tiap jiwa dari anak turun Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti dia dapatkan (lakukan). Mata itu, zinanya adalah melihat. Adapun kedua telinga, zinanya adalah mendengarkan. Adapun tangan, zinanya adalah menyentuh. Adapun kaki, zinanya adalah berjalan. Adapun lidah, zinanya adalah berbicara. Adapun hati, zinanya adalah menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang akan membenarkan hal itu atau mendustakannya."
Dikeluarkan oleh Ahmad dan lafal ini miliknya, Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud.
حَدَّثَناََ نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبِي حَدَّثَناَ شَدَّادُ بْنُ سَعِيْدٍ عَنْ أَبِى الْعَلاَءِ حَدَّثَنِي مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: (( َلأَنْ يُطْعَنَ فِى رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ, خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ )) أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ وَ الطَّبَرَانِيُّ وَ رِجَالُهُ ثِقَاتٌ رِجَالُ الصَّحِيْحِ
Nashr bin 'Ali telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Bapakku telah mengabari kami, Syaddad bin Sa'id telah menceritakan kepada kami, dari Abu Al-'Ala', Ma'qil bin Yasar telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Rasulullah shollallohu alaihi wasallam. bersabda: "Sungguh bahwa kepala seorang lelaki ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh perempuan yang tidak halal untuknya."
Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dengan sanad yang baik dan Ath- Thabarani, dan para perawi (hadits) Ath-Thabarani adalah orang-orang tsiqat; para perawi (hadits) shahih.
حَدَّثَنَا سَعِيْدٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أنْبَأَنَا دَاودُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا الْخُزَاعِيُّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: (( َلأَنْ يُقْرَعَ الرَّجُلُ قَرْعًا يَخْلُصُ الْقَرْعُ إِلَى عَظْمِ رَأْسِهِ, خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ تَضَعَ امْرَأَةٌ يَدَهَا عَلَى سَاعِدِهِ, لاَ تَحِلُّ لَهُ )). أَخْرَجَهُ سَعِيْدُ بْنُ مَنْصُوْرٍ, وَ فِى سَنَدِهِ انْقِطَاعٌ.
Sa'id telah mengabari kami, Husyaim telah menceritakan kepada kami, Dawud bin 'Amr telah mengabari kami, 'Abdullah bin Abu Zakariyya Al-Khuza'i telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Rasulullah shollallohu alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh bahwa seorang lelaki ditusuk dengan sebuah tusukan hingga ke tulang kepalanya itu lebih baik baginya daripada bahwa ada seorang perempuan yang tidak halal baginya meletakkan tangannya pada lengan bawah lelaki tersebut,." Dikeluarkan oleh Sa'id bin Manshur, dan terdapat inqitha' dalam sanadnya (sanadnya terputus).
Dalam kitab az zawajir karangan imam ibnu hajar mengatakan bahwa kholwat (berduaan) dengan bukan mahramnya itu termasuk dosa besar.
dalilnya adalah :
Hadits Abu Umamah ra.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوْبَ حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَنْبَأَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوْبَ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ زَحْرٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيْدَ عَنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ رَسُوْلِ الله ِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: (( إِيَّاكُمْ وَ الْخَلْوَةَ بِالنِّسَاءِ, وَ الَّذِى نَفْسِي بِيَدِهِ, مَا خَلاَ رَجُلٌ وَ امْرَأَةٌ إِلاَّ دَخَلَ الشَّيْطَانُ بَيْنَهُمَا. وَلَيَزْحَمُ رَجُلٌ خِنْزِيْرًا مُتَلَطِّخًا بِطِيْنٍ أَوْ حَمْأَةٍ, خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَزْحَمَ مَنْكِبُهُ مَنْكِبَ امْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ )). أَخْرَجَهُ الطَّبَرَانِيُّ بِسَنَدٍ ضَعِيْفٍ.
Yahya bin Ayyub telah menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub telah memberitahu kami, dari 'Ubaidah bin Zahr, dari 'Ali bin Yazid, dari Qasim, dari Abu Umamah, dari Rasulullah shollallohu alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Jauhilah oleh kalian akan khalwat dengan para perempuan! Demi Dzat Yang jiwaku ada di tangan-Nya! Tidaklah seorang lelaki berkhalwat(bersunyi berduaan) dengan seorang perempuan, melainkan pasti masuklah setan (ke tengah- tengah) antara mereka berdua. Dan sungguh bahwa seorang lelaki berhimpitan dengan seekor babi yang berlumuran lumpur atau lumpur hitam berbau busuk itu lebih baik baginya daripada bahunya berhimpitan dengan bahu seorang perempuan yang tidak halal baginya."
Dikeluarkan oleh Ath-Thabarani .
dalam kitab is'adur rofiq sarah sullam taufiq dijelaskan :
" menurut imam nawawi dan rofi'i, permulaan zina (spt memegang, berdempetan dll) itu tdk termasuk dosa besar, ini jika tdk disertai syahwat dan tdk khawatir adanya fitnah. jika disertai syahwat dan adanya fitnah maka termasuk dosa besar."
wallohu a'lam.

Sabtu, 10 Januari 2015

Wahabi mengadakan Manaqib

ACARA PALING NYUNNAH SEDUNIA KARENA SPONSORSHIPNYA MAKHLUK PALING NYUNNAH SEDUNIA.....!!!!
Para syekh" Wahabi Salafi mengadakan acara heboh untuk Syekh Abdul Aziz Bin Baz dengan tajuk :
ذكرى رحيل امام الأئمة وعالم الأمة الشيخ عبد العزيز بن باز رحمه الله
Peringatan kepergian imamnya para imam dan orang alimnya umat Islam Syekh Abdul Aziz bin Baz Rh
Di dalam acara itu syekh" Wahabi Salafi membacakan ayat alquran serta membaca manaqib dari siroh Bin Baz :

https://www.youtube.com/watch?v=mZx24yKr9QM


#

Sebagai pengetahun aja

Minggu, 04 Januari 2015

Suka Maulud dapat Hidayah

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)Kisah Keutamaan MaulidSyeikh Abdul Wahid bin Ismail bercerita, bahwa di Mesir dahulu, ada seorang laki-laki yang setiap tahun mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.Disebelah laki-laki tadi, ada tetangganya yang beragama Yahudi, isteri Yahudi ini berkata kepada suaminya: "Mengapa, tetangga kita yang muslim itu, setiap bulan ini (Rabi'ul Awwal) membelanjakan harta yang banyak?" Suami Yahudi itu menjawab, "Itu adalah karena dia beranggapan bahwa dalam bulan inilah nabinyadilahirkan, dia melakukan hal tersebut karena senang dengan nabinya dan memuliakan hari kelahirannyaSyeikh Abdul Wahid bin Ismail melanjutkan ceritanya.Kedua suami isteri pun diam, kemudian keduanya tidur. Dalam tidurnya, isteri Yahudi itu bermimpi ia melihat ada seorang laki-laki yang begitu tampan dan agung, berwibawa dan sangat dimuliakan memasuki rumah tetangganya yang Muslim itu. Dan di kanan kiri laki-laki tersebut ada serombongan dari sahabatnya. Mereka menghormati dan mengagungkan laki-laki tersebut.Wanita itu pun bertanya kepada pada salah seorang diantara anggota rombongan itu, "Siapalaki-laki yang tampan ini?"Orang itu menjelaskan bahwa itulah Rasulullah Saw. Beliau masuk kerumah ini untuk mengucapkan salam kepada penghuni rumah inidan menemui mereka yang telah menunjukkan rasa suka-cita mereka atas kelahiran beliau.Wanita Yahudi itu pun berkata lagi, "Maukah orang itu berbicara denganku apabila aku mengajaknya bicara ?" Laki-laki tadi menjawab,"Sudah tentu beliau mau."Wanita Yahudi itupun lantas mendekati Nabi Muhammad Saw dan menyapanya, "Wahai Muhammad!" lantas Nabi pun menjawab,"LABBAIKI (aku sambut panggilanmu)."Wanita itu pun berkata, " Engkau menjawab orang sepertiku dengan TALBIYAH, sedangkan aku bukan mengikuti agamamu dan akupun termasuk salah satu musuh-musuhmu."Nabipun bersabda kepadanya, "Demi Dzat Yang telah mengutusku dengan haq menjadi Nabi, aku tidak menjawab panggilanmu sehingga aku mengerti bahwasanya Allah telah memberi hidayah atasmu."Wanita itupun berucap, "Sesungguhnya Tuan memang benar seorang Nabi yang mulia yang berpribadi agung, celakalah orang yang menyelisihi perintahmu dan merugilah orang yang tidak mengerti pangkatmu. Ulurkanlah tanganmu, Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah Saw."Dalam hatinya, wanita itu berjanji kepada Allah, berniat bahwa nanti besok pagi, ia akan bersedekah dengan seluruh harta yang ia miliki dan melaksanakan jamuan untuk memperingati Maulid Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam, sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas keislamannya dan mimpinya malam ituAkan tetapi, diluar dugaan begitu bangun pagi ia melihat suaminya sudah sibuk untuk menyiapkan suatu perjamuan, ia begitu rajin danserius.Wanita itupun heran dengan apa yang dilakukan suaminya seraya berkata, "Ada apa gerangan kulihat engkau begitu sibuk dan bersemangat pagi ini?" si suami menjawab, "Karena orang yang kau lihat malam tadi, yang mana engkau masuk Islam dihadapan beliau."Dia bertanya kepada suaminya, "Siapa gerangan yang telah membukakan engkau rahasia ini (ihwal impiannya) dan memperlihatkannya kepada engkau?"Si suamipun berkata, "Yaitu Nabi Muhammad yang mana aku masuk Islam setelah Engkau dihadapan beliau Saw. Beliaulah Nabi yang diterima syafaatnya kelak untuk orang yang bershalawat dan salam atas beliau."SumberKitab Maulid Syeikh Ahmad bin Al Qasim (terkenal dengan nama Maulid Syaraful Anam) , yang disyarahi oleh Syeikh Nawawi Al Jawi dengan nama: Fat_hush Shamad al Alim 'alaa Maulidisysaikh Ahmad bin al Qasim (halaman 44-46).

Belajar ucapan Insya allah Dari Kisah Tiga nabi

Faedah Kata " Insya Allah " setelah bersumpah
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته.
Mari sejenak di pagi qt ucapkan syukur, dan slinglah kalian mengingatkan, dan jgn kalian berpecah belah yaa...
Belajar Ucapan Insya Allah Dari Kisah Tiga nabi
Ucapan Insya Allah memiliki arti secara bahasa adalah: “Jika Allah Menghendaki.”

Seorang muslim mengucapkan ucapan ini ketika berjanji atau berencana mengerjakan suatu hal di waktu yang akan datang. Ia mengucapkan Insya Allah karena tahu apakah hal yang akan dikerjakannya itu akan benar-benar terjadi atau tidak. Karena semua hal yang terjadi atau tidak terjadi adalah atas kehendak Allah, berdasarkan taqdir Allah. Ucapan Insya Allah juga mengandung doa isti’anah (minta pertolongan) kepada Allah agar dimudahkan mengerjakan sesuatu hal.

Ada beberapa contoh kejadian yang pernah dialami oleh para Nabi, ketika mereka tidak mengucapkan Insya Allah dalam melakukan sesuatu yang akan terjadi atau menjanjikan sesuatu, sehingga Allah menegur mereka. Sebaliknya, ketika mereka mengucapkan Insya Allah, maka Allah memberikan kemudahan dan hasil akhir yang baik untuk mereka. Dan adapula kejadian saat seorang Nabi mengucapkan Insya Allah, namun dengan taqdir Allah sesuatu itu tidak terjadi.

Contoh pertama: Kejadian yang dialami Nabi Sulaiman alaihissalaam. Nabi Sulaiman pernah bersumpah, bahwa dalam satu malam beliau akan menggilir (untuk berhubungan badan) dengan sekian puluh istrinya (sebagian riwayat menyatakan 100 atau 99, sebagian lagi 90, sebagian lagi menyatakan 70, sebagian lagi menyatakan 60), dan hasilnya semua istrinya itu akan melahirkan anak-anak tangguh menjadi pasukan yang akan berjihad di jalan Allah. Satu malaikat mengingatkan agar beliau mengucapkan Insya Allah. Namun, Nabi Sulaiman tidak mengucapkannya. Hingga akhirnya ketika Nabi Sulaiman melakukan hal itu ternyata yang hamil hanya satu istri dan itupun melahirkan setengah manusia.

Hal ini disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim. Sulaiman bin Dawud alaihissalaam berkata: “Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengatakan kepada beliau: Ucapkanlah Insya Allah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengatakannya dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang istri yang melahirkan setengah manusia."
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seandainya Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hadits ini terkandung beberapa faidah penting bahwa ucapan Insya Allah jika disebutkan dalam sumpah, kemudian ternyata tidak tercapai, maka orang itu tidak dianggap melanggar sumpah. Faidah berikutnya, ucapan Insya Allah memudahkan hajat seseorang terpenuhi. Karena itu Allah berikan bimbingan adab kepada Nabi Muhammad agar janganlah beliau mengucapkan: “Aku akan melakukan ini besok. Dengan memastikan. Kecuali jika beliau mengucapkan Insya Allah.”
Allah berfirman: “Dan janganlah sekali-kali engkau mengucapkan: Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok. Kecuali (dengan mengucapkan) Insya Allah. Dan ingatlah Tuhanmu ketika engkau lupa. Dan Ucapkanlah: Semoga Tuhanku memberikan petunjuk pada jalan terdekat menuju hidayah.” (QS. Al-Kahfi: 23-24)

Al-Hafidz Ibnu Katsir ra menyatakan: “Ini adalah petunjuk dari Allah kepada Rasul-Nya kepada adab. Yaitu jika beliau telah memiliki tekad untuk mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang, hendaknya mengembalikan hal itu kepada Masyi-ah (kehendak) Allah Azza Wa Jalla, Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Yang Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang/akan terjadi dan apa yang tidak terjadi serta bagaimana kalau terjadi.” (Tafsir Ibn Katsir).

Contoh kedua: Kejadian yang terjadi pada Nabi Ismail. Saat beliau diberitahukan oleh ayahnya bahwa ayahnya mendapat wahyu melalui mimpi untuk menyembelih beliau, Nabi Ismail mengatakan: “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan dapati aku Insya Allah termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Shooffaat: 102).

Nabi Ismail pasrah kepada Allah dan menyatakan “Insya Allah, engkau akan dapat aku termasuk orang-orang yang sabar.” Akibatnya, Allah memberi hasil akhir yang baik. Beliau tidak jadi menjadi objek yang disembelih. Namun diganti dengan kambing.

Contoh ketiga: Kejadian yang terjadi pada Nabi Musa. Saat bertemu Nabi Khidhr, Nabi Musa ingin mengambil ilmu darinya. Nabi Musa juga berjanji dengan mengucapkan Insya Allah bahwa beliau akan berusaha sabar tidak akan bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan Nabi Khidhr, namun qoddarollah hal tersebut tidak tercapai. Nabi Musa berkata: “Engkau akan mendapati aku Insya Allah sebagai orang yang sabar dan tidak akan bermaksiat terhadap perintahmu.” (QS. Al-Kahfi: 69).
Namun di akhir kisah, ternyata Nabi Musa tidak bisa bersabar hingga 3 kali. Kemudian Nabi Khidhr berkata: “Demikianlah penjelasan dari hal-hal yang engkau tidak mampu bersikap sabar.” (QS. Al-Kahfi:82)
Ini menunjukkan bahwa atas takdir Allah kadangkala meskipun seseorang sudah berupaya dan sebelumnya mengucapkan Insya Allah, tidak terjadi yang diharapkan. Namun, ia harus yakin bahwa segala yang ditakdirkan Allah adalah baik untuknya.

Dari 3 kisah di atas, kita bisa mengambil faidah bahwa hendaknya jika akan berjaji kita mengucapkan Insya Allah dengan harapan Allah akan menolong kita mendapatkan yang diinginkan.
Namun jika ada teman kita yang mengucapkan Insya Allah dalam janjinya kemudian tidak terpenuhi, kita berhusnudzdzon bahwa itu memang atas takdir Allah dan ia telah berusaha memenuhinya. Dan ucapan Insya Allah tidak pantas untuk dijadikan tameng oleh seorang muslim guna bermalas-malasan atau sudah ada niatan untuk menyelisihinya.

Semoga bermanfaat

Mengapa tiap Tahlil bacanya Surat Yasin?

Kenapa yaa? Kok di setiap tahlilan sllu surat yasin yg baca, bkn surat2 yg lainnya..

SURAT YASSIN ADALAH HATI (Jantung) ALQUR'AN

PERTANYAAN; 

kepada seluruh Admin dan Seluruh Member kecuali saya,,,, saya ada pertanyaan titipan dari temen....
Adakah Sunnah (hadits) atau keterangan para ulama mengenai SURAT YASIN adalah JANTUNGNYA AL-QUR'AN???? dan surat-surat yang lain itu berkedudukan sebgai apa???? apakah diibaratkan tangan, kaki, mata, rambut, alis, dan lain sebagainya....???

mohon pencerahannya...

JAWABAN:

>> Masaji Antoro:
Memang terdapat keterangan yang menyatakan bahwa surat yaasiin adalah qalb al-Quraan (hati alquraan)

وهي مكية ، وروى مقاتل بن حيان ، عن قتادة ، عن أنس ، عن النبي قال : ' إن لكل شيء قلبا ، وإن قلب القرآن سورة يس ، ومن قرأ سورة يس أعطاه الله ثواب قراءة القرآن عشر مرات .

“Surat Yaasin termasuk Makkiyyah (surat yang diturunkan dikota makah) Muqootil Bin Hayan meriwayatkan dari Sahabat Anas dari Nabi shallaahu alaihi wasallam “Sesungguhnya setiap sesuatu memilik hati, sedang hati alQuran adalah surat yaasiin, maka barangsiapa membaca surat yasin, Allah memberi pahala padanya sepuluh bacaan alquran”
Tafsiir as-Sam’aani IV/265, Al-Lubaab Fii ‘Uluum al-Kitaab XVI/268

وروى الإمام أحمد وأبو داود والنسائي واللفظ له وابن ماجه والحاكم وصححه مرفوعا : [ [ قلب القرآن سورة يس لا يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر له ] ]

Al-‘Uhuud al-Muhammadiyyah I/119


Seputar "Yaasin" dan "Yaasin Fadhilah"

PERTANYAAN :
Riwayat "Yasin fadlilah" itu dari mana dan apa faedah membacanya ?

JAWABAN :

> Bahrul Widad

Yasin Fadhilah itu tertib ( penyusunan runtut ) dari Ulama layaknya semacam "Rotib Haddad" dsb.. lihat Abwabul Faraj karya S.Mhmd ibn 'alawi al Maliki hal.100, dalam kitab itu juga dijelaskan khasiatnya antara lain : insya Allah tercapainya hajat, mudah segala urusan, bebas dari kesusahn dan hal yang memprihatinkan, selamat dari malapetaka dsb.

> Mbah Jenggot II

Dalam lingkungan madzhab asy-Syafi’i, jika seseorang dalam keadaan akan meninggal atau sakaratul maut, maka sunah dibacakan Surat Yasin sebagai wasilah dan harapan untuk meringankan beban yang dialaminya. Hadits yang dijadikan dasar hukum ini adalah sabda Rasulallah berikut:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ

“Bacakanlah Yasin di samping orang yang akan mati kalian.”

Status shahih hadits tentang pembacaan Surat Yasin di samping orang yang sedang sakaratul maut yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa’i, Ahmad dan al-Hakim ini masih diperselisihkan ulama ahli hadits. As-Suyuthi menilai hadits hasan dalam al-Jami’ ash-Shaghir [no. 1344] dan Imam an-Nawawi mengatakan dha’if yang didukung oleh ad-Daraquthni. Namun, Abu Dawud tidak memberikan komentar dha’if pada hadits yang sudah di riwayatkannya tersebut. Sementara Ibnu Hibban menilai hadits tersebut adalah shahih. Abu Dawud dalam Sunan-nya tidak berkomentar dha’if, artinya menurut kaidah sebagian ulama, ketika Abu Dawud tidak memberi komentar dha’if dalam hadits yang dibawakannya, maka hadits tersebut berkisar antara shahih dan hasan menurutnya.

Sedangkan hadits shahih dan hasan sendiri dapat dijadikan hujjah apalagi hanya dalam kapasitas keutamaan amal. Jika ketetapan ini diterima, maka ketika di temukan hadits riwayat Abu Dawud dan beliau tidak memberikan komentar dha’if, maka berarti hadits tersebut tidak dinilai dha’if oleh beliau. Andaipun hadits di atas dha’if, namun tetap bisa diamalkan sebagai fadha’ilul ’amal, apalagi jika masih ada ahli hadits yang menilai hasan atau shahih. Selain itu, hadits di atas dikuatkan hadits riwayat al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar yang dinilai as-Suyuthi shahih berikut:

مَنْ قَرَأَ يَس يُرِيدُ بِهَا وَجْهَ اللهِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فاقْرَءُوها عند مَوْتَاكُمْ

“Siapa yang membaca Yasin karena Allah, maka dosa-dosanya yang telah lampau diampuni Allah. Bacalah surat tersebut di samping orang yang akan meninggal”. Sebetulnya, sunah membaca Surat Yasin tersebut masih diperdebatkan ulama, ada yang mengatakan khusus untuk orang yang akan meninggal dunia (pendapat mayoritas ulama) dan ada pula yang mengatakan sunah dibaca untuk orang yang sudah meninggal dunia juga. Bahkan ath-Thabari mengatakan bahwa mengkhususkan hadits tersebut untuk orang yang akan meninggal dunia adalah tidak ada dalilnya.

Rujukan :

Al-Adzkar hlm. 131-132.

Faidh al-Qadir juz 2 hlm. 85.

Ibanah al-Ahkam juz 2 hlm. 151.

Al-Adzkar hlm. 15.

Faidh al-Qadir juz 6 hlm. 246.

Lihat Faidh al-Khabir fi ‘Ilm at-Tafsir hlm. 175

> Bahrul Widad

Mengenai membaca Yasin itu sudah jelas dalam uraian itu.. Mengenai membaca "Yasin Fadlilah" saya pada tahun 1990 ikut Musyawarah MMPP-RMI d Ponorogo.. Pada saat itu Pertanyaan datang dari PP.Sidogiri dan hasil rumusan jawabannya : Mencampur bacaan do'a-do'a dalam surat yasin hukumnya boleh.. Pencetusnya adalah Syaekh al-Buni dalam kitab al-Fawaid hal.5. Ketentuan ini sebagaimana diperkenankan mencampur al-Qur'an dengan tafsir ( lihat al Fatawi al-Haditsiyah karya Ibnu Hajar hal. 331 ).


Keutamaan Surat Yasin

Al-Qur’an meskipun semua ayatnya merupakan wahyu Allah yang mulia dan mempunyai kedudukan yang sama, karena sama-sama merupakan wahyu yang diturun Allah, namun masing-masing ayat itu mempunyai fadhilah-fadhilah tersendiri. Surat al-Fatihah mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu wajib dalam shalat yang tidak dipunyai oleh ayat atau surat yang lain, dimana hanya sunat hukumnya dalam shalat. Membaca لااله الا الله yang merupakan bagian dari al-Qur’an tentu lebih utama dari ayat yang lain, karena kalimat ini merupakan kalimat tauhid.
Contoh lain adalah pada waktu Subuh Jum’at lebih utama membaca surat A-lam Tanzil pada raka’at pertama dan Hal Ataa pada raka’at kedua berdasarkan hadits riwayat Bukhari, yakni :

 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi SAW sering membaca A-lam Tanzil al-Sajadah dan Hal Ataa ‘ala al-Insan pada shalat Subuh hari Jum’at (H.R.Bukhari)[1]

Surat Yasin juga mempunyai keutamaan tersendiri berdasarkan hadits-hadits di bawah ini, antara lain :
1. Kami diberitahu Qutaibah dan Sufyan bin Waki’ , kami diberitahu Humaid bin Abdurrahman al-Rausy dari Hasan bin Shalih dari Harun bin Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari dari Qatadah dari Anas : 

 
قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن لكل شيء قلبا وقلب القرآن يس ومن قرأ يس كتب الله له بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات
Artinya : Dari Anas, Bersabda Nabi SAW : Sesungguhnya bagi setiap sesuatu ada hatinya. Hati al-Qur’an adalah Yasin. Barangsiapa membaca Yasin, maka dengan sebab membacanya, Allah mewajibkan untuknya pahala sepuluh kali membaca al-Qur’an (H.R. Turmidzi [2])

 

Hadits ini juga telah diriwayat al-Darimy[3] dan al-Bazar dari jalur ini.[4]
Turmidzi mengatakan :
“Hadits ini gharib, kami tidak mengenalnya kecuali dari hadits Humaid bin Abdurrahman. Dengan penelitian, mereka tidak mengenal hadits Qatadah kecuali dari jalan ini. Harun Abu Muhammad adalah syekh yang dikenal.”[5]

2. Hadits Hasan, mendengar Abu Hurairah berkata :

قال رسول الله ـ صلى الله عليه و سلم من قرأ يس في ليلة أصبح مغفورا له
Artinya : Bersabda Nabi SAW : Barangsiapa membaca Yasin pada malam harinya, maka paginya dia diampuni dosanya (H.R. Abu Ya’la)[6]

3. Hadits :
وَ يس قَلْبُ الْقُرْآنِ، لا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ وَالدَّارَ الآخِرَةَ إِلا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Artinya : Yasin adalah hati al-Qur’an. Tidak membaca oleh seseorang yang menginginkan Allah dan negeri akhirat kecuali Allah mengampuninya (H.R. Thabrani)[7]

4. Hadits dari Abu Hurairah :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"مَنْ قَرَأَ يس فِي يَوْمٍ أَوْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ"،
Artinya : Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa membaca Yasin pada siang dan malamnya karena mencari keridhaan Allah, maka diampuni dosanya (Thabrany)[8]

Dalam sanad hadits ini ada Aghlab bin Tamim, sedang dia ini dhaif. Demikian pernyataan al-Haitsamy[9]

5. Dari Itha’ bin Abu Ribaah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :

عن عطاء بن أبي رباح قال بلغني ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : من قرأ يس في صدر النهار قضيت حوائجه
Artinya : Barangsiapa membaca Yasin pada awal hari, maka terpenuhi kebutuhannya(H.R. al-Darimy)[10]

6. Hadits :
من قرأ سورة يس وهو خائف أمن أو سقيم شفي أو جائع شبع
Artinya : Barangsiapa membaca Surat Yasin, sedangkan dia ketakutan, maka dia akan aman atau dia sakit, maka akan sembuh ataupun dia lapar, maka dia akan kenyang (H.R. al-Harits bin Abu Usamah dalam Musnadnya secara marfu’)[11]

7. Al-Manawi berkata :
وقد تواترت الآثار بجموم فضائل يس
Artinya : Atsar sahabat mengenai mutiara-mutiara keutamaan Yasin datang secara mutawatir[12]

[1] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 5, No. hadits : 891
[2] Turmidzi, Sunan Turmidzi, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 162, no.2887
[3] Al-Darimy, Sunan al-Darimy, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 548
[4]Al-Bazar, Musnad al-Bazar, Maktabah Syamilah, Juz.. XIII, Hal 479
[5] Turmidzi, Sunan Turmidzi, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 162
[6] Abu Ya’la, Musnad Abu Ya’la, Maktabah Syamilah, Juz. XI, Hal. 93, No. Hadits 6224
[7] Thabrany, al-Mu,jam al-Kabir Thabrani, Maktabah Syamilah, Juz. XV, Hal. 166
[8] Thabrany, al-Mu,jam al-Kabir Thabrani, Maktabah Syamilah, Juz 19, Hal 62
[9] Al-Haitsamy, Majma’ al-Zawaid, Maktabah Syamilah, Juz. VI, Hal. 477
[10] Al-Darimy, Sunan al-Darimy, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 549
[11] Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650
[12] Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650
Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650


Dalil keutmaan yasin sangat banyak...
Yg jd perdebatan hanyalah masalah teknis saja tentang kegiatab tahlilannye atau yasinan...
di landasi oleh hadits Rasulullah yang di riwayatkan oleh Imam Muslim :

من سن فى الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شىء ومن سن فى الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أوزارهم شىء

Artinya : Barangsiapa merintis dalam Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatan tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya setelahnya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah (perbuatan) yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya dan juga dosa dari perbuatan orang yang melakukannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka. (H. R. Imam Muslim)
Tahlilan itu hanya Nama bentuk mengaji baik dibaca sendiri atau berjama'ah
Semoga bermanfaat 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Mengapa tiap Tahlil bacanya Surat Yasin?

Yasin sebagai jantung atau hati Al Qur'an

وهي مكية ، وروى مقاتل بن حيان ، عن قتادة ، عن أنس ، عن النبي قال : ' إن لكل شيء قلبا ، وإن قلب القرآن سورة يس ، ومن قرأ سورة يس أعطاه الله ثواب قراءة القرآن عشر مرات

Tafsiir as-Sam’aani IV/265, Al-Lubaab Fii ‘Uluum al-Kitaab XVI/268

وروى الإمام أحمد وأبو داود والنسائي واللفظ له وابن ماجه والحاكم وصححه مرفوعا : [ [ قلب القرآن سورة يس لا يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر له ] ]

Al-‘Uhuud al-Muhammadiyyah I/119

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ 

(H.R.Bukhari)

Seputar "Yaasin" dan "Yaasin Fadhilah"

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ

As-Suyuthi menilai hadits hasan dalam al-Jami’ ash-Shaghir [no. 1344]

مَنْ قَرَأَ يَس يُرِيدُ بِهَا وَجْهَ اللهِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فاقْرَءُوها عند مَوْتَاكُمْ

(H.R al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar yang dinilai as-Suyuthi shahih)

Catatan : 

Mencampur bacaan do'a-do'a dalam surat yasin hukumnya boleh.. 
Pencetusnya adalah Syaekh al-Buni dalam kitab al-Fawaid hal.5. 
Ketentuan ini sebagaimana diperkenankan mencampur al-Qur'an dengan tafsir 
( lihat al Fatawi al-Haditsiyah karya Ibnu Hajar hal. 331 ).

Keutamaan Surat Yasin

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ 

(H.R.Bukhari)[1]

قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن لكل شيء قلبا وقلب القرآن يس ومن قرأ يس كتب الله له بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات 

(H.R. Turmidzi [2])

قال رسول الله ـ صلى الله عليه و سلم من قرأ يس في ليلة أصبح مغفورا له 

(H.R. Abu Ya’la)[6]

وَ يس قَلْبُ الْقُرْآنِ، لا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ وَالدَّارَ الآخِرَةَ إِلا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ 

(H.R. Thabrani)[7]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"مَنْ قَرَأَ يس فِي يَوْمٍ أَوْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ"، 

(Thabrany)[8]

عن عطاء بن أبي رباح قال بلغني ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : من قرأ يس في صدر النهار قضيت حوائجه 

(H.R. al-Darimy)[10]

من قرأ سورة يس وهو خائف أمن أو سقيم شفي أو جائع شبع 

 (H.R. al-Harits bin Abu Usamah dalam Musnadnya secara marfu’)[11]
Al-Manawi berkata :

وقد تواترت الآثار بجموم فضائل يس

Artinya : Atsar sahabat mengenai mutiara-mutiara keutamaan Yasin datang secara mutawatir[12]

من سن فى الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شىء ومن سن فى الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أوزارهم شىء 

 (H. R. Imam Muslim)

[1] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 5, No. hadits : 891
[2] Turmidzi, Sunan Turmidzi, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 162, no.2887
[3] Al-Darimy, Sunan al-Darimy, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 548
[4]Al-Bazar, Musnad al-Bazar, Maktabah Syamilah, Juz.. XIII, Hal 479
[5] Turmidzi, Sunan Turmidzi, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 162
[6] Abu Ya’la, Musnad Abu Ya’la, Maktabah Syamilah, Juz. XI, Hal. 93, No. Hadits 6224
[7] Thabrany, al-Mu,jam al-Kabir Thabrani, Maktabah Syamilah, Juz. XV, Hal. 166
[8] Thabrany, al-Mu,jam al-Kabir Thabrani, Maktabah Syamilah, Juz 19, Hal 62
[9] Al-Haitsamy, Majma’ al-Zawaid, Maktabah Syamilah, Juz. VI, Hal. 477
[10] Al-Darimy, Sunan al-Darimy, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 549
[11] Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650
[12] Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650
Al-Manawi, Faidhul Qadir, Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 650