Oleh : Ustaz Muhammad Husni Ginting
Banyak sekali kita dengar dari mulut kaum wahabi bahwa ulama sufi
tidak pernah mengikuti peperangan jihad fisabilillah, mereka hanya sibuk
dengan ibadah dan melupakan kewajiban jihad, kaum wahabi mencoba untuk
menghilangkan sejarah yang pernah diukir oleh pembesar-pembesar sufi
yang ikut dalam perjuangan melawan kafir-kafir penjajah negeri islam,
mereka memutar balikkan fakta yang ada, selanjutnya mereka membanggakan
diri dengan menyebut sebagai pahlawan yang mati-matian menyerang musuh
islam dan mengobarkan panji jihad, mereka adalah musuh Amerika yang
tidak takut mati, musuh umat kristen yang gagah berani, ditangan mereka
berdirinya syari`at, merekalah kelompok yang benar dan berjaya
mendapatkan naungan surga. Tetapi apakah jihad mereka sesuai dengan
peraturan al-Qur`an dan sunnah Nabi, kenapa banyak umat islam yang
mereka bunuh dengan letupan bom, berapa banyak nyawa melayang dengan
serangan bom rakitan yang diledakkan oleh mereka, berapa banyak
perempuan yang jadi janda hanya karena tidak faham makna jihad
sebenarnya, berapa banyak anak-anak menjadi yatim karena bom bunuh diri,
Bali yang indah digoncang oleh bom atas nama jihad mereka, Jakarta yang
megah diserang bom atas nama jihad, Besawir Pakistan yang meriah hancur
luluh lantah dihantam bom bunuh diri atas nama jihad, Syarmun Syeikh
Mesir yang cerah tidak ketinggalan di bom oleh mereka, somalia menjadi
tempat darah bersimbah hanya atas nama jihad, yang mati juga orang
islam, yang diperangi juga orang islam, inikah jihad mereka, padahal
Rasulullah saw melarang kita untuk membunuh kafir Zimmi, bagaimana pula
membunuh umat islam.
Para ulama sufi dari dahulunya memang sudah dikenal tangguh di medan
perang, mereka tidak pernah takut mengikuti peperangan, tetapi mereka
tidak suka membesar-besarkan keikutsertaan mereka didalam peperangan,
karena hal tersebut bisa membuat niat tidak ikhlas, sebab itulah Imam
Bukhari meletakkan hadits niat didalam bab berjihad fisabilillah, karena
niat yang ikhlas dalam bejihad sangat penting sekali, orang yang mati
dalam peperangan fisabilillah jika tidak memiliki niat yang ikhlas maka
dia mati sia-sia tidak mendapatkan gelar syahid.
Tetapi diantara para Sufi yang mengikuti peperangan melawan kaum
kuffar ada terdapat sebahagiannya yang telah ditulis oleh sejarah,
diantara ulama-ulama sufi yang mengikuti peperangan melawan musuh adalah
:
1 – Imam Abu Hasan Syadzuli, sebagai Imam Sufi yang teragung, dan
telah menggambungkan ilmu hakikat dan syari`at, Qutub pada zamannya,
mengikuti peperangan yang terjadi di Kota Mansurah ( Mesir ) pada tahun
642 hijriyah, walaupun umur beliau telah melewati enam puluh tahun, mata
beliau telah buta tetapi tidak mematikan semangatnya untuk menyertai
jihad fisabilillah, siang malam beliau berdo`a agar Allah memberikan
kemenangan dalam peperangan melawan pasukan Salib yang datang melalui
kota Dimyath, akhirnya pada suatu malam beliau mendapat kabar gembira
dari Rasulullah saw dalam mimpinya tentang kemenangan umat islam,
Sulthan ulama izzuddin Abdussalam meminta pasukan islam mendengarkan
kabar gembira dari Syeikh Abu Hasan Syadzuli sehingga kabar gembira
tersebut menjadi kenyataan yang indah, pasukan salib dapat dikalahkan
bahkan Raja Lois IX ditawan oleh umat islam dan diletakkan dirumah Ibnu
Luqman dikota Mansurah ini terjadi pada tahun 648, tempat ini masih ada
sampai sekarang, syeikh Abu Hasan meninggal dunia pada tahun 656
hijriyah dan dikuburkan di Humaisara. (1 )
2 – Syeikhul Islam Sulthonul ulama al-Mujtahid Izzuddin Abdussalam
merupakan seorang sufi yang hebat dan berani, beliau merupakan ulama
yang sangat ditakuti dan di segani, tidak hanya ahli dalam ilmu agama
tetapi juga ikut tampil didalam peperangan melawan musuh islam,
keberaniannya juga terlihat dihadapan para pemerintahan islam yang tidak
patuh terhadap ajaran agama, beliau juga selalu mengikuti pengajian
Syeikh Abu Hasan Syadzili dan sangat menghormatinya, diantara peperangan
yang beliau ikuti adalah :
a ) Peperangan Salib yang terjadi di kota Mansurah menghadang pasukan
musuk yang datang melalui kota Dimyath menuju kota Kairo, didalam
peperangan ini beliau beserta Syeikh Abu Hasan Syadzuli ikut terjung
langsung ke medan jihad sehingga tertawannya Raja Lois IX, diantara
peristiwa yang sangat dikenang ketika itu adalah teriakan Syeikh
Izzuddin kepada angin ketika melihat banyaknya kapal-kapal perang
Francis yang menghadap ke dermaga Dimyath, dengan suara yang kuat Syeikh
Izzuddin berkata : ” Wahai angin hancurkan meraka “, ketika itu juga
angin menghancurkan kapal-kapal perang Francis, sehingga seorang
prajurit muslim mengatakan : Segala puji bagi Allah yang telah
melihatkan kepada kami dari golongan umat Nabi Muhammad yang telah Allah
mudahkan untuk menundukkan angin.
b) Peperangan melawan Tatar, ketika itu Tatar telah menguasai Baghdad
dan ingin menuju Syam, mendengar kabar kedatangan tentra Tatar yang
tidak berprikemanusian dan terkenal biadap, maka Sulton Saifuddin
Quthruz mempersiapkan tentera untuk menyerang pasukan Tatar, tetapi
serangan tersebut setelah hari raya, Syeikh Izzuddin menyeru kepada
Sulthan agar menyerang mereka ketika bulan ramadhan dan menjanjikannya
dengan kemenangan, janji tersebut menjadi kenyataan sehingga pasukan
Tatar ( Mongngolia ) kalah didalam peperangan Ainul Jalut pada tahun 658
hijriyah.
Beliau meninggal dunia tahun 660 hijriyah (2 ).
3 – Pangeran Abdul Qadir al-Jaza`iri, seorang yang ahli didalam ilmu
hadits dan tasawuf yang memiliki sifat tawadhu` dan rendah hati, tetapi
tidak ingin negerinya dijajah oleh Francis, beliau menyerang tentera
musuh dengan gagah berani sehingga melemahkan pasukkan Francis dan
keuangan mereka, peperangan ini memakan waktu lebih dari tujuh belas
tahun lamanya.(3 ).
4 – Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, ketika Syeikh Ahmad telah dilantik
menjadi pemimpin Zawiyah Tariqah Sanusiyah pada tahun 1900 Masehi
bertepatan tahun 1320 Hijriyah, beliau langsung menyatakan perang
melawan musuh Allah penjajah tanah air mereka, gerakan ini membuat
pasukkan Francis kewalahan menghadapi serangan pasukan Sanusiyah, ketika
itu juga pasukan Italia telah menguasai Barqah, tetapi mendapat
perlawanan dari Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, perjalanan hidupnya penuh
dengan perjuangan sehingga beliau meninggal dengan tenang di kota
Madinah setelah datang dari Syam.( 4 )
5 – Umar Mukhtar , Seorang tenaga pendidik di Jawiyah Sanusiyah yang
telah mengambil Tariqah dari Mursyid Sanusiyah, beliau mengajak
murid-muridnya untuk berjihad fisabilillah melawan Italia yang telah
menduduki kota Banghazi Libya, beliau telah memerangi Italia sebanyak
263 kali dalam masa duapuluh bulan saja, membuat Pasukkan Italia marah
dan mengepung pasukkannya, sehingga banyak tentera islam yang
menyertainya jatuh gugur menghadap Allah, akhirnya beliau ditangkap dan
dipenjara selama empat hari, kemudian dihukum gantung sampai mati pada
tahun 1350 hijriyah.( 5 )
6 – Muhammad Izzuddin Qassam Syadzuli, Beliau merupakan seorang
syeikh Jawiyah Syadzuliyah di gunung al-Adhamiyah dibahagian negeri
Suria, setelah selesai perang dunia pertama tahun 1918 M negeri Francis
menjajah bahagian tepi pantai Suria, ketika itu beliau mengajak para
muridnya untuk mengangkat senjata menyerang penjajahan Francis, beliau
juga turut perang melawan Israel yang telah menduduki Palestina, pada
tahun 1934 meletus revolusi sehingga beliau gugur Syahid dalam
peperangan, kemudian dikuburkan di Haifa, murid-muridnya sampai sekarang
masih ada dan memiliki pasukkan yang berani didalam peperangan,
pasukkan itu adalah Kata`ib Izzuddin Qassam. ( 6 )
Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan sufi yang gugur didalam
peperangan baik yang dicatat didalam sejarah maupun tidak tertera,
semoga Allah melimpahkan surga kepada mereka dan kita semua.
Rujukan :
( 1 ) Bayanul Jazim Anna Tasawuf litazkiyatil Insan Nahjul Lazim
karya Sa`id Abul `As`ad : 132, Tabaqat Syadzuliyah al-Kubra karya Abu
Ali Hasan bin Muhammad al-Faasi : 20. Husnul Muhadharah Fi Tarikhi Mesr
Wal Qahirah Karya Imam Sayuti : 1 /401.
( 2 ) Bayanul Jazim : 133 , Husnul Muhadharah Fi Tarikh Mesr wal Qahirah : 1 / 142, Maktabah al-`Ashriyah Lubnan.
( 3 ) Bayanul Jazim : 134
( 4 ) Bayanul Jazim : 136
( 5 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar :1/939, Bayanul Jazim : 144.
( 6 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar : 2 / 1352.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar