Sabtu, 07 Juni 2014

Kisah Nabi di ludahi orang

Tafsir Surah Al Furqaan 28

يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
(28)
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).(QS. 25:28)

Inilah kecelakaan yang besar pula. Kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku yang telah menjerumuskan aku ke dalam kesesatan". Memang yang menjerumuskan manusia ke dalam kecelakaan dan kesesatan itu ada kalanya setan sendiri atau setan yang berbentuk manusia, seperti seorang musyrik Arab yang bernama Ubay bin Khalaf.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa seorang yang bernama 'Uqbah bin Abu Mu'it sering duduk menghadiri pengajian Nabi Muhammad saw, sehingga karena dipandang sebagai kenalannya, maka pada suatu hari ia mengundang Nabi saw makan di rumahnya. Setelah makanan disiapkan, Nabi saw tidak mau makan, melainkan setelah tuan rumah mengucapkan dua kalimat syahadat. Maka 'Uqbah mengucapkan kalimat syahadat, dan pada hari itu ia sudah dipandang memeluk agama Islam.

Berita tentang 'Uqbah masuk Islam itu setelah sampai kepada Ubay bin Khalaf teman akrabnya membangkitkan kemarahannya, sampai ia berkata kepada 'Uqbah: "Apa betul engkau telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan memeluk agama Muhammad?" Uqbah menjawab: "Demi Allah, tidak. Muhammad hanya datang ke rumahku. Aku sodorkan makanan kepadanya, tetapi ia tidak mau makan kecuali bila aku sudah mengucapkan dua kalimah syahadat. Oleh karena aku malu, jika ada tamu tidak mau makan makananku, maka aku mengucapkan dua kalimat syahadat itu, dan sekali-kali bukan dengan maksud masuk Islam". Ubay bin Khalaf berkata: "Jika benar ucapanmu itu, bahwa kamu hanya berpura-pura saja, maka saya tidak suka bersahabat lagi dengan kamu kecuali kamu harus berani menginjak Muhammad dan meludahi wajahnya". Pada suatu hari Uqbah menjumpai Muhammad saw sedang salat di Darun Nadwah, dekat Baitullah, lalu dikerjakan perbuatannya yang terkutuk itu dan Nabi saw berkata: "Awas hai Uqbah, bila aku menjumpai nanti di luar kota Mekah, Insya Allah pasti aku akan memukulmu dengan pedang pada lehermu". Maka pada waktu perang Badar Uqbah ditawan dan Nabi menyuruh Ali bin Abu Talib memotong lehernya. Itulah akibat yang diderita oleh Uqbah bin Abu Mu'it, karena murtadnya dan perbuatannya yang sangat terkutuk terhadap Nabi ketika beliau sedang salat di muka Baitullah itu. Pantaslah jika ia pada hari kiamat nanti mengeluarkan keluhannya yang penuh dengan penyesalan itu.
Adapun nasib yang menimpa Ubay bin Khalaf, ialah ketika terjadi perang Uhud, Nabi saw melemparkan sebuah tombak kepadanya yang tepat mengenai tenggorokannya. Ia tidak banyak mengeluarkan darah, karena darahnya terbendung dalam kerongkongannya. Ia hanya meraung-raung saja menderita kesakitan, sehingga dengan cara sempoyongan ia kembali kepada kaumnya, yang tidak dapat menolong lagi dan iapun mati beberapa hari kemudian dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Oleh karena itu Nabi saw memberi pedoman supaya selalu mencari sahabat atau teman yang akrab yang baik. Sabda beliau:

الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل.
Artinya:
Manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar bersama teman se agamanya. Oleh karena itu, perhatikanlah olehmu siapa yang dijadikan teman akrabmu itu. (H.R. Abu Daud dan Tirmizi)
Dan sabda Rasulullah saw:

لا تصاحب إلا مؤمنا ولا يأكل طعامك إلا تقي
Artinya:
Jangan bersahabat melainkan dengan orang yang beriman, dan jangan memakan hidanganmu melainkan orang yang bertakwa. (H.R. Abu Daud dan Tirmizi)
Dan Sabda Rasulullah saw:

إنما مثل الجليس الصالح وجليس السوء كحامل المسك ونافخ الكير فحامل المسك إما أن يحذيك وإما أن تبتاع منه وإما أن تجد منه ريحا طيبة ونافخ الكير إما أن يحرق ثيابك وإما أن تجد منه ريحا منتنة
Artinya:
Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang jahat, ialah seperti pembawa minyak kasturi dan pandai besi. Pembawa minyak kasturi itu adakalanya kamu menerima atau membeli minyak daripadanya. Dan paling sedikit kamu mendapatkan bau harum daripadanya. Adapun pandai besi kadang-kadang ia membakar pakaianmu karena semburan apinya atau paling sedikit kamu menjumpai bau keringatnya yang busuk". (H.R. Syaikhani dari Abu Musa Al Asy'ari)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 28
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28)
(Kecelakaan besar bagiku) huruf Alif dari lafal Yaa Wailataa merupakan pergantian Ya Idhafah, asalnya adalah Yaa Wailatii maknanya alangkah binasanya aku (kiranya aku dahulu tidak menjadikan si Polan itu) yakni Ubay bin Khalaf yang dijilatnya tadi (teman akrab).

 Surah Al Furqaan 30
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
(30)
. Rasulullah saw berkata, seraya mengadu kepada Allah SWT: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku yang aku diutus untuk mengajak mereka kepada ketauhidan menjadikan Alquran ini sesuatu yang tidak dihiraukan lagi. Mereka tidak beriman kepadanya, tidak memperhatikan janjinya dan peringatan-peringatannya: Bahkan berpaling dari mendengarnya dan mengikutinya. Kemudian Allah menyuruh Rasul-Nya berlaku sabar menghadapi persoalan-persoalan yang berat itu.

Surah Al Furqaan 30
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
(30)
(Berkatalah Rasul) Nabi Muhammad, ("Ya Rabbku! Sesungguhnya kaumku) kabilah Quraisy (menjadikan Alquran ini suatu yang diasingkan") ditinggal begitu saja. Maka Allah swt. berfirman,



Surah Al Furqaan 31
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
(31)
Dan seperti itulah telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi musuh dari orang-orang yang berdosa yang selalu mencemoohkan kesucian agama dan meremehkan petunjuk yang dibawa oleh Rasul-rasul kepada mereka. Oleh karena itu janganlah engkau berputus asa ataupun merasa sendirian menghadapi tantangan-tantangan seperti itu, karena cukuplah Tuhanmu menjadi Pemimpin dan Penolongmu. Sesuai dengan firman Allah:

وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غرورا
Artinya:
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Q.S. Al An'am: 112)


Surah Al Furqaan 31
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
(31)
("Dan seperti itulah) sebagaimana Kami telah menjadikan bagimu musuh dari kalangan orang-orang musyrik kaummu sendiri (Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi) sebelum kamu (musuh dari orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang musyrik maka bersabarlah sebagaimana mereka bersabar. (Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk) bagimu (dan Penolong") yang menolong kamu terhadap musuh-musuhmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar