Jumat, 08 Agustus 2014

Jadilah Orang Yang Berilmu - 3

Keutamaan mengaji
Menuntut ilmu pengetahuan, sifatnya fardlu kifayah, yang apabila sudah ada sebagian kaum muslimin yang mempelajarinya, maka lepaslah kewajiban kaum muslimin untuk menuntut ilmu tersebut. Sedangkan mengkaji atau menuntut ilmu agama, adalah wajib bagi setiap muslim. Karena tanpa mengkaji agamanya, orang Islam tidak akan mengerti mana yang diperintahkan oleh Allah dan mana yang dilarang-Nya. Betapa keutamaan menuntut ilmu agama tersebut, marilah kita cermati firman Allah dan hadits-hadits Nabi SAW berikut ini.
Firman Allah SWT :

وَ مَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآفَّـةً، فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلّ فِرْقَةٍ مّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْآ اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri. [QS. At-Taubah : 122]

اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمٰۤؤُا

Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah). [QS. Fathir : 28]

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ. اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا اْلاَلْبَابِ

Katakanlah (hai Muhammad) : “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. [QS. Az-Zumar : 9]

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اْلاَعْمٰى وَ اْلبَصِيْرُ اَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَ النُّوْرُ

Katakanlah (wahai Muhammad) : “Adakah sama orang yang buta dan orang yang bisa melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang ?”. [QS. Ar-Ra'du : 16]

مَثَلُ اْلفَرِيْقَيْنِ كَاْلاَعْمٰى وَاْلاَصَمّ وَ اْلبَصِيْرِ وَ السَّمِيْعِ، هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلاً

Perbandingan kedua golongan (orang-orang kafir dan orang-orang yang beriman) itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya ?. [QS. Hud : 24]

وَمَا يَسْتَوِى اْلاَعْمٰى وَ اْلبَصِيْرُ. وَلاَ الظُّلُمٰتُ وَ لاَ النُّوْرُ. وَلاَ الظّلُّ وَلاَ اْلحَرُوْرُ. وَمَا يَسْتَوِى اْلاَحْيَآءُ وَلاَ اْلاَمْوَاتُ

Dan tidaklah sama antara orang yang buta dengan orang yang bisa melihat, tidak sama antara gelap gulita dengan cahaya, dan tidak sama pula antara yang teduh dengan yang panas. Demikian pula tidak sama antara orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati. [QS. Fathir : 19 - 22]

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ، وَ اِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلعِلْمَ دَرَجٰتٍ

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [QS. Al-Mujadalah : 11]

اَفَمَنْ يَّعْلَمُ اَنَّمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبّكَ اْلحَقُّ كَمَنْ هُوَ اَعْمٰى، اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا اْلاَلْبَابِ

Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta ? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat mengambil pelajaran. [QS. Ar-Ra'du : 19]
Hadits-hadits Nabi SAW :

عَنْ اَبِى وَاقِدٍ اللَّيْثِيّ اَنَّ رَسُوْلَ الله ص بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِى الْمَسْجِدِ وَ النَّاسُ مَعَهُ، اِذْ اَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ فَاَقْبَلَ اثْنَانِ اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص، وَ ذَهَبَ وَاحِدٌ. قَالَ فَوِفَقَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَاَمَّا اَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِى اْلحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا. وَ اَمَّا اْلآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ. وَ اَمَّا الثَّالِثُ فَاَدْبَرَ ذَاهِبًا. فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَالَ: اَلاَ اُخْبِرُ كُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ اَمَّا اَحَدُهُمْ فَاَوَى اِلىَ اللهِ فَآوَاهُ اللهُ. وَ اَمَّا اْلآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ تَعَالىَ مِنْهُ. وَ اَمَّا اْلآخَرُ فَاَعْرَضَ فَاَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ

Dari Abu Waqid Al-Laitsiy, ia berkata, “Pada suatu waktu Rasulullah SAW sedang duduk di masjid bersama orang banyak, kemudian datang tiga orang. Yang dua orang langsung maju menghadap Rasulullah SAW, sedangkan yang seorang lagi berpaling lalu pergi. Perawi berkata : Lalu dua orang tersebut berhenti pada majlis Rasulullah SAW. Adapun salah satu diantaranya melihat tempat yang masih longgar di dalam majlis tersebut, kemudian ia duduk padanya. Dan yang satunya lagi duduk di belakang mereka. Sedangkan orang yang ketiga langsung berpaling lalu pergi. Setelah selesai, kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian perihal tiga orang tersebut ? Adapun yang satu orang, ia mencari keridlaan Allah, maka Allah-pun ridla kepadanya. Yang satunya lagi, ia malu kepada Allah, maka Allah Taaalaa-pun malu kepadanya. Sedangkan yang satunya lagi, ia berpaling, maka Allah-pun berpaling pula darinya. [HR. Bukhari juz 1, hal. 24]

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَبِى سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقّهْهُ فِى الدّيْنِ

Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agama”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1524]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا مَاتَ اْلاِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ اِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal-amalnya kecuali tiga hal. Yaitu : sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfa’atkan orang, atau anak shalih yang mendoakannya”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1255]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَ مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ.وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ. وَ اللهُ فِى عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ. وَ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَ يَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ اِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَ غَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ. وَ مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa menolong orang Mukmin satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya di dunia, maka Allah akan menghilangkan baginya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akherat. Barangsiapa yang menutupi cela orang Muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan akherat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba itu senang menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam suatu masjid dari masjid-masjid Allah, mereka membaca dan bertadarus Al-Qur’an, melainkan turunlah ketenangan jiwa, dan rahmat menyelimuti mereka, dan para malaikat menaungi mereka. Dan Allah akan menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya. Dan barangsiapa yang malas beramal, maka tidak akan mencapai pada martabat orang yang beramal. [HR. Muslim juz 4, hal. 2074]

عَنْ كَثِيْرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ اَبِى الدَّرْدَاءِ فِى مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا اَبَا الدَّرْدَاءِ اِنّيْ جِئْتُكَ مِنْ مَدِيْنَةِ الرَّسُوْلِ ص لِحَدِيْثٍ بَلَغَنِيْ اَنَّكَ تُحَدّثُهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص مَاجِئْتُ لِحَاجَةٍ، قَالَ فَاِنّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ اْلجَنَّةِ. وَ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ اَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ اْلعِلْمِ ، وَ اِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّموَاتِ وَ مَنْ فِى اْلاَرْضِ وَ اْلحِيْتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ، وَ اِنَّ فَضْلَ اْلعَالِمِ عَلَى اْلعَابِدِ كَفَضْلِ اْلقَمَرِ لَيْلَةَ اْلبَدْرِ عَلَى سَائِرِ اْلكَوَاكِبِ، وَ اِنَّ اْلعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلاَنْبِيَاءِ. وَ اِنَّ اْلاَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرّثُوْا دِيْنَارًا وَ لاَ دِرْهَمًا، وَرَّثُوا اْلعِلْمَ. فَمَنْ اَخَذَهُ اَخَذَ بِحَظّ وَافِرٍ. ابو داود 3: 317، ضعيف لانه فى اسناده دود بن جميل و هو مجهول

Dari Katsir bin Qais, ia berkata : Dahulu saya sedang duduk bersama Abu Darda’ di dalam masjid di Damsyiq, lalu datang seorang laki-laki kepadanya dan berkata : “Hai Abu Darda’, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasul SAW karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwasanya engkau menceritakannya dari Rasulullah SAW, dan bukanlah aku datang untuk keperluan yang lain”. (Abu Darda’) berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan untuknya suatu jalan dari jalan-jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya karena ridla kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu dimohonkan ampun baginya oleh penghuni langit dan bumi serta ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang alim atas orang yang beribadah (tetapi tidak alim) adalah seperti bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya, berarti ia telah mengambil bagian yang banyak sekali”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 317, dlaif, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Dawud bin Jamil, ia majhul].

عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ اْلعِلْمِ فَهُوَ فيِ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ

Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang keluar (bepergian) untuk menuntut ilmu, maka ia termasuk berjuang di jalan Allah, hingga ia kembali”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 137, no. 2785]

طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ، وَ اِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْئٍ حَتَّى اْلحِيْتَانُ فِى اْلبَحْرِ. ابن عبد البر عن انس فى الجامع الصغير

Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang menuntut ilmu dimintakan ampun oleh segala sesuatu, hingga ikan-ikan yang di laut. [HR. Ibnu Abdil Barr dari Anas, dalam Jami’us Shaghir juz 2, hal. 132, no. 5266]

اُطْلُبُوا اْلعِلْمَ وَلَوْ بِالصّيْنِ. فَاِنَّ طَلَبَ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ. البيهقى فى شعب الايمان 2: 254، ضعيف لانه فى اسناده ابو عاتكة

Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam. [HR. Baihaqi dalam Syu’abul iimaan juz 2, hal. 254, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Abu ‘Atikah]

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا اَبَا ذَرّ، َلاَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ اَنْ تُصَلّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ، وَ َلاَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ اْلعِلْمِ عُمِلَ بِهِ اَوْ لَمْ يُعْمَلْ، خَيْرٌ مِنْ اَنْ تُصَلّيَ اَلْفَ رَكْعَةٍ. ابن ماجه 1: 79، رقم: 219

Dari Abu Dzarr, ia berata : Rasulullah SAW bersabda kepadaku, Hai Abu Dzarr, sungguh kamu pergi untuk mempelajari satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik bagimu daripada kamu shalat (sunnah) seratus rekaat, dan sungguh kamu pergi untuk mempelajari satu bab ilmu, baik diamalkan atau tidak, itu lebih baik bagimu daripada kamu shalat (sunnah) seribu rekaat. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 79, no. 219]
Keterangan :
Hadits ini oleh Al-Mundziri di dalam Targhib wat Tarhib dinyatakan sanadnya hasan, tetapi di dalam kitab Majma’uz Zawaaid didla’ifkan oleh Al-Haitsami, karena di dalam sanadnya ada dua perawi yang dla’if, yaitu ‘Abdullah bin Ziyad dan ‘Ali bin Zaid bin Jud’aan, walloohu a’lam.

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ، وَ وَاضِعُ اْلعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ كَمُقَلّدِ اْلخَنَازِيْرِ اْلجَوْهَرَ وَ اللُّؤْلُؤَ وَ الذَّهَبَ. ابن ماجه 1: 81، رقم: 224، ضعيف لانه فى اسناده حفص بن سليمان

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya itu seperti mengalungkan permata, mutiara dan emas pada babi. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 81, no. 224, dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hafsh bin Sulaiman]

عَنْ اَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اُغْدُ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًّا لاَ تَكُنِ اْلخَامِسَ فَتَهْلِكَ. البيهقى فى شعب الايمان

Dari Abu Bakrah dari Nabi SAW, beliau bersabda, Jadilah kamu orang yang pandai (mengetahui), atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang senang (cinta), janganlah kamu menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka. [HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abul iimaan, juz 2, hal, 265, no, 1709]

Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar