Rabu, 10 September 2014

Haji

TEORI DASAR TENTANG HAJI DAN UMROH
A. Pengertian
1. Haji
Haji menurut bahasa artinya menyengaja. Menurut syara’ ialah berkunjung ke Baitulloh untuk melaksanakn nusuk (ibadah) haji sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Dalam pengertian umum, istilah ibadah haji tercakup di dalamnya haji dan umroh.
2. Umroh
Umroh menurut bahasa artinya berkunjung. Menurt istilah adalah berkunjung ke Baitulloh untuk melaksanakan nusuk (ibadah).
Aturan, syarat, rukun, sunnat dan larangan-larangan umroh persis sama dengan haji, kecuali pada rukun dan wajib umroh ada beberapa sedikit perbedaan. Yang karenanya, umroh disebut juga al hajju al ashghor atau haji kecil.
B. Hukum
Melaksanakan ibadah haji dan juga Umroh hukumnya :
1. fardlu (wajib) ‘aen, bagi yang sudah memenuhi syarat :
a. islam d. merdeka
b. baligh e. mampu (istitho’ah)
c. berakal
Difardlukannya ibadah haji dan umroh hanya sekali dalam seumur hidup
2. sunat, bagi :
a. muslim yang belum baligh
b. hamba sahaya
c. muslim yang telah melaksanakan haji/umroh islam
Haji/umroh islam ialah haji/umroh untuk memenuhi kewajiban seorang muslim atau untuk memenuhi rukun islam.
C. Dasar Hukum
1. Al Quran surat Ali Imron ayat 97 :
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا
“semata-mata karena Alloh, menjadi kewajiban manusia untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitulloh bagi yang mampu dalam perjalanannya”
2. Hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim.
بني الإسلام على خمس : شهادة أن لإ إله إلا الله و أن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان (متفق عليه)
“Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu (1) persaksian bahwa tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad SAW. adalah utusan Alloh, (2) mendirikan sholat, (3) mengeluarkan zakat, (4) berkunjung ke Baitulloh, (5) berpuasa di bulan Romadlon (H.R. Bukhori dan Muslim)
Rukun dan Wajib dalam Haji dan Umroh
A. Pengertian rukun dan wajib
Dalam selain ibadah haji, pengertian rukun dan wajib sama, ialah sesuatu yang harus ada atau harus dilaksanakan ketika melakukan suatu pekerjaan (ibadah). Seperti membaca Al Fatihah dalam sholat. Tanpa membaca fatihah, solat seseorang dihukumi tidak sah karena fatihah termasuk rukun atau bacaan yang wajib dibaca ketika sholat.
Dalam ibadah haji rukun dan wajib dibedakan. Haji seseorang tidak sah bila meninggalkan salah satu rukun haji. Tetapi bila yang ditingalkannya bagian dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tapi diharuskan membayar dam (denda).
B. Rukun dan wajib dalam haji dan umroh
Rukun Haji
1. Ihrom
2. Wuquf di arofah
3. Thowaf
4. Sa’i
5. Bercukur
6. Tartib
Wajib Haji
1. Ihrom dari miqot
2. Mabit di muzdalifah
3. Mabit di mina
4. Melontar jumroh
5. Menghindari muharromat
Rukun Umroh
1. Ihrom
2. Thowaf
3. Sa’i
4. Bercukur
5. Tertib
Wajib umroh
1. Ihrom dari miqot
2. Menghindari muharromat
C. Muharromat (larang-larangan ihrom)
Yang dimaksud dengan muharromat dalam ibadah haji/umroh ialah larangan dari mengerjakan pelanggaran atau dari meninggalkan kewajiban. Akibat dari melanggar larangan ini diwajibkan dam.
D. Dam
Dam artinya darah. dalam ibadah haji/umroh dam berarti sangsi atau dendaan karena adanya pelangggaran. Bentuk dam bermacam macam tergantung jenis pelanggarannya. Menurut sifatnya dam terbagi dua:1. Dam tartib (berurutan), ialah sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya hanya satu dan HARUS berurutan dari yang pertama.2. Dam takhyir (pilihan), ialah sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya BOLEH memilih salah satunya.
Jenis Pekerjaan / Pelanggaran
(A)
1. mengerjakan haji tamattu’
2. mengerjakan haji qiron
3. tidak thowaf wada’ (menurut qoul yang menghukumi wajib)
4. tidak mabit di muzdalifah
5. tidak mabit di mina
6. ihromnya tidak dari miqot
7. tidak melontar jumroh
Termasuk jenis dam Tartib (berurutan)
Cara Membayar Dam
• Menyembelih seekor domba / kambing
• Puasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan ketika berihrom dan 7 hari setelah pulang ke kampung halaman
(B)
• jima’ mufsid (ialah jima’ yang dilakukan sebelum tahallul awwal)
jenis dam Tartib
cara membayar dam
• Menyembelih seekor unta
• Seekor sapi
• 7 ekor domba
• Puasa lamanya seharga anak unta dibagi satu mud kali 1 hari
(C)
Nikah atau menikahkan
Tidak ada dam, hanya status pernikahannya tidak sah
(D)
1. memotong rambut
2. memotong kuku
3. melanggar cara berpakaian*
4. memakai wewangian
5. memakai minyak rambut
6. bercumbu
7. jima’ antara dua tahallul
8. jima’ setelah jima’ mufsid
* khusus bagi laki-laki, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian yang dijahit atau melingkar.
termasuk jenis dam Takhyir (memilih)
cara membayar dam:
Boleh memilih :
• menyembelih seekor domba
• shodaqoh makanan sebanyak 3 kali ukuran zakat fithrah ( 10 liter) dibagikan kepada 6 orang faqir miskin
(E)
membunuh binatang darat yang halal dimakan dan liar
termasuk jenis dam Takhyir
cara membayar dam
Boleh memilih :
• Menyembelih binatang yang sebangsa dengan yang dibunuh
• Shodaqoh seharga hewan tersebut
• Puasa yang lamanya seharga hewan yang dibunuh dibagi satu mud kali satu hari
(F)
mencabut / merusak pepohonan
cara membayar dam:
shodaqoh makanan seharga pepohonan yang dirusak
E. Miqot
Miqot artinya batas. Miqot ada dua macam
1. Miqot zamani artinya batas waktu
2. Miqot makani artinya batas tempat
MIQOT ZAMANI untuk umroh tidak ada, artinya semua hari dan tanggal dalam setahun (hijriyyah) boleh dipakai untuk ibadah umroh
MIQOT ZAMANI untuk haji adalah sejak masuk bulan haji (syawwal, dzul qo’dan dan dzul hijjah) dari tanggal 1 syawwal sampai dengan tanggal 9 dzulhijjah. Jadi tidak sah hajinya bila berihrom sebelum atau sesudah waktu tersebut.
Rentang waktu antara tanggal 1 syawwal dan 9 dzul hijjah adalah waktu untuk memulai atau berniat ihrom haji, bukan untuk melaksanakan pekerjaan haji. Karena seluruh pekerjaan haji memiliki waktu sendiri-sendiri dan harus dilaksanakan pada waktunya, dan pekerjaan haji dimulai pada tanggal 9 dzul hijjah yaitu wuquf di arofah.
Ketika seorang jamaah memulai ihrom haji pada tanggal 1 syawwal misalnya, maka setelah itu status yang bersangkutan disebut muhrim (orang yang ihrom). Sebagaimana ihrom yang berarti mengharamkan, maka seorang muhrim (haji) pun sedang mengharamkan (diri) dari melaksanakan larangan-larangan haji.
Jadi, ketika memulai ihrom dari tanggal 1 syawwal, maka sejak tanggal itu seluruh larangan haji terkena kepadanya sampai yang bersangkutan melakukan tahallul (kurang lebih 70 hari).
MIQOT MAKANI, bagi penduduk/muqim di makkah adalah pintu rumahnya, dan bagi yang diluar Makkah yaitu :
• bagi yang datang dari arah Madinah miqotnya Dzul Hulaifah
• bagi yang datang dari arah Sirya, Mesir dan afrika miqotnya Juhfah
• bagi yang datang dari arah Yaman miqotnya Yulamlam dan Qornul Manazil
• bagi yang datang dari arah timur kota Makkah miqotnya Dzatu ‘Iroq
RINCIAN DAN PENJELASAN PEKERJAAN HAJI DAN UMROHA. Ihrom
Ihrom adalah suatu keadaan (berhubungan dengan tempat dan waktu) antara niat memasuki ibadah haji atau ‘umroh sampai tahallul. Ihrom bukanlah pengertian dari pekerjaan yang mandiri seperti halnya thowaf atau sa’i. Lafadz niat ihrom haji adalah :
لبيك اللهم حجا
“ Ya Alloh, saya datang untuk memenuhi panngilan untuk melaksanakan haji”
نـويت الحج وأحرمت به
“Niat saya mengerjakan haji dan berihrom untuknya”
Hal-hal yang sunat dilakukan oleh orang berihrom :
1. Membersihkan diri sebelum berihrom dari kotoran, memotong kuku dan bercukur
2. Mandi sebelum berihrom
3. Memakai wewangian sebelum berihrom
4. Memakai pakaian serba putih dan suci
5. Sholat sunat ihrom sebanyak dua rokaat sebelum berihrom
6. Menghadap qiblat ketika niat berihrom
7. Memperbanyak bacaan talbiyah selama berihrom kecuali ketika melontar jumroh, thowaf dan sa’i. Pada ketiga pekerjaan tersebut ada bacaan-bacaan tersendiri
Kalimat talbiyah :
لبيك اللهم لبيك, لبيك لا شريك لك لبيك, إن الحمد والنعمة لك والملك لاشريك لك
B. Wuquf di ‘Arofah
Wuquf artinya diam. Masa wuquf di ‘arofah yaitu antara tanggal 9 dzulhijjah (ba’da dzuhur) sampai dengan terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah. Wuquf di ‘arofah sebenarnya cukup dengan hadir sejenak diantara masa wuquf tersebut. Yang paling utamanya bisa mencakup tanggal 9 dan 10.
Hal-hal yang disunatkan ketika wuquf
1. Meninggalkan pembicaraan yang kurang berguna
2. Berbuat hanya yang bersifat taqorrub kepada Alloh, seperti dzikir, membaca quran, tahlil, berdo’a dan membaca talbiyah.
3. Bersikap tadlorru’ (merendahkan diri) dan ilhah (merengek) ketika berdo’a
C. Mabit di Muzdalifah
Mabit artinya menginap. Masa mabit di muzdalifah cukup dengan hadir sejenak diantara tengah malam sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah, dan setelah selesai wuquf di ‘arofah.
Disunatkan berdiam di Masy’aril Harom, yaitu suatu bangunan atau tugu perbatasan antara Muzdalifah dan Mina, sampai pagi sambil memperbanyak istighfar. Dan memungut batu untuk melontar jumroh ‘aqobah tanggal 10 di Mina.
D. Mabit dan Melontar Jumroh di Mina
Pekerjaan yang dilakukan ketika berada di Mina intinya ada dua, yaitu :
1. mabit, tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah
2. melontar jumroh :
• jumroh ‘aqobah pada tanggal 10 dzulhijjah, awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 (malam idul adlha), utamanya dilakukan antara terbit matahari sampai tergelincir.
• jumroh uula (kubro), jumroh wustho, dan jumroh ‘aqobah pada tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah dan dilakukan secara berurutan, awal waktunya setelah tergelincir matahari (setiap hari melakukan lemparan jumroh).
Setiap satu kali melontar Jumroh adalah 7 kali lemparan dengan 7 buah batu (kerikil), dan tidak boleh disatukan sekaligus.
Batu-batu yang sudah dipakai melempar, tidak digunakan untuk lemparan berikutnya.
Pekerjaan lain yang dilakukan ketika di Mina yaitu :
• memotong hewan qurban dan hewan untuk dam
• bercukur sebagai tanda tahallul (tahallul awwal)
E. Thowaf
Thowaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah mengelilingi ka’bah dengan syarat-syarat tertentu.
Macam-macam thowaf :
1. Thowaf Ifadloh (T. rukun haji)
2. Thowaf Rukun ‘Umroh
3. Towaf Wada’ (menurut pendapat yang menyatakan sunat)
4. Thowaf Sunat
5. Thowaf Qudum (thowaf selamat datang)
6. Thowaf Nadzar (thowaf yang dijanjikan)
Setiap memasuki Masjidil Harom disunatkan melakukan thowaf sebagai pengganti sholat tahiyyatul masjid.
Syarat-syarat thowaf :
1. Bersih dari hadats kecil dan hadats besar dan dari najis
2. Menutupi aurat
3. Thowaf dimulai dari hajar aswad (batu hitam di salah satu sudut ka’bah)
4. Pundak harus lurus sejajar dengan hajar aswad pada awal dan akhir thowaf
5. Ka’bah selamanya berada di sebelah kiri. jadi berkelilingnya ke arah kiri
6. Thowaf dilakukan di luar ka’bah dan syadzarwan (bagian dasar ka’bah) serta di luar hijir Ismail
7. Thowaf sebanyak 7 keliling. Artinya setiap satu kali thowaf adalah 7 keliling
8. Langkah dalam thowaf hendaklah murni berupa langkah, tidak ada langkah dengan tujuan lain (seperti mengejar orang lain)
9. Thowaf harus di dalam masjid
Hal-hal yang disunatkan ketika thowaf :
1. Istilam (melambaikan tangan ke arah ka’bah) dan mencium hajar aswad
2. Istilam ke Rukun Yamani (salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah negara Yaman)
3. Thowafnya dengan berjalan kaki
4. Telanjang kaki, kecuali kalau terpaksa
5. Berjalan agak cepat pada 3 putaran pertama
6. Thowafnya terus menerus
7. Sholat sunat thowaf dua rokaat atau lebih setelah thowaf. Utamanya dilakukan di belakang maqom Ibrohim
F. Sa’i
Sa’i artinya berjalan. Maksudnya adalah berjalan antara Shofa dan Marwah.
Syarat-syarat sa’i :
1. Dimulai dari shofa dan berakhir di marwah
2. Sa’i dilakukan 7 jalan dengan hitungan yang jelas
3. Sa’i harus dilakukan setelah thowaf
4. Sahnya sa’i tergantung kepada sahnya thowaf
Sa’i ‘umroh dilakukan setelah thowaf ‘umroh, dan sa’i haji bisa setelah thowaf ifadloh atau thowaf qudum
Orang yang sa’inya menggunakan kursi roda dan sejenisnya, maka rodanya harus menyentuh anak tangga terbawah bukit shofa, sedangkan di marwah cukup memasuki bangunannya saja.
Sa’i selalu didahului dengan thowaf, namun tidak berarti setelah thowaf harus sa’i.
Sunat-sunat sa’i :
1. bersih dari hadats dan najis
2. Menutup aurat
3. Naik ke bukit shofa dan marwah sehingga ka’bah bisa terlihat dari atasnya
4. Berlari-lari kecil (jigjrig) diantara dua pal hijau bagi laki-laki yang mampu
5. Berturut-turut pada stiap jalanan sa’i, antara ketujuh jalanan sa’i, dan antara thowaf dan sa’i
G. Bercukur
Bercukur, yaitu menghilangkan 3 lembar rambut kepala. Caranya bisa dengan memotong, menggunting, mencabut, memakai obat dsb. Ketika bercukur disunatkan :
1. menghadap qiblat
2. berdo’a dan membaca dzikir sebelumnya
3. membaca takbir sebelum dan sesudahnya
H. Tartib
Tartib artinya tersusun. Maksudnya, tersusunnya pelaksanaan rukun-rukun haji dan ‘umroh sesuai dengan urutan dan aturannya.
• Tartib dalam ‘umroh ialah menyusun semua rukun ‘umroh.
• Tartib dalam haji ialah :
1. mendahulukan ihrom dan wuquf dari seluruh pekerjaan haji
2. mendahulukan thowaf dari sa’i.
Dalam pelaksanaannya, masing-masing antara rukun dan wajib haji tidak diatur harus diselesaikan/didahulukan salah satunya baru kemudian yang satunya lagi. Tetapi diantara keduanya dijadikan satuan pekerjaan yang utuh.
I. Tahallul
Tahallul artinya menjadi halal, maksudnya terbebas dari semua yang diharamkan. Dari semua rangkaian kewajiban haji, ada tiga pekerjaan yang disebut pekerjaan utama. Yaitu melontar jumroh aqobah tanggal 10, bercukur, dan thowaf ifadloh. Dari mengerjakan ke tiga hal tersebut akan didapat dua macam/tahapan tahallul :
1. Tahallul awal (pertama), ialah apabila sudah mengerjakan dua dari yang tiga di atas. Dan setelah tahallul ini, semua larangan ihrom menjadi halal kecuali jima’ (bersetubuh), muqoddimahnya dan nikah.
2. Tahallul tsani (kedua), ialah bila sudah menyelesaikan ketiga-tiganya. Dan tahallul ini menghalalkan jima’
Urutan mengerjakan ketiga hal di atas bisa bervariasi, diantaranya :
a) Jumroh ‘aqobah dahulu, kemudian bercukur. Setelah itu menuju makkah untuk thowaf ifadloh. Dan dalam pada itu (thowaf) si pelaku sudah dalam keadaan tahallul awal.
b) Jumroh ‘aqobah dahulu, kemudian berangkat ke makkah untuk thowaf ifadloh serta sa’inya (bila setelah thowaf qudum tidak sa’i). Baru setelah itu bercukur (masih di makkah). Berarti tahallul awalnya dilakukan di makkah setelah thowaf (atau sa’i)
J. Nafar
Nafar artinya bubar atau keluar. Maksudnya adalah keluar dari ibadah haji setelah melaksanakan semua kewajibannya.
Pelaksanaan nafar bisa dengan dua cara;
1. Nafar awwal, keluar pada tahap pertama. Ini dilakukan oleh jamaah pada tanggal 12 dzul hijjah dengan meninggalkan pekerjaan tanggal 13.
2. Nafar tsani, keluar pada tahap ke dua. Ini dilakukan oleh jamaah pada tanggal 13 Dzul hijjah dengan melaksanakan pekerjaan (kewajiban) pada tanggal 13.
Jamaah yang melakukan nafar awal brarti meninggalkan pekerjaan untuk tanggal 13, namun demikian, walau pekerjaan pada tanggal 13 termasuk wajib tetapi jamaah yang melakukan nafar awal tidak terkena konsekwensi dam dan hajinya sah.
URUTAN PEKERJAAN HAJI
Rukun Haji
1. Ihrom
2. Wuquf di arofah
3. Thowaf
4. Sa’i
5. Bercukur
6. Tartib
Wajib Haji
a. Ihrom dari miqot
b. Mabit di muzdalifah
c. Mabit di mina
d.1 Melontar jumroh jumroh aqobah pada tanggal 10
d.2 Melontarjumroh ula, wustho dan ‘aqobah
e. Menghindari muharromat
Urutan/skema pekerjaan haji
1+ a --- 2---b---d1---5---3---4---c + d2
urutan/skema pekerjaan umroh
1+ a---2--- 3---4
CARA PELAKSANAAN HAJI DAN UMROH
Cara melaksanakan haji dan umroh bisa dengan tiga cara, yaitu :
1. Tamattu’ yaitu melaksanakan umroh dahulu kemudian haji
2. Ifrod yaitu melaksakan haji dahulu kemudian umroh
3. Qiron yaitu melaksanakan haji dan umroh secara bersamaan
Demikian catatan kecil ini. Semoga bermanfaat. Wallohu almu’in wa bihii nasta’iin.
[ Sumber utama : Hasyiyah Albajuri dan Hasyiyah I’anatuth Tholibin ]

BOLEHKAH MEMBAYAR DAM HAJI DI INDONESIA ?
PERTANYAAN :
A Badai AbdAz
Ada inbox masuk : bolehkah membayar DAM haji di Indonesia..? (pelaksanaan dam-nya diIndonesia, sementara orang yg melaksanakan haji-nya masih di makkah/madinah)
JAWABAN :
Mbah Jenggot
Gak boleh. DAM harus diberikan pada fakir miskin Makkah.
Masaji Antoro
DAM (Denda pelanggaran dalam ibadah haji) yang bersifat harta benda (menyembelih kambing atau shadaqah pada 6 fakir miskin 3 Sho'/7,50 kg) hanya boleh diberikan pada fakir miskinnya tanah haram dan tidak boleh di pindah kedaerah lain (indonesia misalnya). Keterangan dari :
ويجوز أن يدفع لكل منهم مدا أو أكثر أو أقل إلا دم نحو الحلق فيتعين لكل واحد من ستة مساكين نصف صاع كما مر فإن عدموا من الحرم أخر الواجب المالي حتى يجدهم ولا يجوز نقله بخلاف الزكاة إذ ليس فيها نص صريح بتخصيص البلد بخلاف هذا
Bagi setiap mereka boleh diberikan satu mud, lebih banyak atau lebih sedikit kecuali DAM akibat mencukur rambut maka bagi setiap seorang dari enam miskin tersebut wajib diberikan separoh sho’ (1,25 Kg) seperti pada keterangan yang telah lewat.
Bila mereka (fakir miskin) tidak diketemukan di tanah haram maka kewajiban yang bersifat harta benda tersebut wajib diundur hingga mereka diketemukan dan tidak diperkenankan memindahkan DAM kedarah lain berbeda dengan masalah zakat karena dalam zakat tidak diketemukan dalil nash yang jelas dalam ketertentuan daerah dikeluarkannya harta benda berbeda dengan masalah DAM ini. [ Al-Minhaj al-Qawiim I/625 ]
* (فرع)
قال القاصي حسين في الفتاوي لو لم يجد في الحرم مسكينا لم يجز نقل الدم إلى موضع آخر سواء جوزنا نقل الزكاة أم لا لانه وجب لمساكين الحرم كمن نذر الصدقة على مساكين بلد فلم يجد فيه مساكين يصبر حتى يجدهم ولا يجوز نقله بخلاف الزكاة على أحد القولين لانه ليس فيها نص صريح بتخصيص البلد بها بخلاف الهدى
[ CABANG ] Berkata alQaadhi al-Husaain dalam Kitab Fataawanya “Bila ditanah haram tidak diketemukan orang miskin tidak diperkenankan memindahkan DAM (denda pelanggaran dalam haji) ke tempat lain baik menurut pendapat ulama yang memperbolehkan memindahkan zakat atau tidak, karena DAM hanya wajib diberikan pada fakir miskinnya tanah haram seperti halnya saat seseorang bernadzar bersedekah pada faki miskinnya suatu daerah (yang telah ia tentukan) kemudian ia tidak menemukan fakir miskin didaerah tersebut maka ia wajib bersabar dan menunggu hingga menjumpai mereka.
Dan tidak boleh dipindahkan dipindah kedaerah lain berbeda dengan masalah zakat yang ada pendapat ulama yang membolehkan memindahnya karena dalam zakat tidak diketemukan dalil nash yang jelas dalam ketertentuan daerah dikeluarkannya harta benda berbeda dengan masalah DAM ini. [ Al-Majmuu’ alaa Syarh al-Muhaddzab VII/500 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.

Melempar jumroh dengan batu mustakmal ( telah digunakan )

PERTANYAAN :
Nada Rianti Banjari
Assalamu'alaykum...apa hukumnya melontar jumroh menggunakan batu musta'mal ??????
JAWABAN :
Masaji Antoro
Wa'alaikumsalam, hukum melontar jumroh menggunakan batu musta'mal adalah BOLEH TAPI MAKRUH
ويكره أخذ حصى الجمار من حل لعدوله عن الحرم المحترم ومن مسجد كما ذكره لأنها فرشه ومن حش بفتح المهملة أشهر من ضمها وهو المرحاض لنجاسته وكذا من كل موضع نجس كما نص عليه في الأم ومما رمى به لما روي أن المقبول يرفع والمردود يترك ولولا ذلك لسد ما بين الجبلين فإن رمى بشيء من ذلك أجزأه
قال في المجموع فإن قيل لم جاز الرمي بحجر رمى به دون الوضوء بماء توضأ به قلنا فرق القاضي أبو الطيب وغيره بأن الوضوء بالماء إتلاف له كالعتق فلا يتوضأ به مرتين كما لا يعتق العبد عن الكفارة مرتين والحجر كالثوب في ستر العورة فإنه يجوز أن يصلي فيه صلوات
Kemakruhan pengambilan batu saat melempar jumrah :
1. Mengambil batunya dari tanah halal karena memindahkan batunya ketanah haram
2. Diambil dari masjid karena termasuk alas dan bagian dari masjid
3. Diambil dari tempat pembuangan kotoran dan setiap tempat najis karena kenajisannya
4. Dari batu yang telah terlemparkan karena dalam sebuah riwayat “Yang diterima terangkat, yang tertolak tertinggal” dan karena bila yang demikian dilarang tentuanya kedua bukit tempat pelemparan jumrah akan tertutup batu karenanya bila melempar dengan mengambil batu darinya sudah mencukupi
Imam Nawawi berkata dalam kitab al-Majmu’ “Kenapa diperbolehkan melempar dengan batu yang telah terlempar dan hal demikian tidak diperbolehkan dalam masalah wudhu dengan menggunakan air yang telah dibuat wudhu ?
Al-Qadhi Abu Thayyib dan lainnya berargumen “Sesungguhnya wudhu telah merusakkan air sebagaimana hamba sahaya yang telah dibebaskan sebagai penebus kaffaarat tidak dapat digunakan sebagai penebus kembali sedangkan batu pelemparan jumrah ibarat pakaian sebagai penutup aurat yang diperbolehkan untuk digunakan shalat berulang-ulang. [ Mughni al-Muhtaaj I/500 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab

MENGHAJIKAN ORANG MISKIN

PERTANYAAN :
John Seven d'Fortunate
Manakah yg lebih utama bagi org yg sudah pernah berhaji (bila di beri rizki utk berhaji) antara berhaji lagi atau menghajikan tetangganya yg miskin?
JAWABAN :
Masaji Antoro
Kewajiban haji dan umrah sepanjang umur seseorang itu hanya sekali, bila sudah sekali melaksanakan keduanya hukumnya bisa fardhu kifayah bisa sunah (lihat keterangan ibarah). Sementara itu menolong orang lain bisa fardhu ain, fardhu kifaayah bisa juga sunah. Bila haji yang bukan wajib dan membantu orang lain diatas sama-sama fardhu kifayah atau sama-sama sunah mengenai mana yang lebih utama ada dua pendapat :
1. Lebih utama naik haji
2. Lebih utama membantu orang lain
DASAR PENGAMBILAN HUKUM
ويجبان أيضا وجوبا كفائيا كل سنة لإحياء الكعبة المشرفة على الأحرار البالغين…… ويسنان من الأرقاء والصبيان والمجانين
Keduanya juga wajib dilakukan kifaayah dilakukan setiap tahun bagi orang-orang merdeka, baligh agar dapat menghidupkan ka’bah yang mulia…. Dan keduanya sunah bagi hamba sahaya, anak-anak dan orang gila. [ I’aanah at-Thoolibiin II/280 ].
)ومن اعظم الطاعات ( ومن ثم وجهوا قول الشافعي رضي الله عنه الاشتغال بالعلم افضل من صلاة النافلة بان الاشتغال بالعلم فرض كفاية وهو افضل من النفل وياءتي علي ما ذكرته بناء علي ان فرض الصدقة افضل من فرض الحج ونفلها افضل من نفله وهو ما يدل عليه كثير من العبارات فيما فهم منها كلام العمادي في زيادته من ان حج التطوع افضل من صدقة التطوع
Dan diantara amal-amal ketaatan yang paling besar dan ini sesuai dengan pernyataan Imam Syafi’I ra. adalah Belajar ilmu agama itu lebih utama dibandingkan shalat sunah karena belajar ilmu itu fardu kifaayah dan lebih utama ketimbang perkara sunah, Kewajiban bersedekah itu lebih utama ketimbang kewajiban haji dan sedekah sunah itu lebih utama ketimbang haji sunah. Menurut al’Ibaadi bahwa orang yang berhaji dengan haji sunah itu lebih utama ketimbang sedekah sunah. [ Iidhooh fi Muhyi as-Sunnah li Ibni Hajar alHaitamy Hal. 5 ].
وتقدم في باب صلاة النفل عن القاضي حسين أنه أفضل العبادات لاشتماله على المال والبدن وقال الحليمي الحج يجمع معاني العبادات كلها فمن حج فكأنما صام وصلى واعتكف وزكى ورابط في سبيل الله وغزا وبين ذلك ولأنا دعينا إليه ونحن في أصلاب الآباء كالإيمان الذي هو أفضل العبادات
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab shalat sunah yang dikutip dari alQaadi alHusain bahwa haji sunah itu adalah ibadah yang paling afdhal karena mencakup harta dan badan. Alhulaimy berpendapat, haji itu menghimpun seluruh pengertian ibadah, maka orang yang berhaji ia seakan-akan sekaligus melaksanakan shalat, puasa, I’tikaf zakat dan berjuang dijalan Allah. [ Mugni alMuhtaaj I/460 ].
( وقوله خلافا للقاضي ) أي فإنه قال إن الحج أفضل منها أي ومن غيرها من سائر العبادات أي لاشتماله على المال والبدن ولأنا دعينا إليه ونحن في الأصلاب كما أخذ علينا العهد بالإيمان حينئذ ولأن الحج يجمع معاني العبادات كلها فمن حج فكأنما صام وصلى واعتكف وزكى ورابط في سبيل الله وغزا كما قاله الحليمي قال العلامة عبد الرؤوف والظاهر أن قول القاضي هو أفضل مفروض في غير العلم
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab shalat sunah yang dikutip dari alQaadi alHusain bahwa haji sunah itu adalah ibadah yang paling afdhal karena mencakup harta dan badan. Alhulaimy berpendapat, haji itu menghimpun seluruh pengertian ibadah, maka orang yang berhaji ia seakan-akan sekaligus melaksanakan shalat, puasa, I’tikaf zakat dan berjuang dijalan Allah. Menurut al-‘allaamah Abdurrauf al-munaawy, yang jelas bahwa pendapat alQaadi alHusain tersebut selain yang terkait dengan masalah ilmu. [ I’aanah at-Thoolibiin II/277 ].
Jawaban saya diatas dengan melihat dan menimbang kadar antara ibadah haji dan amal sosialnya, bila hajinya sunnah, kemudian amal sosialnya wajib maka dipilih amal sosialnya, bila amal sosialnya sunah tapi hajinya fardhu kifaayah tentu dipilih ibadah hajinya dan seterusnya sesuai urutan keutamaannya dalam ibarah-ibarah diatas.... Wallaahu A'lamu Bis showaab.......

 MEMANGGIL "HAJI" BAGI YANG BELUM BERHAJI

PERTANYAAN :
Haidir Malakat
Assalaamu'alaikum.. apa Hukumnya memanggil seseorang dengan sebutan "Haji" sedangkan orangg yang di panggil belum berhaji?
JAWABAN :
> Mbah Jenggot II
Wa`alaikum salam. Memanggil “pak haji” dengan tujuan ta’dhim (memuliakan) sementara yang bersangkutan belum melaksanakan ibadah haji hukumnya harom.
وقع السؤال مما يقع كثيرا فى مخاطبة الناس بعضهم مع بعض من قولهم لمن لم يحج يا
حاج فلان تعظيم...ا له هل هو حرام ام لا والجواب عنه ان الظاهر الحرمة لانه كذب
الى ان قال نعم ان اراد بيا حاج فلان المعنى اللغوى وقصد به معنى صحيحا كان اراد
بيا حاج يا قاصد التوجه الى كذا كالجماعة او غيرها فلا حرمة اهـ ع ش .
(حاشية الجمل ص372جز2

BADAL HAJI atau Menggantikan Haji

Oleh Mbah Jenggot II
Masalah menghajikan orang lain Pendapat ulama yang mengatakan boleh menghajikan orang lain, dengan syarat bahwa orang tersebut telah meninggal dunia dan belum melakukan ibadah haji, atau karena sakit berat sehingga tidak memungkinkannya melakukan ibadah haji namun ia kuat secara finansial. Ulama Haanfi mengatakan orang yang sakit atau kondisi badanya tidak memungkinkan melaksanakan ibadah haji namun mempunyai harta atau biaya untuk haji, maka ia wajib membayar orang lain untuk menghajikannya, apalagi bila sakitnya kemungkinan susah disembuhkan, ia wajib meninggalkan wasiat agar dihajikan. Mazhab Maliki mengatakan menghajikan orang yang masih hidup tidak diperbolehkan. Untuk yang telah meninggal sah menghajikannya asalkan ia telah mewasiatkan dengan syarat biaya haji tidak mencapai sepertiga dari harta yang ditinggalkan. Mazhab Syafi'i mengatakan boleh menghajikan orang lain dalam dua kondisi; Pertama : untuk mereka yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena tua atau sakit sehingga tidak sanggup untuk bisa duduk di atas kendaraan. Orang seperti ini kalau mempunyai harta wajib membiayai haji orang lain, cukup dengan biaya haji meskipun tidak termasuk biaya orang yang ditinggalkan. Kedua orang yang telah meninggal dan belum melaksanakan ibadah haji, Ahli warisnya wajib menghajikannya dengan harta yang ditinggalkan, kalau ada. Ulama syafi'i dan Hanbali melihat bahwa kemampuan melaksanakan ibadah haji ada dua macam, yaitu kemampuan langsung, seperti yang sehat dan mempunyai harta. Namun ada juga kemampuan yang sifatnya tidak langsung, yaitu mereka yang secara fisik tidak mampu, namun secara finansial mampu. Keduanya wajib melaksanakan ibadah haji.
Dalil-dalil :
1. Hadist riwayat Ibnu Abbas "Seorang perempuan dari kabilah Khats'am bertanya kepada Rasulullah "Wahai Rasulullah ayahku telah wajib Haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan apakah boleh aku melakukan ibadah haji untuknya?" Jawab Rasulullah "Ya, berhajilah untuknya" (H.R. Bukhari Muslim dll.).
2. Hadist riwayat Ibnu Abbas " Seorang perempuan dari bani Juhainah datang kepada Rasulullah s.a.w. bertanya "Rasulullah!, Ibuku pernah bernadzar ingin melaksanakan ibadah haji, hingga beliau meninggal padahal dia belum melaksanakan ibadah haji tersebut, apakah aku bisa menghajikannya?. Rasulullah menjawab "Hajikanlah untuknya, kalau ibumu punya hutang kamu juga wajib membayarnya bukan? Bayarlah hutang Allah, karena hak Allah lebih berhak untuk dipenuhi" (H.R. Bukhari & Nasa'i).
3. "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w. berkata "Ayahku meninggal, padahal dipundaknya ada tanggungan haji Islam, apakah aku harus melakukannya untuknya? Rasulullah menjawab "Apakah kalau ayahmu meninggal dan punya tanggungan hutang kamu juga wajib membayarnya ? "Iya" jawabnya. Rasulullah berkata :"Berahjilah untuknya". (H.R. Dar Quthni)
4. Riwayat Ibnu Abbas, pada saat melaksanakan haji, Rasulullah s.a.w. mendengar seorang lelaki berkata "Labbaik 'an Syubramah" (Labbaik/aku memenuhi pangilanmu ya Allah, untuk Syubramah), lalu Rasulullah bertanya "Siapa Syubramah?". "Dia saudaraku, Rasulullah", jawab lelaki itu. "Apakah kamu sudah pernah haji?" Rasulullah bertanya. "Belum" jawabnya. "Berhajilah untuk dirimu, lalu berhajilah untuk Syubramah", lanjut Rasulullah. (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Dar Quthni dengan tambahan "Haji untukmu dan setelah itu berhajilah untuk Syubramah". Hukum menyewa orang untuk melaksanakan haji (badal haji): Mayoritas ulama Hanafi mengatakan tidak boleh menyewa orang melaksanakan ibadah haji, seperti juga tidak boleh mengambil upah dalam mengajarkan al-Qur'an. Dalam sebuah hadist riwayat Ubay bin Ka'ab pernah mengajari al-Qur'an lalu ia diberi hadiah busur, Rasulullah bersabda "Kalau kamu mau busur dari api menggantung di lehermu, ya ambil saja".(H.R. Ibnu Majah). Rasulullah juga berpesan kepada Utsman bin Abi-l-Aash agar jangan mengangkat muadzin yang meminta upah" (H.R. Abu Dawud).
Sebagian ulama Hanafi dan mayoritas ulama Syafi'i dan Hanbali mengatakan boleh saja menyewa orang melaksanakan ibadah haji dan ibadah-ibadah lainnya yang boleh diwakilkan, dengan landasan hadist yang mengatakan "Sesungguhkan yang layak kamu ambil upah adalah Kitab Allah" (Dari Ibnu Abbas H.R. Bukhari). dan hadist-hadiat yang mengatakan boleh mengambil upah Ruqya (pengobatan dengan membaca ayat al-Qur;an). Ulama yang mengatakan boleh menyewa orang untuk melaksanakan ibadah haji, berlaku baik untuk orang yang telah meninggal maupun orang yang belum meninggal. Ulama Maliki mengatakan makruh menyewa orang melaksanakan ibadah haji, karena hanya upah mengajarkan al-Qur'an yang diperbolehkan dalam masalah ini menurutnya. Menyewa orang melaksanakan ibadah haji juga hanya boleh untuk orang yang telah meninggal dunia dan telah mewasiatkan untuk menyewa orang melakukan ibadah haji untuknya. Kalau tidak mewasiatkan maka tidak sah.
Syarat-syarat menghajikan orang lain :
1. Niyat menghajikan orang lain dilakukan pada saat ihram. Dengan mengatakan, misalnya, "Aku berniyat melaksanakan ibadah haji atau umrah ini untuk si fulan".
2. Orang yang dihajikan tidak mampu melaksanakan ibadah haji, baik karena sakit atau telah meninggal dunia. Halangan ini, bagi orang yang sakit, harus tetap ada hingga waktu haji, kalau misalnya ia sembuh sebelum waktu haji, maka tidak boleh digantikan.
3. Telah wajib baginya haji, ini terutama secara finansial.
4. Harta yang digunakan untuk biaya orang yang menghajikan adalah milik orang yang dihajikan tersebut, atau sebagian besar miliknya.
5. Sebagian ulama mengatakan harus ada izin atau perintah dari pihak yang dihajikan. Ulama Syafi'i dan Hanbali mengatakan boleh menghajikan orang lain secara sukarela, misalnya seorang anak ingin menghajikan orang tuanya yang telah meninggal meskipun dulu orang tuanya tidak pernah mewasiatkan atau belum mempunyai harta untuk haji.
6. Orang yang menghajikan harus sah melaksanakan ibadah haji, artinya akil baligh dan sehat secara fisik.
7. Orang yang menghajikan harus telah melaksanakan ibadah haji, sesuai dalil di atas. Seorang anak disunnahkan menghajikan orang tuanya yang telah meninggal atau tidak mampu lagi secara fisik. Dalam sebuah hadist Rasulullah berkata kepada Abu Razin "Berhajilah untuk ayahmu dan berumrahlah". Dalam riwayat Jabir dikatakan "Barang siapa menghajikan ayahnya atau ibunya, maka ia telah menggugurkan kewajiban haji keduanya dan ia mendapatkan keutamaan sepuluh haji". Riwayat Ibnu Abbas mengatakan "Barangsiapa melaksanakan haji untuk kedua orang tuanya atau membayar hutangnya, maka ia akan dibangkitkan di hari kiamat nanti bersama orang-orang yang dibebaskan" (Semua hadist riwayat Daruquthni). Demikian, semoga membantu. Waalahu a'alam..

HUKUM ORANG YANG MENINGGAL SAAT PERJALANAN HAJI
PERTANYAAN :
Su'udi Zein
Assalamualaikum......bagaimana hukumnya org naik haji yg meninggal sebelum melaksanakannya/meninggal d perjalanan......???

JAWABAN :
Zacky Al-Damayyi
Wa'alaikumussalam, izinkan al-faqir menjawab atas prtanyaan diatas. Kalau soal hukum,al-faqir tdk bisa menghukumi. Tapi disini al-faqir mencoba mengutip apa yg tertera dlm kitab "AL-MAJAALISU AS-SANIYYAH" FIL KALAAMI 'ALA AR-BA'IINA AN-NAWAWIYYAH dalam kitab tersebut,pada halaman 16, disana tertera sebuah hadits Rosulullooh S.A.W yg berkaitan dgn masalah Haji. Semoga menjadi bahan renungan ntuk bersama.

قوله صلى الله عليه وسلم من خرج من بيته حاجا أو معتمرا ومات أجرى الله له أجر الحاج والمعتمر الى يوم القيامة

Mbah Jenggot II
Wa`alaikum salam.sudah gugur kewajibanya. Lihat Raudloh al Thalibin III hal 33 :
وإذا تأخر بعد الوجوب فمات قبل حج الناس، تبين عدم الوجوب لتبين عدم الإمكان، وإن مات بعد حج الناس، استقر الوجوب ولزم الإحجاج من تركته.

Al Mizan al Kubro 29 :
واتفقوا علي من لزمه الحج فلم يحج ومات قبل التمكن من أدائه سقط عنه الفرض

BOLEHKAH BERANGKAT HAJI TANPA SUAMI ?

PERTANYAAN :
Isyak Kurfika
Assalamualaikum wr. wb. bolehkah seorang wanita pergi melaksanakan haji tidak dengan suaminya, sementara suaminya tidak berangkat tapi memberi izin kepada istrinya? syukron kaziro.
JAWABAN :
Mbah Jenggot
Wa`alaikum salam. Tidak boleh menjadikan lelaki lain menjadi mahram haji bagi seorang perempuan. Ikatan mahram hanya bisa disebabkan oleh hubungan nasab, radla’ atau mushaharah.
>> Apabila seseorang perempuan tidak mempunyai mahram, maka wajib haji bersama dengan suaminya atau sekelompok wanita yang adil dengan syarat aman dari fitnah.
>> Jika perempuan tersebut tidak mendapatkannya, maka untuk haji fardlu, dia boleh bersamaan dengan seorang perempuan lain yang adil atau seorang lelaki yang tidak punya alat kelamin dan tidak punya shahwat atau sendirian jika dia yakin aman dari fitnah. ( HAJI WAJIB = SENDIRIAN BOLEH JIKA AMAN DARI FITNAH )
Dasar Pengambilan Hukum
I’anat al Thalibin II hal 282 :
(قوله) أن يخرج معها محرم اي بنسب او رضاع او مصاهرة ولو فاسقا
I’anat al Thalibin II hal 283 :
أي وجوب الحج ولو قال وشرط للاستطاعة في المرأة الخ لكان أولى قوله مع ما ذكر أي من وجدان الزاد والراحلة وأمن الطريق وغيرها مما تقدم وقوله أن يخرج معها محرم أي بنسب أو رضاع أو مصاهرة ولو فاسقاً لأنه مع فسقه يغار عليها من مواقع الريب وقوله أو زوج أي ولو فاسقاً لما تقدم وألحق بهما جمع عبدها الثقة إذا كانت هي ثقة أيضاً والأجنبي الممسوح الذي لم يبق فيه شهوة للنساء قوله أو نسوة ثقاة الخ
Bujairimi ala al Khatib II hal 371 :
وَخُرُوجُ نَحْوِ زَوْجِ امْرَأَةٍ كَمُحْرِمِهَا وَعَبْدِهَا أَوْ نِسْوَةٍ ثِقَاتٍ مَعَهَا لِتَأْمَنَ عَلَى نَفْسِهَا وَلِخَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ [لا تُسَافِرُ الْمَرْأَةُ يَوْمَيْنِ إلا وَمَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ مَحْرَمٌ] وَيَكْفِي فِي الْجَوَازِ لِفَرْضِهَا امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ وَسَفَرُهَا وَحْدَهَا إنْ أَمِنَتْ
I’anat al Thalibin II hal 284 :
ولها أيضاً أن تخرج وحدها إذا تيقنت الأمن على نفسها كما في المغنى وعبارته تنبيه ما جزم به المصنف من اشتراط النسوة هو شرط للوجوب أما الجواز فيجوز لها أن تخرج لاداء حجة الاسلام مع المرأة الثقة على الصحيح في شرحي المهذب ومسلم

PENGERTIAN HAJI AKBAR

PERTANYAAN :
Ahmad Faishal
Assalamu'alaikum wr wb. katanya jika wukuf terjadi pada hari jum'at hajinya disebut haji akbar. Yg saya tanyakan apa kelebihan haji akbar daripada haji biasa? Cantumkan juga referensinya.. terima kasih. Wassalam
JAWABAN :
Masaji Antoro
Wa'alaikumsalam wr wb. HAJI AKBAR WUQUF DIARAFAH HARI JUMAH BENARKAH ?
Memang terdapat keterangan dalam hadits mursal yang menyatakan bila wuquf diarafah (tanggal 9 dzul hijjah) bertepatan hari jumah dinamakan dengan HAJI AKBAR dengan aneka keistimewaan sebagai berikut :
1. Lebih utama ketimbang 70 haji di hari selainnya
2. Seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan Allah langsung tanpa perantaraan
3. Ibadahnya kian mulia karena bertepatan dengan paling utamanya hari dalam seminggu.
4. Diharapkan mencocoki waktu ijabah doa dihari Jumah
5. Menyamai wukufnya baginda Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam saat menjalani haji wada’ (perpisahan)
Referensi :
ك ـ وَقْفَةُ عَرَفَةَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ :
16 - قَال الْحَنَفِيَّةُ : لِوَقْفَةِ الْجُمُعَةِ مَزِيَّةُ سَبْعِينَ حِجَّةً ، وَيُغْفَرُ فِيهَا لِكُل فَرْدٍ بِلاَ وَاسِطَةٍ ، وَقَالُوا : أَفْضَل الأَْيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ إِذَا وَافَقَ يَوْمَ جُمُعَةٍ ، وَهُوَ أَفْضَل مِنْ سَبْعِينَ حِجَّةً فِي غَيْرِ جُمُعَةٍ (1) .
وَقَال الشَّافِعِيَّةُ : وَقِيل : إِذَا وَافَقَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمَ عَرَفَةَ غَفَرَ اللَّهُ تَعَالَى لِكُل أَهْل الْمَوْقِفِ ، أَيْ بِلاَ وَاسِطَةٍ ، وَغَيْرُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ بِوَاسِطَةٍ ، أَيْ يَهَبُ مُسِيئَهُمْ لِمُحْسِنِهِمْ (2) .
__________
(1) ابن عابدين 2 / 254 .
(2) مغني المحتاج 1 / 497 .

WUQUF DIARAFAH HARI JUMAH
Kalangan Hanafiyyah menilai wuquf diarafah bertepatan dengan hari jumah memiliki keistimewaan 70 haji, diampuni setiap individu yang berkumpul di padang Arafah dengan tanpa perantaraan, mereka berkata “Lebih utamanya hari adalah hari arafah bila bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” (Ibn ‘Aabidiin II/254).
Kalangan Syafiiyyah : Dikatakan “Jika Hari Arafah jatuh pada hari Jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan dari Allah dengan tanpa perantaraan dan bila diselain hari jumah dengan perantaraan artinya ampunan Allah diperantarakan yang jelek dari penghuni arafah diberikan pada yang baiknya penghuni arafah”. [ Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 45/308 ].
قال الزيادي : قال ( أفْضَلُ الأيْامِ يَوْمُ عَرَفَةَ ، وإذا وَافَقَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فهو أَفْضَلُ مِنْ سَبُعِينَ حّجَةً في غَيْرِ يَوْمِ الجمعَة ) أخرجه رزين . وعن النبي : ( إذا كَانَ يَوْم جُمُعَةِ غَفَرَ الله لجميع أهْلِ المَوْقِفِ ) . قال الشيخ عز الدين بن جماعة : سئل والدي عن وقفة الجمعة هل لها مزية على غيرها ؟ فأجاب بأن لها مزية على غيرها من خمسة أوجه : الأول والثاني : ما ذكرناه من الحديثين . الثالث : العمل يشرف بشرف الأزمنة كما يشرف بشرف الأمكنة ويوم الجمعة أفضل أيام الأسبوع فوجب أن يكون العمل فيه أفضل . الرابع : في يوم الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم يسأل الله شيئاً إلا أعطاه إياه وليست في غير يوم الجمعة ، وهي من حين جلوس الخطيب على المنبر إلى آخر الصلاة . الخامس : موافقة النبي ، فإن وقفته في حجة الوداع كانت يوم الجمعة وإنما يختار الله له الأفضل .
Berkata az-Ziyaady “Lebih utamanya hari adalah hari arafah dan bila bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” (Dikeluarkan oleh Raziin)
Dan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Jika Hari Arafah jatuh pada hari Jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan”
Berkata As-Syaikh ‘Izzuddin Bin Jamaah “ Ayahku ditanya akan wuquf dihari jumah, apakah memiliki keistimewaan dibandingkan wuquf dihari selainnya ? Ayah menjawab : Ia memiliki lima keistimewaan disbanding hari selainnya :
1 & 2 dituturkan dalam dua hadits diatas (lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya dan seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan dari Allah)
3. Amal ibadah dapat menjadi kian mulia didukung oleh kemuliaan waktu ataupun tempat sedang hari jumah adalah utamanya hari dalam seminggu.
4. Dihari Jumah terdapat satu waktu yang bila hamba muslim berdoa bertepatan dengan waktu tersebut doanya terkabulkan dan hal ini tidak dimiliki oleh hari-hari lainnya, waktu tersebut adalah mulai duduknya khatib diatas mimbar hingga akhir shalat jumah.
5. Menyamai wukufnya baginda Nabi, karena wukuf beliau saat haji wada’ (perpisahan) dihari jumah dan tentunya Allah pilihkan untuk utusannya hari yang paling utama. [ Tuhfah al-Habiib III/195 ].
( فائدة ) قال صلى الله عليه وسلم أفضل الأيام يوم عرفة وإذا وافق يوم جمعة فهو أفضل من سبعين حجة في غير يوم الجمعة أخرجه رزين
وعن النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم عرفة يوم جمعة غفر الله لجميع أهل الموقف أي بغير واسطة وفي غير يوم الجمعة يهب قوما لقوم
[ FAEDAH ] Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Lebih utamanya hari adalah hari arafah dan bila bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” (dikeluarkan oleh Raziin). Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Jika Hari Arafah jatuh pada hari Jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan dan bila selain hari jumah ampunan Allah pada satu kaum diberikan pada kaum lainnya”. [ I’aanah at-Thoolibiin II/288 ].
Keberadaan hadits diatas MURSALyang menurut ilmu ushul boleh dijadikan sandaran
(تنبيه) استدل بالحديث على مزية الوقوف بعرفة يوم الجمعة على غيره من الأيام ومن ثم كان وقوف المصطفى في حجة الوداع والله إنما يختار لرسوله الأفضل ولأن الأعمال تشرف بشرف الأزمنة كالأمكنة ويوم الجمعة أفضل أيام الأسبوع قال ابن حجر : وأما ما ذكره رزين في جامعه مرفوعا خير يوم طلعت فيه الشمس يوم عرفة وافق يوم جمعة وهو أفضل من سبعين حجة في غيرها فحديث لا أعرف حاله لأنه لم يذكر صحابيه ولا من خرجه بن ادرجه في حديث الموطأ وليس في الموطآت فإن كان له أصل احتمل أن يراد بالسبعين التحديد أو المبالغة وعلى كل فتثبت المزية بذلك
[ PERINGATAN ] Dibuat dalil hadits atas istimewanya wuquf diarafah dihari jumah melebihi hari-hari lainnya, karena itulah wuquf baginda yang terpilih Nabi Muhammad dalam haji wada’ (perpisahan) juga dihari jumat, Allah memilihkan untuk rasulnya hal yang paling utama dan karena amal ibadah dapat menjadi kian mulia didukung oleh kemuliaan waktu ataupun tempat sedang hari jumah adalah utamanya hari dalam seminggu.
Berkata Ibn Hajar “Sedang apa yang dituturkan oleh Raziib dalam kitab jamii’nya secara marfu “Lebih utamanya terbitnya matahari adalah hari arafah yang bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” adalah hadits yang tidak aku kenal keberadaannya karena ia tidak menyebutkan dari siapa ia mendapatkannya, siapa periwayatnya, ia tnyatakan dalam hadits muwattha sementara hadits-hadits muwattha’ tidak terdapat.
Bila memang hadits tersebut ada asalnya kemungkinan yang dikehendaki dengan arti 70 diatas pembatasan atau hal-hal yang bersifat melebih-lebihkan bila demikian memang terdapat keistimewaan karenanya. [ Faidh al-Qadiir III/659 ].
تنبيه قد اشتهر بين العوام أن يوم عرفة إذا وافق يوم الجمعة كان الحج حجا أكبر ولا أصل له نعم روى رزين عن طلحة بن عبيد الله بن كرز أرسله أفضل الأيام يوم عرفة وإذا وافق يوم جمعة فهو أفضل من سبعين حجة في غير يوم جمعة كذا في مجمع الفوائد وهو حديث مرسل ولم أقف على إسناده
[ PERINGATAN ] Telah mashur dikalangan orang awam bila hari arafah bertepatan dengan hari jumah hajinya dikatakan haji akbar, dalam hal ini tidak terdapatkan dalil asal kebenarannya. Diriwayatkan dari Roziin dari Tholhah bin Ubaidillah Bin Karz dalam bentuk hadits mursal “Lebih utamanya hari adalah hari arafah dan bila bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” (Hadits Mursal). [ Tuhfah al-Ahwaadzy IV/27 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab

HUKUM ARISAN HAJI
PERTANYAAN :
Alvin Hadi
Assalamu alaikum.. sah/tidak menunaikan haji dengan jalan arisan...? kasus. ada arisan haji kira2 ada 100 org anggota ,setiap anggota harus membayar 4 juta pertahun sampai 10 tahun/10 kali bayar. dalam 1 tahun memberangkatkan 10 anggota ,tiap tahun di kopyok/system lotre dengan mengambil 10 nama .
JAWABAN :
> Abdullah Al-Bughisy
"Fa man lam yakun mustathii'an lam yajib 'alaihil hajju lakin idzaa fa'alahu ajza'ahu". Orang yg tidak mampu, maka tidak wajib haji, akan tetapi jika ia melaksanakannya, maka hajinya sah. Intaha. (Hasyiyah al-Syarqowi, Juz II, hal. 237)
> Masaji Antoro
Wa'alaikumsalam. Haji dari arisan haji
1. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap arisan haji ? Bagaimana status hukum melaksanakan haji bagi anggota arisan haji ?
2. Apakah wajib melaksanakan haji atau tidak ?
3. Apakah sah haji jika yang digunakan itu diperoleh dari uang arisan haji ?
Jawaban :
1. Pandangan hukum Islam terhadap arisan haji adalah sebagai muamalah yang diperbolehkan, meskipun ONHnya berubah-ubah, sehingga setoran yang harus diberikan oleh peserta arisan juga harus berubah-ubah. Sebab arisan itu menggunakan qiradl (hutang piutang), sehingga perbedaan jumlah setoran tidak mempengaruhi keabsahan aqad tersebut.
2. Jika yang mendapat arisan haji itu orang yang masih harus melunasi setoran berikutnya, maka dia tidak wajib melakukan ibadah haji karena sebagian dari uang yang diterima adalah uang pinjaman. Kecuali apabila dia memiliki kelebihan yang cukup untuk membayat hutangnya, atau dia menerima giliran terakhir, sehingga dia tidak lagi menanggung hutang, maka dia wajib haji.
3. Adapun ibadah haji yang dilakukan oleh orang yang mendapat arisan haji baik yang menerima giliran pertama atau terakhir hukumnya tetap sah.
Dasar pengambilan :
1. Kitab Qolyubi juz 2 halaman 258:
(فَرْعٌ) الجُمْعَةُ المَشْهُورَةِ بَيْنَ النِّسَاءِ بِأَنْ تَأْخُذَ امْرَأَةٌ مِنْ كُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْ جَمَاعَةٍ مِنْهُنَّ قَدْرًا مُعَيَّنًا فِى كُلِّ جُمْعَةٍ أَوْ شَهْرٍ فَتَدْفَعَهُ لِوَاحِدَةٍ إلَى آخِرِهِنَّ جَائِرَةٌ كَمَا قَالَهُ الوَلِيُّ العَرَاقِيُّ.
Kerukunan yang sudah terkenal di antara para wanita, dengan jalan salah seorang wanita mengambil dari para jamaah mereka sejumlah uang tertentu pada setiap hari Jumat atau setiap bulan, kemudian wanita tersebut memberikan jumlah yang terkumpul kepada seseorang sesudah wanita yang lain sampai yang terakhir dari mereka, adalah boleh, sebagaimana pendapat al Wali al Iraqi.
2. Al Mahali juz 2 halaman 287:
الإِقْرَاضُ هُوَ تَمْلِيْكُ الشَّيْءٍ عَلَى أَن يُرَدَّ بَدَلَهُ.
Akad hutang piutang itu adalah pemberian milik terhadap sesuatu dengan dasar akan dikembalikan penggantinya.
3. Kitab Nihayatul Muhtaj juz 3 halaman 233:
فَيَجْزِيْ حَجُّ فَقِيْرٍ وَكُلُّ عَاجِزٍ حَيْثُ اجْتُمَعَ فِيْهِ الحُرِّيَّةُ وَالتَّكْلِيْفِ كَمَا لَو تَكَلَّفَ المَرِيْضُ حُضُورَ الجُمُعَةُ.
Mencukupi haji dari orang fakir dan setiap orang yang tidak mampu ketika berkumpul padanya kemerdekaan dan sifat mukallaf, sebagaimana andaikata orang yang sakit memaksakan diri menghadiri Jumat.

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar