Suara-suara Sumbang <<< Link asal Klick aja moga bermanfaat
Suara-suara Sumbang Pemecah Persatuan Ummat Islam
Di dalam Alquran banyak sekali kita
jumpai ayat-ayat yang mengisyaratkan kita untuk melakukan dialog-dialog
interaktif, dengan contoh yang di berikan oleh Allah sendiri melalui
firman-firmannya. Antara lain :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون.
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون.
“Wahai Manusia menghambalah kepada
Tuhanmu yang menjadikanmu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa. Dialah yang telah membuat untukmu Bumi sebagai hamparan dan
Langit sebagai atap dan Dialah yang telah menurunkan air dari langit,
kemudian dengannya menumbuhkan buah-buahan sebagai rizqi untukmu, maka
janganlah kamu membuat bilangan keTuhanan padahal kamu telah
mengetahui”.
Ayat tersebut memberi pelajaran yang
sangat berharga atas akal kita, dengan di mulainya penyebutan sembahlah,
menghambalah kepada satu-satunya yang telah menciptakanmu. Logikanya,
kita hanya patut menghamba kepada yang telah menciptakan kita saja,
Tidak yang lain. Ayat ini menekankan keMaha Tunggalan Allah dalam hal
penciptaannya atas Manusia dari tiada menjadi ada. Dan itu di jadikan
alasan kenapa kita harus menghamba.
Kemudian di kuatkan lagi dengan
penyebutan dijadikannya Bumi sebagai tempat yang layak huni, dan langit
yang darinya di turunkan hujan untuk sebuah proses penciptaan
selanjutnya, yaitu berbagai buah-buahan untuk di makan. Akal kita di
ajak untuk berpikir, merenungi apa yangg ada di sekitar kita. Seakan
kita di ajak berdialog, dengan semua itu apakah layak kita menduakan
Allah, bukankah semua itu mudah kita ketahui????
Seiring perkambangan daya nalar Manusia
dari waktu ke waktu, Karena akal pikiran Manusia teruslah menggembara,
menyerap berbagai informasi yang kian lama semakin di atas ambang batas
keManusiaannya. Berbagai budaya, pemikiran yang masa kini tersimpulkan
kebenarannya, membaur dan melucuti sedikit demi sedikit keyakinan yang
telah susah payah di canangkan 1400 tahun yang lalu.
Setiap saat selama kita masih hidup kita
selalu berikir. Dan itu merupakan kegiatan mental. Pada waktu berpikir,
dalam benak kita timbul serangkaian gambaran sesuatu yang tidak hadir
secara nyata. Kegiatan itu mungkin saja tidak terkendali, terjadi dengan
sendirinya, tanpa kesadaran. Atas mimpi-mimpi itu pulalah kemudian
timbul berbagai persepsi-presepsi keTuhanan yang aneh-aneh, yang tidak
kita jumpai dalam pembicaraan Rosulullah SAW, tidak pula dalam mukalamah
para Sahabat, Tabi’in, Tabi’uttabiin.
Pernyataan-pernyataan sumbang itu
dibungkus dengan slogan kembali kepada Alquran dan Al-Sunnah, kita
tinggalkan Bid’ah, khurofat dan tidak ketinggalan kata syirik pun mulus
meluncur dan tertuang dalam berbagai tulisan. Mereka sebenarnya
menggunakan ilmu kalam sebebas-bebasnya dengan cara menyerang dan
menyatakan bahwa Al-Mutakallimun itu sesat dan menyesatkan.
Inilah suara-suara sumbang yg menggelikan itu:
,,n”إن محمدا رسول الله يجلسه ربه على العرش معه” (مجموع الفتاوى مجلد 4 ص 374)
“Sesungguhnya Muhammad Rosulullah didudukkan oleh Allah di atas ‘Arasy bersamaNya”.
(Majmu’ Fatwa Ibnu Taymiyyah Jilid 4 hal 374)
“ولكنه أي القرآن قول الله الذي تكام به بحروفه وألفاظه بصوت نفسه” (شرح نونيه ابن اقيم لمحمد خليل هراس ص 545)
“Akan tetapi, Al-Quran itu adalah ucapan Allah yang dengannya Dia berbicara dengan huruf dan lafadz, dengan Suara-Nya sendiri”.
(Syarah Nuniyyah Ibnu Qoyyim oleh Muhammad Kholil Haros Hal 545)
“وكلم الله موسى تكليما من فيه” (طبقات الحنابلة لأبي يعلى ص 23 – 33)
“Dan Allah benar-benar berbicara dengan Musa as dari mulutNya.”
(Thubaqotu al hanabilah oleh Abi Yu’la Hal 23 – 33)
“والكرسي هو موضع قدمي الله عز وجل” (تفسير آية الكرسي لمحمد بن عثيمن ص 27)
“Alkursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah.”
(Tafsiru ayati al kursi oleh Muhammad bin ‘Utsaimin hal 27)
نثبت
الرؤية وننفي الجهة والفوقية فقالوا: إن الله يُرى لا في جهة أين يُرى من
فوق قالوا: لا من تحت قالوا: لا من أمام قالوا: لا خلف قالوا: لا عن يمين،
قالوا: لا عن شمال قالوا: لا أين يُرى؟ قالوا لا في جهة هذا مذهب
الأشاعرة أثبتوا الرؤية ونفوا الجهة والفوقية . (شرح العقيدة الطحاوية الشيخ عبدالعزيز الراجحي)
الأشاعرة أثبتوا الرؤية ونفوا الجهة والفوقية . (شرح العقيدة الطحاوية الشيخ عبدالعزيز الراجحي)
Ini cuplikan panjang bantahan dari kaum
yang menetapkan arah kepada Allah, dia mencela akidah kaum Asya’iroh
yamg menolak penetapan Allah akan arah.
Cukup kiranya untuk menebang akidah
fashidah ini dengan apa yang menjadi kesepakatan Para Imam, dan apa yang
di sampaikan Amirul mukminin ‘Ali karromallahu wajhah:
سيرجع قوم
من هذه الأمة عنداقتراب الساعة كفارا ينكرون خالقهم فيصفونه بالجسم ولأعضاء
(رواه ابن المعلم القرشي في نتابه نجم المهتدي ورجم المعتدي)
“Ketika mendekati hari qiamat,
sekelompok dr Ummat ini akan kembali menjadi orang-orang Kafir. Mereka
mengingkari Sang Pencipta dan menshifatinya dengan benda dan memiliki
anggota-anggota badan”
قال الإمام الشافعي رضي الله عنه:
من قال أواعتقد أن الله جالس على العرش فهو كافر
من قال أواعتقد أن الله جالس على العرش فهو كافر
(رواه ابن المعلم في كتابه)
Imam Syafi,i berkata ;
“Sesiapa yang meyakini bahwa Allah duduk di atas Arasy, maka ia Kafir”
Perkataan Para Imam dan Para Mufassir yg lain pun senada seirama dg apa dikatakan Imamuna Al Asy’ari ra:
من اعتقد أن الله جسم فهو غير عارف بربه وإنه كافر
“Sesiapa yang beri,tiqod bhw Allah adlah jisim, maka ia tidak mengenal Tuhannya dan ia Kafir kepadanya”.
Itulah kedustaan yang dibuat
Kaum-pernyataan yang mengatas namakan Al-Sunnah, Manhaj Salaf Dan tidak
segan-segan mensohihkan beberapa Hadist yang Jumhur ‘Ulama
mendlo’ifkannya.
Dengan bersuka ria, mereka dengan sangat seakan wajar dan tanpa dosa menyeArupakan, menjisimkan dan melecehka Allah.
Maling teriak maling!!!!!!!!!!.
Maling teriak maling!!!!!!!!!!.
Ahli Bid’ah berkedok Penyelamat Sunnah!!!!!!!.
Na,udlu billah min hadlihil buhtan !!!!
Disinilah wahai Kawan,kehadiran Ilmu
Kalam yang telah dikonsepkan Imamuna Al Asy’ri / Al Maturidi adalah
sebagai OPOSISI bagi logika di kalangan Ahlu alkalam yang liberal dan
sangat ekstrim, dengan memakai satu pijakan Ayat “LAISA KA MITSLIHI
SYAIUN WA HUWA AL SAMI’U AL BASHIR”.
(ألتوحيد إفراد القديم من المحدوث)
“Tauhid adalah mengEsakan Dzat yang tidak berpermulaan dari menyerupai Makhluk”.
Yang mana dengan ilmu kalam ini dapat
berguna atau menguatkan penjelasan tentang akidah dan pemahaman
keAgamaan Islam dari serangan lawan melalui penalaran rasional. Tetapi
patut dicatat, bahwa Ilmu Kalam yang dimaksud itu sekalipun dalam
pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argument rasional, tetap
tunduk kepada Wahyu.
Janganlah Anda tertipu dengan ungkapan-ungkapan yang menuduh buta atas
Ilmu kalam, Apalagi sampai walaupun sedikit meragukan atas kebenarannya.
Oh ya ada juga lo yang ikut-ikutan keminter dan sok menjadi peneliti tanpa referensi yg jelas.
* Asy’ariyah / Maturidiyah, yaitu aliran
sesat yang amat mengagungkan Ilmu Kalam dalam bertauhid dan
mengagungkan Ilmu Mantiq dalam memahami fiqih serta membuka peluang
sebesar-besarnya untuk kebebasan berfikir tentang upaya memahami
Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Aliran ini memberi peluang untuk
tumbuhnya keberanian interpertasi terhadap agama tanpa harus merujuk
kepada riwayat-riwayat penafsiran para Shahabat Nabi shallallahu `alaihi
wa alihi wa sallam terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai dua sumber
hukum bagi Islam.( Pasang Surut Perjuangan Menegakkan Syariah Islamiyah
Al Ustadz Ja’far Umar Thalib)
Al Ustadz Ja’far Umar Thalib)
Entahlah apakah suara suara itu
mencerminkan suara muslim, ataukah suara islam ataukah lagu suara yg
memang sengaja di padukan untk memecah belah kesatuan dan persatuan
Ummat Islam?
Bersambung……………………………. Dalam Fashal Insyaallah
Catatan :
Ilmu adalah (perkara) yang paling berhak untuk dicurahkan waktu padanya.
Dengan ilmu, hati akan hidup dan amalan akan berkembang. Allah yang
Maha Suci nama-nama-Nya telah menyanjung para ulama yang mengamalkan
ilmunya dan mengangkat kedudukan mereka di dalam kitab-Nya yang memberi
penjelasan. Allah Swt berfirman : “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS Az-Zumar : 9) dan
Allah Swt berfirman, “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS
Al-Mujadalah : 11).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar! Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”.(QS. Al-Ahzab : 70-71)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar! Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”.(QS. Al-Ahzab : 70-71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar