Selasa, 10 Maret 2015

Menjadi wali gara-gara punya istri crewet

Dalam sebuah pengajian Gus Mus menyampaikan sebuah kisah

Syekh Abdurrahman Bajalhaban yang memiliki istri super cerewet, suka ngamu’an atau pemarah.
Suatu ketika Syek Abdurrahman pamit untuk berkhalwat di sebuah Gua. Di Gua itu beliau bertemu dengan dua orang.

Pada saat ketiga orang ini butuh makanan, maka dua orang ini berdoa pada Allah sambil tawassul pada Wali Allah, dan saat itu juga Allah memberi tiga roti.
Dan tibalah giliran pada Syekh Abdurrahman untuk berdo’a, beliau sempat bingung do’a apa dan tawassul pada siapa dua temannya itu saat berdo’a. 

Akhirnya Syekh Abdurrahman berdo’a dan bertawassul seperti apa yang dua orang itu bertawassul, Alhamdulillah Allah SWT seketika itu juga member enam roti (dua kali lipat dari pemberian sebelumnya)

Setelah ketiga hamba Allah ini makan roti, lalu mereka berbincang-bincang dan Syekh Abdurrahman bertanya kepada dua orang itu. "Ya Akhi, saat kamu berdoa tadi bertawssul pada siapa ?",
dua orang itu menjawab, "Kami bertawssul kepada Syekh Abdurrahman Bajalhaban yang masyhur mempunya istri super cerewet di negeri ini.

Dan karena sikap istrinya yang pemarah dan Syekh Abdurrahman sabar terhadap istrinya tersebut, Allah mengangkatnya menjadi Waliyullah.

Mendengar penuturan dua orang itu Syekh Abdurrahman langsung bilang "saya inilah Abdurrahman".
Dua orang itu tertegun, heran dan merasa bersyukur pada Allah karena sudah dipertemukan dengan Syekh Abdurrahman.

Kemudia Syekh Abdurrahman pulang kerumahnya, belum masuk rumah tahu-tahu istrinya sudah menghadang di depan pintu dengan omelan yang memarahi Syekh Abdurrahman. Namun Beliau tidak membalas omelan dan cercaan istrinya.

Karena terus menerus dimarahi oleh istrinya Syekh Abdurrahman hanya menjawab dengan berkata, "Jangan begitu jadi istri",

sepontan istrinya menjawab ; "sampean ini jadi Waliyaullah karena sikap saya !.."

Spontan Mustmi’iin tertawa mendengar cerita itu, karena fakta sosial yang ada seringkali rumah tangga retak karena tidak bisa menjaga kesabaran.

Jadi kesabaran itu tidak hanya sabar dalam taat pada Allah dan sabar dalam menghadapi maksiat dan sabar menghadapi musibah seperti sakit, anak rewel, tapi juga sabar saat ditimpa musibah rumah tangga terutama menghadapi istri.

Sumber : Pengajian Gus Mus

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar