Minggu, 21 Desember 2014

Maksudnya Syurga dibawah kaki Ibu

MAKSUD UNGKAPAN SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU
PERTANYAAN :

Syda Ajjah
assalamu 'alaikum ajenge tanglet ,apa benar surga ada di telapak kaki ibu dan knapa bisa di telapak kaki ibu trus seandai nya ibu udah wafat dmana kta bisa mendpatkan surga ? dan knapa bukan ayah,,?
trus kalau surga seorang istri dmana kah ,,?mhon penjelasan nya makash

JAWABAN :

>> Akhi Rezume Shi

setahu ana, itu kiasan saja. bahwasannya surga di bwah telapak kaki ibu bukan taman firdaus yang bercokol di bawah telapak kaki beliau. ntu hanya perumpamaan bahwasannya seorang ibu wajib dihormati 3x lebih baik ketimbang bapak/ayah. jadi gk ad hubungannya sama ibu yang telah meninggaldan untuk istri ...

>> Cahaya Hati

Syurga di telapak kaki ibu..it perumpamaan untk kita sbgai ank jgn pernh melawan ibumemb4ntahmembentakmenyakiti ht nya...Knp syurga tdk d telapak kaki bpak..Krn ibu lbh besar jasa dan kasih sayang'y ..!


>> Masaji Antoro
Wa'alaikumsalam

Maksud “Surga itu dibawah telapak kaki ibu” adalah kata kiasan betapa kita wajib mentaati dan berbakti pada ibu, mendahulukan kepentingan beliau mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada dibawah telapak kakinya bila kita ingin meraih SURGA...

الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات قَالَ رَوَاهُ أَحْمَد وَالنَّسَائِيّ وَابْن مَاجَهْ وَالْحَاكِم

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad, an-Nasaai, Ibn Maajah dan al-Hakim)

==========
( الجنة تحت أقدام الأمهات ) يعني لزوم طاعتهن سبب قريب لدخول الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.Artinya selalu mentaatinya menjadikan sebab akan dekatnya seseorang memasuki surga.
At-Taysiir Bi Syarh al-Jaami’ as-Shaghiir I/996

===============
«الجنة تحت أقدام الأمهات» ويعني: أن من بر أمه وقام بحقها دخل الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. Artinya barangsiapa yang berbkti dan memenuhi hak-hak ibunya miscaya masuk surga.
Daliil al-Faalichiin I/245

==============
3642 (الجنة تحت أقدام الأمهات) يعني التواضع لهن وترضيهن سبب لدخول الجنة ....وقال العامري المراد أنه يكون في برها وخدمتها كالتراب تحت قدميها مقدما لها على هواه مؤثرا برها على بر كل عباد الله لتحملها شدائد حمله ورضاعه وتربيته وقال بعض الصوفية : هذا الحديث له ظاهر وباطن وحق وحقيقة لأن المصطفى صلى الله عليه وسلم أوتي جوامعالكلم فقوله الجنة إلخ ظاهره أن الأمهات يلتمس رضاهن المبلغ إلى الجنة بالتواضع لهن وإلقاء النفس تحت أقدامهن والتذلل لهن والحقيقة فيه أن أمهات المؤمنين هن معه عليه السلام أزواجه في أعلى درجة في الجنة والخلق كلهم تحت تلك الدرجة فانتهاء زوس الخلق في رفعة درجاتهم في الجنة وآخر مقام لهم في الرفعة أول مقام أقدام أمهات المؤمنين فحيث انتهى الخلق فهن ثم ابتداء درجاتهن فالجنة كلها تحت أقدامهن وهذا قاله لمن أراد الغزو معه وله أم تمنعه

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. Artinya patuh dan ridhanya menjadi sebab masuknya seseorang didalam surgaAl-Aamiri berkata “maksudnya ukuran dalam berbakti dan khidmah pada para ibu bagaikan debu yang berada dibawah telapak kaiki mereka, mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti pada mereka ketimbang berbakti pada setiap hamba-hamba Allah lainnya karena merekalah yang rela menanggung beban penderitaan kala mengandung, menyusui serta mendidik anak-anak mereka”.

Sebagian Ulama Tashawwuf menyatakan "Hadits ini memiliki arti secara dhahir, bathin, hak dan hakikat karena baginda nabi Muhammad SAW mampu menguasai segala kesempurnaan bahasaMaka arti “Surga itu dibawah telapak kaki ibu” arti dhahirnya adalah para ibu keridhaannya yang mampu menghantarkan kedalam surga harus diraih dengan berprilaku rendah diri, patuh bagaikan meletakkan diri kita dibawah telapak kakinya.

Arti hakikatnya bahwa para ibu-ibu orang mukmin kelak disurga berada ditempat tertinggi bersama dengan Nabi Muhammad SAW dan setiap makhluk berada dibawah derajat tersebut,Maka puncak derajat para makhluk disurga berada kedudukannya berada dibawah telapak kaki para ibu, dengan demikian semua derajat yang terdapat didalam surga yang kelak dihuni orang-orang mukmin kesemuanya berada dibawah telapak kaki para ibu sebab keluhuran derajat mereka dialam surga.
Faidh al-Qadiir III/477

===============
الجنة تحت أقدام الأمهات قال الطيبي قوله عند رجلها كناية عن غايةالخضوع ونهاية التذلل كما في قوله تعالى واخفض لهما جناح الذل من الرحمة الإسراء

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.At-Thiiby berkata “Ungkapan Nabi ‘dibawah telapak kakinya’ adalah kata kiasan dari bersikap patuh dan taat padanya secara totalitas sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’alaa :Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. 17:24)
Marqah al-Mafaatiih Syarh al-Misykaah XIV/224

Berbaktilah padanya, bila ia telah meninggal minimal doakan keduanya selepas shalat.....

{ أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير } (3) . فالشكر لله على نعمة الإيمان ، وللوالدين على نعمة التربية . وقال سفيان بن عيينة : من صلى الصلوات الخمس فقد شكر الله تعالى ، ومن دعا لوالديه في أدبار الصلوات فقد شكرهما .وفي صحيح البخاري عن عبد الله بن مسعود قال : سألت النبي صلى الله عليه وسلم : أي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ قال : الصلاة على وقتها قال : ثم أي ؟ قال : بر الوالدين قال : ثم أي ؟ قال : الجهاد في سبيل الله (1) . فأخبر صلى الله عليه وسلم أن بر الوالدين أفضل الأعمال بعد الصلاة التي هي أعظم دعائم الإسلام . (2)
__________
(3) سورة لقمان / 14 .
(1) حديث ابن مسعود : " أي الأعمال أحب إلى الله . . . " أخرجه البخاري ( الفتح 10 / 400 ـ ط السلفية ) ومسلم ( 1 / 90 ـ ط الحلبي )
(2) الجامع لأحكام القرآن للقرطبي 10 / 237ـ 238 .

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. 31:14)Dalam ayat diatas syukur pada Allah artinya mensyukuri atas kenikmatan iman, sedang syukur pada kedua orang tua artinya mensyukuri atas jerih payahnya merawat, mendidik dan mengasuh kita semenjak kecil.Tsufyan Bin ‘Uyainah berkata “Barangsiapa telah menjalani shalat lima waktu maka ia telah bersyukur kepada Allah, dan barangsiapa mendoakan kedua orangtuanya seusai shalat maka ia telah bersyukur pada keduanya”

Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah ?’ , Beliau bersabda, ‘Sholat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Kemudian Rasulullah mengkhabarkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang paling disukai oleh Allah setelah shalat yang merupakan paling agungnya tiang-tiang agama islam. “ (HR.Bukhari dan Muslim).
Al-Mausuuah al-Fiqhiyyah VIII/65
Wallaahu A'lamu Bis Showaab

Link Asal >>
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/425436097479204/

Membatalkan Shalat Karena Dipanggil Ibu


PERTANYAAN :
Pada waktu kita sedang melkukan sholat sunnah, tiba-tiba ibu memanggil, apa yang harus kita lakukan ? Berhenti sholat atau meneruskannya tanpa menghiraukan panggilan tersebut ?
JAWABAN :
Awan As-Safaritiyy Asy-syaikheriyy
Menjawab orang tua diharomkan dalam sholat fardlu, karena memutuskanya adalah harom, namun diperbolehkan dalam sholat sunnah.
Kemudian jika merasa berat apabila tidak menjawabnya maka yang lebih utama adalah menjawabnya dan batal sholatnya .menurut imam Muhsyi yang ittiba' kepada imam Qulyubi adalah diperbolehkan, jika merasa berat apabila tidak menjawabnya, tapi jika tidak merasa berat untuk tidak menajawbnya maka tidak boleh menjawabnya. berbeda dalam hal sholat sunnah, dalam sholat sunnah boleh memutuskan sholat sunnah walau tanpa sebab sekalipun.
Jadi menurut qoul yang dibenarkan (ash-showab), lebih utama menjawab orang tua jika merasa berat, jika tidak menjawab seperti apa yang diibarotkan imam ar-Romli dan selainya.
[Hasyah el bajuri1/176]
Masaji Antoro
ASLI COPAS KITAB BAJUURI
واجابة الوالدين حرام في الفرض لان قطعه حرام جائزة في النفل ثم ان شق عليهما عدمها فالاولي الاجابة وتبطل بها الصلاة وتقييد المحشي تبعا للقليوبي الجواز بقوله ان شق عليهما عدمها يقتضي انه لم يشق عليهما عدمها لا تجوز الاجابة وليس كذلك لان قطع النفل جائز ولو بلا سبب فكان الصواب ان يقول والاولي الاجابة ان شق عليهما عدمها كما في عبارة الرملي
Hasyiyah al-Bajuuri I/183 (Daar el-Fikr)
[http://0.facebook.com/home.php…]


Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar