Selasa, 10 Juni 2014

Belajar Mengenal Sabar dengan Ikhlas dan Keyakinan Yang Teguh

SABAR!!!!

Abaikanlah setiap orang yang mendzholimi kita, yakinkan Allah SWT selalu mendampingi kita orang orang yang teraniaya...Allah SWT mengetahui perbuatan umatnya,serahkan semuanya kepada Nya...berdo'a agar kita selalu diberikan hati yang luas ikhlas untuk menerima cemooh dan fitnah dari siapapun..berbesar hatilah kita sebagai manusia dan bukakanlah pintu maaf yang seluas luasnya agar kita bisa lebih mengenal apa itu sabar dalam arti luas

Mungkin memang sulit kita untuk bisa menerima kesabaran yang amat luas itu, beraaat sekali apalagi didalam keadaan yang sangat menguras hati..sabar dalam menghadapi ujian dari masalah-masalah yang sedang kita hadapi, basicly godaan yang amat besar yaitu amarah dan emosional....kita pelajari untuk bisa tetap sabar, ikhlas, tawakal, yakin serta Move on dari segala masalah yang sedang kita hadapi..yaitu diantaara nya :

1. Jangan pernah meremehkan dirimu. Tuhan memberikanmu hidup bukan karena kamu membutuhkannya, tapi karena seseorang membutuhkanmu.

2. Jangan hiraukan mereka yang menjelekkan dirimu. Siapa dirimu hanya kamu yang tahu, hanya kamu yang menentukan, bukan mereka!

3. Menjadi yang “TERBAIK” lebih penting dari pada menjadi yang “PERTAMA”.

4. Jangan terlalu tergantung pada orang lain, kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan, hanya terkadang kamu tak mempercayainya..

5. Jangan tangisi orang yang telah mengkhianatimu. Bersyukurlah, karena Tuhan telah menunjukkan bahwa dia bukan orang yang tepat bagimu.

6. Jangan buang energimu untuk membalas, hukum alam lebih mengerikan.

7. Jangan lari dari masalah, mereka akan selalu menghampirimu. Yang harus kamu lakukan adalah pelajari cara mengatasinya.

8. Jangan remehkan dirimu sendiri. Kamu terlahir dengan banyak talenta, Manfaatkanlah. Mereka adalah jembatan menuju kebahagiaanmu.

9. Sesuatu yang dimulai dengan kebaikan akan menghasilkan kebaikan. Namun jika hasilnya belum baik, maka itu bukanlah akhir.

10. Rasa iri merugikanmu. Luangkan waktu untuk bersyukur atas segala hal yang kamu miliki. Kamu terbaik dengan caramu sendiri.

11. Hidup selalu punya banyak hal untuk membuatmu jatuh. Namun, apa yang benar-benar bisa membuatmu jatuh adalah sikapmu.

12. Jangan pernah berpikir kamu bukan siapa-siapa, karena kamu tak pernah tahu bahwa ada seseorang yang berpikir kamu adalah segalanya.

13. Jangan pikirkan mereka yang membencimu, karena mereka hanya iri atas pribadimu yang lebih baik. Abaikan mereka & teruslah melangkah.

14. Saya tidak bangga karena kesalahan saya. Tapi saya bangga karena saya dapat belajar dari kesalahan saya.

15. Jangan memandang rendah dirimu sendiri. Jika kamu tidak bahagia dengan hidupmu saat ini, intropeksi diri dan berusahalah lebih baik.

16. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan, tapi jika kamu tak bisa menghargai kekuranganmu, kamu tidak menghargai dirimu sendiri.

17. Ketika kamu terobsesi mengejar apa yang bukan untukmu, kamu akan selalu menemukan sesuatu yang salah dengan apa yang kamu miliki, jadi biarkan mengalir seperti air yang tenang.

18. Yakini apa yang kamu inginkan, bahwa dengan keyakinan lah maka
semua nya akan ter mindset pada otak mu, dan yakin..yakin..yakin..yakin..yakin..yakin..yakin Allah akan memberikan yang terbaik dari yang kita inginkan!!!!

19. Bersyukurlah atas segala curahan nikmat Allah yang tidak pernah berhenti dan tak pernah bisa dihitung. Tanam dan lipat gandakan kesabaran atas segala ujian dan kesulitan yang kita alami.

Saat kita merasa terkucilkan disaat semua orang tak menghiraukanmu maka BERFIKIRLAH POSITIF! Kalaupun banyak orang yang mengecewakanmu dan membuatmu terluka tetaplah tersenyum hingga semua orang menyadari bahwa kau begitu berarti bagi mereka.

Walau hidup ini tak semudah yang kita bayangkan dan memang tak  semudah yang kita bayangkan, tetaplah berusaha untuk selalu bisa bersabar dan selalu memohonlah pada ALLAH agar diberi keringanan dalam menerima dan menjalani Ujian atau Cobaan dari NYA 

Seberat apapun Cobaan yang kita alami, sekali lagi, tetaplah berusaha untuk selalu bisa bersabar dan selalu memohonlah pada ALLAH agar diberi keringanan dalam menerima ujian NYA, menjalani Ujian atau Cobaan dari NYA

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (al-Baqarah: 45)

Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha,,,
Sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil…
Tapi sabar adalah taman kesejukan diantara ikhtiar dan tawakal.

Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah.
Dengan sabar, percayalah dan yakinlah bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hambaNya…

“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran [3] : 200).






SEGALA UJIAN ADALAH TARBIYAH AGAR BIJAK DAN DEWASA

◕ Allah mengizinkan kita disakiti agar esok kita tahu cara mengobati orang yang terluka.
◕ Allah membuat kita menangis agar esok kita mampu menghibur orang yang bersedih.
◕ Allah menjadikan kita sebagai manusia yang dikaruniai kelebihan dan kekurangan agar kita bersyukur dan berdo’a serta saling membutuhkan dengan sesama manusia.
◕ Setiap ujian yang melanda adalah tarbiyah dari Allah Ta’ala agar kita semakin bijak dan dewasa.

Sesesungguhnya nikmat yang terbaik adalah segala kejadian yang membawa kita semakin dekat kepada Allah betapapun itu sangat menyakitkan hati kita. " Ya Allah jangan beri aku kekuatan untuk melukai tapi beri aku kekuatan untuk mengasihi.
" Jangan beri aku kekuatan untuk memendam rasa dendam tapi beri aku kekuatan untuk memaafkan. " Jangan beri aku kekuatan untuk menyalahkan keadaan tapi beri aku kekuatan untuk menghadapi kenyataan. "Ku yakin Engkau Maha Mendengar do’a dan akan menjawab setiap asa serta menjadikan segalanya indah pada saatnya.


◕ Memang Akan ada saat hati menjadi sedih dan gelisah. Jangan biarkan larut dan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir.

◕ Berani hidup harus berani menghadapi masalah, jangan takut dan jangan gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, karena setiap masalah sudah diukur Allah sesuai kemampuan kita.

◕ Jangan pernah berhenti berharap sebab Harapan itu adalah sesuatu yang terpuji, karena harapan bisa mendorong kepada amal. Sedangkan putus asa adalah sesuatu yang tercela, karena ia mengalihkan dari amal. Orang yang tahu bahwa tanah yang diolahnya tandus, air di sekitarnya tidak mengalir sehingga benih tidak bisa tumbuh, lalu dia justru meninggalkan tanah itu dan tidak mau bersusah payah untuk mencari penggantinya.

◕ Allah subhanahu wa ta’ala dalam firmanNya Surat Al Hijr ayat 55, yang berbunyi

فَلا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ

maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa

◕ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’rof : 56)

◕ Kemudian disebutkan pada ayat selanjutnya bahwa orang-orang yang tersesat adalah mereka yang berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala,

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلا الضَّالُّونَ

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.

◕ Rasulullah bersabda,”Katakan doa ini :

اَللّهُمَّ اقْذِفْ فِيْ قَلْبِي رَجَاءَكَ، وَاقْطَعْ رَجَائِي عَمَّنْ سِوَاكَ، حَتَّى لَا أَرْجُو أَحَدًا غَيْرَكَ. اَللّهُمَّ وَمَا ضَعُفَتْ عَنْهُ قُوَّتِي، وَ قَصُرَ عَنْهُ عَمَلِي، وَ لَمْ تَنْتَهِ إِلَيْهِ رَغْبَتِي، وَ لَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِي، وَ لَمْ يَجْرِ عَلَى لِسَانِي، مِمَّا أَعْطَيْتَ أَحَدًا مِنَ اْلأَوَّلِيْنَ وَ اْلآخِرِيْنَ مِنَ اْليَقِيْنَ، فَخَصَّنِي بِهِ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

Ya Allah tanamkan dalam dadaku harapan untukMu, dan putuslah harapanku kepada selainMu hingga tidak saya gantungkan harapanku kepada selainMu. Ya Allah tanamkanlah dalam dadaku yang saya tidak uat melakukannya dan saya tidak dapat menanggungnya dan keinginan yang tidak saya sampaikan kepadanya, dan belum pernah terlontar pada lidahku apa yang Engkau berikan kepada orang-orang terdahulu dan belakangan dari keyakinan, maka berikanlah itu kepadaku wahai Rabb semesta alam.
 





YAKINLAH ALLAH DEKAT BERSAMA KITA 

Keberadaan Allah

Al-Qur`an menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah,

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Baqarah: 255)

“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (ath-Thalaaq: 12)

Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri “perkara keduniaan”. Pemahaman terbatas orang-orang ini disebutkan dalam Al-Qur`an, “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa.” (al-Hajj: 74)

Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan menolak keyakinan sesat dengan mengatakan, 

“Dan bahwasanya  orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.” (al-Jin: 4)

Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur`an. Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib, kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah. Akan tetapi, jika umat berpaling dari Allah serta gagal bertafakur kepada Allah dan ciptaan-Nya, mereka akan mudah terpengaruh oleh keyakinan-keyakinan yang menyesatkan pada saat ditimpa kesusahan. Allah menyebutnya sebagai bahaya yang potensial, dalam surah Ali Imran: 154, mengenai umat yang menyerah dalam berperang, “... sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah...”Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu. Karena itu, dia harus membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang dapat memunculkan sangkaan jahiliah dan menerima keimanan yang nyata dengan segenap jiwa sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur`an.

 Teguhkan lah selalu hati kita dan keyakinan kita hanya pada ALLAH. Yakinlah Bahwa Badai pasti Berlalu


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.  

Cinta dan Kasih Sayang

1. Mengasihi dan menyayangi karena Allah Ta’ala

Banyak cinta ternoda oleh kepentingan duniawi atau motif tersembunyi. Saudariku, cinta sejati adalah hubungan yang berasal dari kemurnian cahaya bimbingan Islam (Dr Muhammad A. Al-Hashimi). Ini adalah ikatan yang menghubungkan Muslim dengan saudara seiman mereka. Tak peduli perbedaan bahasa mereka, perbedaan letak geografis tempat ia berada, tak peduli perbedaan budaya dan warna kulit. (Ini adalah) ikatan atas dasar iman kepada Allah (subhaanahu wa ta’ala).

Sebuah cinta yang merupakan ekspresi dari manisnya iman dapat dilihat dari hadist riwayat Anas ra., ia berkata:

Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.

Jadi ini bukan cinta demi status, atau ketenaran. Ini adalah cinta yang membutuhkan hati yang bersih, hati yang ringan, dan lembut.

Dari Mu’adz ibn Jabal ra, katanya: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Berfirman Allah Yang Maha Mulia dan Luhur: “Mereka yang berkasih-sayang demi Keluhuran-Ku, bagi mereka mimbar-mimbar cahaya yang menyebabkan para An-Nabi dan para Asy-Syuhada iri kepada mereka”. (HR. At Tirmidzi).

Cinta semacam inilah adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kebencian, kecemburuan, dan persaingan dari hati manusia.

2. Menunjukkan kepada mereka kebaikan dan kesetiaan pada teman dan saudara mereka juga.

Pentingnya kebaikan disebutkan ratusan kali dalam Al-Qur’an! Islam menanamkan pengikutnya dengan karakteristik kebaikan dan kesetiaan terhadap teman-teman, termasuk orang tua. Jika kita ingat kisah tentang Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha yang berkata: “Saya tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari semua istri-istri Nabi s.a.w. sebagaimana cemburu saya kepada Khadijah, padahal saya tidak pernah melihatnya sama sekali, tetapi Nabi s.a.w. memperbanyak menyebutkannya -yakni sering-sering disebut-sebutkan kebaikannya-. Kadang-kadang Nabi s.a.w. menyembelih kambing kemudian memotong-motongnya seanggota demi seanggota, kemudian dikirimkanlah kepada kawan-kawan Khadijah itu.

3. Selalu berwajah hangat, ramah, dan tersenyum ketika bertemu

Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

“Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.”

Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya.

Suatu hari, seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebut. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tetapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya.

Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan Persia.

4. Tulus terhadap mereka

Ketulusan adalah salah satu prinsip paling dasar dari Islam dan landasan utama iman. Tanpa ketulusan, iman saudara adalah valid dan dia Islam adalah berharga. Ketika orang-orang percaya pertama memberi kesetiaan (bai”at) kepada Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam), mereka berjanji ketulusan mereka. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Jarir ibn ‘Abdullah (radiallahu `anhu):” Saya memberi kesetiaan kepada Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam) dan berjanji untuk mengamati salat, membayar zakat dan untuk menjadi tulus terhadap setiap Muslim.” [Muttafaqun 'alaihi]

Selanjutnya, Nabi kita tercinta (sallallahu `alaihi wa sallam) berkata:” Tidak ada dari kalian benar-benar beriman sampai ia mencintai saudaranya lebih dari dirinya sendiri” [Muttafaqun 'alaihi]. Dan tentu saja mustahil cinta seperti itu bisa ada tanpa adanya ketulusan.

5. Tidak meninggalkan atau membiarkan saudaranya melenceng dari keimanan

Islam adalah agama yang menyerukan cinta, silaturrahmi, dan kasih sayang sesama. Islam juga melarang kita meninggalkan saudara dalam iman dan saling membenci atau meninggalkan satu sama lain ketika ada yang melakukan kekufuran. Hal ini tersirat dalam hadist yang ditulis oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad: “Tidak ada dua orang yang mencintai satu sama lain karena Allah, atau karena Islam, akan membiarkan pelanggaran kecil pertama yang dilakukan salah satu dari mereka”.

Hadits ini menunjukkan bahwa kefuturan yang dialami saudara kita tidak boleh didiamkan. kita harus mengingatkannya. Selain itu, tidak bertegur sapa dengan saudar seiman tidak boleh terlalu lama, maksimal tiga hari. Semakin lama kerenggangan berlangsung (3 hari atau lebih) yang lebih besar dosa dan yang lebih parah adalah hukuman yang akan menimpa dua orang yang berselisih.

6. Menahan amarah

Marah adalah hal yang manusiawi, terjadi pada siapa saja dalam suatu hubungan persaudaraan. Namun, Muslim sejati akan mampu menahan amarahnya dan cepat memaafkan saudaranya, dan tidak ada rasa malu dalam melakukannya. Sebaliknya, dia mengakui ini sebagai hal yang baik yang dapat membawanya lebih dekat kepada Allah dan mendapatkan cintanya-Nya yang Dia menganugerahkan hanya pada orang-orang yang berbuat baik: “… [mereka] yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan). Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. ” [Al-`Imran 3:134]

7. Tidak bergosip atau menjelek-jelekkan mereka

Muslimin dan muslimah dilarang bergosip atau menggunjing saudaranya dalam Islam. Dia tahu gosip itu adalah haraam Qur’an mengatakan: “… janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang “. [Al-Hujuraat 49:12]

Muslimin dan muslimah yang cerdas akan menahan lidahnya dan berbicara hanya yang baik tentang saudaranya.

8. Menghindari berdebat dengan mereka, membuat lelucon yang menyakitkan, dan melanggar janji

Hal ini tseperti hadist Rasulullah yang dituliskan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad bahwa Nabi kita (sallallahu `alaihi wa sallam) berkata:” Jangan berdebat dengan saudaramu, jangan bercanda berlebihan dengan dia, jangan membuat janji dengannya kemudian kamu ingkari.”

Berdebat mengarah ke kesalahpahaman lebih lanjut, kekakuan, dan merupakan jalan pembuka bagi Iblis; lelucon yang menyakitkan sering menyebabkan kebencian dan hilangnya rasa hormat, dan melanggar janji membuat orang marah dan merusak cinta.

9. Murah hati dan rela berkorban untuk saudaranya

Muslimin dan Muslimah lebih suka bersahabat dengan sesama Muslim atas non-Muslim. Ikatan kepercayaan umum membentuk dasar bagi kemurahan hati, karakteristik Islam yang dasar. Kami memohon dari Allah (subhaanahu wa ta’ala) menjadi “… dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir…” [Al-Maidah 5:54]

10. Berdoa untuk saudaranya dalam ketidakhadiran mereka

Keutamaan Mengunjungi Saudara Seiman

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Mengunjungi saudara seiman karena Allah menjadi sebab datangnya kecintaan Allah dan masuk surga. Ini berlaku jika niatan yang mendorongnya adalah rasa cinta karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan bukan karena tujuan materi duniawi.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam: ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di satu desa lain, lalu Allah memerintahkan seorang malaikat duduk mengawasinya di jalannya. Saat ia tiba di tempat itu, maka malaikat tersebut bertanya, 'Ke mana kamu akan pergi?'

Dia menjawab, 'Saya bermaksud mengunjungi saudaraku di desa ini.' Malaikat itu bertanya, 'Apakah kamu memiliki suatu nikmat (baca: barang) yang kamu urusi padanya?' Dia menjawab, 'Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah ‘Azza wajalla.' Lalu Malaikat itu berkata, 'Sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya'." (HR. Muslim)

Masih dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا

"Siapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi suadaranya seiman, maka ada seorang yang menyeru dari langit: kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga." (HR. Al-Tirmidzi, dan dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 2578)

Dari Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Kecintaan-Kuwajib bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Malik dan Ahmad. Dishahihkan Al-Albani dalam Takhrij Misykah al-Mashabih, no. 5011)

Saling mengunjungi saudara seiman karena Allah memiliki manfaat yang banyak. Ia bisa menjadi sarana yang melembutkan hati dan mempertautkannya, menambah keimanan, dan membuat jiwa senang. Saling mengunjungi bisa menjadi sarana saling menasihati dan tolong menolong untuk kebaikan.

Muhammad bin al-Munkadir pernah ditanya, “Kenikmatan apa yang tersisa dalam hidup ini” beliau menjawab, “berjumpa dengan saudara-saudara seiman dan memasukkan kebahagiaan dalam diri mereka.”

Imam al-Hasan al-Bashri berkata, “Saudara (seiman) kami lebih kami cintai daripada keluarga kami, saudara seiman kami mengingatkan kami terhadap akhirat sementara keluarga kami mengingatkan kami terhadap dunia.”

Muslimin dan muslimah yang tulus yang benar-benar menyukai saudaranya melebihi dirinya sendiri, maka ia tidak lupa berdoa untuk saudaranya dalam ketiadaannya.

Dengan menjadkan Islam sebagai identitas utama kita untuk mencintai saudara seiman atas dasar kepatuhan kepada Allah Ta’ala adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan kita di Hari Kebangkitan kelak, bersikaplah ramah dan ucapkanlah kata-kata yang lembut saat berjumpa dengan saudara-saudaramu seislam. Hindarkan dari kata-kata kotor dan keji.


Sampaikanlah kepada orang lain, maka ini akan menjadi Shadaqah Jariyah pada setiap orang yang Anda kirimkan pesan ini. Dan apabila kemudian dia mengamalkannya, maka kamu juga akan ikut mendapat pahalanya sampai hari kiamat. Akhir kata, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para shahabatnya, dan seluruh para pengikutnya.

Wallahu a’lam bish shawab.

Wasalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar