PERTANYAAN :
Zanzanti Yanti Andeslo
assalamu'alaikum
1.bagaimana hukum nya meminta kembali barang yang telah di berikan? Yang terkadg barang ny telah habis ,rusak atao hilang,
deskripsi
si A memberikan barang kepada si B setelah beberapa bulan mereka
renggang. Dan karna kesel si A meminta kembali brg yg telah d berikan k
B.
2. Apakah yang seperti ini di nyatakan memakan bangkai sendri?
maaf bukan cinta ato keperawanan yang saya maksud adalah barang misal
makanan .Uang . Dan barang barang semacam baju dan elektronik
bukan juga ketika tunangan tapi lebih umum seperti teman ato pacaran atau saudara.
JAWABAN :
1. Hariz Jaya
Wa alaikumus salaamw arohmatulloh
.حدثنا حامد بن عمر حدثنا أبو عوانة عن حصين عن عامر قال سمعت النعمان بن
بشير رضي الله عنهما وهو على المنبر يقول: أعطاني أبي عطية فقالت عمرة بنت
رواحة لا أرضى حتى تشهد رسول الله صلى الله عليه و سلم فأتى رسول الله صلى
الله عليه و سلم فقال إني أعطيت ابني من عمرة بنت رواحة عطية فأمرتني أن
أشهدك يا رسول الله قال ( أعطيت سائر ولدك مثل هذا ) . قال لا قال ( فاتقوا
الله واعدلوا بين أولادكم ) . قال فرجع فرد عطيته
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hamid bin 'Umar telah
menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Hushain dari 'Amir berkata;
aku mendengar An Nu'man bin Basyir radliallahu 'anhuma berkhutbah diatas
mimbar, katanya: Bapakku memberiku sebuah hadiah (pemberian tanpa
imbalan). Maka 'Amrah binti Rawahah berkata; Aku tidak rela sampai kamu
mempersaksikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka
bapakku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Aku
memberi anakku sebuah hadiah yang berasal dari 'Amrah binti Rawahah,
namun dia memerintahkan aku agar aku mempersaksikannya kepada anda,
wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apakah semua anakmu kamu beri hadiah
seperti ini?. Dia menjawab: Tidak. Beliau bersabda: Bertaqwalah kalian
kepada Allah dan berbuat adillah diantara anak-anak kalian. An-Nu'man
berkata: Maka dia kembali dan Beliau menolak pemberian bapakku. (HR.
Bukhori No. 2447 Juz 2 Halaman 914)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السُّوءِ الْعَائِدُ فِي
هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيْئِهِ
Artinya : telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi
menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada
kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA,
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kami tidak memiliki contoh yang buruk;
Orang yang mengambil kembali pemberiannya seperti anjing yang menjilat
muntahnya sendiri". (HR. Tirmidzi No. 1298)
قال وفي الباب عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال لا يحل لأحد أن يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده صحيح
Artinya : Ia (Tirmidzi) berkata, "Pada bab ini ada riwayat lain dari
Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak halal bagi seseorang
memberi suatu pemberian lalu ia mengambilnya kembali, kecuali orangtua,
dia boleh mengambil kembali apayang telah diberikan kepada anaknya".
(Lihat Kitab Sunan Tirmidzi Juz 3 Halaman 592)
قال أبو عيسى حديث ابن عباس رضي الله عنهما حديث حسن صحيح والعلم على هذا
الحديث عند بعض أهل العلم من بعض أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم وغيرهم
قالوا من وهب هبة لذي رحم محرم فليس له أن يرجع فيها ومن وهب هبة لغير ذي
رحم محرم فله أن يرجع فيها ما لم يثب منها وهو قول الثوري وقال الشافعي لا
يحل لأحد أن يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده واحتج الشافعي
بحديث عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه و سلم قال لا يحل لأحد أن
يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده صحيح
Artinya : Abu Isa (Tirmidzi) berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini adalah
hasan shahih". Para ulama dari sahabat nabi dan yang lainnya mengamalkan
hadits ini: mereka berkata, "Orang yang memberi suatu pemberian kepada
mahramnya (keluarga yang haram menikah dengannya), boleh mengambil
kembali pemberian tersebut, sementara orang yang memberi suatu pemberian
kepada orang lain yang bukan mahramnya, maka ia tidak boleh mengambil
kembali pemberian tersebut. Demikian pula pendapat Ats-Tsauri.
Asy-Syafi'i berkata, "Tidak halal bagi seseorang yang memberi suatu
pemberian. lalu mengambilnya kembali. kecuali orangtua, dia boleh
mengambil apa yang telah diberikan kepada anaknya." Asy-Syaffi berdalih
dengan hadits Abdullah bin Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak
halal bagi seseorang memberikan snatu pemberian lalu mengambilnya
kembali, kecuali orangtua. ia boleh mengambil kembali apayang telah
diberikan kepada anaknya. (Lihat Kitab Sunan Tirmidzi Juz 3 Halaman 593)
2. Ulilalbab Hafas
Hibbah tidak bisa di minta lagi.. kecuali hibbah dari ortu pada anak.......
(وإذا قبضها الموهوب له لم يكن للواهب أ ن يرجع فيها إلا أن يكون والداً) وإن علا
3. Mas Hamzah
الموهوب ، إما أن لا يكون باقيا في سلطنة المتهب ، وإما أن يكون . القسم
الأول : أن لا يكون بأن أتلف ، أو زال ملكه عنه ببيع ، أو غيره ، أو وقفه ،
أو أعتقه ، أو كاتبه ، أو استولدها ، أو وهبه وأقبضه ، أو رهنه وأقبضه ،
فلا رجوع له ، ولا قيمة أيضا
barang yang diberikan itu ada kalanya tidak langgeng ditangan orang yang diberi dan ada kalanya masih tetap ada ,
bagian petama , yang tidak langgeng misalnya menjadi rusak atau hilang
kepemilikan sebab dijual atau yg lainnya sebab diwakafkan, sebab
dimerdekakan, sebab di akadi mukatab, sebab diberikan lagi atau sebab di
gadaikan maka tdk boleh diminta kembali dan juga tdk ada ganti rugi
روضة الطالبين
أبو زكريا يحيى بن شرف النووي
Wallohu a'lam bis showab.
LINK DISKUSI :
Artikel Terkait
- 3038. HUKUM MENGAMBIL KEMBALI HIBAH YANG TELAH DI BERIKAN
- 3034. HUKUM JUAL BELI LAPAK / KAWASAN USAHA
- 3115. MUAMALAH : HUKUM MEMINJAMKAN BARANG PINJAMAN
- 3114. MUFLIS / ORANG YANG BANGKRUT TIDAK DICEGAH DARI MEMBAYAR KIFARAT
- 3046. HUKUM MENGAMBIL MAKANAN DI TEMPAT SAMPAH
- 3045. HUKUM MEMBELI BARANG SITAAN BANK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar