PERTANYAAN :
Kang As'ad
Assalamu'alaikum. Pertanyaan titipan, mohon dibantu jawab.
Deskripsi masalah : Seseorang beternak burung puyuh (gemak bhasa
jawanya), setiap sore hari ia mengambili telur dari burung puyuh tsbt.
Suatu sore, ketika ia akan mengambili telur, ia melihat ada salah satu
puyuh yang sekarat mau mati, sebelum telur dari puyuh yg akan mati
tersebut keluar, si burung puyuh keduluan mati dengan keadaan telurnya
masih di dalam perut.
Pertanyaannya:
1. Bolehkah kita memencet perut burung puyuh yg sudah mati tersebut untuk di ambil telurnya untuk di manfaatkan?
2. Apa status telur tersbut, najis atau bukan?
terima kasih atas bantuan jawabnnya...
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Hukumnya telur tersebut adalah TAFSIL dan KHILAF , sebagaimana uraian dibawah ini :
1. Telur tersebut najis
==>> Kang As'ad
نهاية الزين (ص: 39
فائدة إذا فسد البيض بحيث لا يصلح للتخلق فهو نجس وكذا بيض الميتة وما عدا ذلك طاهر مأكول ولو من حيوان غير
مأكول
Faidah: ketika telur sudah busuk sekira tidak bisa hidup maka hukumnya
najis, begitu juga telur hayawan yang mati, sedangkan telur selain kedua
tersubut hukumnya suci sekalipun dari hayawan yang tidak halal untuk
dimakan
2. Telur tersebut suci apabila dalam keadaan mengeras
==>> Ical Rizaldysantrialit
Al-Anwar li A’mali al-Abrar, Juz I, Hal: 78
ﻭﺍﻟﺒﻴﺾ ﺍﻟﺨﺎﺭﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﺟﺎﺟﺔ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﻣﺘﺼﻠﺒﺎ ﻟﻴﺴﺖ ﺑﻨﺠﺎﺳﺔ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﺗﻄﻬﺮ ﺑﺎﻟﻐﺴﻞ.
Bujairami ala al-Khatib, Juz I, Hal: 466
ﻭﺍﻟﺒﻴﺾ ﺍﻟﻤﺄﺧﻮﺫ ﻣﻦ ﺣﻴﻮﺍﻥ ﻃﺎﻫﺮ ﻭﻟﻮﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻛﻮﻝ ﻃﺎﻫﺮ, ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﺄﺧﻮﺫ ﻣﻦ ﻣﻴﺘﺔ
ﺇﻥ ﺗﺼﻠﺐ ﻭﻳﺮﺯ ﺍﻟﻘﺼﺮ, ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺒﻴﺾ ﺍﻟﺬﻯ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻨﻪ ﺩﻭﺩ ﺍﻟﻔﺰ. ﻭﻟﻮﺍﺳﺘﺤﺎﻟﺖ ﺍﻟﺒﻴﻀﺔ
ﺩﻣﺎ, ﻓﻬﻲ ﻃﺎﻫﺮﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﻨﻮﺍﻭﻱ ﻓﻰ ﺗﻨﻘﻴﺤﻪ ﻫﻨﺎ. ﺍﻫـــ
Telur yang yang ada pada hayawan yang mati jika telah mengeras (didalam
perut) maka hukumnya bukan najis ain dan bisa suci dengan mencucinya
meski telur tersebut dalamnya telah menjadi darah
==>> Mas Hamzah
kitab fathul mu'in syeh zainuddin al malibary
وبيض الميتة إن تصلب طاهر وإلا فنجس
telurnya bangkai jk masih keras berarti suci, jk tidak maka najis.
3. Khilaf
==>> Hezqiel Ahmad Nawawi
فرع: البيضه التي في جوف الطائر الميت فيها ثلاثة أوجه حكاها الماوردي
والروياني والشاشي أصحها، وهو قول ابن القطان وأبي الفياض، وبه قطع الجمهور
إن تصلبت فطاهرة وإلا فنجسة. والثاني طاهرة مطلقاً، وبه قال أبو حنيفة
لتميزها عنه فصارت بالولد أشبه. والثالث نجسة مطلقاً، وبه قال مالك لأنها
قبل الإنفصال جزء من الطائر وحكاه المتولي عن نص الشافعي رضي الله تعالى
عنه. وهو نقل غريب شاذ ضعيف
الكتاب : حياة الحيوان الكبري
Telur yang berada dalam perut burung yang mati terdapat tiga pendapat
sebagaiman yang diceritakan Imam Mawardi, Rowyani dan As-syasyi:
1. Suci apabila dalam keadaan mengeras dan najis jika sebaliknya, ini
adalah pendapat imam Ibnul qoththon dan Abil fayyadl dan dipatenkan
jumhurul ulama sehingga menjadi qoul paling shohih.
2. Suci secara mutlak, ini adalah pendapat Imam Abi hanifah, beliau
beralasan karena sudah bisa dibedakannya dari bangkai tersebut maka
hukumnya sama seperti anak
3. Najis secara mutlak, ini adalah pendapat Imam Malik dengan alasan
karena telur tersebut belum terpisah karena dihukumi bagian dari bangkai
tersebut, pendapat ini juga disampaikan oleh Imam Mutwalli dari nash
Imam Syafii RA.. pendapat ini adalah nukilan yang ghorib, syadz dan
dlo’if.
Wallohu a'lam bis showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar