Selasa, 02 September 2014

Punya Musuh Itu Juga Penting

Suatu ketika, setelah salah seorang Khalifah Islam wafat, Raja Romawi mulai mengumpulkan kembali penguasa-penguasa daerah yang masih dalam kekuasaannya. Hal ini dilakukan, karena memang sebelumnya mereka terpecah-pecah dan saling berselisih satu dengan lainnya, sehingga mereka meski besar tetapi terkesan sangat rapuh. Mungkin sebab itulah, seringkali dalam banyak pertempuran, mereka keok oleh pasukan Islam yang lebih kecil jumlahnya.
“Saat ini, kaum muslimin sedang sibuk dengan urusan mereka sendiri. Mereka baru saja kehilangan pemimpinnya, tentu saat ini fikiran mereka sedang fokus menentukan siapa pemimpin mereka berikutnya…..apalagi, mereka saat ini terlihat sangat tidak akur satu dengan lainnya, sebab perbedaan jago yang mereka usung untuk jadi pemimpin yang baru”.
“Ini adalah salah satu momen tepat, untuk kita memperdaya mereka, kita taklukkan mereka di saat mereka lengah”, kata salah satu komandan pasukan Romawi.
Ucapan dari salah satu komandan pasukan Romawi tersebut ternyata disepakati oleh para pejabat kerajaan Romawi yang lain. Mereka semua bersepakat, memang saat inilah momen yang tepat untuk menghancurkan kaum muslimin.
Namun sayangnya, salah seorang penasehat kerajaan yang cukup terkenal kecerdasannya dikalangan Romawi, tidak menghadiri forum tersebut, sehingga kesepakatan yang telah mereka buat, belum mendapatkan kritikan juga saran masukan darinya.
Para komandan dan pejabat tinggi kerajaan Romawi itu kemudian setuju untuk mengirimkan salah seorang di antara mereka agar memberi tahu hasil kesepakatan itu kepada penasehat tersebut.
Setelah kabar tentang kesepakatan tersebut disampaikan, penasehat itu berkata; “Aku tidak memandang kesepakatan tersebut sebagai sebuah kesepakatan yang benar…!!”.
Mendapat tanggapan demikian, para pembesar Romawi yang telah membuat kesepakatan tersebut bertanya, apa alasan dari yang ia sampaikan??.
“Besok akan aku beri tahu alasannya”, kata penasehat tersebut.
Ketika esok hari menjelang, datanglah para pembesar Romawi tersebut, menagih janji dari penasehat itu; “Kemaren engkau telah berjanji, bahwasanya hari ini engkau akan menyampaikan alasan dari pandanganmu kemaren?”.
“Baik, akan aku sampaikan alasanku”.
Penasehat tersebut lalu memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mendatangkan dua ekor anjing besar yang telah ia persiapkan sebelumnya.
Tiba-tiba, ketika dua anjing besar tersebut diletakkan secara berhadapan lalu dilepaskan kendalinya, mereka lalu saling menyerang, saling menggigit dan mencakar, sehingga darah keluar dari kedua tubuh anjing tersebut.
Setelah kedua anjing tersebut sama-sama klenger karena pertarungan yang sengit, penasehat itu lalu memerintahkan anak buahnya untuk mendatangkan ke arena duel kedua anjing tersebut, seekor serigala.
Ketika kedua anjing yang sudah agak klenger tersebut melihat ada seekor serigala yang mendatangi mereka, sontak mereka berdua berdiri lalu menyerang serigala itu.
Kedua anjing tersebut tiba-tiba bisa saling bekerja sama, saling membantu untuk mengalahkan serigala. Seolah mereka telah lupa, bahwasanya beberapa saat sebelumnya, mereka berdua adalah musuh yang saling menyerang.
Ketika orang-orang yang mendatangi penasehat tersebut sedang bengong menyaksikan duel antara seekor serigala melawan dua ekor anjing yang sebelumnya saling menyerang, penasehat tersebut tiba-tiba angkat bicara;
“Begitulah perumpamaan kalian dengan kaum muslimin, yaitu bagaikan seekor serigala dan dua ekor anjing yang saat ini sedang bertarung ini”.
“Kaum muslimin memang tidak akan henti-hentinya berselisih juga bermusuhan dengan sesama mereka sendiri, sampai mereka menemukan musuh yang sama dari yang selain mereka…..ketika mereka telah menemukan musuh yang sama, maka mereka akan menghentikan segera permusuhan tersebut, mereka akan saling menolong satu dengan yang lain demi menghadapi musuh tersebut”.
Setelah para pembesar Romawi tersebut mendengarkan alasan dari sang penasehat, mereka bisa memahami dan mengurungkan niat atas apa yang telah mereka sepakati sebelumnya.
** Disadur dari Qoshosh al-‘Arab juz 2 karya syaikh Ibrahim Syamsuddin oleh al-Faqir As’ad.
اللهم شتت شملهم وفرق جمعهم وفرط تدبيرهم وخرب بنيانهم وبدل احوالهم وقرب اجالهم وقطع اعمارهم واشغلهم بابدانهم وخذهم اخذ عزيز مقتدر ياقهار ياقهار ياقهار ياجبار ياجبار ياجبار
LINK ASAL :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar