Kamis, 29 Oktober 2015

NAZHOM " LAM YAHTALIM "

PERTANYAAN

Assalamu 'alaikum
Minta teks Nadhom "Lam Yahtalim", dan terjemahnya beserta dalilnya. Terimakasih

JAWABAN
Wa'alaikum salam Wr Wb
Demikian dinyatakan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Maraqil Ubudiyah ala Bidayatil Hidayah. Hal : 3

لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طَهَ مُطْلَقًا أَبَدًا * وَما تَثائَبَ أَصْلاً في مَدَى الزَّمَنِ

مِنْهُ الدَّوَابُّ فَلَمْ تَهْرُبْ وَمَا وَقَعَتْ * ذُبَابَةٌ أَبَدًا فِي جِسْمِهِ الحَسَنِ

بِخَلْفِهِ كَأَمَامَ رُؤْيَةٌ ثَبَتَتْ * وَلاَ يُرَى أَثَرُ بَوْلٍ مِنْه فِي عَلَنِ

وَقَلْبُه لَمْ يَنَمْ وَالعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ * وَلاَ يَرَى ظِلَّهُ فِي الشَّمْسِ ذُوْ فَطَنِ

كَتْفَاهُ قَدْ عَلَتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا * عِنْدَ الوِلاَدَةِ صِفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ

هَذِى الخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ آمِنًا * مِنْ شَرِّ نَارٍ وَسُرَاقٍ وَمِنْ مِحَنِ

Artinya:
Belum pernah sama sekali, Thoha (Nabi Muhammad SAW) “bermimpi basah, Dan sama sekali Beliau tidak pernah menguap di sepanjang hayatnya
Darinya, binatang tidak lari dan belum pernah hinggap seekor lalat di tubuhnya yang bagus
Sisi belakang beliau sama seperti sisi depan,yaitu mampu melihat , Dan bekas air seninya tidak terlihat meski di tempat nyata
Qalbunya tak pernah tidur sekalipun mata mengantuk , Dan bayangan tubuhnya tidak terlihat ketika disinari matahari
Kedua Bahunya selalu terlihat lebih tinggi dari bahu yang lainnya ketika bermajlis, Dan ketika lahir terangkanlah wahai nabi yang sudah terkhitan
Keistimewaan ini hafalkanlah agar kau aman , Dari kejahatan api kebakaran, pencurian, dan bencana lain

Wallahu A’lam

Semoga bermanfaat

Cara Memimpikan Orang Yang Telah Wafat Dan Fadhilah Sholawat

Dikutip dari Kitab Riyadl al-Badi'ah halaman 92,karya Syeikh Nawawi al-bantani
Dalam Khotimah (bab penutup) kitabnya,syeikh nawawi menganjurkan beberapa amalan agar senantiasa dilaksanakan muslimin muslimat,salah satunya adalah membaca sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dan berikut adalah kisah salah satu faidah agung tentang FADHILAH SHOLAWAT

حكي ان امرأة جاءت الي الحسن فقالت له توفيت لي ابنة واريد رؤيتها في النوم ،فقال لها صلي اربع ركعات بعد العشاء واقرئي في كل ركعة بعد الفاتحة سورة الهاكم مرة ثم اضطجعي وصلي علي النبي صعلم الي ان تنامي ففعلت فراتها في العقوبة مسلسلة ومغلولة، فجاءت اليه فاحبرته فاغتم وقال لها تصدقي عنها ففعلت ثم راي في تلك الليلة كانه في روضة من رياض الجنة وفيها سرير عليه جارية جميلة وعلي راشها تاج من نور فقالت له اعرفتني فقال لا ، فقالت له انا ابنة تلك المراة فقال لها بغير هذا وصفت لي امك حالك، فقالت كنت كذلك فقال ثم بماذا بلغت هذا، قالت كنا سبعين الف نفس في تلك العقوبة فعبر واحد من الصالحين علي قبورنا وصلي علي النبي صعلم مرة وجعل ثوابها لنا فاعتقنا الله من ذلك ببركته وبلغ نصيبي مارايت اه

Dikisahkan,ada seorang wanita (seorang ibu) datang kepada syeikh Hasan,dan ia berkata: "Aku telah ditinggal wafat oleh anak perempuanku,dan aku ingin sekali memimpikan dia".
Berkata Syeikh Hasan pada si ibu: "Lakukanlah sholat sunah empat roka'at setelah isya,dan bacalah pada setiap roka'atnya surat AL-TAKATSUR satu kali setelah fatihah,kemudian berbaringlah dan bacalah sholawat hingga engkau tertidur".
Si ibu ini melakukan apa apa yang telah disampaikan syeikh padanya.
Maka malam itu si ibu memimpikan anak perempuannya sedang disiksa dengan kaki dan tangan terbelenggu rantai besi.
Keesokannya si ibu datang lagi kepada syeikh dan mengabarkan mimpinya,sejenak syeikh diam dan kemudian beliau berkata: "Shodaqohlah atas nama anak perempuanmu".
Maka kemudian si ibu melaksanakan shodaqoh atas nama anak perempuannya (menghadiahkan ganjaran shodaqoh tersebut kepada anaknya).
Kemudian pada malam berikutnya,Syeikh bermimpi seolah beliau berada di pertamanan syurga, Beliau melihat ada seorang gadis yang sangat cantik berada diatas sebuah ranjang dengan memakai mahkota dari cahaya dikepalanya.
Gadis ini berkata kepada Syeikh: "Apakah engkau tidak mengenaliku wahai syeikh ?"
"Tidak !" jawab Syeikh.
Berkata gadis itu: "Aku adalah anak perempuan dari wanita yang datang padamu"
Syeikh berkata: "Tapi tidak dalam keadaan seperti yang aku lihat saat ini ibu mu menceritakan keadaanmu".
Berkata si gadis: "Sebelumnya aku memang seperti apa yang telah diceritakan ibuku".
Syeikh berkata: "Lalu bagaimana engkau bisa seperti ini ?".
Si gadis menjelaskan: "Aku adalah salah satu dari 70.000 orang yang sedang disiksa, Maka lewatlah diantara pekuburan kami seorang yang sholih,orang sholih tersebut membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW hanya satu kali,kemudian ia menghadiahkan pahala satu kali sholawat tersebut kepada kami, Kemudian Allah membebaskan kami (70.000 orang) dari siksaan tersebut dengan berkah Nabi SAW (sholawat), Dan hasil dari satu kali sholawat yang dihadiahkan pada kami adalah seperti apa yang engkau lihat padaku (seperti ini bagianku).

Wallohu a'lam

اللهم صل وسلم وبارك علي سيدنا محمد وعلي اله واصحابه وازواجه وذرياته واهل بيته الكرام اجمعين

Bogor,Jum'at 17 dzulhijjah 1437 / 30 oktober 2015

Semoga bermanfaat

Kisah Pecinta Kitab Shahih Al-Bukhari dengan Anaknya


 Kisah Ulama Pecinta Kitab Shahih Al-Bukhari dengan Anaknya
Syaikh Abdul Wakil Abdul Haq al-Hasyimi, pengajar shohih al-Bukhory di Masjidil Haram bertutur tentang kisah ayahnya, Syaikh Abdul Haq al-Hasyimi yang begitu mencintai Kitab hadits Shohih al-Bukhory.

Beliau berkisah bagaimana membekasnya kecintaan kepada Shahih al-Bukhary dibawa ayahnya sampai wafat. Pada suatu hari, Syaikh Abdul Wakil ditanya tentang sebuah hadits di dalam riwayat al-Bukhari, namun dia tidak tahu di bab mana hadits itu berada. Lalu, beliau pulang dan tidur sambil memendam kecewa karena tidak menjawab pertanyaan itu.

Pada saat tidur, ia bermimpi bertemu dengan sang ayah, Syaikh Abdul Haq. Di dalam mimpi itu, ia bertanya kepada ayahnya, " wahai ayah di mana keberadaan hadits ini?" Sang ayah pun menjawab," bukanlah sudah aku wasiatkan kepadamu jangan tinggalkan belajar shahih al-Bukhari? Imam al-Bukhari menempatkan hadits itu di salah satu bab di dalam kitabul Jihad!"

Masya Allah, ternyata kecintaan kepada ilmu itu dibawa sampai mati. Buktinya, sudah mati saja bisa memberi tahu di mana letak haditsnya. Bagaimana selama masih hidup.

Dikutip dari Adatul Imam al-Bukhari, hal.11

Semoga bermanfaat

Kamis, 22 Oktober 2015

Agar do'a mudah terkabul dan do'a para nabi

PETUNJUK AGAR DO'A DI IJABAHI / DI KABULKAN

وروى الحاكم في مستدركه وصححه من حديث أبي أمامة مرفوعا " إن لله ملكا موكلا بمن
يقول يا أرحم الراحمين ، فمن قالها ثلاثا قال له الملك : إن أرحم الراحمين قد أقبل عليك فسل )

Al hakim meriwayatkan dalam kitab al mustadroknya dan beliau menshahihkannya dari hadisnya abi umamah secara marfu':
"Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai seorang malaikat yang ditugaskan (mencari) orang yang mengucapkan,
YAA ARHAMAR ROOHIMIIN
'Wahai Dzat yang paling Penyayang'.
Maka barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali, maka malaikat mengucapkan untuknya, 'Sesungguhnya Dzat yang paling Penyayang telah datang kepadamu, maka mintalah kepadaNya'."

وَعَنْ بُرَيْدَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «سَمِعَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - رَجُلًا يَقُولُ: اللَّهُمَّ إنِّي
أَسْأَلُك بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّك أَنْتَ اللَّهُ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الَّذِي إذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.

dan dari Abu Buraidah sesungguhnya Rasululloh sollallohu’alaihi wa sallam mendengar seseorang berdoa,
ALLAHUMMA INNI AS'ALUKA BIANNI ASYHADU ANNAKA ANTALLOHU LAA ILAAHA ILLA ANTA AL AHADU AS SHOMADU ALLADZI LAM YALID WALAM YUULAD WALAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD
‘Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu. Sesungguhnya saya bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tiada tuhan melainkan Anda Yang Maha Esa, Tempat meminta segala sesuatu, Tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’
Maka Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda,
‘Sungguh anda telah meminta kepada Allah dengan nama yang kalau diminta akan diberikan, kalau berdoa akan dikabulkan.’
Imam yg empat menerbitkannya dan Ibnu hibban menshohihkanya

وأخرج عبد الله بن أحمد في زوائد الزهد وأبو الشيخ عن عمر بن يونس اليمامي قال : بلغني أن يعقوب عليه السلام كان أحبَّ أهلِ الأرضِ إلى مَلَكِ الموت وأنّ مَلَكَ الموتِ استَأذَن ربَّه في أن يأتي يعقوبَ عليه السلام فأذِنَ لهُ فجاءَهُ، فقالَ لهُ يَعقُوبُ علَيه السّلام : يا مَلَكَ الموتِ أَسأَلُكَ بالذي خلقَكَ : هل قَبضتَ نَفْسَ يوسُفَ فِيمَنْ قَبَضْتَ مِنَ النُّفُوس ؟ قال : لا ،قال لهُ ملَكُ الموت : يا يعقوبُ ألا أُعَلِّمُكَ كلِماتٍ لا تَسأَلُ اللهَ شَيئًا إلا أعطَاكَ ؟ قال : بلَى

قالَ : قل : يا ذَا المعرُوفِ الذي لا يَنقَطِعُ أبَدًا ولا يُحصِيْهِ غَيرُكَ

فدَعا بها يعقُوبُ عليه السّلام في تلكَ اللّيلةِ فلَم يَطْلَع الفَجر حتى طُرِحَ القَمِيصُ على وَجْهِه فارتَدَّ بَصِيرًا.رواه في السيوطي في الدر المنثور.

abdullah bin ahmad di dalam zawaidiz zuhdi dan juga abusy syaikh mengeluarkan (riwayat), dari umar bin yunus al-yamamiy, berkata :
"telah sampai kepadaku bahwa nabi ya'qub adalah penduduk bumi yang paling cinta pada malaikat maut, dan malaikat maut memohon izin kepada Allah untuk mendatangi nabi ya'qub alaihis salam, Allah pun memberi izin, dan malaikat maut mendatangi nabi ya'qub.
nabi ya'qub alaihis salam berkata kepada malaikat maut : "wahai malaikat maut, aku bertanya pada dengan nama dzat yang menciptakanmu, apakah kamu telah mencaput nyawa yusuf termasuk diantara orang-orang yang engkau cabut nyawanya?"
malaikat maut menjawab : "tidak." "wahai ya'qub maukah kau kuajarkan kalimat-kalimat yang tidaklah engkau meminta sesuatu kepada Allah kecuali akan memberimu?"
"ya (aku mau)" jawab ya'qub.
malaikat maut berkata : "ucapkanlah :

يا ذا المعروف الذي لا ينقطع أبدا ولا يحصيه غيرك

[ YAA DZAL MA'RUUF AL-LADZII LAA YANQOTHI'U ABADAN WA LAA YUCHSHIIHI GHOIRUKA ]
"wahai dzat pemilik kebajikan yang tidak terputus selamanya dan tidak bisa menghitungnya selain engkau."
kemudian nabi ya'qub berdoa dengan kalimat tersebut di malam itu, maka fajar tidaklah terbit sehingga wajahnya dilempari gamis kemudian nabi ya'qub bisa melihat kembali."
suyuthi meriwayatkannya di dalam ad-durr al-mantsur.

ورُوِيَ أنّ يعقوبَ علَيه السّلام رأَى مَلَكَ الموتِ في مَنامِه فسَألَه هل قَبَضتَ رُوحَ يُوسُفَ فقال : لا واللهِ هوَ حَيٌّ فَاطْلُبْهُ، وعَلَّمَهُ هَذا الدُّعاءَ يَا ذَا المعروفِ الدّائمِ الذي لا يَنقَطِعُ مَعرُوفُه أبدًا ولا يُحصِيْهِ غَيرُكَ فَرِّجْ عَني.

رواه النسفي في تفسيره.

dan diriwayatkan sesungguhnya nabi ya'qub melihat malaikat maut dalam tidurnya, maka nabi ya'qub menanyainya : "apakah kamu sudah mencabut nyawa yusuf?"
malaikat menjawab : "tidak, demi Allah dia masih hidup. carilah ia."
dan malaikat maut mengajari nabi ya'qub dengan doa ini :

يا ذا المعروف الذي لا ينقطع أبدا ولا يحصيه غيرك فرج عني

[ Yaa Dzal Ma'ruuf Al-ladzii Laa Yanqothi'u Abadan Wa Laa Yuchshiihi Ghoiruka Farrij 'Anni ]
an-nisfiy meriwayatkan dalam kitab tafsirnya.

JENIS DO'A YANG TIDAK DIKABULKAN

PERTANYAAN
Assalamualaikum. Jenis doa apa saja yg ga akan di kabulkan ......

JAWABAN
Doa yg tidak dikabulkan adalah :

1. doa yg mengandung dosa
2. doa memutus silatur rahim
3. doa yg tergesa gesa
4. doa dari orang yg hatinya lalai


referensi : kitab at tamhid ibnu abdil bar

حديث ثان لابن شهاب عن أبي عبيد .


مالك عن ابن شهاب عن أبي عبيد مولى ابن أزهر ، عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : يستجاب لأحدكم ما لم يعجل فيقول : قد دعوت فلم يستجب لي .


في هذا الحديث دليل على خصوص قول الله عز وجل ادعوني أستجب لكم وأن الآية ليست على عمومها . ألا ترى أن هذه السنة الثابتة خصت منها الداعي إذا عجل فقال قد دعوت فلم يستجب لي ؟ والدليل على صحة هذا التأويل قول الله عز وجل فيكشف ما تدعون إليه إن شاء ولكن قد روي عن النبي صلى الله عليه وسلم في الإجابة ومعناها ما فيه غنى عن قول كل قائل ، وهو حديث أبي سعيد الخدري عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : ما من مسلم يدعو بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث : فإما أن يعجل له دعوته ، وإما أن يؤخرها له في الآخرة ، وإما أن يكفر عنه أو يكف عنه من السوء مثلها وقد ذكرنا هذا الحديث بإسناده في آخر باب زيد بن أسلم من كتابنا هذا .


وفيه دليل على أنه لا بد من الإجابة على أحد هذه الأوجه الثلاثة . فعلى هذا يكون تأويل قول الله عز وجل ، والله أعلم فيكشف ما تدعون إليه إن شاء أنه يشاء ، وأنه لا مكره له ويكون قوله عز وجل دعوة الداع إذا دعان على ظاهره وعمومه بتأويل حديث أبي سعيد المذكور ، والله أعلم بما أراد بقوله وبما أراد رسول الله صلى الله عليه وسلم والدعاء خير كله وعبادة وحسن عمل ، والله لا يضيع أجر من أحسن عملا .


وقد روي عن أبي هريرة أنه كان يقول : ما أخاف أن أحرم الإجابة ولكني أخاف أن أحرم الدعاء . وهذا عندي على أنه حمل آية الإجابة على العموم والوعد ، والله لا يخلف الميعاد . وروي عن بعض التابعين أنه كان يقول : الداعي بلا عمل كالرامي بلا وتر .


وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : لا يقبل الله دعاء من قلب لاه فادعوه وأنتم موقنون بالإجابة وقد علمنا أن ليس كل الناس تجاب دعوته ولا في كل وقت تجاب دعوة الفاضل وأن دعوة المظلوم لا تكاد ترد ، وحديث أبي سعيد المذكور الذي هو في الموطأ من قول زيد بن أسلم أولى ما قيل به واحتمل عليه من هذا الباب في الدعاء ، وبالله التوفيق .


أخبرنا قاسم بن محمد قال : حدثنا خالد بن سعيد قال : حدثنا أحمد بن عمرو بن منصور قال : حدثنا محمد بن عبد الله بن سنجر قال : حدثنا عبد الله بن صالح قال : حدثنا معاوية بن صالح أن ربيعة بن يزيد حدثهم عن أبي إدريس الخولاني عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال : يستجاب لأحدكم ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم أو يستعجل . قالوا : وما الاستعجال يا رسول الله ؟ قال : يقول : ( قد دعوتك يا رب ( فلا أراك تستجيب لي .

وهذا أكمل من حديث ابن شهاب عن أبي عبيد عن أبي هريرة المذكور في هذا الباب وأوضح معنى وهو يفسره ويعضده .


http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php..

AL-HADITS : TERKABULNYA DOA JAMA'AH YANG MENCAPAI 40 ORANG

PERTAYAAN :
Salam wr wb. Ini dawuh ulama apa hadits ya ? :

لا يجتمع أربعون رجلا في أمر واحد إلا استجاب الله تعالى لهم حتى لو دعوا على جبل لأزالوه


Tolong keterangannya terima kasih.

JAWABAN :
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kalimat yang dimaksud berbunyi demikian:

لا يجتمع أربعون رجلا في أمر واحد إلا استجاب الله تعالى لهم حتى لو دعوا على جبل لأزالوه


"Tidaklah berkumpul empat puluh orang dalam satu perkara kecuali Allah akan mengabulkan doa untuk mereka sampai seandainya mereka berdoa kejelekan untuk gunung niscaya mereka akan menghancurkan gunung tersebut "

Kalimat ini tidak ditemukan di kitab-kitab hadist yang dikenal, akan tetapi justru hadist ini didapatkan di kitab kaum Syiah yang berjudul Ad-da'awat karangan Quthbuddin Ar-Rawandi (1/41), itupun tanpa sanad.
http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-akhlagh/shaban-02/01.htm

Adapun keutamaan do'a dari 40 orang dalam kitab kitab hadits dan fiqih mu'tabaroh, adalah seperti dalam masalah "mensholati mayit" sebagaimana termaktub dalam Mughni al-Muhtaj :

(وَلَاتُؤَخَّرُ) الصَّلَاةُ (لِزِيَادَةِ مُصَلِّينَ) لِلْخَبَرِ الصَّحِيحِ أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ وَلَا بَأْسَ بِانْتِظَارِ الْوَلِيِّ عَنْ قُرْبٍ مَا لَمْ يُخْشَ تَغَيُّرُ الْمَيِّتِ تَنْبِيهٌ شَمِلَ كَلَامُهُ صُورَتَيْنِ إحْدَاهُمَا إذَاحَضَرَ جَمْعٌ قَلِيلٌ قَبْلَ الصَّلَاةِ لَا يُنْتَظَرُ غَيْرُهُمْ لِيَكْثُرُوانَعَمْ قَالَ الزَّرْكَشِيُّ وَغَيْرُهُ إذَا كَانُوا دُونَ أَرْبَعِينَ فَيُنْتَظَرُ كَمَالُهُمْ عَنْ قُرْبٍ لِأَنَّ هَذَا الْعَدَدَ مَطْلُوبٌ فِيهَاوَفِي مُسْلِمٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ يُؤَخِّرُ الصَّلَاةَ لِلْأَرْبَعِينَ قِيلَ وَحِكْمَتُهُ أَنَّهُ لَمْ يَجْتَمِعْ أَرْبَعُونَ إلَّا كَانَ للهِ فِيهِمْ وَلِيٌّ وَحُكْمُ الْمِائَةِ كَالْأَرْبَعِينَ كَمَا يُؤْخَذُ مِنْ الْحَدِيثِ الْمُتَقَدِّمِ


Fokus :

وَفِي مُسْلِمٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ يُؤَخِّرُ الصَّلَاةَ لِلْأَرْبَعِينَ قِيلَ وَحِكْمَتُهُ أَنَّهُ لَمْ يَجْتَمِعْ أَرْبَعُونَ إلَّا كَانَ للهِ فِيهِمْ وَلِيٌّ وَحُكْمُ الْمِائَةِ كَالْأَرْبَعِينَ كَمَا يُؤْخَذُ مِنْ الْحَدِيثِ الْمُتَقَدِّمِ


Dalam kitab Shahih Muslim, terdapat riwayat dari Ibn Abbas, bahwa sungguh beliau menunda shalat jenazah karena menanti jumlah jamaah 40 orang. Disebutkan hikmahnya adalah tiada berkumpul 40 orang jamaah melainkan salah seorangnya adalah wali Allah. Dan hukum 100 orang sama dengan 40 orang, seperti kesimpulan yang diambil dari hadits tadi. Wallohu a'lam.
https://web.facebook.com/notes/784646151558195


PERTANYAAN:
Assalaamu'alaikum.......
Afwan, mohon pencerahan nya,,,,
Karena apakah doa seakan-akan tidak di ijabah...??Apakah karena isi hati yang teramat kotor...??
Syukron atas ilmu dan pencerahan nya........


JAWABAN:
Diriwayatkan dari Syaqiq Al Balkhiy beliau berkata:Suatu ketika Syekh Ibrohim bin adham berjalan melewati pasar di tanah Basroh ada sekumpulan manusia yang bertanya kepada beliau, mereka menanyakan tentang ayat: ادعوني استجب لكم
kemudian mereka berkata bahwa sesungguhnya kami telah berdo’a, tetapi kenapa Alloh tidak mengabulkan permintaan kami? Kemudian Syekh Ibrohim bin adham menjawab: wahai Ahli Basroh, sesungguhnya hati kalian telah mati sebab 10 perkara, maka bagaimana akan di kabulkan permintaan kalian. Sepuluh (10) penyebab matinya hati itu adalah:

يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ، مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاءَ، أَوَّلُهَا: عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ، الثَّانِي: قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِهِ، وَالثَّالِثُ: ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهَ، وَالرَّابِعُ: ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ، وَالْخَامِسُ: قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا، وَالسَّادِسُ: قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا، وَالسَّابِعُ: قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ، وَالثَّامِنُ: اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ، وَالتَّاسِعُ: أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا، وَالْعَاشِرُ: دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ


“Wahai penduduk Bashrah, Hati kalian telah mati pada sepuluh perkara:

  • Pertama, kalian mengenal Allah tapi tidak menunaikan hak-Nya.
  • Kedua, kalian membaca Al-Qur’an, tapi kalian tidak mengamalkannya.
  • Ketiga, kalian mengaku mencintai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, tapi kalian meninggalkan sunnahnya.
  • Keempat, kalian mengaku memusuhi syaithan, tapi kalian mencocokinya.
  • Kelima, kalian mengatakan bahwa kami mencintai surga, tapi kalian tidak beramal untuk (memasuki)nya.
  • Keenam, kalian mengatakan bahwa kami takut dari neraka, tapi kalian menggadai diri-diri kalian untuk neraka.
  • Ketujuh, kalian mengatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi kalian tidak bersiap untuknya.
  • Kedelapan, kalian sibuk membicarakan aib-aib saudara-saudara kalian, sedang kalian mencampakkan aib-aib kalian sendiri.
  • Kesembilan, kalian memakan nikmat-nikmat Rabb kalian, tapi kalian tidak menunaikan kesyukuran kepada-Nya.
  • Kesepuluh, kalian telah mengubur orang-orang mati kalian, tapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya.”
    sumber :- Nashoihul 'Ibaad , Bab:10, maqolah:26, hal:67- Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilayatul Auliyâ` 8/15-16. - Ibnu Abdil Barr dalam Jâmi Bayân Al-‘Ilm no. 1220, - Asy-Syâthiby dalam Al-I’tishâm 1/149 ,- Al-Absyîhy dalam Al-Mustathraf 2/329 ,- Kitab Durrotun Nashihin

JANGAN PERNAH LELAH MEMOHON DAN BERDO'A

Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahannya. Mengapa?

Pada hakikatnya ayat “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).

Sabda Rasulallah Saw:

“Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.

Dan beliaupun bersabda:
“Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”.

Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak. Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita tidak berdoa?

Berdoa adalah ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam.

Sabda Rasulallah Saw:

الدعاء هو العبادة ثم قرأ قوله تعالى وقال ربكم ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”

Syech Ibnu Atthoillah memberikan nasehat didalam kitab Hikamnya:

لَا يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعِطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا لِيَأُسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةِ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَفِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ.


Janganlah engkau putus asa karena tertundanya pemberian, padahal engkau telah mengulang-ulang doa. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.

Di antara syarat diterimanya doa adalah apabila dilaksanakan dengan penuh harapan dan tidak berputus asa. Belum terkabulnya doa seorang hamba, padahal ia telah berulang-ulang berdoa jangan sampai menjadikannya putus asa, karena Allah berfirman,

”Berdoalah kalian kepada-Ku maka Aku akan mengabulkanmu.” (Ghâfir: 60)

Allah SWT. akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun demikian, terkabulnya doa tidaklah terikat dengan kemauan si hamba akan tetapi lebih terikat dengan kehendak dan rencana Allah. Karena Allah Maha Mengetahui akan kondisi hamba-hamba-Nya; terkadang Allah menolak permintaan seorang hamba, karena memang yang terbaik adalah tidak terkabulnya doa itu. Dalam konteks ini, ketika Allah menolak suatu doa sebenarnya secara tersirat memberi, sebagaimana dikatakan oleh syaikh Atha’, ”Ketika Allah menolak sebuah permintaan sebenarnya memberi dan ketika memberi sebenarnya menolak.” Untuk memperkuat pandangan ini, simaklah ayat berikut ini,

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan.

Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat.

Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak dari api neraka.
Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt.

Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas doa yang telah disedia di dunia.


Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:

1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa beliau:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ


"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)

2. Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ


"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)

3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي


"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28)

4. Nabi Sulaiman As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

.
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml: 19)

Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.

Berdoalah, agar kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat


TANDA TERKABULNYA DO'A

PERTANYAAN :
Assalamu 'alaikum,

Allah pasti akan mengabulkan setiap doa hambanya. Ciri ciri doa yang tekabul itu bagaimana ustad?

JAWABAN :
ciri doa terkabul adalah ketika berdoa hati merasa takut, kulit bergetar, mata mengeluarkan air mata .


kitab hilyah al hafidz abu nu'aim.

حدثنا عبد الله بن محمد قال :ثنا أحمد بن الحسين قال :ثنا أحمد بن إبراهيم قال :ثنا بكير بن محمد قال :ثنا جعفر قال : ثنا ثابت البناني ، عن رجل من العباد قال يوما لإخوانه : إني لأعلم حين يذكرني ربي ، قال : ففزعوا من ذلك ، فقالوا : تعلم حين يذكرك ربك؟ قال : نعم ، قالوا : ومتى ؟ قال : إذا ذكرته ذكرني ، قال : وإني لأعلم حين يستجيب لي ربي ، قال : فعجبوا من قوله ، قالوا : تعلم حين يستجيب لك ربك عز وجل؟ قال : نعم ، قالوا : وكيف تعلم ذلك ؟ قال : إذا وجل قلبي ، واقشعر جلدي ، وفاضت عيناي ، وفتح لي في الدعاء ، فثم أعلم أني قد استجيب لي ، قال : فسكتوا .


tsabit al bannani dari seorang lelaki ahli ibadah suatu hari dia bekata kepada teman2nya :

" sesungguhnya aku mengetahui ketika Tuhanku mengingatku ,"

tsabit berkata : " kemudian mereka kaget dengan ucapan lelaki itu ."

mereka berkata : " engkau mengetahui ketika Tuhanmu mengingatmu ?"

" iya " jawab lelaki ahli badah.

mereka bertanya : " kapan itu ?"

lelaki menjawab : " ketika aku mengingatnya maka Dia mengingatku "

lelaki tadi berkata lagi : " dan sesungguhnya aku juga tahu ketika doaku diijabah oleh Tuhanku. "

tsabit berkata : " kemudian mereka terheran heran dengan perkataan lelaki ahli ibadah tsb,

mereka berkata : " engkau mengetahui ketika doamu diijabah oleh Tuhanmu azza wajalla ?"

" iya " jwab lelaki itu.

mereka bertanya :" bagaimana kau bisa tahu kalo doamu di ijabah ?"

lelaki ahli ibadah menjwab :" ketika hatiku merasa takut, kulitku bergetar, kedua mata mengeluarkan airmata dan terbuka bagiku dalam berdoa maka dari situlah aku mengetahui bahwa doaku telah diijabah."

tsabit berkata : " kemudian mereka diam."

wallohu a'lam.

http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php...

============

tanda doa diijabah

dari kitab tuffatudzakirin as syaukani

فصل في علامة استجابة الدعاءعلامة استجابة الدعاء الخشية والبكاء والقشعريرة وربما تحصل الرعدة والغشي والغيبة ويكون عقيبه سكون القلب وبرد الجأش وظهور النشاط باطنا والخفة ظاهرا حتى يظن الداعي أنه كان على كتفيه حملة ثقيلة فوضعها عنه وحينئذ لا يغفل عن التوجه والإقبال والصدقة والأفضال والحمد والابتهال وأن يقول الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما يمنع أحدكم إذا عرف الإجابة من نفسه فشفي من مرض أو قدم من سفر أن يقول الحمد لله الذي بعزته وجلاله تتم الصالحات مس الحديث أخرجه الحاكم في المستدرك


http://islamport.com/w/akh/Web/3313/90.htm


Nambahin sithik...

فائدة : أخرج البيهقى ان الدعاء يستجاب فى اربعة مواضع : عند التقاء الصفوف و نزول الغيث و اقامة الصلاة و رؤية الكعبة


ومن علامة استجابه الدعاء الخسية و البكاء و القشعريرة وقد تحصل الرعدة و الغشاء و سكون القلب عقبه و برد الجأش و ظهور النشاط باطنا و الخفة ظاهرا حتى كأنها نزعت عنه حملة ثقيلة انتهى أ جبغية المسترشدين ٦٥-٦٦دار الكتب العلمية


HIKMAH DIBALIK DOA YANG BELUM TERKABUL

Kita semua pastilah pernah berdoa (memohon pertolongan) pada Alloh, baik permohonan yang sifatnya pokok, seperti mohon ketetapan iman, yakin, syukur, khusnul khotimah (akhir kehidupan yang baik), hidup barokah dan seterusnya, maupun permohonan yang kesannya sepele seperti mohon naik gaji, naik pangkat, bisa nyaur hutang, agar si A suka dan seterusnya. Namun tidak semua orang yang berdoa itu dikabulkan oleh Alloh. Bagi yang terkabul doanya, bersyukurlah dan tetap waspada, jangan sampai dengan terkabulnya doa itu merasa lebih dekat kepada Alloh daripada orang yang “tidak terkabul doanya’, dan jangan sampai terjebak pada pemikiran yang terkesan menuduh “Alloh bisa diatur dengan doa”. Dan bagi yang belum terkabul doanya, bersabarlah dan koreksi diri, siapa tahu ada hikmah dibalik “belum terkabulnya doa” atau memang kita kurang memenuhi syarat berdoa dengan benar.
Aturan berdoa
Pada dasarnya semua doa pastilah diijabahi (dikabulkan) oleh Alloh. Sebagaimana diinformasikan dalam Alquran:
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”

Al mukmin:60

Sabda Rosululloh SAW:
“Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan”

HR. Ath-Thirmidzi

Namun tentunya doa yang dikabulkan itu adalah doa yang memenuhi syarat aturan dari Alloh, yang diantaranya :

1. Yaqin
2. Khusyu’

Bersabda Rosulullohi SAW:
“Berdo’alah kepada Alloh dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah!, sesungguhnya Alloh tidak akan menerima suatu do’a dari hati yang lalai lagi lengah”

Shahihut Targib no: 1653

Dalam Risalah Alqusyairiyah juga diceritakan :
Alkisah Nabi Musa pernah bertemu dengan seorang pria yang sedang berdoa dengan menunduk. Musa A.S berkata kepada Tuhannya: Wahai Tuhan, jika saja kebutuhan hamba tersebut berada di tanganku, pasti akan saya berikan. Kemudian Alloh menurunkan wahyu kepadanya: Wahai Musa, saya lebih sayang kepadanya daripada kamu. Dan tahukah kamu mengapa doa dia tidak saya kabulkan? Karena setiap dia berdoa kepadaku, hatinya selalu ingat akan kambingnya. Dan Aku tidak mau mengabulkan doa seorang hamba yang ketika berdoa, hatinya masih mengingat selainKu. Dengan demikian diantara cara agar doanya terkabul adalah hatinya harus khusyu’, tidak boleh ingat selain Alloh.
Tidak makan makanan yang haram
Sebagaimana disinggung dalam hadits Nabi:
“Hai Sa’ad (bin Abi Waqqosh), hindarilah makanan harom, ketahuilah setiap perut yang di isi dengan makanan harom, sekalipun hanya sesuap nasi, maka doanya tertolak”

Hadis keterangan dari Sa’ad bin Abi Waqos

Oleh karena itu, bagi siapa yang ingin doanya mudah terkabul, hendaklah menghindari makanan yang harom.
Tergesa-gesa menyimpulkan doa tidak terkabul
Karena dalam hadis Nabi diterangkan:
“Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak dikabulkan’ ”

HR Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad

Dan masih banyak lagi aturan berdoa.
Bagi orang yang sudah bersungguh-sungguh dalam berdoa serta sudah berusaha memenuhi aturan berdoa dengan baik namun belum juga dikabulkan doanya, maka pastilah ada hikmah dibalik tertundanya pengabulan dari Alloh. Dan disini kita akan mencoba mengungkap hikmah mengapa doa kita belum juga terkabul.
Hikmah dari doa kita yang belum terkabul?
Mengenai hikmah belum dikabulkannya doa itu banyak sekali, diantaranya :
1. Bisa jadi karena Alloh suka mendengar suara kita
Sebagaimana diceritakan dalam Risalah Alqusyairiyah bab doa.
Alkisah Yahya bin Said Alqot-thon pernah bermimpi bertemu dengan Alloh, dan dalam mimpi tersebut ia mengadu kepadaNya, “Wahai Tuhanku, banyak sekali doa yang saya panjatkan kepada Engkau namun tidak ada yang Engkau kabulkan”.
Jawab Tuhan: “Wahai yahya, mengapa doa kamu belum saya kabulkan, karena saya senang mendengar suaramu”.
Dengan demikian maka bagi orang yang belum terkabul doanya, janganlah bersedih, bukan berarti Alloh benci pada kita, bisa jadi posisi kita malahan seperti Yahya bin Said, Alloh senang mendengar suara kita.
2. Mungkin juga Alloh menunda mengabulkan doa kita di dunia karena hendak ditangguhkan di akherat atau digantikan dengan pengampunan dosa
Sebagaimana diinformasikan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa segera didunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat kelak, atau bisa juga digantikan dengan pengampunan dosa sesuai dengan kadar doanya itu, dengan syarat ia tidak berdoa untuk sebuah perbuatan dosa, atau memutus tali silaturohmi, atau isti’jal (menuntut segera terkabul)”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud dengan isti’jal itu?” Beliau menjawab, “Seseorang yang berkata, “Aku telah berdoa kepada Robku, namun belum juga dikabulkan”

HR. Ath-Thirmidzi

Jika sampai doa kita pengabulannya ditangguhkan di akherat, maka di akherat nanti doa-doa tersebut akan menjelma menjadi kebaikan-kebaikan. Dan saat itu, kita akan sangat bahagia, bahkan berharap sekiranya seluruh doa kita ditangguhkan semuanya untuk kebaikan di akhirat.
3. Mungkin Alloh tidak mengabulkan doa kita karena Ia sengaja hendak menghilangkan keburukan dari kita
Diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shomit r.a bahwa Rosululloh SAW bersabda:
“Jika di atas bumi ada seorang muslim berdoa kepada Alloh dengan satu doa, maka Ia akan mengabulkan doa itu atau menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak mengerjakan dosa atau memutus hubungan kekerabatan.” Seseorang berkata, “Bagaimana kalau kita memperbanyak doa?” Rosululloh SAW bersabda: “Alloh akan lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya”

HR At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim

Dalam riwayat Al-Hakim ada tambahan:
“Atau Alloh akan menyimpan pahala seperti doanya itu untuknya”

HR Al-Hakim

Karena itu, tidak ada salahnya kita memperbanyak doa, meskipun terkesan tidak dikabulkan oleh Alloh, sebab akan dirubahnya menjadi penghapus keburukan kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak pula peluang menghapus keburukan kita.
4. Penundaan terkabulnya doa bisa juga menjadi salah satu bentuk ujian dari Alloh kepada kita, Alloh ingin menguji iman kita
Ketika doa tidak segera dikabulkan, syetan membisikkan pikiran jahat kepada seseorang, dengan berkata kepadanya: Katanya setiap doa pasti dikabulkan, tapi bagaimana kenyataannya, doa kamu tidak dikabulkan, jadi tidak ada gunanya kamu berdoa. Dalam hal ini, sebagai hamba yang baik, tetaplah harus berdoa, meski ia ada perasaan marah kepadaNya, lantaran tidak ada satupun doa yang dikabulkan. Dikarenakan ada hadis yang menerangkan: “Bersabda Rosulullohi SAW : Demi Alloh yang jiwaku berada didalam kekuasaan-Nya, seorang hamba benar-benar berdoa pada Alloh, sedangkan ia marah kepada-Nya karena tidak mengabulkan doanya, kemudian ia berdoa lagi kepada-Nya. Maka Alloh berfirman kepada malaikat-Nya; Hambaku tidak mau berdoa kepada selain-Ku, maka sungguh aku kabulkan doanya”.

Hadis keterangan dari Ali r.a dalam Al Kanz, jilid 2 hal 74, hadis nomor 3194

5. Tidak segera dikabulkannya doa bukanlah berarti Alloh menolak doa kita, karena bisa jadi waktunya saja yang belum tiba
Karena banyak sekali diceritakan dalam Alquran, doa Nabi saja banyak yang waktu pengabulannya mencapai puluhan tahun. Sebagai contoh misalnya Nabi Ya’kub, setelah beliau kehilangan anak kesayangannya (yakni Yusuf), beliau tidak henti-hentinya berdoa dan berdoa. Tapi pengabulan doa beliau tertunda terus hingga mencapai waktu yang cukup lama, sampai ada yang mengatakan, “Nabi Ya’qub berdoa selama empat puluh tahun.”
Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi Ya’qub tidak berhenti sampai disitu, anaknya yang lain, Bunyamin, juga ikut hilang, sampai-sampai kedua matanya buta karena kesedihan yang mendalam. Kendati demikian, beliau terus memohon dan memohon dengan yakin bahwa Alloh akan mengakhiri penderitaanya.
Demikian pula dengan Nabi Musa a.s, beliau pernah berdoa kepada Alloh
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan pada kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakan harta benda mereka, dan kuncilah mati hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”

QS Yunus: 88

Namun konon Alloh baru mengabulkan doa beliau tersebut, sebagaimana yang dinyatakan oleh Alloh;

QS Yunus: 89

“Sesungguhnya permohonan kalian berdua dikabulkan” , setelah 40 tahun lamanya!
Padahal yang berdoa adalah Nabi Musa a.s, salah seorang dari Rosul Ulul ‘Azmi, sedangkan yang mengamininya adalah Nabi Harun a.s, seorang nabi yang mulia. Dan keduanya tentunya juga telah memenuhi semua syarat dan etika berdoa. Walau begitu keterkabulan doanya memakan waktu yang sangat lama sekali.
Belum lagi Nabi Ibrahim, yang berdoa ingin mempunyai anak sholeh, jarak antara doanya dan pemberiannya dari Alloh juga sangat lama sekali, sampai puluhan tahun. Karena itu, bila permohonan kita pada Alloh belum juga terkabul, janganlah putus asa, ingatlah kisahnya para Nabi yang doanya lebih lama dari kita dan tentunya juga lebih khusyu’ serta lebih dekat kepada Alloh, terkabulnya juga memakan waktu puluhan tahun.
6. Tidak segera dikabulkannya doa kita itu bisa jadi masih menunggu proses, karena segala sesuatu itu pasti punya takaran, syarat dan sebab
Jadi bukan berarti doanya tidak terkabul, melainkan menunggu kesiapan dari kita untuk menerimanya. Karena itu, janganlah tergesa-gesa menyimpulkan; doa saya tidak terkabul.
Sabda nabi SAW: “Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak dikabulkan’.”

HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad

Dalam lafazh Muslim disebutkan:
“Ditanyakan, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta agar doa segera dikabulkan?’ Rosululloh SAW bersabda, ’(Yakni) hamba itu berkata, ‘Aku berdoa dan berdoa, tapi doaku tidak dikabulkan’.”

HR Muslim

7. Doa kita yang kelihatannya tidak terkabul, bisa jadi itulah bentuk pengabulannya dari Alloh
Dikarenakan menurut Alquran, setiap doa pastilah akan dikabulkan.
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”

Al mukmin:60

Sabda Rosululloh SAW:
“Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan”

HR. Ath-Thirmidzi

Hanya saja terkadang pengabulannya Alloh itu tidak sesuai dengan harapan kita, mungkin permohonan kita minta mobil, tapi pengabulannya Alloh berupa motor atau bahkan sepeda angin. Kalau seandainya pengabulan dari Alloh itu selalu disesuaikan dengan harapan manusia, kita tidak bisa bayangkan bagaimana kacaunya kehidupan dunia. Contoh kecil saja, bagaimana jadinya kalau dalam satu waktu ada yang minta hujan juga ada yang minta terang, karena keduanya sama-sama punya kepentingan, yang satu sedang butuh hujan karena akan menanam, satunya lagi inginnya terang karena sedang jalan-jalan. Contoh lain misalnya dimusim pemilihan lurah, calonnya ada 5 dan semuanya berdoa mohon pada Alloh supaya jadi lurah, padahal yang harus jadi cuma satu. Jadi tidaklah mungkin pengabulannya Alloh itu pasti sesuai dengan keinginan manusia. Tapi yang jelas semua doa (berdasarkan ayat tersebut) pastilah dikabulkan. Dan bagi orang yang merasa doanya belum terkabul, bisa jadi Alloh sudah mengabulkan doanya, namun tidak sesuai dengan keinginannya.
8. Terkadang doa yang tidak segera dikabulkan justru akan membuat kita semakin dekat kepada Alloh, terus bersimpuh di hadapan-Nya, selalu merendahkan diri kepada-Nya
Sebaliknya, tidak jarang jika permintaan kita dikabulkan, maka kita menjadi lebih sibuk, lalu kita tidak lagi ingat kepada Alloh, tidak meminta dan tidak berdoa lagi kepada-Nya, padahal doa itu sendiri tidak hanya sebagai ibadah, malahan menduduki posisi yang sangat penting sekali, yakni sebagai otaknya ibadah.

Demikianlah diantara hikmah dibalik belum terkabulnya doa kita, semoga kita menjadi orang-orang yang tidak pernah bosan dalam berdoa, karena doa adalah otaknya ibadah.

Wallohu a'lam.

Hari 'Asyuro (10 muharom) dan Do'a serta Dzikir

Puasa Asyura dan puasa Tasu'a(puasa tanggal 10 dan 9)
Dua Do'a Dan Dzikir Di Hari 'Asyuro (10 muharom)
1. Amalan berikut ini Shohih dan masyhur dari ulama, Syeikh Ibnu Hajar ra dalam kitab fathul baari berkata :"Barang siapa yang membaca kalimat berikut di hari 'asyuro,maka tidak akan mati hatinya.

هذا هو الصحيح والمنقول وقال في فتح الباري كلمات من قالها في يوم عاشوراء لم يمت قلبه، وهى:

سبحان الله مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا، وزنة العرش

والحمد لله مل ء الميزان ومنتهى العلم - ومبلغ الرضا، وزنة العرش

والله أكبر مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا وزنة العرش

لا ملجا ولا منجى من الله إلا إليه

سبحان الله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

والحمد لله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

والله أكبر عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

أسألك رب العالمين اه.

SUBHANALLOH mil`ul mizani,wa muntahal 'ilmi wa mablaghur ridho wa zinatul 'arsy
WALHAMDULILLAH mil`ul mizani,wa muntahal 'ilmi wa mablaghur ridho wa zinatul 'arsy
WALLOHU AKBAR mil`ul mizani,wa muntahal 'ilmi wa mablaghur ridho wa zinatul 'arsy
Laa Malja_a Walaa Manja Minallohi illaa ilaihi.
SUBHANALLOH 'adada_syaf'i wal watr ,wa 'adada kalimaatit taammaati kullihaa
WALHAMDULILLAH 'adada_syaf'i wal watr ,wa 'adada kalimaatit taammaati kullihaa
WALLOHU AKBAR 'adada_syaf'i wal watr ,wa 'adada kalimaatit taammaati kullihaa
As`aluka Robbal 'aalamin

2. Syeikh Imam Ajhuriy berkata : "Barang siapa yang pada hari 'asyuro membaca

(حسبى الله ونعم الوكيل ونعم المولى ونعم النصير ) 

sebanyak 70 kali,Maka Allah menjaganya dari keburukan tahun itu
"Hasbunalloh wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'man nashiir" 70 kali

وقال الاجهوري: إن من قال يوم عاشوراء حسبى الله ونعم الوكيل ونعم المولى ونعم النصير - سبعين مرة - كفاه الله تعالى شر ذلك العام - وبالله التوفيق.

@Hasyiyah I'anah al-tholibin , Jilid 2 Hal 267

wallohu a'lam


KEUTAMAAN ASYURA (1)

Dari kitab Al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla, karya Syaikh ‘Abdul Qadir bin Abi Shalih al Jilani (wafat tahun 561 H) juz II halaman 90 s/d 92, cetakan Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah, Beirut Lebanon:

فَصْلٌ) وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ رَحِمَهُمُ اللهُ فِيْ تَسْمِيَتِهِ بِيَوْمِ عَاشُوْرَاءَ

(Fashal)
Ulama –rahimahumullaah- berbeda pendapat mengenai dinamakannya hari Asyura

فَقَالَ أَكْثَرُهُمْ إِنَّمَا سُمِّيَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ يَوْمٍ مِنْ أَيَّامِ الْمُحَرَّمِ

Mayoritas ulama mengatakan bahwasanya dinamakan hari Asyura karena hari tersebut merupakan hari kesepuluh Muharram

قَالَ بَعْضُهُمْ : إِنَّمَا سُمِّيَ عَاشُورَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ الْكَرَامَاتٍ الَّتِيْ أَكْرَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذِهِ الْأُمّةَ بِهَا وَهِيَ

Sebagian Ulama berpendapat dinamakan Asyura karena hari itu merupakan kesepuluhnya karamoh(kemulyaan) yang mana Allah memulyakan umat ini dengannya.

Adapun kesepuluh karamah tersebut ialah:

أَوَّلُهَا رَجَبٌ وَهُوَ شَهْرُ اللهِ تَعَالَى الْأَصَمُّ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ هَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى سَائِرِ الْأُمَم

Pertama
RAJAB
Rajab adalah bulan Allah yang Ashamm (yang tuli, maksudnya dalam bulan Rajab tidak terdengar hiruk-pikuknya peperangan)
Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya umat ini atas semua umat

اَلثَّانِيَةُ شَهْرُ شَعْبَانَ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ

Kedua
Bulan SYA’BAN
Keutamaan bulan Sya’ban atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam atas nabi-nabi lain

وَالثَّالِثَةُ شَهْرُ رَمَضَانُ وَفَضْلُهُ عَلَي سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَي عَلَى خَلْقِهِ

Ketiga
Bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Allah Ta’ala atas makhluq_Nya

وَالرَّابِعَةُ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَهِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Keempat
LAILATUL QADAR
Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan

وَالْخَامِسَةُ يَوْمُ الْفِطْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْجَزَاءِ الْأَوْفَي

Kelima
Hari FITHRI
Hari fitri (hari raya Fitri) adalah hari jaza` (pembalasan) yang sempurna

وَالسَّادِسَةُ أَيَّامُ الْعَشْرِ وَهِيَ أَيَّامُ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَي

Keenam
Hari-hari Sepuluh (maksudnya sepuluh awal bulan Dzul Hijjah)
Hari-hari sepuluh adalah hari berdzikir kepada Allah Ta'ala

وَالسَّابِعَةُ يَوْمُ عَرَفَةَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

Ketujuh
Hari ARAFAH
Puasa hari Arafah adalah kaffarat dua tahun

وَالثَّامِنَةُ يَوْمُ النَّحْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْقُرْبَانِ

Kedelapan
Hari NAHR (Iedul adha)
Hari Nahr adalah hari Qurban

وَالتَّاسِعَةُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ سَيِّدُ الْأَيَّامِ

Kesembilan
Hari JUMAT
Hari Jumat adalah sayyidul ayyaam

وَالْعَاشِرَةُ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَةٍ

Kesepuluh
Hari ASYURA
Puasa hari Asyura adalah kaffarat satu tahun

فَلِكُلِّ وَقْتٍ مِنْ هَذِهِ الْأَوْقَاتِ كَرَامَاتٌ جَعَلَهَا اللهُ تَعَالَى لِهَذِهِ الْأُمَّةِ تَكْفِيرًا لِذُنُوبِهِمْ ، وَتَطْهِيرًا لِخَطَايَاهُمْ

(Dengan demikian), maka setiap waktu ini mempunyai karamah yang dijadikan oleh Allah Ta’ala bagi umat ini sebagai penebus dosa-dosa mereka dan mensucikan kesalahan-kesalahan mereka

فَصْلٌ) وَاخْتَلَفُوْا فِيْ أَيِّ يَوْمٍ هُوَ مِنَ الْمُحَرَّمِ

(Fashal)
Ulama berbeda pendapat mengenai pada hari keberapa Asyura pada bulan Muharram

فَقَالَ أَكْثَرُهُمْ اَلْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ وَهُوَ الصَّحِيْحَ لِمَا تَقَدَّمَ

Mayoritas ulama berpendapat bahwa Asyura adalah hari kesepuluh bulan Muharram
Itu adalah yang shahih, karena keterangan yang lalu

وَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ الْحَادِيَ عَشَرَ مِنْهُ

Sebagian Ulama mengatakan: Asyura ialah hari kesebelas (tanggal sebelas) Muharram

وَنُقِلَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهُ التَّاسِعُ مِنْهُ

Dan dinukil dari Aisyah –radhiyallaahu ‘anhaa- , bahwasanya Asyura adalah hari kesembilan (tanggal sembilan) Muharram

وَعَنِ الْحَكِيْمِ بْنِ الْأَعْرَجِ أَنَّهُ سَأَلَ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ أَيِّ يَوْمٍ يُصَامُ عَاشُوْرَاءُ فَقَالَ إِذَا رَأَيْتَ هِلَالَ الْمُحَرَّمِ فَاعْدُدْ ثُمَّ أَصْبِحْ صَائِمًا مِنْ تَاسِعِهِ
فَقُلْتُ أَكَذَلِكَ كَانَ يَصُوْمُهُ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ نَعَمْ

Dari al Hakiem bin al A’raj bahwasanya dia bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa tentang hari keberapa dilakukan puasa Asyura ?
Ibnu Abbas menjawab: Jika kamu melihat hilal dari bulan Muharrom, hitunglah, kemudian pada hari kesembilannya, berpuasalah. Aku bertanya kembali: Apakah demikian nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam melakukan puasa Asyura? Ibnu Abbas menjawab: Ya
Catatan:
Diatas, riwayat disebutkan dari al Hakiem bin al A’raj. Dalam Shahih Muslim (3/151, maktabah syamilah) riwayat dari al Hakam bin al A’raj
Berikut sanad dan matannya:

وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ عَنْ حَاجِبِ بْنِ عُمَرَ عَنِ الْحَكَمِ بْنِ الأَعْرَجِ قَالَ انْتَهَيْتُ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ رِدَاءَهُ فِى زَمْزَمَ فَقُلْتُ لَهُ أَخْبِرْنِى عَنْ صَوْمِ عَاشُورَاءَ. فَقَالَ إِذَا رَأَيْتَ هِلاَلَ الْمُحَرَّمِ فَاعْدُدْ وَأَصْبِحْ يَوْمَ التَّاسِعِ صَائِمًا. قُلْتُ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُهُ قَالَ نَعَمْ.

Wallaahu A’lam

فَصْلٌ) وَنَذْكُرُ مِنْ فَضَائِلِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَنَّ الْحُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قُتِلَ فِيْهِ

(Fashal)
Kami akan menuturkan sebagian dari fadhilah hari Asyura.
Sesungguhnya al Husain bin Ali –radhiyallaahu ta’alaa ‘anhumaa- dibunuh didalam hari Asyura

رُوِيَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ مَنْزِلِيْ إِذْ دَخَلَ عَلَيْهِ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَطَالَعْتُهُمَا مِنَ الْبَابِ وَإِذَا اَلْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى صَدْرِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْعَبُ وَفِيْ يَدِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِطْعَةٌ مِنْ طِيْنٍ وَدُمُوْعُهُ تَجْرِيْ

Diceritakan dari Ummi Salamah –radhiyallaahu ‘anhaa- beliau berkata:
Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam didalam rumahku, tiba-tiba masuklah Husain radhiyallaahu ‘anhu kepada beliau. Maka aku memandang keduanya dari pintu.
Saat itu Husain radhiyallaahu ‘anhu bermain-main diatas dada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, sementara ditangan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam ada sebongkah tanah, dan air mata beliau mengalir

فَلَمَّا خَرَجَ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ دَخَلْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ طَالَعْتُكَ وَفِيْ يَدِكَ طِيْنَةٌ وَأَنْتَ تَبْكِيْ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيْ لَمَّا فَرِحْتُ بِهِ وَهُوَ عَلَى صَدْرِيْ يَلْعَبُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَاوَلَنِيْ اَلطِّيْنَةَ الَّتِيْ يُقْتَلُ عَلَيْهَا فَلِذَلِكَ بَكَيْتُ

Dan ketika Husain radhiyallaahu ‘anhu sudah keluar, maka akupun masuk kepada beliau, maka aku berkata: “Dengan bapakku dan dengan ibuku (kalimat penebusan. Pen) aku melihat engkau, ditangan engkau ada tanah sambil engkau menangis, maka beliaupun bersabda kepadaku: “Ketika aku bersuka-cita dengannya sementara dia diatas dadaku sambil bermain-main, maka datanglah Jibril ‘alaihissalaam kepadaku. Dia memberiku tanah yang mana dia akan dibunuh diatasnya, maka karena itulah aku menangis.
(Tambahan dari Penulis)
Dalam kitab Nuuruzhzhalaam karya Syeikh Nawawi al Bantani halaman 35

وَرُوِيَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهَا اَلْقَارُوْرَةَ الَّتِيْ فِيْهَا تُرْبَةُ مَقْتَلِ الْحُسَيْنِ وَتُركِتْ عِنْدَهَا

Diceritakan, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberinya (Ummu Salamah) sebuah botol yang didalamnya ada tanah tempat dibunuhnya Husain. Botol tersebut ditinggalkan disisinya

وَذَلِكَ لَمَّا جَاءَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيْلُ وَأَخْبَرَهُ أَنَّ الْحُسَيْنَ مَقْتُوْلٌ فِي هَذَا التُّرَابِ وَأَرَاهُ مِنْ تُرْبَةِ الْأَرْضِ الَّتِيْ يُقْتَلُ فِيْهَا وَشَمَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ التُّرَابَ فَقَالَ وَيْحَ كَرْبَلَاءَ وَقَالَ لَهَا إِذَا صَارَ هَذَا التُّرَابُ دَمًا فَقَدْ قُتِلَ اِبْنِيْ اَلْحُسَيْنُ

Hal itu adalah ketika Jibril mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan dia mengkhabarkan beliau bahwasanya Husain akan dibunuh diatas tanah ini, dan dia (Jibril) memperlihatkan kepada beliau dari tanahnya bumi dimana Husain akan dibunuh diatasnya, dan beliaupun mencium tanah tersebut seraya berkata: “Celaka Karbala !”
Dan beliau berkata kepada Ummu Salamah: “Jika tanah ini sudah menjadi darah, maka anakku, Husain dibunuh.”

فَانْتَبَهَتْ وَقَالَتْ لِجَارِيَتِهَا اِذْهَبِيْ إِلَى السُّوْقِ فَانْظُرِيْ مَا الْخَبَرُ فَرَجَعَتْ إِلَيْهَا الْجَارِيَةُ وَقَالْتْ قُتِلَ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

Dan (ketika dilihatnya tanah menjadi darah) maka terperanjatlah Ummu Salamah. Dia berkata kepada budak perempuannya: “Pergilah engkau kepasar. Lihatlah ada berita apa (disana).”. (diapun pergi kepasar) dan pulanglah dia ke Ummu Salamah. Dia berkata: Husain bin Ali radhiyallaahu ‘anhu dibunuh.”
Selesai kutipan dari kitab:

اَلْغُنْيَةُ لِطَالِبِيْ طَرِيْقِ الْحَقِّ عَزَّ وَجَلَّ

karya Sulthanul Auliya Asy Syaikh ‘Abdul Qaadir al Jiilaani radhiyallaahu ‘anhu
(bersambung, Insya Allah)

KEUTAMAAN ASYURA (2)

Dari Kitab Fat_hul Mu’in & I’anatuththalibin juz II halaman 266-267
Dalam kitab Fat_hul Mu’in diterangkan:

وَ ) يَوْمُ ( عَاشُوْرَاءَ ) وَهُوَ عَاشِرُ الْمُحَرَّمِ لِأَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ كَمَا فِيْ مُسْلِمٍ

Dan disunnahkan mu`akkad berpuasa Asyura.

Asyura ialah hari kesepuluh Muharram.
Karena berpuasa Asyura menghapus tahun yang lewat sebagaimana dalam shahih Muslim

وَتَاسُوْعَاءَ ) وَهُوَ تَاسِعُهُ لِخَبَرِ مُسْلِمٍ لَئِنْ بَقَيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ

فَمَاتَ قَبْلَهُ

Dan disunnahkan mu`akkad berpuasa Tasu’a.
Tasu`a ialah hari kesembilan Muharram.
Karena khabar Imam Muslim:
“Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun depan , sungguh-sungguh aku akan berpuasa di hari kesembilan.”
Baliau wafat sebelumnya.

وَالْحِكْمَةُ مُخَالَفَةُ الْيَهُوْدِ وَمِنْ ثَمَّ سُنَّ لِمَنْ لَمْ يَصُمْهُ صَوْمُ الْحَادِيَ عَشَرَ بَلْ إِنْ صَامَهُ لِخَبَرٍ فِيْهِ

Hikmah berpuasa Tasu’a bersama Asyura adalah menselisihi yahudi.
Oleh karenanya bagi orang yang tidak berpuasa Tasu’a agar berpuasa hari kesebelas, bahkan seandainya dia berpuasa Tasu’a (juga disunnahkan berpuasa hari kesebelas) karena adanya khabar (hadits) didalamnya

وَفِي الْأُمِّ لَا بَأْسَ أَنْ يُفْرِدَهُ

Didalam kitab al Umm (diterangkan) :
Tidak apa-apa menyendirikan puasa Asyura

وَأَمَّا أَحَادِيْثُ الْإِكْتِحَالِ وَالْغُسْلِ وَالتَّطَيُّبِ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَمِنْ وَضْعِ الْكَذَّابِيْنَ

Adapun hadits-hadits (yang menerangkan) keutamaan bercelak, mandi dan memakai wangi-wangian, itu adalah termasuk bikinan pendusta
Dalam kitab I’anatuththalibin dijelaskan:

( قَوْلُهُ وَأَمَّا أَحَادِيْثُ الْإِكْتِحَالِ إِلَخْ )

Ucapan Mushannif:
Adapun hadits-hadits (yang menerangkan keutamaan bercelak…dst)

فِي النَّفَحَاتِ النَّبَوِيَّةِ فِي الْفَضَائِلِ الْعَاشُوْرِيَّةِ لِلشَّيْخِ اَلْعَدَوِيِّ مَا نَصُّهُ

Didalam kitab An Nafahat An Nabawiyyah Fil fadha`il Al ‘Asuriyyah karya Syeikh Al ‘Adawi ditulis:

قَالَ الْعَلَّامَةَ اَلْأَجْهُوْرِيُّ أَمَّا حَدِيْثُ الْكَحْلِ فَقَالَ الْحَاكِمُ إِنَّهُ مُنْكَرٌ وَقَالَ ابْنُ حَجَرٍ إِنَّهُ مَوْضُوْعٌ بَلْ قَالَ بَعْضُ الْحَنَفِيَّةِ إِنَّ الْإِكْتِحَالَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لَمَّا صَارَ عَلَامَةً لِبُغْضِ آلِ الْبَيْتِ وَجَبَ تَرْكُهُ

Al Allamah al Ajhuri berkata: Adapun hadits bercelak, Imam Hakim berkata bahwa itu hadits munkar. Sementara Imam Ibnu Hajar berpendapat itu hadits maudhu’.
Bahkan sebagian ulama Hanafiyyah berkata, sesungguhnya bercelak pada hari Asyura, karena menjadi tanda kebencian kepada Alul bait maka wajib ditinggalkan

قَالَ وَقَالَ الْعَلَّامَةُ صَاحِبُ جَمْعِ التَّعَالِيْقِ يُكْرَهُ الْكَحْلُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لِأَنَّ يَزِيْدَ وَابْنَ زِيَادٍ اِكْتَحَلَا بِدَمِ الْحُسَيْنِ هَذَا الْيَوْمَ وَقِيْلَ بِالْإِثْمِدِ لِتَقَرَّ عَيْنُهُمَا بِفِعْلِهِ

Al Allamah Al ajhuri berkata:
Al Allamah Shahib kitab Jam’utta’aliq berkata: Dimakruhkan bercelak pada hari Asyura, karena Yazid dan Ibnu Ziyad, mereka berdua bercelak dengan darah Al Husain pada hari ini (hari Asyura) , ada yang mengatakan mereka bercelak dengan itsmid, tujuan mereka berdua agar senang melihat perbuatannya itu

قَالَ الْعَلَّامَةُ اَلْأَجْهُوْرِيُّ وَلَقَدْ سَأَلْتُ بَعْضَ أَئِمَّةِ الْحَدِيِثِ وَالْفِقْهِ عَنِ الْكَحْلِ وَطَبْخِ الْحُبُوْبِ وَلُبْسِ الْجَدِيْدِ وَإِظْهَارِ السُّرُوْرِ فَقَالَ لَمْ يَرِدْ فِيْهِ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا عَنْ أَحَدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ وَلَا اِسْتَحَبَّهُ أَحَدٌ مِنْ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَكَذَا مَا قِيْلَ إِنَّهُ مَنْ اِكْتَحَلَ يَوْمَهُ لَمْ يَرْمَدْ ذَلِكَ الْعَامَ
وَمَنْ اِغْتَسَلَ يَوْمَهُ لَمْ يَمْرَضْ كَذَلِكَ

Al Al Allamah Al Ajhuri berkata: Sungguh aku telah bertanya sebagian imam hadits dan fiqh mengenai bercelak, memasak biji-bijian, memakai pakaian baru, menampakkan kegembiraan, beliau menjawab: Dalam hal-hal tersebut tidak diriwayatkan hadits yang shahih dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, dan juga tidak dari para shahabat, dan juga tidak ada satupun imam-imam muslimin yang menyunnahkannya.
Demikian juga apa yang dikatakan:
“Barang siapa bercelak pada hari Asyura maka tidak akan sakit matanya”
dan:
"Barang siapa mandi pada hari Asyura maka dia tidak akan sakit”

قَالَ وَحَاصِلُهُ أَنَّ مَا وَرَدَ مِنْ فِعْلِ عَشْرِ خِصَالٍ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَصِحَّ فِيْهَا إِلَّا حَدِيْثُ الصِّيَامِ وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ وَأَمَّا بَاقِي الْخِصَالِ الثَّمَانِيَةِ فَمِنْهَا مَا هُوَ ضَعِيْفٌ وَمِنْهَا مَا هُوَ مُنْكَرٌ مَوْضُوْعٌ

وَقَدْ عَدَّهَا بَعْضُهُمْ اِثْنَتَيْ عَشْرَةَ خَصْلَةً وَهِيَ اَلصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَالصَّدَقَةُ وَالْإِغْتِسَالُ وَالْإِكْتِحَالُ وَزِيَارَةُ عَالِمٍ وَعِيَادَةُ مَرِيْضٍ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ أَلْفَ مَرَّةٍ

Al Allamah Al Ajhuri berkata:
Walhasil, apa yang diriwayatkan berupa amalan sepuluh macam pada hari Asyura tidak ada yang shahih kecuali hadits berpuasa dan memberi kelonggaran atas keluarga.
Adapun yang lainnya ada yang dhaif. Munkar dan maudhu’.
Ulama menghitungnya menjadi dua belas macam, yaitu:
1. Shalat
2. Berpuasa
3.Silaturrahim
4. Bersedekah
5. Mandi
6. Bercelak
7. Mengunjungi orang alim
8. Menjenguk orang sakit
9. Mengusap kepala anak yatim
10. Memberi kelonggaran atas keluarga
11. Memotong kuku
12. Membaca surat Al Ikhlash seribu kali

Wallohu a'lam.


PETUNJUK AGAR DO'A DI IJABAHI / DI KABULKAN

وروى الحاكم في مستدركه وصححه من حديث أبي أمامة مرفوعا " إن لله ملكا موكلا بمن

يقول يا أرحم الراحمين ، فمن قالها ثلاثا قال له الملك : إن أرحم الراحمين قد أقبل عليك فسل )

Al hakim meriwayatkan dalam kitab al mustadroknya dan beliau menshahihkannya dari hadisnya abi umamah secara marfu':
"Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai seorang malaikat yang ditugaskan (mencari) orang yang mengucapkan,
YAA ARHAMAR ROOHIMIIN
'Wahai Dzat yang paling Penyayang'.
Maka barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali, maka malaikat mengucapkan untuknya, 'Sesungguhnya Dzat yang paling Penyayang telah datang kepadamu, maka mintalah kepadaNya'."

وَعَنْ بُرَيْدَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «سَمِعَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - رَجُلًا يَقُولُ: اللَّهُمَّ إنِّي

أَسْأَلُك بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّك أَنْتَ اللَّهُ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الَّذِي إذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.

dan dari Abu Buraidah sesungguhnya Rasululloh sollallohu’alaihi wa sallam mendengar seseorang berdoa,
ALLAHUMMA INNI AS'ALUKA BIANNI ASYHADU ANNAKA ANTALLOHU LAA ILAAHA ILLA ANTA AL AHADU AS SHOMADU ALLADZI LAM YALID WALAM YUULAD WALAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD
‘Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu. Sesungguhnya saya bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tiada tuhan melainkan Anda Yang Maha Esa, Tempat meminta segala sesuatu, Tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’
Maka Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda,
‘Sungguh anda telah meminta kepada Allah dengan nama yang kalau diminta akan diberikan, kalau berdoa akan dikabulkan.’
Imam yg empat menerbitkannya dan Ibnu hibban menshohihkanya

وأخرج عبد الله بن أحمد في زوائد الزهد وأبو الشيخ عن عمر بن يونس اليمامي قال : بلغني أن يعقوب عليه السلام كان أحبَّ أهلِ الأرضِ إلى مَلَكِ الموت وأنّ مَلَكَ الموتِ استَأذَن ربَّه في أن يأتي يعقوبَ عليه السلام فأذِنَ لهُ فجاءَهُ، فقالَ لهُ يَعقُوبُ علَيه السّلام : يا مَلَكَ الموتِ أَسأَلُكَ بالذي خلقَكَ : هل قَبضتَ نَفْسَ يوسُفَ فِيمَنْ قَبَضْتَ مِنَ النُّفُوس ؟ قال : لا ،قال لهُ ملَكُ الموت : يا يعقوبُ ألا أُعَلِّمُكَ كلِماتٍ لا تَسأَلُ اللهَ شَيئًا إلا أعطَاكَ ؟ قال : بلَى
قالَ : قل : يا ذَا المعرُوفِ الذي لا يَنقَطِعُ أبَدًا ولا يُحصِيْهِ غَيرُكَ
فدَعا بها يعقُوبُ عليه السّلام في تلكَ اللّيلةِ فلَم يَطْلَع الفَجر حتى طُرِحَ القَمِيصُ على وَجْهِه فارتَدَّ بَصِيرًا.رواه في السيوطي في الدر المنثور.

abdullah bin ahmad di dalam zawaidiz zuhdi dan juga abusy syaikh mengeluarkan (riwayat), dari umar bin yunus al-yamamiy, berkata :
"telah sampai kepadaku bahwa nabi ya'qub adalah penduduk bumi yang paling cinta pada malaikat maut, dan malaikat maut memohon izin kepada Allah untuk mendatangi nabi ya'qub alaihis salam, Allah pun memberi izin, dan malaikat maut mendatangi nabi ya'qub.
nabi ya'qub alaihis salam berkata kepada malaikat maut : "wahai malaikat maut, aku bertanya pada dengan nama dzat yang menciptakanmu, apakah kamu telah mencaput nyawa yusuf termasuk diantara orang-orang yang engkau cabut nyawanya?"
malaikat maut menjawab : "tidak." "wahai ya'qub maukah kau kuajarkan kalimat-kalimat yang tidaklah engkau meminta sesuatu kepada Allah kecuali akan memberimu?"
"ya (aku mau)" jawab ya'qub.
malaikat maut berkata : "ucapkanlah :

يا ذا المعروف الذي لا ينقطع أبدا ولا يحصيه غيرك

[ YAA DZAL MA'RUUF AL-LADZII LAA YANQOTHI'U ABADAN WA LAA YUCHSHIIHI GHOIRUKA ]
"wahai dzat pemilik kebajikan yang tidak terputus selamanya dan tidak bisa menghitungnya selain engkau."
kemudian nabi ya'qub berdoa dengan kalimat tersebut di malam itu, maka fajar tidaklah terbit sehingga wajahnya dilempari gamis kemudian nabi ya'qub bisa melihat kembali."
suyuthi meriwayatkannya di dalam ad-durr al-mantsur.

ورُوِيَ أنّ يعقوبَ علَيه السّلام رأَى مَلَكَ الموتِ في مَنامِه فسَألَه هل قَبَضتَ رُوحَ يُوسُفَ فقال : لا واللهِ هوَ حَيٌّ فَاطْلُبْهُ، وعَلَّمَهُ هَذا الدُّعاءَ يَا ذَا المعروفِ الدّائمِ الذي لا يَنقَطِعُ مَعرُوفُه أبدًا ولا يُحصِيْهِ غَيرُكَ فَرِّجْ عَني.
رواه النسفي في تفسيره.

dan diriwayatkan sesungguhnya nabi ya'qub melihat malaikat maut dalam tidurnya, maka nabi ya'qub menanyainya : "apakah kamu sudah mencabut nyawa yusuf?"
malaikat menjawab : "tidak, demi Allah dia masih hidup. carilah ia."
dan malaikat maut mengajari nabi ya'qub dengan doa ini :

يا ذا المعروف الذي لا ينقطع أبدا ولا يحصيه غيرك فرج عني

[ Yaa Dzal Ma'ruuf Al-ladzii Laa Yanqothi'u Abadan Wa Laa Yuchshiihi Ghoiruka Farrij 'Anni ]
an-nisfiy meriwayatkan dalam kitab tafsirnya.
wallohu a'lam.

TRADISI BERKIRIM BUBUR SURO DI HARI ‘ASYURO

Bulan Muharram atau Sura adalah bulan pertama dalam perhitungan kalender Hijriyyah, yakni penanggalan yang digunakan oleh umat Islam. Orang Jawa biasa menyebut bulan Muharram dengan nama bulan Sura atau Suro karena pada bulan pertama kalender Hijriyyah ini terdapat tanggal yang dinilai keramat yaitu tanggal 10 (sepuluh) yang dalam bahasa Arab disebut ‘Asyuro (عاشوراء).Dalam tradisi masyarakat Jawa yang sudah berjalan secara turun temurun, menyambut datangnya bulan Sura berarti menyambut datangnya tahun baru Islam yaitu tahun Hijriyyah yang taqwim atau penanggalannya didasarkan pada peredaran bulan. Tradisi tersebut termasuk bagian dari tradisi Islam Nusantara yang merupakan kajian dari Sejarah Kebudayaan Islam (H. Darsono-T. Ibrahim, 2008: 77). 
Perayaan tahun baru Islam tanggal 1 Muharram memang tidak semeriah masyarakat merayakan tahun baru Miladiyah atau Masehi pada tiap 1 Januari. Bahkan umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia masih banyak yang belum hafal rangkaian bulan Hijriyyah di sisi lain hafal bulan Miladiyah atau Masehi yang dikatakan juga sebagai kalender Syamsiyyah karena taqwim perhitungan tanggalnya didasarkan pada peredaran matahari. Peserta didik atau para siswa ketika ditugaskan menulis rangkaian bulan Miladiyah atau Masehi akan cepat menjawab dan hasilnya sebagian besar benar jawabannya. Tetapi saat ditugasi menulis rangkaian bulan Hijriyyah kebanyakan mereka tidak bisa atau bisa menyebut 12 (dua belas) bulan tetapi tidak urut. Dalam realitas di masyarakat Jawa, kebiasaan menyambut tahun baru Islam yakni tahun Hijriyyah bukan pada tanggal 1 Muharram, tetapi ritual perayaan Muharram jatuh pada tanggal 10 Muharram atau hari ‘Asyura. Ritual keagamaan yang lazim dilaksanakan yaitu puasa tanggal 9 dan 10 Muharram yang terkenal dengan puasa Tasu’a dan ‘Asyura. Pada hari ke 10 bulan Muharram itulah sebagian besar ibu-ibu memasak sajian makanan berupa bubur (Bubur Sura) dan jenis lainnya yang akan dikirim ke semua tetangga sebelah dan handai taulan atau sanak famili. Rangkaian kegiatan puasa sampai sajian bubur Sura ini telah mentradisi sejak zaman dahulu secara turun temurun dari generasi ke generasi sampai sekarang. Tradisi berkirim takiran bubur suro di hari ‘Asyuro dari dulu tidak ada pertentangan terkait status hukum tradisi tersebut apakah sunat atau bid’ah. Munculnya tuduhan bid’ah atas tradisi inilah yang mendasari artikel ini ditulis. 

 Peristiwa Bersejarah dan Mitos Tanggal 10 Muharram / Hari ‘Asyuro Munculnya mitos dikeramatkannya hari Asyuro dalam tradisi masyarakat Jawa tidak lepas dari banyaknya kejadian atau peristiwa besar yang menimpa berbagai kaum di beberapa zaman. Para Nabi dan Rasul banyak yang menjalani riwayat sejarahnya dengan berbagai liku-liku kehidupannya yang di antara puncak kejadiannya berlangsung pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura. Ada peristiwa yang mengandung nikmat kehidupan, tapi ada juga yang diliputi oleh prahara atau malapetaka yang memilukan. Atas peristiwa kebaikan para Nabi bersyukur dan atas peristiwa musibah mereka bersabar seraya bertafakkur dan tadabbur. Di antara peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura itu ialah: 

1. Alloh SWT menerima taubatnya Nabi Adam AS. 
 2. Nabi Idris AS diangkat oleh Alloh SWT ke langit (MB Rahimsyah AR, tt: 16). 
3. Perahu Nabi Nuh AS selamat berlabuh seiring surutnya musibah banjir bandang. 
 4. Nabi Ibrahim AS dilahirkan 
5. Alloh SWT menerima taubatnya Nabi Daud AS. 
6. Nabi Isa AS diangkat oleh Alloh SWT ke langit. 
7. Nabi Musa AS dan kaumnya (Bani Israil) selamat dari kejarannya Raja Fir’aun. 
 8. Alloh SWT menenggelamkan Raja Fir’aun di lautan merah. 
 9. Alloh SWT mengeluarkan Nabi Yunus AS dari perut ikan besar (Nun). 
10. Alloh SWT mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman AS. 
11. Tragedi Karbela yang menewaskan Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW Dan masih banyak peristiwa lain yang terjadi zaman dahulu pada tanggal 
10 Muharram atau hari ‘Asyura yang tidak mungkin ditulis semua dalam artikel ini. 

Demikian banyak peristiwa besar yang menimpa para tokoh pendahulu dan kaumnya, sampai orang Jawa menjadikan mitos bulan Muharram atau bulan Suro sebagai bulan keramat yang tidak dilazimkan melakukan berbagai kegiatan seperti hajatan baik perkawinan maupun khitanan dan lain-lain. Mereka beranggapan jika melaksanakan hajatan di bulan Suro, akan mendatangkan malapetaka yang bisa membahayakan keluarga atau kerabat. Misalnya pernikahan yang tidak harmonis dan berujung perceraian atau khitanan yang berakhir dengan terjangkitnya penyakit menahun pada si anak yang dikhitan. Amaliah Ibadah di Bulan Muharram Khususnya Tanggal 10 / Hari ‘Asyuro Adapun amaliyah yang biasa dikerjakan oleh masyarakat muslim di berbagai tempat pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura antara lain adalah sebagai berikut: 1. Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) yang diawali dengan puasa Tasu’a, yakni tanggal 9. 2. Menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya seraya berdoa sekaligus ngalap berkah. 3. Memasak bahan makanan menjadi sajian bubur lalu dibagikan kepada tetangga. Beberapa amaliyah tersebut sangat sering dijumpai di kalangan masyarakat Jawa khususnya tradisi membuat dan berkirim takiran bubur Suro kepada tetangga. Beberapa kegiatan di atas memiliki sumber dasar hukum yang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Misalnya berpuasa Tasu’a dan ‘Asyura berdasarkan hadits:

 عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قدم النبي صلى الله عليه وسلم المدينة فرأى اليهود تصوم يوم عاشوراء. فقال : ما هذا؟ قالوا هذا يوم صالح هذا يوم نجى الله بنى اسرائيل من عدوهم فصامه موسى. قال : فأنا احق بموسى منكم. فصامه وامر بصيامه. رواه البخارى ومسلم

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata: Nabi SAW tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya kepada mereka: “Ada apa ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah hari yang baik, pada hari ini Alloh menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini”. Nabi SAW bersabda: “Saya lebih layak dengan Nabi Musa dibandingkan kalian”. Maka Beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa ‘Asyura.(HR. Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130). 

Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram

Mayoritas hadits menunjukkan cara ini:

صَامَ رَسُولُ الله صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهُم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Para sahabat berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”, tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.”
Hadits Shahih Riwayat Muslim 2/796, Abu Daud 2445, Thabary dalam Tahdzibul Atsar 1/24, Baihaqi dalam Al-Kubra 4/287 dan As-Shugra 2/119 serta Syu’abul Iman 3506 dan Thabrabi dalam Al-Kabir 10/391.


Untuk menghindari Tasyabuh(persamaan, menyerupai) dengan yahudi maka umat islam disunahkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharraom 

Sebagaian amalan lainnya tidak ditemukan keterangan ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang kemudian muncul beberapa tuduhan bahwa amalan tersebut bid’ah atau menyimpang dari ajaran Islam. Bahkan dalam situs http://al-manhaj.or.id, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin mengatakan bahwa semua bentuk perayaan hari ‘Asyura itu bid’ah dan terlarang. Namun penulis mencoba husnudzzon bahwa ada alasan yang benar yang mendasari tardisi mereka yang sejak dahulu secara turun menurun dilakukan tanpa ada permasalahan. Motivasi Masyarakat Muslim Jawa Berkirim Bubur Suro Dari observasi di lapangan dengan responden, ada beberapa alasan atau tujuan dan motivasi mengapa ibu rumah tangga di keluarga muslim Jawa membuat sajian Bubur Sura di hari ‘Asyura. Sebagian besar masyarakat muslim Jawa menjalankan tradisi Bubur Sura dengan tujuan untuk bersedekah dan ngalap barokah di hari ‘Asyura. Mereka meyakini bahwa sedekah pada hari ‘Asyura sangat baik dan dianjurkan agama. Ada juga yang menyebutkan tradisi Bubur Sura itu adalah kebiasaan yang sudah berjalan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dahulu sampai sekarang. Orang tua dahulu menyebutkan bahwa tradisi ini diilhami oleh peristiwa berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS tanggal 10 Muharram (hari ‘Asyura) di gunung Judy, yang terletak di Armenia sebelah selatan perbatasan dengan Mesopotamia dan telah berlayar di atas banjir bandang berhari-hari atas ujian Alloh SWT (Depag RI., 2009:420). Setelah selamat dari musibah itu, Nabi Nuh AS menanyakan : “Masih adakah bahan makanan yang dapat dimakan hari ini?” Pengikut setia Nabi Nuh AS menjawab; “Masih ada tetapi tinggal sedikit”. Karenanya Nabi Nuh AS lantas memerintahkan umatnya untuk membuat bubur agar dari bahan yang sedikit dapat dibuat makanan yang banyak dan bisa dibagikan secara merata. Sebagai ungkapan rasa syukur telah diselamatkan dari musibah, Nabi Nuh AS dan pengikutnya bersantap bubur bersama. Pada umumnya bubur Sura dibuat dari bahan-bahan yang halal seperti beras, santan, garam, gula, jahe, sereh dan lain-lain. Penyajian Bubur Sura dibuat dalam dua bentuk yaitu: 1. Bubur Putih dengan bahan: beras, santan dan garam serta racikan tambahan lainnya. 2. Bubur Merah dengan bahan: beras, santan dan gula serta racikan tambahan lainnya. Falsafah masyarakat Jawa memaknai warna Bubur Sura dengan keterangan bahwa, putih melambangkan kesucian, kebaikan yaitu rasa syukur atas nikmat Alloh SWT. Sedangkan warna merah melambangkan sifat pembanding ada kebaikan ada keburukan, ada kesenangan ada kesedihan, ada nikmat ada musibah. Atas kejadian musibah kita harus bersabar dan tawakkal kepada Alloh SWT. Terhadap keburukan kita harus menjauhinya. Hukum Tradisi Berkirim Bubur Suro Antara Sunnah dan Bid’ah. Dari awal penulisan artikel ini sampai akhir terrekam data bahwa masyarakat muslim Jawa meyakini bahwa tradisi Bubur Sura itu hukumnya sunat. Ada juga yang menyebutkan itu hukumnya mubah atau boleh dilaksanakan dan boleh tidak dilaksanakan, tanpa pengaruh berpahala atau tidak berpahala. Secara umum hukum amalan Bubur Sura dipercaya masyarakat Jawa adalah sunat karena niatnya adalah bersedekah. Sedekah atau berbagi dengan sajian makanan kepada orang lain adalah kebaikan yang tergolong ibadah sunat. Hal ini didasarkan kepada sabda Nabi Muhammad SAW:

 عن امير المؤمنين ابى حفص عمر الخطابابن رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى. متفق عليه 

Artinya: Dari Amirul Mu’minin Abu Hafs yakni Umar bin Khattab RA berkata; “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang (balasan) apa yang diniatkannya itu”. (HR. Bukhari Muslim) (Syaikh Yahya bin Syarofudin An-Nawawi, tt: 5) Jadi setiap amal itu tergantung dari niatnya si pelaku amalan tersebut. Jika niatnya sedekah maka hukumnya menjadi sunat. Tapi jika niatnya untuk sesaji, atau mitos-mitos kedaerahan (Kejawen) untuk dipersembahkan bagi roh halus atau lainnya, maka itu berarti menyimpang dari ajaran Islam, tergolong bid’ah bahkan lebih beratnya adalah syirik. 

BUBUR ASYURO ( bubur suro )

Dibeberapa daerah pada 10 muharom/ Asyuro , selain melakukan ibadah-ibadah sunah yang sudah masyhur seperti puasa,shodaqoh, menyantuni anak yatim , memakai celak hitam dan lain sebagainya. dikenal juga shodaqoh dengan bubur syuro, di beberapa tempat di indonesia biasanya masyarakat membuat bubur dari berbagai macam biji-bijian, mulai dari beras putih,beras merah,kacang hijau dan beberapa lagi jenis biji-bijian yang kemudian semuanya dimasak menjadi bubur dan selain untuk dimakan dengan keluarga,juga dibagikan/dishodaqohkan kepada anak-anak yatim dan dhua'fa serta muslimin yang tidak melaksanakan puasa,atau dimakan saat buka puasa hari tsb.
Tradisi membuat bubur syuro ini " la'alashowaab " yaitu mengikuti apa yang pernah dikerjakan nabi nuh dan kaumnya,
Dalam kitab bada`iuzuhur versi dan karangan syeikh Muhammad bin Ahmad bin iyas al-hanafy , halaman 64 (versi lain karangan imam suyuthi) di sebutkan sebagai berikut


كتاب بدائع الزهور ص ٦٤ المؤليف شيخ محمد بن إياس الحنفى كما قال إمام سيوطى

قال الثعلبي كان استواء السفينة علي جبل الجودي يوم عاشوراء وهو العاشر من المحرم فصامه نوح شكرا لله تعالي وامر من كان معه بالصيام في ذلك اليوم شكرا علي تلك النعمة

ويروي ان الطيور والوحوش والدواب جميعهم صاموا ذلك اليوم ثم ان نوح اخرج ما بقي معه من الزاد فجمع سبعة اصناف من الحبوب وهي البسلة والعدس والفول والحمص والقمح والشعير والارز فخلط بعضها في بعض وطبخها في ذلك اليوم فصارت الحبوب من ذلك اليوم سنة نوح عليه السلام وهي مستحبة

Imam atsa'laby berkata : perahu nabi Nuh a.s mendarat sempurna disebuah gunung bertepatan tanggal 10 muharam / hari asyuro ,maka nabi nuh melakukan puasa pada hari itu dan memerintahkan kepada kaumnya yang ikut dalam perahunya untuk melakukan puasa pada hari asyuro sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Dan diriwayatkan bahwa burung, binatang besar dan seluruh binatang(hewan) yang ikut dalam perahu nabi Nuh a.s juga melaksanakan puasa. Kemudian nabi Nuh a.s mengeluarkan sisa perbekalan selama terapung dalam kapal,tidak banyak sisa yang didapat kemudian nabi Nuh mengumpulkan sisa biji-bijian itu ,ada tujuh macam jenis biji-bijian dan jumlahnya tdk banyak kemudian disatukan dan dijadikan makanan. dan selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya nabi nuh dan kaumnya selalu membuat makanan seperti itu (bubur dalam bahasa kita) pada hari asyuro/10 muharam.
wallahu a'lam.

PERISTIWA PERISTIWA..SEPULUH SURO DAN FAIDAHNYA

Syaikh Abu Bakar Syatho dalam kitab I’anatut Thalibin Juz II hal. 267 menjelaskan tentang keutamaan Hari ‘Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada hari itu banyak terjadi peristiwa-peristiwa besar, antara lain:
1. Allah menerima taubat Nabi Adam AS
2. Allah mengangkat Nabi Idris AS ke tempat yang tinggi.
3. Allah mengeluarkan Nabi Nuh AS dari perahunya.
4. Nabi Ibrahim AS diselamatkan dari pembakaran api Namrud.
5. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa AS (dalam riwayat lain, laut merah terbelah 2 untuk menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran Fir’aun).
6. Nabi Yusuf AS dikeluarkan dari penjara.
7. Kembalinya penglihatan Nabi Ya’qub AS.
8. Nabi Ayyub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritanya.
9. Nabi Yunus AS dikeluarkan dari perut ikan.
10. Nabi Daud AS diampuni kesalahannya.
11. Allah menganugerahkan kerajaan yang besar kepada Nabi Sulaiman AS.
12. Nabi Muhammad SAW diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang.
13. Awal hari Allah menciptakan dunia.
14. Awal hari Allah menurunkan hujan dari langit.
15. Rahmat Allah pertama kali diturunkan ke bumi.
16. Allah menjadikan ‘Arasy.
17. Allah menjadikan Lauhul Mahfuzh.
18. Allah menjadikan alam.
19. Allah menjadikan Malaikat Jibril.
20. Nabi Isa AS diangkat ke langit.
A. Maka barangsiapa berpuasa di hari ‘Asyura, fadhilahnya sama dengan puasa selama setahun (dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, puasa di hari itu menghapus dosa selama setahun yang sudah lewat).
B. Bagi yang beribadah di malam ‘Asyura fadhilahnya sama dengan ibadah seluruh makhluk di langit dan di bumi.
C. Mengerjakan shalat 4 rakaat, tiap rakaat membaca al Ikhlas 51 kali, maka Allah mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun.
D. Barangsiapa yang mandi dan bersih-bersih di hari itu, maka dia tidak akan terkena sakit selama setahun (kecuali maut).
E. Orang yang mengusap kepala anak yatim dan berbuat baik kepadanya, fadhilahnya sama dengan berbuat baik kepada seluruh anak yatim keturunan Nabi Adam AS.
F. Bagi yang menjenguk orang yang sakit, fadhilahnya seperti mendatangi seluruh orang yang sakit dari keturunan Nabi Adam AS.
G. Barang siapa yang memakai celak di hari itu, maka akan selamat dari penyakit mata selama setahun.
Pada hari ‘Asyura yang mulia dan banyak keutamaannya itu, Para Ulama’ memerintahkan kepada kita untuk melakukan 12 perkara :
1. Memperbanyak Shalat
2. Berpuasa sunnah
3. Memperbanyak silaturrahim
4. Mengeluarkan shadaqah
5. Mandi seperti mandi Jinabah
6. Memakai celak
7. Berkunjung kepada Ulama’
8. Menjenguk orang sakit
9. Mengusap kepala anak yatim
10. Memberikan nafaqah yang banyak kepada keluarga
11. Memotong kuku
12. Membaca Surah al Ikhlas 1000 x
=======

( ﻓﺎﺋﺪﺓ ) ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :- ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰﻭﺟﻞ ﺍﻓﺘﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﻦ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ﺻﻮﻡ ﻳﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻫﻮ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ، - ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﻌﺎﺷﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﺮﻡ - ﻓﺼﻮﻣﻮﻩ ﻭﻭﺳﻌﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻋﻴﺎﻟﻜﻢ ﻓﻴﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﻭﺳﻊ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﻴﺎﻟﻪ ﻭﺃﻫﻠﻪ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻪ ﻭﺳﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﺳﻨﺘﻪ ﻓﺼﻮﻣﻮﻩ، ﻓﺈﻧﻪ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺁﺩﻡ ﻓﺄﺻﺒﺢ ﺻﻔﻴﺎ، ﻭﺭﻓﻊ ﻓﻴﻪ ﺇﺩﺭﻳﺲ ﻣﻜﺎﻧﺎ ﻋﻠﻴﺎ، ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻧﻮﺣﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ( ١ ) ﻭﻧﺠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ، ﻭﺃﻧﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺳﻰ، ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻓﻴﻪ ﻳﻮﺳﻒ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺠﻦ، ﻭﺭﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﺑﺼﺮﻩ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﻀﺮ ﻋﻦ ﺃﻳﻮﺏ، ﻭﻓﻴﻪ ﺃﺧﺮﺝ ﻳﻮﻧﺲ ﻣﻦ ﺑﻄﻦ ﺍﻟﺤﻮﺕ، ﻭﻓﻴﻪ ﻓﻠﻖ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻟﺒﻨﻲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ، ﻭﻓﻴﻪ ﻏﻔﺮ ﻟﺪﺍﻭﺩ ﺫﻧﺒﻪ، ﻭﻓﻴﻪ ﺃﻋﻄﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻟﺴﻠﻴﻤﺎﻥ، ﻭﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻏﻔﺮ ﻟﻤﺤﻤﺪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻪ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ، ﻭﻫﻮ ﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ .

ﻭﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﻧﺰﻝ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻤﻄﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ، ﻭﺃﻭﻝ ﺭﺣﻤﺔ ﻧﺰﻟﺖ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ .

ﻓﻤﻦ ﺻﺎﻡ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﺻﺎﻡ ﺍﻟﺪﻫﺮ ﻛﻠﻪ، ﻭﻫﻮ ﺻﻮﻡ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ .

ﻭﻣﻦ ﺃﺣﻴﺎ ﻟﻴﻠﺔ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﺑﺎﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﺜﻞ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﺍﻟﺴﺒﻊ .

ﻭﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﺃﺭﺑﻊ ﺭﻛﻌﺎﺕ ﻳﻘﺮﺃ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺭﻛﻌﺔ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻣﺮﺓ، ﻭﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ، ﺇﺣﺪﻯ ﻭﺧﻤﺴﻴﻦ ﻣﺮﺓ، ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺫﻧﻮﺏ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﻋﺎﻣﺎ .

ﻭﻣﻦ ﺳﻘﻰ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﺷﺮﺑﺔ ﻣﺎﺀ ﺳﻘﺎﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻌﻄﺶ ﺍﻷﻛﺒﺮ ﻛﺄﺳﺎ ﻟﻢ ﻳﻈﻤﺄ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﺃﺑﺪﺍ، ﻭﻛﺄﻧﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻃﺮﻓﺔ ﻋﻴﻦ .

ﻭﻣﻦ ﺗﺼﺪﻕ ﻓﻴﻪ ﺑﺼﺪﻗﺔ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﺳﺎﺋﻞ ﻗﻂ .

ﻭﻣﻦ ﺍﻏﺘﺴﻞ ﻭﺗﻄﻬﺮ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻟﻢ ﻳﻤﺮﺽ ﻓﻲ ﺳﻨﺘﻪ ﺇﻻ ﻣﺮﺽ ﺍﻟﻤﻮﺕ .

ﻭﻣﻦ ﻣﺴﺢ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺱ ﻳﺘﻴﻢ ﺃﻭ ﺃﺣﺴﻦ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﺃﺣﺴﻦ ﺇﻟﻰ ﺃﻳﺘﺎﻡ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ﻛﻠﻬﻢ .

ﻭﻣﻦ ﻋﺎﺩ ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﻋﺎﺩ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭﻻﺩ ﺁﺩﻡ ﻛﻠﻬﻢ .

ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻌﺮﺵ، ﻭﺍﻟﻠﻮﺡ، ﻭﺍﻟﻘﻠﻢ .

ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺟﺒﺮﻳﻞ، ﻭﺭﻓﻊ ﻓﻴﻪ ﻋﻴﺴﻰ .

ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻘﻮﻡ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ .

_____________________________________

١ ) ( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻧﻮﺣﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ) ﻭﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻧﻮﺣﺎ - ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ - ﻟﻤﺎ ﻧﺰﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻫﻮ ﻭﻣﻦ ﻣﻌﻪ : ﺷﻜﻮﺍ ﺍﻟﺠﻮﻉ، ﻭﻗﺪ ﻓﺮﻏﺖ ﺃﺯﻭﺍﺩﻫﻢ ﻓﺄﻣﺮﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻮﺍ ﺑﻔﻀﻞ ﺃﺯﻭﺍﺩﻫﻢ، ﻓﺠﺎﺀ ﻫﺬﺍ ﺑﻜﻒ ﺣﻨﻄﺔ، ﻭﻫﺬﺍ ﺑﻜﻒ ﻋﺪﺱ، ﻭﻫﺬﺍ ﺑﻜﻒ ﻓﻮﻝ، ﻭﻫﺬﺍ ﺑﻜﻒ ﺣﻤﺺ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺑﻠﻐﺖ ﺳﺒﻊ

ﺣﺒﻮﺏ - ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺍﺀ - ﻓﻤﺴﻰ ﻧﻮﺡ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭﻃﺒﺨﻬﺎ ﻟﻬﻢ، ﻓﺄﻛﻠﻮﺍ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﺷﺒﻌﻮﺍ، ﺑﺒﺮﻛﺎﺕ ﻧﻮﺡ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺬﻟﻚ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ( ﻗﻴﻞ ﻳﺎ ﻧﻮﺡ ﺍﻫﺒﻂ ﺑﺴﻼﻡ ﻣﻨﺎ ﻭﺑﺮﻛﺎﺕ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻢ ﻣﻤﻦ ﻣﻌﻚ ) ﻭﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﻭﻝ ﻃﻌﺎﻡ ﻃﺒﺦ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻄﻮﻓﺎﻥ - ﻓﺎﺗﺨﺬﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺳﻨﺔ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ، ﻭﻓﻴﻪ ﺃﺟﺮ ﻋﻈﻴﻢ ﻟﻤﻦ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ، ﻭﻳﻄﻌﻢ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ .

ﺍﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻭﺽ ﺍﻟﻔﺎﺋﻖ .

ﻭﻣﻤﺎ ﻳﻌﺰﻯ ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻄﺒﺦ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺒﻮﺏ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ : ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﺳﺒﻊ ﺗﻤﺘﺮﺱ * * ﺑﺮ ﻭﺭﺯ ﺛﻢ ﻣﺎﺵ ﻭﻋﺪﺱ ﻭﺣﻤﺺ ﻭﻟﻮﺑﻴﺎ ﻭﺍﻟﻔﻮﻝ * * ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ

=======

ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻛﻠﻤﺎﺕ ﻣﻦ ﻗﺎﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻟﻢ ﻳﻤﺖ ﻗﻠﺒﻪ،

______________________
ﺍﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ / ٢ ﺻـ ٣٠٢
ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻋﺸﺮ ﺗﺘﺼﻞ * * ﺑﻬﺎ ﺍﺛﻨﺘﺎﻥ ﻭﻟﻬﺎ ﻓﻀﻞ ﻧﻘﻞ
ﺻﻢ، ﺻﻞ، ﺻﻞ، ﺯﺭ ﻋﺎﻟﻤﺎ، ﻋﺪ، ﻭﺍﻛﺘﺤﻞ * * ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻴﺘﻴﻢ ﺍﻣﺴﺢ، ﺗﺼﺪﻕ ﻭﺍﻏﺘﺴﻞ
ﻭﺳﻊ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻴﺎﻝ، ﻗﻠﻢ ﻇﻔﺮﺍ * * ﻭﺳﻮﺭﺓ ﺍﻹﺧﻼﺹ ﻗﻞ ﺃﻟﻔﺎ ﺗﺼﻞ

Mengenai hari Asyuro’; di mana Al-Imam Husein Bin ‘Ali Syahid di Karbala’ akibat dibunuh dan dibantai oleh kaum Syi’ah, maka Habib Abdullah Al-Haddad berkata:

اما عاشوراء فانما هو يوم حزن لا فرح فيه ، من ان قتل حسين كان فيه ، ولم يصح فيه اكثر من انه يصام ويوسع فيه على العيال ، ولكنه في نفسه يوم فاض


“Adapun Asyuro, maka hari itu hanya meniadi hari sedih dan tidak ada kebahagian di dalamnya karena mengingat terbunuhnya Sayyidina Husein di hari itu. Namun tidak dibenarkan pada hari itu ritual yang lain melebihi dari berpuasa dan tausi’ah (memberi belanja lebih pada keluarga) karena pada dasarnya hari itu sendiri adalah hari yang utama.” (Kitab Tatsbitul Fu’ad halaman 223).


Ini scan kitab Irsyadul 'Ibaad



ارشاد العباد الي سبيل الرشاد


Puasa Asyura

Izinkan saya tuk menukilkan sedikit catatan kecil yang kaitannya dengan hari ‘ASYURO…

فصل فِي صَوْم التَّطَوُّع


………………………….

(و) الثَّانِي صَوْم يَوْم (عَاشُورَاء) وَهُوَ عَاشر الْمحرم لِأَنَّهُ صلى الله عَلَيْهِ وَسلم سُئِلَ عَنهُ فَقَالَ يكفر السّنة الْمَاضِيَة

وَإِنَّمَا كَانَ صَوْم عَرَفَة بِسنتَيْنِ وعاشوراء بِسنة لِأَن الأول يَوْم نَبينَا صلى الله عَلَيْهِ وَسلم وَالثَّانِي يَوْم غَيره من الْأَنْبِيَاء وَنَبِينَا صلى الله عَلَيْهِ وَسلم أفضل الْأَنْبِيَاء فَكَانَ يَوْمه بِسنتَيْنِ وَلِأَن المزية لَا تَقْتَضِي الْفَضِيلَة


FASHOL TENTANG PUASA SUNAT

……….

Dan yang ke dua adalah puasa ‘ASYURO, yaitu hari ke sepuluh bulan Muharrom. Rosululloh SAW. Pernah ditanya perihal itu, dan beliau menjawab: “(puasa ‘asyuro) menjadi kifarat (dosa) satu tahun yang telah lalu”.

Adapun puasa ‘arofah (9 dzulhijjah) mengkifarati (dosa) untuk dua tahun (satu tahun ke belakang dan satu tahun ke depan), sementara puasa ‘asyuro mengkifarati untuk satu tahun kebelakang saja, itu karena puasa ‘arofah adalah hari Nabi kita Muhammad SAW., sementara puasa ‘asyuro adalah hari para Nabi AS. selain Nabi Muhammad SAW. Dimana Nabi kita Muhammad SAW. adalah afdlolul anbiya, (dengan keunggulan itu) maka harinya (‘arofah) sebanding untuk dua tahun. (dan juga kenapa puasa ‘arofah punya nilai lebih daripada puasa ‘asyuro yang notabene puasa ‘asyuro memiliki beberapa kelebihan menyangkut kisah para Nabi) karena kelebihan (pada diri para Nabi) tidak menuntut (berimplikasi) kepada kefadlihan (yang bisa mengalahkan kefadlihan Nabi Muhammad SAW).

وَحكي أَن نوحًا عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام لما اسْتَقَرَّتْ بِهِ السَّفِينَة يَوْم عَاشُورَاء قَالَ لمن مَعَه اجْمَعُوا مَا بَقِي مَعكُمْ من الزَّاد فجَاء هَذَا بكف من الباقلاء وَهُوَ الفول وَهَذَا بكف من العدس وَهَذَا بأرز وَهَذَا بشعير وَهَذَا بحنطة فَقَالَ اطبخوه جَمِيعًا فقد هنئتم بالسلامة فَمن ذَلِك اتخذ الْمُسلمُونَ طَعَام الْحُبُوب وَكَانَ ذَلِك أول طَعَام طبخ على وَجه الأَرْض بعد الطوفان وَاتخذ ذَلِك عَادَة فِي يَوْم عَاشُورَاء


Dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yg bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”. Kemudian Nabi Nuh berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”. Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari ‘asyuro.

وللحافظ ابْن حجر شعر من الرجزفِي الْحُبُوب الَّتِي طبخها نوح عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام:

فِي يَوْم عَاشُورَاء سبع تهترس *بر شعير ثمَّ ماش وعدس

وحمص ولوبيا والفول * هَذَا هُوَ الصيح وَالْمَنْقُول


وَنقل عَن بعض الأفاضل أَن الْأَعْمَال فِي يَوْم عَاشُورَاء اثْنَا عشر عملا الصَّلَاة وَالْأولَى أَن تكون صَلَاة التَّسْبِيح وَالصَّوْم وَالصَّدَََقَة والتوسعة على الْعِيَال والاغتسال وزيارة الْعَالم الصَّالح وعيادة الْمَرِيض وَمسح رَأس الْيَتِيم والاكتحال وتقليم الْأَظْفَار وَقِرَاءَة سُورَة الْإِخْلَاص ألف مرّة وصلَة الرَّحِم

وَقد وَردت الْأَحَادِيث فِي الصَّوْم والتوسعة على الْعِيَال

وَأما غَيرهمَا فَلم يرد فِي الْأَحَادِيث


Dinuqil dari sebagian Afadlil (orang-orang yang biasa melakukan hal yang paling utama), bahwa amal-amal pada hari ‘asyuro ada dua belas macam amal:

1. Sholat, dan yang paling utama adalah sholat tasbih
2. Puasa
3. Sodaqoh
4. Memberi keleluasaan kepada keluarga (seperti dengan memberi nafkah lebih dari hari-hari biasanya)
5. Mandi
6. Mengunjungi orang ‘alim yang solih
7. Menengok orang sakit
8. Mengusap kepala anak yatim
9. Bercelak
10. Memotong kuku
11. Membaca QS. Al ikhlash 1000 kali
12. Silaturahim

Tentang puasa dan memberi keleluasaan kepada keluarga (keterangannya) tercatat dalam beberapa hadits, adapaun yang lainnya tidak ada.

وَقد ذكر إِمَام الْمُحدثين ابْن حجر الْعَسْقَلَانِي فِي شرح البُخَارِيّ كَلِمَات من قَالَهَا فِي يَوْم عَاشُورَاء لم يمت قلبه وَهِي:


Imamul muhadditsin Ibnu Hajar Al-‘Asqolany dalam syarah Al bukhory mengatakan:
“(ada) beberapa kalimat (dzikir) yang barang siapa membacanya pada hari ‘Asyuro, maka hatinya tidak akan mati” kalimat tersebut…

سُبْحَانَ الله ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش


SUBHAANALLOH MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Maha suci Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

وَالْحَمْد لله ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش


WALHAMDULILLAH MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Dan Segala puji bagi Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

وَالله أكبر ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش


WALLOHU AKBAR MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Dan Maha besar Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

لَا ملْجأ وَلَا منجا من الله إِلَّا إِلَيْهِ


LAA MALJA-A WALAA MANJAA MINALLOH ILLAA ILAIHI.

Tidak ada perlindungan dan tidak ada keselamatan dari Alloh kecuali kepadanya.

سُبْحَانَ الله عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا


SUBHAANALLOH ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Maha suci Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

وَالْحَمْد لله عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا


WALHAMDULILLAH ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Dan Segala puji bagi Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

وَالله أكبر عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا


WALLOHU AKBAR ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Dan Maha besar Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

أَسأَلك السَّلامَة بِرَحْمَتك يَا أرْحم الرَّاحِمِينَ وَلَا حول وَلَا قُوَّة إِلَّا بِاللَّه الْعلي الْعَظِيم


AS-ALUKAS SALAAMATA BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIIM

Aku memohon keselamatan kepadamu dengan rohmatmu, wahai dzat yang pengasih diantara para pengasih!, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali oleh Alloh yang maha tinggi dan agung.

وَصلى الله على سيدنَا مُحَمَّد وعَلى آله وَصَحبه أَجْمَعِينَ وَالْحَمْد لله رب الْعَالمين


WASHOLLALLOHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHOHBIHII AJMA’IIN WALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN

وَنقل سَيِّدي عَليّ الأَجْهُورِيّ أَن من قَالَ يَوْم عَاشُورَاء سبعين مرّة حسبي الله وَنعم الْوَكِيل نعم الْمولى وَنعم النصير كَفاهُ الله تَعَالَى شَرّ ذَلِك الْعَام


Sayyid ‘Aly Al-Ajhuri menuqil, bahwa orang yang membaca “HASBIYALLOHU WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULAA WANI’MAN NASHIIR” sebanyak 70 kali pada hari ‘asyuro, maka Alloh akan mencegah darinya kejelekan yang ada pada tahun itu.

وَذكر الْعلمَاء أَن ليَوْم عَاشُورَاء مزايا لم تكن لغيره وَذَلِكَ:


أَنه خلق فِيهِ آدم دَاخل الْجنَّة وتيب عَلَيْهِ فِيهِ واستوت سفينة نوح على الجودي وفلق الْبَحْر لمُوسَى وَأغْرقَ فِي الْبَحْر فِرْعَوْن وَأخرج يُونُس من بطن الْحُوت ويوسف من الْجب وتيب على قوم يُونُس وَولد إِبْرَاهِيم عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام وَنَجَا من النَّار فِيهِ وَولد عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَرفع إِلَى السَّمَاء فِيهِ ورد بصر يَعْقُوب وكشف ضرّ أَيُّوب وَغفر لنَبِيّ الله دَاوُد فِيهِ اه


Para ulama mengatakan bahwa hari asyuro memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan hari-hari yang lain, yaitu:

1. diciptakannya Nabi Adam AS di dalam surga
2. diterimanya taubatu Nabi Adama AS di dalam surge
3. naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh AS dengan bukit Juudy
4. terbelahnya laut untuk Nabi Musa AS
5. tenggelamnya Fir’aun di dasar laut
6. dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari peruta ikan
7. dikeluarkannya Nabi Yusuf AS dari sumur
8. diterimanya taubat umat Nabi Yunus AS
9. dilahirkannya Nabi Ibrohim AS
10. selamatnya Nabi Ibrohim AS dari api
11. dilahirkannya Nabi Isa AS
12. diangkatnya Nabi Isa AS ke langit\
13. dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub AS
14. dibuka (dihilangkan)nya madlorot yang mendera Nabi Ayyub AS
15. diampuninya Nabi Dawud AS

(و) الثَّالِث صَوْم يَوْم (تاسوعاء) وَهُوَ تَاسِع الْمحرم لِأَنَّهُ صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ لَئِن عِشْت إِلَى قَابل لأصومن التَّاسِع والعاشر فَقبض صلى الله عَلَيْهِ وَسلم من عَامه


Dan yang ke tiga adalah puasa hari TASU’A, yaitu hari ke Sembilan dari bulan Muharrom. Rosululloh bersabda: “andai aku (masih) hidup pada tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada hari ke Sembilan dan ke sepuluh (dari bulan Muharrom)”. (hanya saja) beliau keburu wafat.

Demikian risalah kecil ini, semoga bermanfaat dan kita diberi kemampuan oleh Alloh untuk melaksanakannya. Amin.

Nihayatuz Zain hal 195-197, versi kitab asli cetakan Daru ihya alkutub al’arobiyyah
Nihayatuz Zain juz I hal 196-197, versi listrik almaktabah asysyamilah

Semoga bermanfaat