Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah doa yang paling mustajab.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُو بِهَا ، وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى فِى الآخِرَةِ “
Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi umatku di akhirat nanti.”
(HR. Bukhari no. 6304)
Nabi bersabda:
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ، وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَهِيَ نَائِلَةٌ - إِنْ شَاءَ اللهُ - مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا.
“Sesungguhnya setiap nabi mempunyai satu doa yang mustajab. Setiap nabi sudah menggunakan doa tersebut di dunia. Aku ingin menggunakan doa itu kelak untuk memberi syafaat kepada umatku hari kiamat. Syafaat ini–insya Allah- pasti akan didapatkan oleh mereka yang meninggal dari umatku dan tidak menyekutukan Allah.
HR Bukhari (5945), Muslim (199), Tirmidzi (3602), Ibnu Majah (4307), Ahmad (9500), Malik (494), Darimi (2467), dan Ibnu Hibban (6196).
Dari sekian banyak doa beliau yang langsung dikabulkan Allah, ada satu kisah lucu ketika seseorang minta didoakan hujan kemudian seketika langsung turun hujan sampai banjir. Orang tersebut kemudian memohon “revisi” doa.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُو بِهَا ، وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى فِى الآخِرَةِ “
Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi umatku di akhirat nanti.”
(HR. Bukhari no. 6304)
Nabi bersabda:
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ، وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَهِيَ نَائِلَةٌ - إِنْ شَاءَ اللهُ - مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا.
“Sesungguhnya setiap nabi mempunyai satu doa yang mustajab. Setiap nabi sudah menggunakan doa tersebut di dunia. Aku ingin menggunakan doa itu kelak untuk memberi syafaat kepada umatku hari kiamat. Syafaat ini–insya Allah- pasti akan didapatkan oleh mereka yang meninggal dari umatku dan tidak menyekutukan Allah.
HR Bukhari (5945), Muslim (199), Tirmidzi (3602), Ibnu Majah (4307), Ahmad (9500), Malik (494), Darimi (2467), dan Ibnu Hibban (6196).
Dari sekian banyak doa beliau yang langsung dikabulkan Allah, ada satu kisah lucu ketika seseorang minta didoakan hujan kemudian seketika langsung turun hujan sampai banjir. Orang tersebut kemudian memohon “revisi” doa.
Penasaran? Ini
kisah selengkapnya.
Hari-hari itu adalah hari-hari yang
berat bagi penduduk Madinah. Bagaimana tidak, mereka yang selama ini
hidup dengan mata pencaharian berkebun dan berternak, kini dilanda
kekeringan. Kehidupan pun menjadi sulit, bahkan sebagian binatang ternak
tak mampu bertahan hidup.
Seorang laki-laki dari kalangan penduduk Madinah mengambil inisiatif, memohon Rasulullah berdoa.
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْكُرَاعُ هَلَكَتْ الشَّاءُ فَادْعُ اللَّهَ يَسْقِينَا
“Wahai Rasulullah, binatang ternak telah binasa dan kehidupan telah menjadi sulit (akibat kekeringan ini).
Maka berdoalah kepada Allah agar menurunkan air untuk kita..”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kemudian menengadahkan kedua telapak tangan beliau dan berdoa.
Seketika, angin berhembus. Langit yang cerah berubah menjadi mendung.
Awan berdatangan dan hujan pun turun sangat lebat. Ketika jamaah shalat
Jum’at turun dari masjid, jalan-jalan telah tergenang dengan air.
Hujan terus mengguyur Madinah selama tujuh hari berturut-turut. Hingga
Jum’at berikutnya, laki-laki yang pada pekan sebelumnya minta didoakan
hujan kini mengadu kembali kepada Rasulullah.
يَا رَسُولَ اللَّهِ تَهَدَّمَتْ الْبُيُوتُ فَادْعُ اللَّهَ يَحْبِسْهُ
“Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah menjadi rusak (akibat banjir), maka berdoalah kepada Allah agar menghentikan hujan”
Mendengar permintaan tersebut, Rasulullah tersenyum. Kemudian beliau berdoa,
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
“Ya Allah… pindahkanlah hujan ke sekitar kami dan jangan di atas kami (yang dapat membinasakan kami)”
Seketika itu hujan berhenti dan
awan-awan menyebar ke sekitar kota Madinah. Hujan telah berpindah ke
luar Madinah. Menyirami kebun-kebun dan pegunungan. Banjir pun segera
berlalu.
Demikianlah keajaiban doa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Doa beliau langsung diijabahi Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Tak heran jika kemudian banyak sahabat yang
langsung meminta didoakan beliau, misalnya Ukasyah yang minta didoakan
ketika Rasulullah mensabdakan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab.
Doa-doa beliau yang langsung dikabulkan Allah juga dirasakan oleh para
sahabat semisal doa kemenangan pada perang Badar, doa kesembuhan untuk
Ali bin Abu Thalib pada perang Khaibar, dan doa untuk Hudzaifah pada
perang Ahzab.
Kini Rasulullah telah tiada. Tetapi
beliau masih menyimpan satu doa, doa pamungkas yang pasti dikabulkan
oleh Allah. Jika para Nabi sebelumnya telah menggunakan doa pamungkas
itu untuk melawan musuhnya atau mengazab umat yang durhaka, Rasulullah
menyimpan doa itu untuk digunakan di akhirat kelak. Doa itu akan
digunakan Rasulullah untuk memintakan syafaat bagi umatnya. Semoga kita
termasuk umat yang mendapat doa syafaat tersebut. Sebab doa syafaat itu
pasti dikabulkan Allah Azza wa Jalla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar