Sabtu, 20 Desember 2014

Keadaan Wali setelah wafat

KEADAAN KEKASIH ALLOH SETELAH WAFAT
Berkata Asy Syaikh As Sayyid ‘Abdullãh bi ‘Alawi Al Haddãd radliallãhu ‘anh:

ان الأخيار اذا ماتوا لم تفقد منهم الا أعيانهم وصوارهم واما حقائقهم فموجودة فهم أحياء في قبورهم , واذا كان الولى حيا في قبره فإنه لم يفقد شيأ من علمه وعقله وقواة الرحانية بل تزداد أرواحهم بعد الموت بصيرة وعلما وحياة الرحانية وتوجها إلى الله , فإذا توجهت أرواحهم إلى الله تعالى في شيء قضاه سبحانه وتعالى وأجراه إكراما لهم.
سراج الطالبين للشيخ إحسان بن محمد دحلان الجمفسي الكديري ج 1 ص 466.


"Sesungguhnya orang-orang pilihan (waliyullãh) jika mereka wafat, tidak hilang dari mereka kecuali hanya jasad dan bentuknya saja. Adapun hakekatnya, mereka hidup dalam kubur mereka. Dan ketika seorang wali itu hidup dalam kubur mereka, sesungguhnya tidak lepas dari diri mereka sedikit pun ilmu, aqal, dan kekuatan ruhani mereka. Bahkan bertambahlah pada arwah-arwah mereka bashirah, ilmu, kehidupan ruhaniyyah, dan tawajjuh mereka kepada Allah setelah kematian mereka. Dan jika arwah-arwah mereka bertawajjuh kepada Allah Ta’ala dalam suatu hal (hajat), maka Allah Ta’ala pasti memenuhinya dan mengabulkannya sebagai kehormatan bagi mereka".
[Siraju at-Thãlibĩn, Syaikh Ihsan bin Muhammad Dahlan Al jampasy Kediri-Jatim-Indonesia. Juz: I, Hal: 466.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar