PERTANYAAN :
Muhammad Ali Husaini
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
bagaimana hukumnya kita bekerja pada orang non muslim dan setiap mereka
ibadah kita ikut ke tempat ibadah mereka ( tapi hanya sebatas mengantar
)
contohnya para TKI yang mengantar dan menunnggui majikannya di dalam gereja? ???
JAWABAN :
1. Ghufron Bkl
Wa alaikumus salaam warohmatullohi wabarokaatuh
mengantar berarti membantu, dosa
اسعاد الرفيق جزء 2 ص 127 ومنها أي من معاصى البدن الاعانة على المعصية أي
على معصية من معاصى الله بقول او فعل او غيره ثم ان كانت المعصية كبيرة
كانت الاعانة عليها كذالك كما في الزواجر قال فيها وذكري لهذين أي الرضا
بها والاعانة عليها باي نوع كان ظاهر معلوم مما سيأتـي في الامر بالمعروف
والنهي عن المنكر
“Diantara maksiat tubuh adalah ikut menolong (terlibat) peristiwa
maksiat-maksiat yang dimurkai Allah, baik berupa ucapan, perbuatan dll.
Bila maksiat tadi tergolong dalam dosa besar, maka dosa yang didapat
dari keterlibatannya pun juga besar, seperti dijelaskan dalam kitab
Zawajir. Di dalam kitab tersebut Ibn Hajar berkata :” (alasan) saya
menyebutkan dua hal diatas, yakni membiarkan maksiat terjadi (Ridlo bi
Maksiah) dan terlibat di dalamnya (Ianah alaiha) dengan berbagai macam
ragamnya, sudah cukup jelas dan maklum seperti yang akan dijelaskan
dalam Bab Amr Ma’ruf –Nahy Munkar”.
من أَعاَنَ عَلَى مَعْصِيَةٍ وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ كاَنَ شَرِيْكاً
فِيْهاَوفى نفس الكتاب اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به
منها لايجوز ولايصح إهـ مغني المحتاج ٢/٣٣٧.
“Barang siapa yang menolong kemaksiyatan walaupun hanya dengan setengah
kalimat, maka ia telah terlibat dalam maksiyat tersebut” (al-Hadits)
2. Langlang Buana
wa'alaikum salam,
>> Mbah Jenggot II
Boleh kerja sama dengan kafir tp makruh selama hanya bekerjasama kalo khidmah HARAM.
> I’anatut Tholibin, Juz 3 Hal 129:
يصح استئجار كافر لمسلم، ولو إجارة عين، مع الكراهة، لكن لا يُمكّن من استخدامه مطلقا، لانه لا يجوز خدمه المسلم للكافر أبدا.
>>Nihayatul Muhtaj, Hal 233:
اسْتِئْجَارُ كَافِرٍ لِمُسْلِمٍ وَلَوْ إجَارَةَ عَيْنٍ صَحِيحٍ
لَكِنَّهَا مَكْرُوهَةٌ ، وَمِنْ ثَمَّ أُجْبِرَ فِيهَا عَلَى إيجَارِهِ
لِمُسْلِمٍ وَإِيجَارِ سَفِيهٍ نَفْسَهُ لِمَا لَا يَقْصِدُ مِنْ عَمَلِهِ
كَالْحَجِّ لِجَوَازِ تَبَرُّعِهِ بِهِ .
>>Hasyiyah Qalyubi Hal 455:
وَأَمَّا خِدْمَةُ الْمُسْلِمِ لِلْكَافِرِ فَحَرَامٌ مُطْلَقًا سَوَاءٌ بِعَقْدٍ أَوْ بِغَيْرِ عَقْدٍ
Wallohu a'lam bis showab
Artikel Terkait
- 3165. FIQIH MU'AMALAH : STATUS ANAK POHON YANG TUMBUH SETELAH POHONNYA TERJUAL
- 3158. FIQIH MUAMALAH : MENGAMBIL UANG KEMBALIAN
- 3159. FIQIH MUAMALAH : SYARAT PENGURUS PANTI ASUHAN MEMAKAI UANG PANTI
- 3154. FIQIH MUAMALAH : MUAMALAH DENGAN PSK
- 3146. FIQIH MUAMALAH : MENGGUNAKAN FASILITAS LEMBAGA UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI
- 3141. FIQIH MU'AMALAH : HUKUM MENJUAL BARANG YANG MASIH DISEWAKAN
- HARUSKAH MANDI SEBELUM MASUK AWAL BULAN RAMADHAN ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar