the pillars of islam | the pillars of islam
“Katakanlah (Muhammad saw) Apakah Kamu menyuruh aku menyembah selain Allah wahai orang-orang yang bodoh. Dan sesungguhnya telah di wahyukan kepadamu dan kepada Nabi-nabi yang sebelummu, Sungguh jika engkau mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah engkau orang yang merugi.Karena itu, hendaklah Allah saja yg engkau sembah, dn hendaklah engkau termasuk orang orang yang bersyukur”.
Lalu apa itu menyembah/ibadah? Bagaimana menyembah itu? Cukupkah dengan menyilangkan dada dan menundukkan kepala? Atau meletakkan tangan kanan disamping kepala dengan sikap tegak sudah bisa dikatakan menyembah? Mencium, mengelus, mengusap, membungkuk juga menyembah???
Lagi-lagi karena sisi DEFINISI yang kabur, terjadilah klaim-klaim yang tidak seharusnya. Jika apa yang tersebut di atas sudah dalam kategori menyembah, lalu apa yang terjadi dengan perintah bersujudnya para Malaikat kepada Adam as?
Apakah Allah sendiri menginginkan penduaan atas keTuhananNya sendiri? Mustahil!!
Lalu jika ada tuduhan Menyembah Kuburan, Nabi dan Wali-wali, dari segi apakah semua itu di tuduhkan????
Kemudian kita simpulkan:
.“Sesungguhnya arti Ibadah dari segi
bahasanya adalah melayani atau tunduk atau patuh atau menghinakan diri.
Tidak seperti apa yang dipersepsikan dalam Agama Islam pada awalnya,
yaitu melantunkan Syi’ir-syi’ir. Kemudian arti bahasa itu di jadikan
pula acuan untuk mengistilahkan Ibadah yang dimaksud dalam Islam. Jadi
Ibadah adalah membuat keputusan atau perhitungan hanya untuk Allah.
Dengan disertai ketundukan dan memenuhi perintahNya saja. Baik itu yang
berhubungan dengan pelantunan syair-syair pujian penghambaan, Ahlaq atau
pelaksanaan perundang-undangan dariNya”.
Untuk lebih jelasnya:
Untuk lebih jelasnya:
“Ibadah adalah Puncak perendahan diri dari seorang Hamba dan Puncak penghormatan kepada Tuhan yang Maha Suci. Dengan alasan bahwa hanya Allahlah yang berhak di sembah, dan tidak ada amalan apapun kecuali dalam rangka tunduk kepadaNya. Karena hanya Allahlah Tuan satu satunya pemberi ni’mat yang agung. Dan ni’mat itu adalah wujudnya seorang Hamba dari tiada menjadi ada”.
“Dari Abdullah bin ‘Abbas, Beliau berkata : “Berkata Jibril as kepada Nabi Muhammad saw: Ucapkanlah hai Muhammad (hanya kepadamu aku menyembah) dengan maksud Hanya kepadamu Aku meMaha tunggalkan dan aku takut, dan aku mengharap, Wahai Tuhanku, tidak yang lain”.
Kesimpulan dari keterangan tersebut, tidaklah amalan itu bisa diartikan Menyembah, kecuali dengan adanya ketundukan, patuh, hormat, perendahan diri dan dengan keyakinan bahwa obyek itu adalah Tuhan yang dimaksud.
Bersambung……………………….. InsyaAllah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar