Sabtu, 31 Desember 2016

Ibadah tanpa ilmu bahayanya lebih bahaya

Al Faqih Al ‘Arif Billah Al ‘Allamah As Sayyid Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith Hafidzahullahu ta’ala, menuturkan di dalam kitab nya, Manhajus Sawiy Syarah Ushul Thariqah As Saadatu Aali Ba’alawi, dalam bab keutamaan ilmu, demikian,
berkata sebagian ulama’ salaf,

خير المواهب العقل وشر المصائب الجهل

“Sebaik-baiknya anugerah adalah akal, dan seburuk-buruknya musibah adalah kebodohan.”

Sebagian lagi berkata :

تعلم فليس المرء يولد عالما … وليس أخو علم كمن هو جاهل

وان كبير القوم لا علم عنده .. صغير إذا التفت عليه المحافل

“Belajarlah! Karena tak seorang pun yang terlahir sebagai ulama’ dan tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh.”

"Sesungguhnya pembesar suatu kaum yang tidak berilmu itu nampak kecil apabila berada padanya suatu kumpulan".

Berkata Sahl bin Abdillah At Tustari Rahimahullah, “Tiada kemaksiatan yang lebih besar daripada kebodohan”, beliau ditanya, ” Wahai abu Muhammad, adakah engkau mengetahui perkara yang lebih dahsyat daripada kebodohan?”, beliau menjawab “Ada!! Yaitu bodoh dengan kebodohan (sudah bodoh ditambah tidak mengetahui bahwa dirinya bodoh)”.

Hal senada diungkapkan oleh Al Imam Al Ghazali, sebab bodoh dengan kebodohan akan menutup pintu belajar secara menyeluruh, dan orang yang merasa dirinya sudah berilmu akan enggan untuk belajar lagi.
Berkata Imam Khalil bin Ahmad Rahimahullah Ta’ala , manusia itu ada empat jenis,
Orang yang mengetahui dan dia tahu bahwa dirinya mengetahui. Orang jenis ini adalah orang berilmu, maka ikutilah dia.
Orang yang mengetahui, akan tetapi dia tidak tahu bahwa dirinya mengetahui. Orang jenis ini adalah orang yang lalai, maka bangunkanlah dia.
Orang yang tidak mengetahui akan tetapi dia tahu bahwa dirinya tidak mengetahui. Orang jenis ini adalah orang yang butuh petunjuk, oleh karena itu berilah ia petunjuk.
Orang yang tidak mengetahui dan dia tidak tahu bahwa dirinya tidak mengetahui. Orang jenis ini adalah orang bodoh, bodohnya bertingkat-tingkat, maka tolaklah dia.

Berkata Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad, dalam kitabnya, Risalah Al Mu’awanah,
“Ketahuilah bahwasanya seseorang yang beribadah kepada Allah tanpa dibekali dengan ilmu, niscaya kemudharatan yang diperoleh lebih banyak daripada manfaatnya. Dan kemudharatan nya akan kembali menimpa dirinya disebabkan oleh ibadah yang diperoleh dari kejahilan.
Betapa banyak orang beribadah, memayahkan diri dalam beribadah, padahal yang dia lakukan adalahh menetapi perbuatan maksiat. Dia mengira apa yang dilakukannya adalah perbuatan ta’at, atau perbuatan yang bukan maksiat, padahal sebenarnya itu adalah perbuatan maksiat.”
Syekh Al ‘Arif Billah Muhammad Ibnu ‘Arabi bercerita dalam kitab Al Futuhaat dalam bab wasiat. Beliau menceritakan tantang seorang laki-laki dari kebangsaan Maroko. Lak-laki tersebut sangat rajin dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Suatu ketika dia membeli keledai betina, keledai itu tidak pernah dipekerjakannya sama sekali, melainkan digaulinya seperti seorang budak belian. Kemudian ditanya kenapa dia tidak pernah mempekerjakan keledai betina itu, malah justeru digaulinya, dia menjawab, aku tidak mempergauli keledai betina ini melainkan demi untuk menjaga kemaluanku dari berbuat zina. Ternyata dia tidak tahu bahwa menggauli binatang adalah diharamkan, ketika diberi tahu bahwa itu haram dan sama dosanya dengan berbuat zina, maka laki-laki ahli ibadah itu menangis sejadi-jadinya.

Orang yang tidak belajar ilmu niscaya tidak akan bisa melaksanakan hukum-hukum ibadah serta tak akan mampu melaksanakan hak-hak ibadah. Seandainya seseorang beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana ibadahnya para malaikat yang ada di langit namun tanpa dibekali oleh ilmu, niscaya dia termasuk daripada orang-orang yang merugi.
Oleh karena itu singsingkan lengan baju dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Kesampingkan rasa malas dan bosan. Jika tidak, maka dikhawatirkan berada dalam kesesatan, sebab kebodohan adalah perkara yang paling buruk.

Berkata Al Imam Ali bin Muhammad Al Habsyi, nafa’allahu bihi,

تنكر وقتي أورث الخزن والهما … وكيف وأهل الوقت قد أهملوا العلما

عجبت لمن بالجهل يرضى وربه … أتاح له من فيض إفضاله فهما

“Hilangnya waktuku membuatku sedih dan susah. Bagaimana mungkin, seorang yang punya waktu membiarkan ilmu begitu saja.”
"Sungguh aku heran pada orang yang memilih kebodohan sementara Tuhannya menyediakan anugrah kepahaman".

Wallahu A’lam Wa Ahkam.
Sumber: Kitab Manhajus Sawiy dalam bab ilmu dan tercelanya kebodohan.
“Jenis fitnah itu banyak sekali. Di antara yang banyak merusak seorang hamba adalah pengakuan seseorang menjadi guru tarekat dan wali. Bahkan sampai mengaku dirinya wali quthb, dan imam mahdi. Padahal mereka bukan ahli syariat.”
(Al-Dhurar al-Muntatsirah fi al-Masa’il al-Tis’a ‘Asyarah, hal. 1).

Rabu, 28 Desember 2016

Profil para istri nabi Muhammad SAW



ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM
UMMAHAATUL MU'MINIIN, ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM PENGHULU PARA NABI

Lihat daftar garis nasab kenabian (dari nabi Ibrohim 'Alaihissalaam) dan pertemuan (pernikahan) para istri nabi dengan beliau sendiri dipaparkan ada sebelas orang yang mana garis nasab mereka dekat dengan Nabi Saw sendiri, yang diambil dari catatan sirah mereka:

1. Juwairiyah putri al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin A’idz bin Malik bin al-Musthaliq al-Khuzaiyah Radhiallaahu 'Anhaa, beliau dari bangsa Qahtaniyah (kemungkinan)

2. Shafiyyah binti Huyyay bin Akhtab bin Abi Yahya bin Ka'ab bin Al-Khazraj An-Nazhriyyah, dari dzuriyah Nabi Harun 'Alaihissalaam dan bersambung nasabnya ke Nabi Ya'qub bin Ishaaq bin Ibrohim 'Alaihimus Sholaatu Wassalaam
Keduanya diatas adalah di luar nasabnya dari garis kenabian Nabi Ismail bin Ibrohim 'Alaihimus Sholaatu Wassalaam

3. Khadijah Radhiallaahu 'Anhaa binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay, Dan Qushay adalah merupakan kakek kanjeng Nabi generasi kelima di atas beliau

4. Zaenab putri Khuzaimah Radhiallaahu 'Anhumaa bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah dan bersambung nasabnya dari Qoys 'aylaan bin Mudhor, Dan Mudhor adalah kakek kanjeng Nabi generasi kedelapan belas di atas beliau

5. Maimunah binti al-Harits Radhiallaahu 'Anhumaa bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah, dan nasabnya bersambung sama seperti Zaenab binti Khuzaimah Radhiallaahu 'Anhumaa

6. Zaenab Radhiallaahu 'Anhaa binti Jahsy bin Riab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah, dan Khuzaimah adalah kakek Kanjeng nabi generasi kelima belas di atasnya. Dan dia punya keterlibatan juga (dalam nasab) dari ibunya Umaymah binti 'Abdul Muthollib (bibinya Nabi Saw sendiri)

7. 'Aisyah binti abu Bakar (sahabat Nabi Saw), dan ayahnya (Abu Bakar bin 'Utsman/Abu Quhofah) nasabnya bersambung sampai ke Taym bin Murroh, dan Murroh adalah kakek Nabi Saw generasi ketujuh di atasnya.

8. Ummu Salamah (Hindun) binti Abu Umayyah (Khudzaifah) bin Mughiroh bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqadzh bin Murroh, Dan Murroh adalah kakek Nabi Saw generasi ketujuh di atasnya.

9. Ummu Habibah (Romlah) binti Shokhr (Abu Shufyan) bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf, dan Abdu Manaf adalah kakek kanjeng nabi generasi keempat di atasnya.

10. Hafshoh binti 'Umar (sahabat Nabi Saw) Radhiallaahu 'Anhumaa bin Al-Khottob, dan bersambung nasabnya dari 'Ady bin ka'ab, dan ka'ab adalah kakek Nabi Saw generasi kedelapan di atasnya.

11. Saudah Radhiallahu 'anhaa binti Zam’ah bin Qois bin Abdu Syams bin Abdu Wud bin Nasr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Luayyi, dan Lu'ayyi adalah kakek Nabi Saw generasi kesembilan di atasnya.
'Aisyah Radhiallahu 'Anhaa adalah satu-satunya orang yang menikah dengan Nabi Saw masih dalam keadaan perawan.

Kesemua istri Nabi Saw wafat setelah kanjeng Nabi wafat kecuali Khadijah (Penguhulu para wanita dunia) dan Zaenab binti Khuzaimah Radhiallaahu 'Anhumaa.
Kesemuanya dimaqamkan di pemakaman Baqi' kecuali Khadijah yang dimakamkan di Hujun Makkah dan Maymunah di makam Sarif.

«أمهات المؤمنين زوجات سيد المرسلين صلى الله عليه وآله وسلم»

 

تشاهد هنا عمود النسب النبوي والتقاء أمهات المؤمنين وزوجات سيد المرسلين صلى الله عليه وآله وسلم به، ويظهر فيه احدى عشرة أماً للمؤمنين مرتبات حسب قربهن النََسبي منه، ويلاحظ من سيرتهن :


١ - جويرية بنت الحارث بن أبي ضرار بن حبيب بن عيذ بن مالك بن مصطلق الخزاعية رضي الله عنها، هي قحطانية (على الأرجح)


٢- صفية رضي الله عنها بنت حيي بن أخطب بن أبي يحي بن كعب الخزرج النظرية من ذرية هارون عليه السلام وأصلت من يعقوب بن إسحاق بن إبراهيم عليهم الصلاة والسلام

وهما من خارج الجماعات نسب إسماعيل بن إبراهيم عيليهما الصلاة والسلام


٣ – خديجة بنت خويلد رضي الله عنها بن أسد بن عبد العزى بن قصي, وقصي هو جد النبي جيل خمس فوقه


٤ - زينب بنت خزيمة رضي الله عنهما بن حارث بن عبد الله بن أمر عبد مناف بن حلال بن عامر بن صعصعة بن معاوية واتصل نسب له من قيس عيلان بن مضر, ومضر هو جد النبي جيل ثمانية عشر فوقه


٥ - ميمونة بنت حارث رضي الله عنهما بن حزن بن بجير بن الحرم بن رويبة بن عبد الله بن حلال بن عامر بن صعصعة بن معاوية , سواء كان كزينب بنت خزيمة رضي الله عنهما


٦ - زينب بنت جحش رضي الله عنها بن رعاب بن يعمور بن صابرة بن مرة بن كبير بن غنم بن دودا بن أسد بن خزيمة, وخزيمة هو جد النبي جيل خمسة عشر فوقه. كما كانت تشترك معه في النسب من جهة أمها أميمة بنت عبد المطلب عمة النبي صلى الله عليه وآله وسلم.


٧ - عائشة بنت أبو بكر (صحابة النبي ), وأبها اتصل نسبه من تيم بن مرة, ومرة هو جد النبي جيل سبع فوقه


٨ - أم سلمة (هند)بنت أبو أمية ( خذيفة ) بن مغيرة بن عبد الله بن عمر بن مخزوم بن يقظة بن مرة, ومرة هو جد النبي جيل سبع فوقه


٩ - أم حبيبة ( رملة ) بنت أبي صفيان بن حرب بن أمية بن عبد شمس بن عبد مناف, وعبد مناف هو جد النبي جيل أربع فوقه


١٠ - حفصة بنت عمر (صحابة النبي )رضي الله عنهما بن خطاب, واتصل نسبه من عدمي بن كعب, وكعب هو جد النبي جيل ثماني فوقه


١١ - سودة بنت زمعة بن قيس بن عبد شمس بن عبد وود بن نصر بن مالك بن عامر بن لؤي, و لؤي هو جد النبي جيل تسع فوقه. عائشة رضي الله عنها كانت البكر الوحيدة بينهن. كلهن توفين بعد النبي صلى الله عليه وآله وسلم الا خديجة (سيدة نساء العالمين)


وزينب بنت خزيمة رضي الله عنهما. وكلهن دفن بالبقيع عدا خديجة دفنت بالحجون بمكة، وميمونة رضي الله عنها دفنت بسرف

هذه أنساب سيداتنا وأمهاتنا أمهات المؤمنين، فقد اشترك شرف نسبهن مع شرف زوجهن المصطفى صلى الله عليه وآله وسلم


- كتاب مولد البرزنجى نثرا

- كتاب أهل بيت بين مدرستين بحث عن حوية أهل البيت الحقيقية بين مدرستين الإعتدال و الغلو

=========================================
Dinukil dari :
· Maulid Barzanji Natsar
· Ahlu Bayt Baina Madrasatain Bahtsu 'An Hawiyyah Ahlul Bayt Al-Haqiqiyyah Baina Madrasatain
 Al-I'tidaal Wal-Ghuluw

Semoga bermanfaat.

Para Ulama Salaf yang Pernah Dituduh Kafir, Syiah





Inilah Para Ulama Salaf yang Pernah Dituduh Kafir, Syiah,

Sebaik apapun niat Anda melakasanakan tugas, pasti ada yang ingin mencari kesalahan. Itulah sifat iri, dengki, hasud, yang jika dicampur dengan bumbu-bum serakah, akan menghasilkan kekacauan di dunia. Hanya karena kebencian kepada seorang non muslim, jutaan manusia bisa digerakkan untuk sama-sama belajar menghasud.

Inilah tokoh-tokoh besar dalam sejarah Islam yang tidak pernah lekang dari tuduhan, hinaan, fitnah dan kabar-kabar hoax yang ingin menjatuhkan dan membunuh karakternya. Sebagaimana sedang hangat akhir-akhir ini sejak isu SARA mencuat, dimuali besar-besaran dari Jakarta.

1. Shahabat Ali bin Abi Thalib, sebelum masa Khalifah Adil Umar bin Abdil Aziz, selalu dicela dan dicaci maki oleh para khathib di mimbar-mimbar Jum'ah.

2. Shahabat Abdullah bin Abbas, Turjumanul Qur'an, pernah dituduh ngawur atau asal-asalan dalam menafsirkan Al-Qur'an.

3. Imam Bukhari saat datang ke Naisabur, semua murid-muridnya meninggalkan majlis pengajiannya karena hasudan ulama setempat yang iri terhadap majlis beliau yang ramai di datangi para murid-murid ilmu agama.

4. Imam Thabari pernah dituduh Syiah disebabkan mempunyai pendapat fikih yang kebetulan sama seperti pendapat Syiah.
5. Qadhi Iyadh pernah dituduh Yahudi bahkan tuduhan tersebut berujung pada pembunuhannya karena setiap hari Sabtu beliau tidak keluar rumah karena menulis kitab asy Syifa' bi Huquq al Mushthofa.

6. Imam Taqiyuddin as Subki berkali-kali difatwa kafir sampai meninggal padahal beliau adalah seorang mujtahid mutlak dan diakui kelimuannya.

7. Imam Abdul Wahhab asy Sya'rani pernah dituduh murtad oleh ulama Mesir gara-gara kitab beliau disisipi kekufuran oleh orang-orang yang hasad kepada beliau.

Dan masih banyak lagi kisah-kisah ulama yang dibenci oleh masyarakatnya sendiri karena suatu fitnah yang muncul dari orang yang hasad. (Lihat dalam kitab al Yawaqit wal Jawahir atau al Ajwibah al Mardhiyyah karya Imam asy Sya'rani)

Senior kami di pondok yang pernah mengenyam pendidikan di Yaman pernah bercerita bahwa di kalangan santri dan ulama Hadhramaut masyhur ucapan:

لولا الحسد لصار الناس اولياء


Artinya: "Andai bukan karena sifat hasad, tentu manusia akan (banyak yang) menjadi waliyullah".

Bagaimana dengan sejarah umat Islam di era netizen ini? Samakah dengan data-data sejarah di atas? Siapa saja kah yang sering mendapatkan tuduhan kafir, sesat, Yahudi, syiah, dkk? Siapakah yang selama ini sering menghasud tanpa bukti?

Ternyata hasad adalah penyakit hati yang paling sulit ditundukkan, meskipun mereka adalah ahli ilmu. Mugi Allah jagi kawulo lan panjenengan saking sifat hasad. Amin.
 
Semoga bermanfaat.

Selasa, 27 Desember 2016

Suami sunah berhias untuk istri


Ngaji lagi kawan.. Bismillah..

(ولهن مثل الذي عليهن با المعروف)

قال ابن عباس رضي عنهما معنى ذالك اني احب ان تزين لأمراتي كما تحب ان تزين لي لهذه الا ية

Sesungguhnya aku (ibnu abbas) senang berhias untuk istriku sebagaimn senangnya istriku berhias untuk diriku, karna ayat adanya ayat ini.

Jadi jangn cuma istri yang d suruh berhias untuk suaminya mk se orang suami juga berhias untuk istrinya..

عن ابي سعيد الخدري(وروى عن النبي صلى الله عليه وسلم ان الرجل لجامع اهله) اي زوجته (فيكتب له بجما عه اجر ولد ذكر قاتل في سبيل الله )اي قاتل الكفار لاعلاء دين الله

Dri abi sa'id al khudri dan di riwayatkn oleh nb sesungguhnya orang laki2 yang mengumpuli ke luarganya (istrinya) mk di tulis oleh Allah dngn ganjaran sepert halnya membunuh orang kafir d jalan Allah untuk menegakkn agama Allah.

Catatan:!!! khusus yang sdh ber istri atu ber suami saja.

Nb. Biarkan kaum sumbu pendek mngatakn saya ahli bid ah, ahli neraka, terserah.. Ziaroh kubur ttp, maulidan ttp, tawasul ttp. Hanya saya yang tau isi hati saya dan Allh.

ان الاعمال بنية.


Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung niat. Camkn itu dr saya wahai sumbu pendek sekaligus yang tak punya sumbu sm skli.

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 24 Desember 2016

Kata "Telolet" dalam pandangan sastra bahasa

Telolet / تيلوليت
Subhanallah, ternyata kata "telolet" mengandung keindahan bahasa yang luar biasa, atau dalam sastra Arab disebut "badi'". Dalam ilmu badi' (keindahan bahasa) ada yang disebut dengan badi' "muwazanah qalb", yaitu ungkapan yang jika dibaca dari belakang lafalnya akan tetap sama, contohnya syair berikut:

مودته تدوم لكل هول * وهل كل مودته تدوم


Coba syair di atas dibaca dari belakang, lafalnya akan tetap sama. Ini seperti kata "telolet", dibaca dari belakang lafalnya tetap "telolet". Jika ditulis menggunakan aksara Arab, juga tetap sama:

تيلوليت

ٍ
Benar-benar kata yang sangat Indah dan sesuai dengan sastra Arab. Jangan-jangan ini rahasia Tuhan.
Islami syekaleee.... hehe

Ada lagi du al qur'an surat yasin 

كل في فلك


Bila di alQuran, surat almudatssir : ayat 3 ada
 

وربّك فكبّر


Seperti KASUR RUSAK dibalik juga tetap.
KETEK (ketiak) akankah menjadi indah karena masuk badi' Qolb
  
Daripada ngarang artinya,nggak jelas sumbernya. Mendingan gini bikin hati tetap nyaman,nggak ngatain murtad segala gara-gara telolet. Telolet om...


Semoga bermanfaat.

Senin, 19 Desember 2016

Asal usul Semboyan ‘NKRI Harga Mati’

Baca kisah nyata Gus Dur ini dari awal hingga akhir. Nanti anda akan sadar betapa pentingnya Gus Dur bagi sejarah keutuhan NKRI. Di mana ketika itu Indonesia sudah kehilangan Timor Timur. Untuk selanjutnya waktu itu Papua, Maluku dan Aceh, dll menunggu giliran merdeka. Gus Dur Dan Asal Muasal Semboyan 'NKRI Harga Mati'
Akhirnya anda pun akan menyadari: Jika Saat itu Presidennya Bukan Gus Dur, Indonesia Hancur.
Gus Dur Dan Asal Muasal Semboyan 'NKRI Harga Mati'
Kisah Gus Dur jadi presiden NKRI adalah bagian dari kisah perjalanan hidup Gus Dur yang paling spektakuler dan penuh keajaiban. Bagaimana tidak, Gus Dur tahu kalau dirinya akan jadi presiden Indonesia, beberapa bulan sebelum jadi presiden. Dan Gus Dur tahu dirinya akan jadi presiden cuma sebentar.
Gus Dur Dan Asal Muasal Semboyan 'NKRI Harga Mati'
Lebih dari itu, Gus Dur tahu persis apa yang akan dilakukannya nanti jika jadi presiden RI. Yaitu menyelamatkan keutuhan NKRI. Agar tidak tercabik-cabik oleh kekuatan asing yang menginginkan NKRI terpecah-belah ketika itu. Itulah sebabnya Gus Dur sewaktu jadi presiden harus sering pergi keluar negeri untuk melobi negara-negara yang inginkan kehancuran Indonesia. Dalam hal ini, sampai-sampai Andi Malaranggeng menyebut Gus Dur ‘tukang plesir’ yang menghambur-hamburkan uang negara.
Baca kisah nyata Gus Dur ini dari awal hingga akhir. Nanti anda akan sadar betapa pentingnya peran Gus Dur bagi sejarah keutuhan NKRI. Di mana ketika itu Indonesia sudah kehilangan Timor timur. Untuk selanjutnya Papua, maluku dan Aceh, dll menunggu giliran merdeka.
Akhirnya anda pun akan menyadari: Jika Saat itu Presidennya Bukan Gus Dur, Indonesia Hancur.
Selamat membaca….


Gus Dur Dan Asal Muasal Semboyan 'NKRI Harga Mati'

Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) di Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di Negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua PBNU.
Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang. Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun beliau menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo.
“Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai.
“Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur.
“Kok bisa Gus?”
“Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung mau apa, sehingga arah reformasi gak genah. Bahkan Negeri ini di ambang kehancuran, di ambang perang saudara. Arah politik Negeri ini sedang menggiring Negeri ini ke pinggir jurang kehancuran dan separatisme. Lihat saja, baru berapa bulan Orde Reformasi berjalan, kita sudah kehilangan propinsi ke-27 kita, yaitu Timor Timur.” kata Gus Dur.
Kiai tersebut sebagaimana biasa, kalau belum mulai bicara. Pak Habibi…, kita semua akan merasa kasihan dengan sikap Gus Dur yang datar. Dan seperti capek sekali dan seperti aras-arasen bicara. Tapi kalau sudah mulai, luar biasa memikat. Dan ruangan jadi sepi kayak kuburan, tak ada bunyi apapun selain pangendikan (ucapan) Gus Dur.
Seorang kiai penasaran dengan calon presiden devinitif pengganti Pak Habibi yang hanya menjabat sementara sampai sidang MPR. Ia bertanya: “Gus, terus siapa yang paling pas jadi Presiden nanti Gus?”
“Ya saya, hehehe…” kata Gus Dur datar.
Semua orang kaget dan menyangka Gus Dur guyon seperti biasanya yang memang suka guyon.
“Yang bisa jadi presiden di masa seperti ini ya hanya saya kalau Indonesia gak pingin hancur. Dan saya sudah dikabari kalau-kalau saya mau jadi presidan walau sebentar hehehe…” kata Gus Dur mantab.
“Siapa yang ngabari dan yang nyuruh Gus?” tanya seorang kiai.
“Gak usah tahu. Orang NU tugasnya yakin saja bahwa nanti presidennya pasti dari NU,” kata Gus Dur masih datar seperti guyon.
Orang yang hadir di ruangan itu bingung antara yakin dan tidak yakin mengingat kondisi fisik beliau yang demikian. Ditambah lagi masih ada stok orang yang secara fisik lebih sehat dan berambisi jadi presiden, yaitu Amin Rais dan Megawati. Tapi tidak ada yang berani mengejar pertanyaan tentang presiden RI.
Kemudian Gus Dur menyambung: “Indonesia dalam masa menuju kehancuran. Separatisme sangat membahayakan. Bukan separatismenya yang membahayakan, tapi yang memback up di belakangnya. Negara-negara Barat ingin Indonesia hancur menjadi Indonesia Serikat. Maka mereka melatih para pemberontak, membiayai untuk kemudian meminta merdeka seperti Timor Timur yang dimotori Australia.”
Sejenak sang Kiai tertegun. Dan sambil membenarkan letak kacamatanya ia melanjutkan: “Tidak ada orang kita yang sadar bahaya ini. Mereka hanya pada ingin menguasai Negeri ini saja tanpa perduli apakah Negeri ini cerai-berai atau tidak. Maka saya harus jadi presiden, agar bisa memutus mata rantai konspirasi pecah-belah Indonesia. Saya tahu betul mata rantai konspirasi itu. RMS dibantu berapa Negara, Irian Barat siapa yang back up, GAM siapa yang ngojok-ojoki. Dan saya dengar beberapa propinsi sudah siap mengajukan memorandum. Ini sangat berbahaya.”
Kemudiaan ia menarik nafas panjang dan melanjutkan: “Saya mau jadi presiden. Tetapi peran saya bukan sebagai pemadam api. Saya akan jadi pencegah kebakaran dan bukan pemadam kebakaran. Kalau saya jadi pemadam setelah api membakar Negeri ini, maka pasti sudah banyak korban. Akan makin sulit. Tapi kalau jadi pencegah kebakaran, hampir pasti gak akan ada orang yang menghargainya. Maka, mungkin kalaupun jadi presiden saya gak akan lama, karena mereka akan salah memahami langakah saya.”
Seakan mengerti raut wajah bingung para kiai yang menyimak, beliau pun kembali selorohkan pemikirannya. “Jelasnya begini, tak kasih gambaran,” kata Gus Dur menegaskan setelah melihat semua hadirin tidak mudeng. Dan agak bingung dengan tamsil beliau.
“Begini, suara langit mengatakan bahwa sebuah rumah akan terbakar. Ada dua pilihan, kalau mau jadi pahlawan maka biarkan rumah ini terbakar dulu lalu datang membawa pemadam. Maka semua orang akan menganggap kita pahlawan. Tapi sayang sudah terlanjur gosong dan mungkin banyak yang mati, juga rumahnya sudah jadi jelek. Kita jadi pahlawan pemyelamat yang dielu-elukan.”
Kemudian lanjutnya: “Kedua, preventif. Suara langit sama, rumah itu mau terbakar. Penyebabnya tentu saja api. Ndilalah jam sekian akan ada orang naruh jerigen bensin di sebuah tempat. Ndilalah angin membawa sampah dan ranggas ke tempat itu. Ndilallah pada jam tertentu akan ada orang lewat situ. Ndilalah dia rokoknya habis pas dekat rumah itu. Ndilalalah dia tangan kanannya yang lega. Terus membuang puntung rokok ke arah kanan dimana ada tumpukan sampah kering.”
Lalu ia sedikit memajukan duduknya, sambil menukas: “Lalu ceritanya kalau dirangkai jadi begini; ada orang lewat dekat rumah, lalu membuang puntung rokok. Puntung rokok kena angin sehingga menyalakan sampah kering. Api di sampah kering membesar lalu menyambar jerigen bensin yang baru tadi ditaruh di situ dan terbakarlah rumah itu.”
“Suara langit ini hampir bisa dibilang pasti, tapi semua ada sebab-musabab. Kalau sebab di cegah maka musabab tidak akan terjadi. Kalau seseorang melihat rumah terbakar lalu ambil ember dan air lalu disiram sehingga tidak meluas maka dia akan jadi pahlawan. Tapi kalau seorang yang waskito, yang tahu akan sebab-musabab. Dia akan menghadang orang yang mau menaruh jerigen bensin. Atau menghadang orang yang merokok agar tidak lewat situ. Atau gak buang puntung rokok di situ sehingga sababun kebakaran tidak terjadi.”
Sejenak semua jamaah mangguk-mangguk. Kemudian Gus Dur melanjutkan: “Tapi nanti yang terjadi adalah, orang yang membawa jerigen akan marah. Ketika kita cegah dia naruh jerigen bensin di situ: “Apa urusan kamu, ini rumahku. Bebas dong aku naruh di mana?” Pasti itu yang akan dikatakan orang itu.”
“Lalu misal ia memilih menghadang orang yang mau buang puntung rokok agar gak usah lewat situ. Kita bilang: “Mas, tolong jangan lewat sini dan jangan merokok. Karena nanti Panjenengan akan menjadi penyebab kebakaran rumah itu…”. Apa kata dia: “Dasar orang gila, apa hubungannya aku merokok dengan rumah terbakar? Lagian mana rumah terbakar?! Ada-ada saja orang gila ini. Minggir! saya mau lewat.”
Kini makin jelas arah pembicaraannya dan semua yang hadir makin khusyuk menyimak. “Nah, ini peran yang harus diambil NU saat ini. Suara langit sudah jelas, Negeri ini atau rumah ini akan terbakar dan harus dicegah penyebabnya. Tapi resikonya kita tidak akan popular, tapi rumah itu selamat. Tak ada selain NU yang berpikir ke sana. Mereka lebih memilih: “Biar saja rumah terbakar asal aku jadi penguasanya. Biar rumah besar itu tinggal sedikit asal nanti aku jadi pahlawan maka masyarakat akan memilihku jadi presiden.”
“Poro Kiai ingkang kinormatan.” kata Gus Dur kemudian. “Kita yang akan jadi presiden, itu kata suara langit. Kita gak usah mikir bagaimana caranya. Percaya saja, titik. Dan tugas kita adalah mencegah orang buang puntung rokok dan mencegah orang yang kan menaruh bensin. Padahal itu banyak sekali dan ada di banyak negara. Dan pekerjaan itu secara dzahir sangat tidak popular, seperti ndingini kerso. Tapi harus kita ambil. Waktu yang singkat dalam masa itu nanti, kita gak akan ngurusi dalam Negeri.”
“Kita harus memutus mata rantai pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka di Swiss, kita harus temui Hasan Tiro. Tak cukup Hasan Tiro, presiden dan pimpinan-pimpinan negara yang simpati padanya harus didekati. Butuh waktu lama,” lanjut Gus Dur.
“Belum lagi separatis RMS (Republik Maluku Sarani) yang bermarkas di Belanda. Harus ada loby ke negara itu agar tak mendukung RMS. Juga negara lain yang punya kepentingan di Maluku,” kata Gus Dur kemudian.
“Juga separatis Irian Barat Papua Merdeka, yang saya tahu binaan Amerika. Saya tahu anggota senat yang jadi penyokong Papua Merdeka, mereka membiayai gerakan separatis itu. Asal tahu saja, yang menyerang warga Amerika dan Australia di sana adalah desain mereka sendiri.”
Gus Dur menegaskan: NKRI bagi NU adalah Harga Mati!
Kemudian Gus Dur menarik nafas berat, sebelum melanjutkan perkataan berikutnya. “Ini yang paling sulit, karena pusatnya di Israel. Maka, selain Amerika saya harus masuk Israel juga. Padahal waktu saya sangat singkat. Jadi mohon para kiai dan santri banyak istighatsah nanti agar tugas kita ini bisa tercapai. Jangan tangisi apapun yang terjadi nanti, karena kita memilih jadi pencegah yang tidak populer. Yang dalam Negeri akan diantemi sana-sini.”
Sekonyong beliau berdiri, lalu menegaskan perkataan terakhirnya: “NKRI bagi NU adalah Harga Mati!”
“Saya harus pamit karena saya ditunggu pertemuan dengan para pendeta di Jakarta, untuk membicarakan masa depan negara ini. Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…” tutup Gus Dur.
Tanpa memperpanjang dialog, Gus Dur langsung pamit. Kita bubar dengan benak yang campur-aduk, antara percaya dan tidak percaya dengan visi Gus Dur. Antara realitas dan idealitas, bahwa beliau dengan sangat tegas di hadapan banyak kiai bahwa dialah yang akan jadi presiden. Terngiang-ngiang di telinga kami dengan seribu tanda tanya.
Menghitung peta politik, rasanya gak mungkin. Yang terkuat saat itu adalah PDIP yang punya calon mencorong Megawati putri presiden pertama RI yang menemukan momentnya. Kedua, masih ada Partai Golkar yang juga Akbar Tanjung siap jadi presiden. Di kelompok Islam modern ada Amien Rais yang juga layak jadi presiden, dan dia dianggap sebagian orang sebagai pelopor Reformasi.
Maka kami hanya berpikir bahwa, rasional gak rasional, percoyo gak percoyo ya percoyo aja apa yang disampaikan Gus Dur tadi. Juga tentang tamsil rumah tebakar tadi. Sebagian besar hadirin agak bingung walau mantuk-mantuk karena gak melihat korelasinya NU dengan jaringan luar negeri.
Gus Dur dalam pandangan Alfian Andi Malarangeng sang mantan Menpora
Sekitar 3 bulan kemudian, Subhanallah… safari ke luar ternyata Gus Dur benar-benar jadi Presiden. Dan beliau juga benar-benar bersafari ke luar negeri seakan maniak plesiran. Semua negara yang disebutkan di PCNU Wonosobo itu benar-benar dikunjungi. Dan reaksi dalam negeri juga persis dugaan Gus Dur saat itu bahwa beliau dianggap foya-foya. Menghamburkan duit negara untuk plesiran. Yang dalam jangka waktu beberapa bulan sampai 170 kali lawatan. Luar biasa dengan fisik yang (maaf) begitu, demi untuk sebuah keutuhan NKRI.
Pernah suatu ketika Gus Dur lawatan ke Paris (kalau kami tahu maksudnya kenapa ke Paris). Dalam negeri, para pengamat politik dan politikus mengatakan kalau Gus Dur memakai aji mumpung. Mumpung jadi presiden pelesiran menikmati tempat-tempat indah dunia dengan fasilitas negara.
Apa jawab Gus Dur: “Biar saja, wong namanya wong ora mudeng atau ora seneng. Bagaimana bisa dibilang plesiran wong di Paris dan di Jakarta sama saja, gelap gak lihat apa-apa, koq dibilang plesiran. Biar saja, gitu aja koq repot!”.
Masih sangat teringat bahwa pengamat politik yang paling miring mengomentrai lawatan Gus Dur. Sampai masa Gus Dur lengser adalah Alfian Andi Malarangeng, mantan Menpora. Tentu warga NU gak akan lupa sakit hatinya mendengar ulasan dia. Sekarang terimalah balasan dari Tuhan.
Satu-satunya pengamat politik yang fair melihat sikap Gus Dur, ini sekaligus sebagai apresiasi kami warga NU, adalah Hermawan Sulistyo. Atau sering dipanggil Mas Kiki. terimakasih Mas Kiki.
Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh
Kembali ke topik. Ternyata orang yang paling mengenal sepak terjang Gus Dur adalah justru dari luar Islam sendiri. Kristen, Tionghoa, Hindu, Budha dll. Mereka tahu apa yang akan dilakukan beliau untuk NKRI ini. Negeri ini tetap utuh minus Timor Timur karena jasa Gus Dur. Beliau tanpa memikirkan kesehatan diri, tanpa memikirkan popularitas, berkejaran dengan sang waktu untuk mencegah kebakaran rumah besar Indonesia.
Dengan resiko dimusuhi dalam negeri, dihujat oleh separatis Islam dan golongan Islam lainnya. Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh. Diturunkan dari kursi presiden juga gak masalah bagi beliau walau dengan tuduhan yang dibuat-buat. Silakan dikroscek data ini. Lihat kembali keadaan beberapa tahun silam era reformasi baru berjalan. Beliau sama sekali gak butuh gelar “Pahlawan”.
 (al/muslimoderat.com/Sumber: Nur Cholis/Judul Asli: Jika Saat itu Presidennya Bukan Gus Dur, Indonesia Hancur).
 
Semoga bermanfaat.

Minggu, 18 Desember 2016

Sejarah Talqin mayit

لقنوا موتاكم لا إله إلا الله

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ [الذاريات/55]

يا شهدء البدرى أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا موعدكم الجنة ,فانى والله وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟
يا أبى جهل و يا سيبة بن رابيعة و يا عقبة بن رابيعة و يا عقبة بن ابى معيد أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا؟ والله نحن وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟

يا رسول الله أتتكلم معهم وهم قد جنره؟ إنهم قد جيهم ولكن يسمعون ولكن لا يجبون

يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟ يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتم بأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا (رواه مسلم واناس)

ما من مسلم يمر على قبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا رد الله عليه روحه حتى يرد عليه السلام

إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ، فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ، فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلا يُجِيبُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْتَوِي قَاعِدًا، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَقُولُ: أَرْشِدْنَا رَحِمَكَ اللَّهُ، وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ، فَلْيَقُلْ: اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا، فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيرًا يَأْخُذُ وَاحِدٌ مِنْهُمْا بِيَدِ صَاحِبِهِ، وَيَقُولُ: انْطَلِقْ بنا مَا نَقْعُدُ عِنْدَ مَنْ قَدْ لُقِّنَ حُجَّتَهُ، فَيَكُونُ اللَّهُ حَجِيجَهُ دُونَهُمَا”، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْرِفْ أُمَّهُ؟ قَالَ:”فَيَنْسُبُهُ إِلَى حَوَّاءَ، يَا فُلانَ بن حَوَّاءَ. رواه الطبراني

ثَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ الْمَرْزُبَانُ بِقَزْوِينَ ، ثَنَا أَحْمَد بْنُ الْخَضِرِ الْمَرْزِيُّ ، ثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ إبراهيم الْبُوشَنْجِيُّ ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْيدِ اللَّهِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

اسْتَفْرِهُوا ضَحَايَاكُمْ ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلَى الصِّرَاطِ

(كتب اتذويد فى أخبرى قزوين كاريا عبد كريم اشفعى ١١٣٤)

Kamis, 15 Desember 2016

Syarah kitab mantiq karya ulama Madura

Syarah Sullam Munawraq ilmu mantiq, karya seorang ulama Madura, mungkin anda tertarik untuk membacanya Klick saja :

Sujud Syukur dan TIMNAS Sepak Bola


Kalau mereka sedang Ekpresi syukur bukan sujud syukur sambil seolah menyatakan bahwa dia orang islam, bagus to..?
Semangat "GARUDA BELA NEGARA"
 

Kalau sujud syukur baca keterangan di bawah ini

Seringkali kita kita lihat tayangan televisi seperti seorang mendapat hadiah ia langsung sujud syukur, ketika selebrasi sepak bola langsung sujud syukur, apakah sujud syukur caranya langsung sujud saja ataukah ada tata cara yang lebih detail? mari kita ngaji kitab kuning bersama.


Ulama mengatakan bahwa sujud syukur itu terbilang ibadah. Karenanya, orang yang ingin melakukan sujud syukur harus suci baik di badan, pakaian, maupun tempat sujudnya. Hasyiyatul Bujairimi alal Khotib menjelaskannya sebagai berikut.

وشرطها كصلاة فيعتبر لصحتها ما يعتبر في سجود الصلاة كالطهارة والستر والاستقبال وترك نحو كلام ووضع الجبهة مكشوفة بتحامل على غير ما يتحركك بحركته ووضع جزء من باطن الكفين والقدمين ومن الركبتين وغير ذلك

Syarat sujud syukur sama saja dengan sembahyang. Sujud syukur dianggap sah seperti sahnya sujud di dalam sembahyang seperti bersuci, menutup aurat, menghadap qiblat, tidak bicara, meletakkan dahi terbuka dengan sedikit tekanan di atas tempat yang tidak ikut bergerak ketika fisiknya bergerak, meletakkan telapak tangan, telapak kaki, lutut, dan syarat sujud lainnya.
Adapun caranya, pertama seseorang yang akan melakukan sujud syukur mengambil posisi berdiri, lalu bertakbiratul ihrom. Kedua, mengucap takbir turun. Ketiga, turun sujud. Keempat, bangun dari sujud lalu diam sejenak sebelum salam. Kelima, salam. Semua dilakukan dengan tuma’ninah. Saat sujud ia bisa membaca lafal berikut ini.

سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ

Al-khotib dalam Iqna’ menyebutkan beberapa sebab sujud syukur. Menurutnya, sujud syukur itu bukan dikerjakan tanpa alasan. Sujud itu harus dipicu oleh sebab-sebab yang jelas.

وسجدة الشكرلا تدخل صلاة وتسن لهجوم نعمة أو اندفاع نقمة أو رؤية مبتلى أو فاسق معلن ويظهرها للفاسق إن لم يخف ضرره لا لمبتلى لئلا يتأذى وهي كسجدة التلاوة

Sujud syukur dikerjakan di luar sembahyang. Sujud ini dikerjakan karena datangnya nikmat mendadak, terhindar dari bahaya, melihat orang kena musibah (atau orang cacat), atau orang fasiq secara terang-terangan. Seseorang disunahkan menyatakan sujud syukur di hadapan si fasiq jika tidak menimbulkan mudarat. Tetapi jangan sujud syukur di depan orang yang cacat karena dapat melukai perasaan yang bersangkutan. Pelaksanaan sujud syukur sama saja dengan sujud tilawah.

Sebagai alternatif, sujud syukur bisa digantikan ketika syarat-syaratnya tidak memadai. Syekh Said bin M Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan.

ولو لم يتمكن من التحية أو سجود التلاوة أو الشكر قال أربع مرات "سُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ لِلهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَا اللهُ، وَاللهَ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ" فإنها تقوم مقامها

Kalau tidak bisa mengerjakan sembahyang tahiyyatul masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur, pihak yang bersangkutan cukup membaca sebanyak 4 kali “Subhanallah, alhamdulillah, la ilaha illallah, Allahu akbar, la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim”. Karena kedudukan fadhilah bacaan 4 kali itu setara dengan 3 amal di atas (sembahyang tahiyyatul masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur).

Ulama sendiri menganjurkan agar sujud syukur diikuti dengan sedekah. Sehingga, syukur kepada Allah mengambil bentuk badaniyah dan maliyah. Berikut keterangan Al-Khotib dalam Iqna’.

ويسن مع سجدة الشكر كما في المجموع الصدقة

Bersamaan dengan sujud syukur, disunahkan bersedekah seperti dikutip dari kitab Al-Majmuk.
Sebagai catatan berkaitan dengan sujud ini, perlu kiranya kita memerhatikan rambu-rambu dalam sujud. Pasalnya sujud merupakan bagian dari ibadah. Syekh Sulaiman dalam Hasyiyatul Bujairimi alal Khotib menyebutkan sebagai berikut.

(ولو تقرب إلى الله بسجدة) أو بركوع (من غير سبب) أي من الأسباب المذكورة وغيرها وهي سجدة التلاوة والشكر والسهو (حرم) أي ولو كانت السجدة بعد الصلاة، ومثل السجدة ركوع منفرد ونحوه فيحرم التقرب به

(Kalau seseorang mendekatkan diri kepada Allah dengan sebuah sujud) atau ruku’ (tanpa sebab)-sebab yang tersebut seperti sujud tilawah, sujud syukur, dan sujud sahwi, (maka haramlah sujudnya) sekalipun sujud itu dilakukan usai sembahyang. Seperti sujud, ruku’ yang dikerjakan secara terpisah dari satu kesatuan rangkaian sembahyang pun demikian. Maka haramlah bertaqarrub dengan itu semua.

SHALAT JANAZAH TANPA WUDLU TIDAK SAH

شرح مسلم للنووي ٣/١٠٣

و أجمعت الأمة على تحريم الصلاة بغير طهارة من ماء أو تراب و لا فرق بين الصلاة المفروضة و النافلة و سجود التلاوة و الشكر و صلاة الجنازة إلا ما حكي عن الشعبي و محمد بن جرير الطبري من قولهما تجوز صلاة الجنازة بغير طهارة و هذا مذهب باطل و أجمعت الأمة على خلافه

Semua ulama sepakat bahwa haram shalat tanpa bersuci baik dgn air atau debu, dan tdk ada bedanya antara shalat wajib,shalat sunnah,sujud tilawah,sujud syukur dan shalat jenazah, kecuali qaul yg diceritakan dari imam assya'bi dan muhammad ibn jarir at thabari bahwa keduanya memperbolehkan shalat jenazah dlm keadaan tdk suci ,dan ini adlh pendapat yg bathil yg berbeda dgn pendapat kebanyakan ulama. [ Syarh shahih muslim 3/103 ].

Kenapa demikian ?

Karena shalat janazah juga diawala dg takbir dan diakhiri dg salam dan ini adalah bentuk kongkrit dari shalat secara syara' bukan shalat secara bahasa yg artinya doa.
Adapun pendapat ulama' yg mengatakn tdk disyaratkan suci dg argumen bhw maksud utama shalat janazah adalah mendoakan mayit pendapat ini tdk disertai hujjah yg jelas dan menentang ijma', sampai dikatakan jika memang intinya adalah mendoakan mayyit ya silahkan doakan saja !, tapi jangan diawali dg takbir dan tutup dg salam !.
Salam ta'lim wat ta'allum

Semoga bermanfaat.

Senin, 12 Desember 2016

Mengapa Rasulullah tidak di Peringati Haul Wafatnya?



Sering kita mendapatkan pertanyaan dari masyarakat akar rumput ihwal tidak diperingatinya hari wafatnya Rasulullah. Mereka bertanya, kenapa tidak ada peringatan hari wafatnya Nabi, sebagaimana haul para ulama dan wali Allah. Mengapa hanya hari kelahiran beliau yang diperingati?.
Sehubungan dengan ini, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitabnya Haulul-Ihtifal bi Dzikra Maulidin-Nabi asy-Syarif, beliau mencatut pernyataan Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Hawi-nya:

ﻧﺼﻪ : ﺇﻥ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﻭﻓﺎﺗﻪ ﺃﻋﻈﻢﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻟﻨﺎ. ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺣﺜﺖﻋﻠﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﺍﻟﺼﺒﺮﻭﺍﻟﺴﻜﻮﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ


Sesungguhnya kelahiran Nabi lebih agung daripada semua nikmat dan wafatnya Beliau merupakan musibah yang paling besar. Syariat Islam selalu menganjurkan untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat-nikmat dan bersabar serta diam (tidak mengeluh) ketika tertimpa musibah-musibah.

ﻭﻗﺪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺑﺎﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ ﻭﻫﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﻭﻓﺮﺡ ﺑﺎﻟﻤﻮﻟﻮﺩ . ﻭﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺑﺬﺑﺢ (ﻋﻘﻴﻘﺔ) ﻭﻻ ﺑﻐﻴﺮﻩ , ﺑﻞ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻭﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺠﺰﻉ .


Sesungguhnya Islam telah memerintahkan untuk melaksanakan akikah saat kelahiran bayi. Islam tidak pernah pada saat ada kematian menganjurkan menyembelih hewan akikah dan lainnya. Bahkan, melarang untuk meratapi dan menampakkan rasa duka.

ﻓﺪﻟﺖ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺴﻦ ﻓﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﻔﺮﺡ ﺑﻮﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺩﻭﻥ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺤﺰﻥ ﻓﻴﻪ ﺑﻮﻓﺎﺗﻪ


Dengan demikian, kaidah-kaidah syariat menunjukkan bahwasanya sangat bagus pada bulan ini (Rabiul Awwal) untuk menampakkan kebahagiaan sebab lahirnya Nabi, bukan menampakkan duka sebab meninggalnya Beliau.

ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺭﺟﺐ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺑﻪ ( ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ ) ﻓﻰ ﺩﻡ ﺎلرﺍﻓﻀﺔ ﺣﻴﺚ ﺍﺗﺨﺬﻭﺍ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻣﺄﺗﻤﺎ ﻷﺟﻞ ﻣﻘﺘﻞ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ

Ibnu Rajab al-Hanbali berkata dalam kitabnya "Al-Lathaif" dalam mencela Kaum Rafidlah, karena mereka menjadikan Hari Asyura' sebagai hari berbela sungkawa atas kematian sayyidina Husain.

Demikianlah sekelumit penjelasan alasan tidak diperingatinya hari wafatnya Baginda Rasulullah. Semoga bermanfaat.


"MARI SAMBUT KELAHIRAN BAGINDA, DENGAN SUKA CITA


فَاهْتَزَّ اْلعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا . وَازْدَادَ اْلكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا . وَامْتَلَأَتْ السَّمَوَاتُ أَنْوَارًا . وَضَجَّتْ الْمَلاَئِكَةُ تَهْلِيْلاً وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا .( سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ ) وَلَمْ تَزَلْ أُمُّهُ تَرَى أَنْوَاعًا مِنْ فَخْرِهِ وَفَضْلِهِ . إِلَى نِهَايَةِ تَمَامِ حَمْلِهِ .فَلَمَّا اشْتَدَّ بِهَا الطَّلْقُ بِإِذْنِ رَبِّ اْلخَلْقِ . وَضَعَتْ الْحَبِيْبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدًا شَاكِرًا حَامِدًا كَأَنَّهُ اْلبَدْرُ فِى تَمَامِهِ


Maka Arsy bergoncang karena sangat senang dan bahagia, bertambahlah kewibawaan dan keanggunan al-Kursiy, langit dipenuhi dengan cahaya, para Malaikat bergemuruh membaca tahlil tamjid dan istighfar.
Dan tiada hentinya Siti Aminah menyaksikan berbagai macam keagungan dan keutamaan baginda Muhammad SAW, sampai pada sempurnanya mengandung Rosulullah SAW. Maka ketika Siti Aminah telah merasakan mau melahirkan yang amat sangat, dengan idzin Allah SWT dzat yang maha menciptakan, maka Siti Aminah melahirkan seorang kekasih Allah dalam keadaan bersujud bersyukur memuji Allah SWT, dengan wajah seperti bulan purnama yang sempurna.

أَشْرَقَ اْلكَوْنُ إِبْتِهَاجًا # بِوُجُوْدِ اْلمُصْطَفَى أَحْمَدْ

Alam bersinar bersuka ria menyambut kelahiran Al-Musthofa Ahmad

وَلِأَهْلِ اْلكَوْنِ أُنْسٌ # وَ سُرُوْرٌ قَدْ تَجَدَّدْ

Riang gembira menyelimuti penghuninya dan sungguh telah mendapatkan kebahagiaan baru

فَاطْرَبُوْا يَا أَهْلَ اْلمَثَانِى # فَهَزَارُ اْليُمْنِ غَرَّدْ

Bergembiralah wahai ahli Al-Qur’an dan burung bulbul berkicauan karena mendapat keberuntungan

وَاسْتَضِيْئُوْا بِجَمَالٍ # فَاقَ فِى اْلحُسْنِ تَفَرَّدْ

Dan mintalah cahaya dengan sinar keindahan yang mengungguli dalam keindahan yang tiada bandingan

وَلَنَا اْلبُشْرَى بِسَعْدٍ # مُسْتَمِرٍّ لَيْسَ يَنْفَدْ

Kini wajib bagi kita bersuka cita dengan keberuntungan yang terus menerus tiada hentinya

حَيْثُ أُوْتِيْنَا عَطَاءً # جَمَعَ اْلفَخْرَ اْلمُؤَبَّدْ

Manakala kita diberikan anugerah yang terkumpul dalam kebanggaan yang abadi

فَلِرَبِّي كُلُّ حَمْدٍ # جَلَّ أَنْ يَحْصُرَهُ اْلعَدْ

Bagi Allah tuhanku segala puji tiada bilangan yang mampu untuk mencakupnya

إِذْ حَبَانَا بِوُجُوْدٍ # المُصْطَفَى اْلهَادِى مُحَمَّدْ

Atas anugerah yang diberikan kepada kita dengan lahirnya Al-Musthofa Al-Hadi Muhammad

يَا رَسُوْلَ اللهِ أَهْلاً # بِكَ إِنَّا بِكَ نَسْعَدْ

Ya Rosulullah selamat datang sungguh kami sangat beruntung dengan kehadiranmu

وَبِجَاهِهِ يَا إِلَهِيْ # جُدْ وَ بَلِّغْ كُلَّ مَقْصَدْ

Demi ketinggian derajat Rosulullah SAW di sisiMu ya Allah ya tuhanku berikanlah kami ni’mat dan sampaikanlah pada setiap tujuan kami

وَاهْدِنَا نَهْجَ سَبِيْلِهْ # كَيْ بِهِ نَسْعَدْ وَ نُرْشَدْ

Tunjukkanlah kami pada jalan yang ia tempuh agar dengannya kami mendapat keberuntungan dan petunjuk

رَبِّيْ بَلِّغْنَا بِجَاهِهِ # فِى جِوَارِهِ خَيْرِ مَقْعَدْ

Ya Allah tuhanku demi kemuliaannya disisimu sampaikanlah kami pada tempat yang terbaik disisinya

وَصَلاَةُ اللهِ تَغْشَى # أَشْرَفَ الرُّسْلِ مُحَمَّدْ

Semoga sholawat ( rohmat Allah ) selalu meliputi Rosul termulia Muhammad SAW

وَسَلاَمٌ مُسْتَمِرُّ # كُلَّ حِيْنٍ يَتَجَدَّدْ

Serta salam yang terus menerus silih berganti setiap waktu.


Hati yang telah mati?

مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَىْ مَا فَاتَكَ مِنَ الْمُوَافِقَاتِ، وَتَرْكُ الْنَّدَمِ عَلَىْ مَا فَعَلَهُ مِنْ وُجُوْدِ الْزَّلَّاتِ


"Di antara tanda-tanda kematian hati (adalah) tidak adanya kesedihan atas apa-apa yang meninggalkanmu berupa (amalan-amalan) yang disepakati kebenarannya (al-muwafiqati). Dan meninggalkan penyesalan atas apa-apa yang telah engkau lakukan berupa ketergelinciran-ketergelinciran (perbuatan-perbuatan yang menyimpang)."[al-Hikam Ibnu Athailah]


Peringatan Maulid Nabi Muhammad adalah masalah muamalah,bukan ibadah, demikian penjelasan Dr. Mustofa Yaqub MA dalam satu ceramahnya di TVRI, Imam Besar masjid Istiqlal dan ulama Ahli hadits Indonesia. Karena memperingati Maulid Nabi itu masalah muamalah, maka manusia dibolehkan berinovasi (Arab, bid'ah) selagi tidak ada perbuatan yang melanggar syariah. Sama dengan bolehnya manusia memakai komputer, browsing internet, naik mobil dan pesawat terbang walaupun semua ini tidak ada pada zaman Nabi dan para Sahabat. Dalam kaidah fikih dikatakan bahwa "hukum asal dari masalah muamalah adalah boleh." Sedangkan kaum Wahabi menganggap bahwa Maulid Nabi termasuk ibadah yang bersifat tauqifi dan harus berdasarkan atas Quran dan hadits. Perbedaan dasar inilah yang membuat kontroversi Maulid Nabi sulit menemukan titik temu antara kaum Wahabi yang mengharamkan dan kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah yang membolehkan.
Memperingati atau merayakan maulid Nabi Muhammad s.a.w sudah menjadi tradisi yang mengakar di kalangan umat Islam Indonesia. Hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada 12 Rabiul Awal ini bahkan sudah menjadi salah satu hari besar dan hari libur nasional. Hukum merayakan maulid Nabi dipertanyakan halal haramnya setelah munculnya kelompok neo Khawarij yang bernama Wahabi yang mengharamkan peringatan maulid Nabi dan menganggapnya sebagai bid'ah dhalalah (sesat).

I. SEJARAH PERINGATAN MAULID NABI

Ada berbagai macam versi mengenai waktu awal mula diadakannya peringatan atau perayaan Maulid Nabi. Jalaluddin As-Suyuthi (1445 - 1505M atau 849 - 911 H)[1] menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Malik Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi (1153 - 1232 M atau 549 - 630 H).[2]
Sebagian pendapat mengatakan bahwa Shalahuddin Al Ayyubi (1138 - 1193 M), yang pertama kali melakukan peringatan Maulid Nabi secara resmi. Sementara versi lain menyatakan bahwa perayaan maulid Nabi ini dimulai pada masa dinasti Daulah Fathimiyah di Mesir pada akhir abad keempat Hijriyah atau abad keduabelas masehi.[3]
Kegiatan perayaan (ihtifal) maulid Nabi ini kemudian menyebar ke berbagai negara Islam termasuk Indonesia.

II. HUKUM MAULID NABI MENURUT ULAMA AHLUS-SUNNAH (NON-WAHABI)
Mayoritas ulama membolehkan peringatan atau perayaan Maulid Nabi Muhammad selagi tidak ada perbuatan yang melanggar syariat saat peringatan tersebut. Jalaluddin As Suyuthi berpendapat bahwa sunnah itu dapat terjadi dengan qiyas (analogi) tidak harus berdasarkan adanya dalil Quran dan hadits.

FATWA JALALUDDIN AS SUYUTHI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI

1. Jalaluddin As-Suyuthi berpendapat bahwa memperingati maulid Nabi Muhammad adalah bid'ah hasanah (baik). As-Suyuthi mengatakan:

وبعــــد: فقد وقع السؤال عن عمل المولد النبوي في شهر ربيع الأول، ما حكمه من حيث الشرع؟ وهل هو محمود أو مذموم؟ وهل يثاب فاعله أو لا؟.

الجـــــواب:

عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الأخبار الواردة في مبدأ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي صلى الله عليه وسلم وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف.

Arti kesimpulan: Perayaan Maulid Nabi yang berupa berkumpulnya manusia dengan membaca ayat Quran dan sejarah Nabi dan memakan hidangan makanan termasuk dari bid'ah yang baik (hasanah) yang mendapat pahala karena bertujuan mengagungkan Nabi Muhammad dan menampakkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi.
Alasan As-Suyuthi menganggap sunnah merayakan maulid Nabi karena hukum sunnah itu tidak harus terjadi pada era Nabi, tapi bisa karena qiyas.[4]
Istilah bid'ah hasanah (baik) dan qabihah (buruk) yang dipakai As-Suyuthi berasal dari Imam Nawawi dalam kitab تهذيب الأسماء واللغات Tahdzibul Asma' wal Lughat.

FATWA ABUL KHATTAB AL DIHYAH TENTANG PERAYAAN MAULID NABI
2. Abul Khattab bin Dihyah pada tahun 604 H menulis kitab At Tanwir fi Maulidil Basyir an-Nadzir (التنوير في مولد البشير النذير) khusus membahas tentang bolehnya Maulid Nabi. Bin Dihyah adalah ulama ahli hadits yang bergelar Al Hafidz asal Maroko yang terkenal pada zamannya.[5]
3. Ismail bin Umar bin Katsir, penulis tafsir Al Quran Ibnu Katsir yang terkenal termasuk yang membolehkan perayaan Maulid Nabi Muhammad.[6]
4. Syed Muhammad Alwi Al Maliki Al Hasnai dalam kitabnya Hawlal Ihtifal bi Dzikral Maulid an-Nabawi [7]

FATWA YUSUF QARDHAWI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI

- Yusuf Qardhawi menganggap perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah baik. Qardhawi menyatakan:

فهناك لون من الاحتفال يمكن أن نقره ونعتبره نافعاً للمسلمين، ونحن نعلم أن الصحابة رضوان الله عليهم لم يكونوا يحتفلون بمولد الرسول صلى الله عليه وسلم ولا بالهجرة النبوية ولا بغزوة بدر، لماذا؟

لأن هذه الأشياء عاشوها بالفعل، وكانوا يحيون مع الرسول صلى الله عليه وسلم، كان الرسول صلى الله عليه وسلم حياً في ضمائرهم، لم يغب عن وعيهم، كان سعد بن أبي وقاص يقول: كنا نروي أبناءنا مغازي رسول الله صلى الله عليه وسلم كما نحفِّظهم السورة من القرآن، بأن يحكوا للأولاد ماذا حدث في غزوة بدر وفي غزوة أحد، وفي غزوة الخندق وفي غزوة خيبر، فكانوا يحكون لهم ماذا حدث في حياة النبي صلى الله عليه وسلم، فلم يكونوا إذن في حاجة إلى تذكّر هذه الأشياء.

ثم جاء عصر نسي الناس هذه الأحداث وأصبحت غائبة عن وعيهم، وغائبة عن عقولهم وضمائرهم، فاحتاج الناس إلى إحياء هذه المعاني التي ماتت والتذكير بهذه المآثر التي نُسيت، صحيح اتُخِذت بعض البدع في هذه الأشياء ولكنني أقول إننا نحتفل بأن نذكر الناس بحقائق السيرة النبوية وحقائق الرسالة المحمدية، فعندما أحتفل بمولد الرسول فأنا أحتفل بمولد الرسالة، فأنا أذكِّر الناس برسالة رسول الله وبسيرة رسول الله

وفي هذه المناسبة أذكِّر الناس بهذا الحدث العظيم وبما يُستفاد به من دروس، لأربط الناس بسيرة النبي صلى الله عليه وسلم (لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا) [الأحزاب 21] لنضحي كما ضحى الصحابة، كما ضحى علِيّ حينما وضع نفسه موضع النبي صلى الله عليه وسلم، كما ضحت أسماء وهي تصعد إلى جبل ثور، هذا الجبل الشاق كل يوم، لنخطط كما خطط النبي للهجرة، لنتوكل على الله كما توكل على الله حينما قال له أبو بكر: والله يا رسول الله لو نظر أحدهم تحت قدميه لرآنا، فقال: "يا أبا بكر ما ظنك في اثنين الله ثالثهما، لا تحزن إن الله معنا".

نحن في حاجة إلى هذه الدروس فهذا النوع من الاحتفال تذكير الناس بهذه المعاني، أعتقد أن وراءه ثمرة إيجابية هي ربط المسلمين بالإسلام وربطهم بسيرة النبي صلى الله عليه وسلم ليأخذوا منه الأسوة والقدوة، أما الأشياء التي تخرج عن هذا فليست من الاحتفال؛ ولا نقر أحدًا عليها.

Artinya: Ada salah satu jenis perayaan/peringatan yang dapat kita anggap bermanfaat bagi umat Islam. Kita tahu bahwa para Sahabat tidak merayakan Maulid Nabi Muhammad, hijrah Nabi dan Perang Badar, kenapa?
Karena kejadian-kejadian di atas mereka lakukan dalam kehiudpan nyata. Mereka hidup bersama Nabi. Dan Nabi hidup dalam hati mereka. Tidak hilang dari kesadaran mereka. Sa'ad bin Abi Waqqas berkata: Kami mengisahkan pada anak-anak kami kisah-kisah peperangan Nabi sebagaimana kami menghafal Surah dari Al-Qur'an dengan bercerita pada anak-anak apa yang terjadi dalam Perang Badar dan Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Khaibar. Mereka bercerita pada anak-anak mereka apa yang terjadi pada masa hidup Nabi sehingga mereka tidak perlu memperingati perayaan-perayaan semacam ini.
Kemudian datanglah masa di mana manusia melupakan berbagai peristiwa di atas dan hilang dari kesadaran, jiwa dan hati mereka. Maka manusia perlu untuk menghidupkan kembali pemahaman yang telah mati dan mengingat peristiwa yang sudah terlupakan. Betul, terdapat hal-hal bid'ah dalam perkara ini tapi saya berpendapat bahwa kita merayakannya untuk mengingatkan manusia atas hakikat perjalanan kenabian dan risalahnya. Saat kita memperingati Maulid Nabi maka saya memperingati kelahiran terutusnya Nabi; maka saya mengingatkan manusia atas diutusnya Rasulullah dan kisah kenabian beliau.
... Kita saat ini sangat perlu untuk mempelajari (kisah Nabi) ini. Perayaan semacam ini bertujuan untuk mengingatkan manusia akan makna-makna di atas. Saya yakin bahwa di balik beberapa peringatan ini terdapat hasil yang positif yaitu mengikat umat dengan Islam dan mengikat mereka dengan sejarah Nabi untuk dimabil suri tauladan dan panutan. Adapun hal-hal yang keluar dari ini, maka itu bukanlah perayaan dan kami tidak mengakuinya. (Sumber: http://qaradawi.net/fatawaahkam/30/1444.html).

FATWA SAID RAMADAN AL-BUTHI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI
Said Ramadhan Al-Buthi menilai bahwa Maulid Nabi bukan bid'ah walaupun ia baru eksis setelah era Tabi'in atau Tabi'it Tabi'i. Ia berpendapat tidak semua yang baru itu bid'ah. Dalam salah satu fatwanya ia menyatakan:

ليس كل جديد بدعة

البدعة، بمعناها الاصطلاحي الشرعي، ضلالة يجب الابتعاد عنها، وينبغي التحذير من الوقوع فيها. ما في ذلك ريب ولا خلاف. وأصل ذلك قول رسول الله صلى الله علية وسلم فيما اتفق علية الشيخان (من احدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهورد) وقوله فيما رواه مسلم : (إن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدى هدى محمد، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة).

ولكن ما هو المعنى المراد من كلمة (بدعة) هذه ؟
هل المراد بها معناها اللغوي الذي تعارف علية الناس فيكون المقصود بها إذن، كل جديد طارئ على حياة المسلم، مما لم يفعله رسول الله صلى الله علية وسلم ولا أحد من أصحابه، ولم يكن معروفا لديهم؟
إن الحياة ما تزال تتحول بأصحابها من حال ألي حال، وتنقلهم من طور إلى آخر..

Artinya: Ditinjau dari pengertian istilah yang syar'i tidak semua yang baru itu bid'ah dhalalah (sesat) yang wajib dijauhi. Tidak ada keraguan dan perbedaan dalam soal ini. Asal dari masalah bid'ah ini adalah sabda Nabi riwayat Bukhari dan Muslim: Barangsiapa yang mengada-ada di dalam urusan agama ini dengan sesuatu yang tidak berasal darinya, maka tertolak." Dan sabda Nabi dalam sebuah hadits riwayat Muslim: "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara baru yang dibuat-buat, dan setiap yang bidah itu adalah kesesatan."
Akan tetapi apa yang dimaksud dengan kata "bid'ah" di sini? Apakah yang dimaksud dengan bid'ah secara lughawi (literal) yang umum diketahui manusia sehingga yang dimaksud adalah setiap hal yang baru pada kehidupan muslim yang tidak dilakukan Rasulullah dan para Sahabat tidak ada yang tahu? Sesungguhnya kehidupan senantiasa berubah dari waktu ke waktu dan berpindah dari masa ke masa yang lain ...
Lebih detail baca: الاحتفال بالمولد النبوي

FATWA SAYYID MUHAMMAD ALWI AL-MALIKI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI

Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, ulama terkenal Mekkah yang bukan Wahabi menulis buku khusus tentang bolehnya merayakan
Maulid Nabi Muhammad. Kitabnya berjudul Haulal Ihtifal bi Dzikrol Maulidin Nabawi as-Syarif. Berikut salah satu isinya:

أننا نقول بجواز الاحتفال بالمولد النبوي الشريف والاجتماع لسماع سيرته والصلاة والسلام عليه وسماع المدائح التي تُقال في حقه ، وإطعام الطعام وإدخال السرور على قلوب الأمة

Artinya: Saya berpendapat atas bolehnya merayakan maulid Nabi dan berkumpul untuk mendengar sejarah Nabi, membaca shalawat dan salam untuk Nabi, mendengarkan puji-pujian yang diucapan untuk beliau, memberi makan (pada yang hadir) dan menyenangkan hati umat.
Lebih detail baca: حول الاحتفال بذكرى المولد النبوي للسيد محمد علوي المالكي
- Habib Mundzir Al Musawa dalam bukunya Kenalilah Aqidahmu membuat daftar panjang kalangan ulama dulu dan kontemporer (muta'akhirin) dan kitabnya yang menghalalkan perayaan Maulid Nabi Muhammad sebagai berikut:
Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi)
Syamsuddin Aljazriy dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif
Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy
Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
Ibn Abidin rahimahullah dalam syarahnya maulid ibn hajar
Ibnul Jauzi dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus
Al Qasthalaniy dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah
Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dg maulidnya Urfu at ta’rif bi maulid assyarif.
Al ’Iraqy dg maulidnya Maurid al hana fi maulid assana
Imam ibn hajar al haitsami dg maulidnya Itmam anni’mah alal alam bi maulid sayidi waladu adam
Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar
Yusuf bin ismail An Nabhaniy dg Maulid jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’
Asyeikh Ali Attanthowiy dg maulid nur as shofa’ fi maulid al mustofa
Muhammad Al maghribi dg Maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.

III. HUKUM MAULID NABI MENURUT ULAMA WAHABI SALAFI

Adapun pendapat ulama Wahabi Salafi hampir seragam: merayakan maulid Nabi adalah bid'ah dhalalah. Dan haram.
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mengatakan:

لا يجوز الاحتفال بمولد الرسول صلى الله عليه وسلم ، ولا غيره ؛ لأن ذلك من البدع المحدثة في الدين ؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم لم يفعله ، ولا خلفاؤه الراشدون ، ولا غيرهم من الصحابة ـ رضوان الله على الجميع ـ ولا التابعون لهم بإحسان في القرون المفضلة ، وهم أعلم الناس بالسنة ، وأكمل حباً لرسول الله صلى الله عليه وسلم ومتابعة لشرعه ممن بعدهم .

Artinya: Tidak boleh merayakan maulid (kelahiran) Nabi dan lainnya karena termasuk bid'ah karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi, khalifah yang empat, dan Sahabat lain dan tabi'in. Padahal mereka yang lebih tahu tentang sunnah dan lebih sempurna kecintaannya pada Rasul dan lebih mengikuti syariahnya daripada generasi setelahnya.[8]

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyatakan:

فالاحتفال به يعتبر من البدعة وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم : " كل بدعة ضلالة " قال هذه الكلمة العامة ، وهو صلى الله عليه وسلم أعلم الناس بما يقول ، وأفصح الناس بما ينطق ، وأنصح الناس فيما يرشد إليه ، وهذا الأمر لا شك فيه ، لل يستثن النبي صلى الله عليه وسلم من البدع شيئاً لا يكون ضلالة ، ومعلوم أن الضلالة خلاف الهدى ، ولهذا روى النسائي آخر الحديث : " وكل ضلالة في النار " ولو كان الاحتفال بمولده صلى الله عليه وسلم من الأمور المحبوبة إلى الله ورسوله لكانت مشروعة ، ولو كانت مشروعة لكانت محفوظة ، لأن الله تعالى تكفل بحفظ شريعته ، ولو كانت محفوظة ما تركها الخلفاء الراشدون والصحابة والتابعون لهم بإحسان وتابعوهم ، فلما لم يفعلوا شيئاً من ذل علم أنه ليس من دين الله

Arti kesimpulan: Memperingati maulid Nabi itu bid'ah dhalalah (sesat).[9]

IV. KESIMPULAN HUKUM MAULID
Peringatan atau perayaan maulid Nabi adalah bi'dah karena tidak dilakukan pada zaman Nabi. Akan tetapi termasuk daripada bid'ah hasanah (hal baru yang baik) selagi apa yang dilakukan dalam peringatan maulid itu tidak bertentangan dengan spirit Al Quran, Sunnah, atsar Sahabat dan ijma' ulama.
Pandangan Wahabi bahwa segala sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Nabi dianggap bi'dah sesat (dhalalah) adalah pandangan yang sempit. Karena para Sahabat banyak melakukan bid'ah. Seperti Abu Bakar dengan pengumpulan catatan Al Quran, Umar bin Khattab dengan tarawih dan Utsman bin Affan dengan pembukuan Al Quran yang dikenal dengan mushaf Utsmani.

"IMAM SYAFI'I MENGANJURKAN MAULID NABI"

قال الامام الشافعي رضي الله عنه: "من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم اخوانا وهيأ له طعاما وعمل فيه إحسانابعث يوم القيامة مع الصديقين والصالحين ويكون فى جنات النعيم".

Berkata Al imam Syafi'i RA: "Barang siapa mengumpulkan saudaranya untuk acara MAULIDUN NABI SAW dan menyiapkan hidangan dan mengamalkan kebaikan di dalamnya) baca dzikir, shalawat dan mendengarkan sifat-sifat dan perjuangkan Nabi Saw (dia akan di bangkitkan pada hari kiamat di kumpulkan dengan orang-orang shaleh) kekasih-kekasih Allah Swt (dan ia akan di masukkan syurga Alloh SWT".

NB: Guru Al faqir pernah dawuh SAMAHATUL USTADZ AL IMAM AL QUTUB AL HABIB ABDULLOH BILFAQIH RA: "Barang siapa yang mengadakan acara maulid Nabi Saw) peringatan kelahirannya beliau (Allah Swt akan berikan dia pada akhir umurnya) HUSNUL KHITAAM (dan ia pada waktu ajalnya akan di tuntun oleh Nabi Saw untuk mengucapkan:

"لا اله الاالله"


Semoga kita semuanya tidak meninggal kecuali dalam keadaan husnul khotimah Aamiin aamiin ya rabbal aalamiin...

"Kenapa hanya ada Maulid Nabi Muhammad, kalau diadakan acara maulid Nabi Adam bagaimana?"
Ada seorang wahabi yang menanyakan (tidak niat bertanya, cuma ingin menjatuhkan), dia bertanya: "Kenapa hanya ada Maulid Nabi Muhammad, kalau diadakan acara maulid Nabi Adam bagaimana?"
.
Jawab:
Menurut hadist yang shohih, bahwa Nabi Adam diciptakan pada hari jum'at. Maka bisa dikatakan maulid Nabi Adam, adalah hari jum'at. Andaikata setiap hari jum'at, ente ama teman-teman ente mentadaburi surat Al-Baqarah, untuk mengingat penciptaan pertama manusia, maka itu merupakan amalan yang baik.
Hikmahnya tentu sangat banyak. Dan bukan bid'ah. Kami haqqul yaqin jika ente mau amalkan hal tersebut, ente tidak akan masuk neraka. Dan hanya orang gila yang mengatakan amalan seperti itu adalah amalan ahli neraka.
Bahkan ada kaidah dari Rasulullah, bahwa amalan yang baik tersebut bisa jadi celengan amal ilmu yang bermanfaat bagi ente jika ada orang lain yang ikut mengamalkannya secara istiqomah.

Jika ada ustadz ente yang mencak-mencak nanya dalil, maka kasihkanlah dalil ini: Allah berfirman:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal." (QS. Yusuf: 111).

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗمَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111).

Bergembira atas Kelahiran Nabi SAW

Kita dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT kepada kita. Termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah SWT berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah !, dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’ (QS.Yunus : 58).

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Hadits itu menerangkan bahwa pada setiap hari senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu dikarenakan bahwa saat Rasulullah saw lahir, dia sangat gembira menyambut kelahirannya sampai-sampai dia merasa perlu membebaskan (memerdekakan) budaknya yang bernama Tsuwaibatuh Al-Aslamiyah.
Jika Abu Lahab yang non-muslim dan Al-Qur’an jelas mencelanya, diringankan siksanya lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW. Maka bagaimana dengan orang yang beragama Islam yang gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW ?.

Jika sebagian umat Islam ada yang berpendapat bahwa merayakan Maulid Nabi SAW adalah bid’ah yang sesat karena alasan tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw sebagaimana dikatakan oleh beliau :

إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رواه أبو داود والترمذي

Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan. (HR Abu Daud dan Tarmizi)

Maka selain dalil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi tersebut, juga secara semantik (lafzhi) kata ‘kullu’ dalam hadits tersebut tidak menunjukkan makna keseluruhan bid’ah (kulliyah). Tetapi ‘kullu’ di sini bermakna sebagian dari keseluruhan bid’ah (kulli) saja. Jadi, tidak seluruh bid’ah adalah sesat karena ada juga bid’ah hasanah, sebagaimana komentar Imam Syafi’i :

المُحْدَثَاتُ ضَرْباَنِ مَاأُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتاَباً أَوْسُنَّةً أَوْأَثَرًا أَوْإِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَاأُحْدِثَ مِنَ الخَيْرِ لاَيُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَالِكَ فَهِيَ مُحْدَثَةٌ غَيْرَ مَذْمُوْمَةٍ

Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada dua macam : Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, prilakuk sahabat, atau kesepakatan ulama maka termasuk bid’ah yang sesat ; adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10).

Juga realitas di dunia Islam dapat menjadi pertimbangan untuk jawaban kepada mereka yang melarang maulid Nabi SAW. Ternyata fenomena tradisi maulid Nabi SAW itu tidak hanya ada di Indonesia, tapi merata di hampir semua belahan dunia Islam.
Kalangan awam diantara mereka barangkali tidak tahu asal-usul kegiatan ini. Tetapi mereka yang sedikit mengerti hukum agama berargumen bahwa perkara ini tidak termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan –ibadah mahdhah- atau ritual peribadatan dalam syariat.
Buktinya, bentuk isi acaranya bisa bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah ke-islaman. Mereka yang melarang peringatan maulid Nabi SAW sulit membedakan antara -ibadah- dengan -syi’ar Islam-. Ibadah adalah sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Allah SWT. Tetapi syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi, kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.
Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam As-Suyuthi mengatakan dalam menananggapi hukum perayaan maulid Nabi SAW :

وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ

Menurut saya, asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid’ah hasanah (sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad saw yang mulia. (Al- Hawi Lil-Fatawa, juz I, h. 251-252)

Pendapat Ibnu Hajar Al-Haithami : “Bid’ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari maulid Rasulullah SAW.”
Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi) : ”Termasuk hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah saw. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, –menunjukkan rasa gembira dan bahagia-, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah SAW dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh alam semesta”.

Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi SAW tidak melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti etika-etika berikut :
Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
Membaca sejarah Rasulullah SAW dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.
Meningkatkan silaturrahim.
Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.
Mengadakan pengajian atau majlis ta’lim atau tabligh yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuri-tauladani Rasulullah SAW.

***

Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ – صحيح مسلم

Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)
Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.
Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba’, sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari’ at Islam.
Wallohu a’lam,
(Ianatuth tholibin, dan Berbagai Sumber).


~ KEUTAMAAN MEMPERINGATI MAULID NABI SAW , MENURUT SAHABAT ~

1. Sayyidina Abu Bakar RA. berkata:

من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كان رفيقي في الجنة

Barangsiapa membelanjaken satu dirham (uang perak) untuk mengadaken pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanQ d surga.

2. Sayyidina Umar RA.berkata :

من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام

Barangsiapa mengagungken Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupken Islam.

3. Sayyidina Utsman RA.berkata :

من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين

Barangsiapa membelanjaken satu dirham untuk mengadaken pembacaan Maulid Nabi SAW, maka seakan2 ia ikut serta menyaksiken perang Badar dan Hunain.

4. Sayyidina Ali RA. berkata:

من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب

Barangsiapa mengagungken Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab d laksanakennya pembacaan maulid Nabi saw , maka tidaklah ia keluar dr dunia melainken dg keimanan dan akan d masukken ke dlm surga tanpa hisab.

5. syeh Imam Hasan Bashri RA. berkata:

وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا فأنفقته على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم

aq senang sekali seandainya aq memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka aq akan membelanjakennya untuk kepentingan memperingati Maulid Nabi SAW.

6. syeh Imam Junaedi al-Baghdadi, smoga Allah swt membersihken sir (rahasia)nya, berkata:

من حضر مولد النبي صلى الله عليه وسلم وعظم قدره فقد فاز بالإيمان

Barangsiapa menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW dan mengagungken derajat beliau, maka sesungguhnya ia akan memperoleh kebahagian dg penuh keimanan.

7. syeh Imam Ma’ruf al-Karkhi, semoga Allah swt membersihken sir (rahasia)nya:

من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين و كان فى أعلى عليين

Barangsiapa menyediaken makanan untuk peringatan pembacaan Maulid Nabi SAW, mengumpulken saudara2nya, menyalaken lampu, memakai pakaian yg baru, memasang harum2an dan memakai wangi2an karena mengagungken kelahiran Nabi SAW, niscaya Allah swt akan mengumpulkennya pada hari kiamat bersama golongan orang2 yg pertama d kalangan para nabi dan dia akan d tempatken d syurga yg paling atas (‘Illiyyin).

8. syeh Imam Fakhruddin ar-Razi berkata:

ما من شخص قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ملح أو بر أو شيئ أخر من المأكولات الا ظهرت فيه البركة و فى كل شيئ وصل اليه من ذلك المأكول فانه يضطرب و لا يستقر حتى يغفر الله لأكله وان قرئ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ماء فمن شرب من ذلك الماء دخل قلبه ألف نور و رحمة و خرج منه ألف غل و علة و لا يموت ذلك القلب يوم تموت القلوب . و من قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا و خلط تلك الدراهم بغيرها و قعت فيها البركة و لا يفتقر صاحبها و لا تفرغ يده ببركة النبي صلى الله عليه و سلم

Tidaklah seseorang yg membaca maulid Nabi saw. ke atas garam atau gandum atau makanan yg lain, melainken akan tampak keberkatan padanya, dan setiap sesuatu yg sampai kepadanya (d masuki) dari makanan tersebut, maka akan bergoncang dan tidak akan tetap sehingga Allah swt akan mengampuni orang yg memakannya.
Dan sekirannya d bacaken maulid Nabi saw. ke atas air, maka orang yg meminum seteguk dari air tersebut akan masuk ke dlm hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar daripadanya seribu sifat dengki dan penyakit dan tidak akan mati hati tersebut pada hari d matikennya hati2 itu.
Dan barangsiapa yg membaca maulid Nabi saw. pada suatu dirham yg d tempa dengan perak atau emas dan d campurken dirham tersebut dengan yg lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham tersebut keberkahan dan pemiliknya tidak akan fakir serta tidak akan kosong tangannya dg keberkahan Nabi saw.

9. syeh Imam Syafi’i, smoga Allah swt merahmatinya, berkata:

من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم

Barangsiapa mengumpulken saudara2nya untuk mengadaken Maulid Nabi, kemudian menyediaken makanan dan tempat serta melakuken kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab atas d bacakennya Maulid Nabi SAW, maka Allah swt akan membangkitken dia bersama2 golongan shiddiqin (orang2 yg benar), syuhada' (orang2 yg mati syahid), dan shalihin (orang2 yg shaleh) dan dia akan d masukken ke dlm surga2 Na’im.

10. syeh Imam Sirri Saqathi, smoga Allah swt membersihken sir (bathin)nya:

من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي فى الجنة

Barangsiapa pergi ke suatu tempat yg d bacaken d dalamnya maulid Nabi saw, maka sesungguhnya ia telah pergi ke sebuah taman dr taman2 syurga, karena tidaklah ia menuju ke tempat2 tersebut melainken karena cintanya kepada Nabi saw. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa mencintaiQ, maka ia akan bersamaQ d dlm syurga.

11. syeh Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:

مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان.

وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.

Tidak ada rumah , masjid / tempat yg d dalamnya d bacaken maulid Nabi SAW melainken malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintaken ampunan untuk penghuni tempat itu dan Allah akan melimpahken rahmat dan keridhaannya kepada mereka.
Adapun para malaikat yg d kelilingi dg cahaya adalah malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, dan Izra’il as. Karena, sesungguhnya mereka memintaken ampunan kepada Allah swt untuk mereka yg menjadi sebab d bacakennya pembacaan maulid Nabi saw. Dan dia berkata pula : Tidak ada seorang muslim pun yg d bacaken d dlm rumahnya pembacaan maulid Nabi saw melainken Allah swt menghilangken kelaparan, wabah penyakit , kebakaran , tenggelam, bencana , malapetaka, kebencian , hasud, keburuken makhluk , dan pencuri dr penghuni rumah itu. Dan apabila ia meninggal , maka Allah swt akan memudahken jawabannya dr pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan berada d tempat duduknya yg benar d sisi penguasa yg berkuasa. Dan barangsiapa ingin mengagungken maulid Nabi saw, maka Allah swt akan mencukupken derajat ini kepadanya. Dan barangsiapa d sisinya tidak ada pengagungan terhadap maulid Nabi saw, seandainya penuh baginya dunia d dlm memuji kepadanya, maka Allah swt tidak akan menggerakken hatinya d dlm kecintaannya terhadap Nabi saw.
~ Syeh Syams ad-Diin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad adz-Dzahaby berkata:

مَا زَالَ العُلَمَاءُ يَخْتلِفُوْنَ، وَيَتَكَلَّم العَالِمُ فِي العَالِم باجْتِهَاده، وَكُلٌّ مِنْهُم مَعْذُور مَأْجُور، وَمَنْ عَاند أَوْ خرق الإِجْمَاعَ، فَهُوَ مَأْزور، وَإِلَى اللهِ تُرْجَعُ الأُمُوْر

Masih saja para ulama saling berselisih. 1 alim berbicara (tidak baik) tentang alim (lainnya) dg ijtihadnya. Setiap mereka d maafken dan d pahalai. Barangsiapa membangkang atau merobek Ijma’ (kesepakatan umat), maka ia berdosa, dan kepada Allah lah segala perkara d kembaliken.
>> kitab ni'matul kubra alal alami fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam hal 5 - 7 ole syeh imam ibnu hajar al haitamy <<

Wallahua'lam.

Semoga bermanfaat.