PERTANYAAN
Gondrong Wong Kalem
Assalaamu'alaikum. poro yai ... Seandainya tuhan itu ada dua atau lebih,,kemustahilanya itu dimana ?
Matur suwun
JAWABAN
> Langlang Buana
wa'alaikum salam, sifat mustahilnya wahdaniyah bagi Allah yaitu
“Ta’addud” artinya banyak atau bilangan-Nya lebih dari satu, maka
mustahil Allah lebih dari satu. Firman Allah:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai
’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22).
Keesaan Allah itu mutlak. Artinya keesaan Allah meliputi dzat, sifat,
maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan Allah merupakan mabda’ atau
prinsip, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada
pengakuan tentang keesaan Allah.
Makanya untuk pertama seseorang menjadi muslim, ia harus bersaksi
terhadap keesaan Allah, yaitu dengan membaca syahadat yang berbunyi ”Aku
bersaksi tiada Tuhan selain Allah”.
Meyakini keesaan Allah juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak nabi
Adam as hingga nabi Muhammad saw. Jika keyakinan ini sudah diterapkan
dari dahulu maka mustahil Allah itu lebih dari satu. Mustahil Allah itu
banyak (Ta’addud) seperti dua, tiga, empat dan seterusnya. Allah itu
Maha Kuasa. Jika ada Allah lebih dari satu, dan bekerjasama, berarti
mereka itu lemah dan tidak berkuasa. Dan jika mereka berselisihan maka
terjadi sengketa antara mereka. Jadi mustahil Allah itu lebih dari satu.
Kalau lebih dari satu maka Dia bukan yang Maha Kuasa lagi.
> Ical Rizaldysantrialit
Wa'alaikum salam. Islam adalah agama samawi yang terakhir diturunkan
Allah swt kepada ummat manusia. Kedudukannya sebagai agama terakhir,
Islam hadir menyempurnakan ajaran agama-agama samawi yang telah dibawah
oleh rasul-rasul Allah sebelumnya. Kesempurnaan ajaran Islam terletak
pada aspek pelaksanaan syariatnya yang bersifat universal, komprehensif
dan integral. Shalihun fi kulli zaman wa makan (berlaku di setiap waktu
dan tempat) hingga akhir zaman. Adapun ushul (prinsip) utama ajaran
Islam adalah sama dengan seluruh agama samawi sebelumnya. Prinsip itu
adalah keyakinan (aqidah) tauhid. ia bersifat tsabat, qat’i, dan
berkembang sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad saw.
Syariat Islam bersandar kepada al-Quran dan al-Sunnah. Keduanya
merupakan referensi utama yang absholut. Al-Quran yang memuat firman
Allah adalah satu-satunya kitab yang menyatakan dirinya sebagai kitab
yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya. Kitab penuntun menuju
kesalamatan dunia dan akhirat. Sedangkan al-Sunnah merupakan sabda lisan
dan perbuatan Nabi saw. Al-Sunnah berposisi sebagai penafsir, penjelas,
penta’kid, dan penguat al-Quran. Oleh karena itu keduanya memiliki
interelasi kuat dan permanen yang sama sekali tidak bisa dipisahkan
antara keduanya. Termasuk ketika berbicara tentang Tuhan.
Tuhan Dalam Al-Quran
Ketika berbicara tentang Tuhan, Al-Quran menyebutkan dengan tiga kata inti; rabb, ilah, dan Allah.
Kata rabb kata benda tunggal (isim mufrad) yang mempunyai isim jama’ (plural); arbab.
Perhatikan Q.S>. Ali Imran : 80
وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ
أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat
dan Para Nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) Dia menyuruhmu berbuat
kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?".
Demikian juga kata ilah adalah kata benda tunggal dan jama’nya a>liha. Perhatikan Q.S. Al-An’am : 74
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آَزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آَلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya : Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya,
Aazar[489], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nyata."
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kata ilah dan rabb dalam
al-Quran memiliki makna ganda yang bukan hanya berarti Allah. Penggunaan
kata rabb dan ilah dengan makna selain Allah menunjukkan bahwa ada
tuhan lain selain Allah.. Seperti mempertuhankan patung, api, jin, batu
dan lain-lain.
Al-Quran memberitakan hal tersebut merupakan pengungkapan tabiat dasar
manusia yang selalu mencari tuhan dan menuhankan sesuatu. Manusia
memiliki garizah al-tadayyun (naluri kebertuhanan), sebabnya setiap
manusia pasti mengagungkan sesuatu yang Yaitu tuhan-tuhan yang sengaja
dijadikan manusia sebagai sembahannya kemudian ia agungkan dan ia puja
dianggapnya memiliki kekuatan penentu terhadap eksitensi hidup dirinya,
lalu ia memuja dan menyembahnya.
Jika al-Quran memberitakan bahwa ada tuhan selain Allah, namun bukan
berarti memberikan pengakuan, dan legitimasi positif terhadap
tuhan-tuhan tersebut. Sebaliknya manusia diperingatkan dengan keras
untuk tidak menyembah tuhan selain Tuhan Yang Maha atas segala sesuatu.
Karena jika ada tuhan lain yang memiliki kemahakuasaan dan maha
berkehendak, maka pastilah sistem kehidupan ini tidak akan berjalan
normal dan mengalami kehancuran. Sebab itu secara logika aksiomatik,
Tuhan itu wajib hanya satu. Sebagaimana dalam Q.S. al-Anbiya : 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Artinya : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Kata ilah secara secara leksikografis dapat dirumuskan sebagai berikut ;
1. Ilah yang artinya merasa tenang dan damai dengannya (alihtu ila fulan)
2. Pertolongan
3. Datang kepadanya karena sangat rindu
4. Mencintai
5. Abada (menyembah)
6. terlindung dari pandangan.
Dari enam makna ilah di atas apabila diformulasikan kepada kalimat la
ilaha illa Allah, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang diseruh
memberi ketenangan, tidak ada pemberi pertolongan, tidak ada yang
dicintai, tidak ada disembah (ma’bud) selain Allah. Sesungguhnya Allah
dengan ilahNya berkorelasi dengan hakekat ketenangan jiwa, hakekat
pertolongan, cinta yang mulia, serta ibadah yang dilaksanakan.
1. Pemberi ketenangan. Q.S. Al-Ra’d : 28
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
2. Pemberi pertolongan. Q.S>. al-Jin : 18
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
3. Yang dicintai. Q.S. al-Baqarah : 165
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا
لِلَّهِ
4. Yang disembah. Q.S>. al-Zumar : 64
قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ
berasal dari kata uluhiyah maknanya ibadah dan penyembahan. Artinya
Tuhan adalah ilah yang disembah. Kedua, dari kata alaha, mengherankan
dan menakjubkan. Artinya makhluk akan takjub terhadap ciptaan Tuhan.
Ketiga, dari kata aliha yang bermakna tenang. Artinya orang yang dekat
dengan Tuhan akan merasakan ketenangan.
Tidak Ada Tuhan Selain Allah
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah) adalah kalimat tauhid
yang dibawa seluruh Nabi dan Rasul. Kalimat yang merupakan inti dan
kunci segala sesuatu. keseluruhan ajaran Islam berawal dan berakhir dari
kalimat ini. Kalimat yang menjadi rukun Islam pertama, dan yang
menandai keislaman seseorang. Kalimat pertama yang harus diperdengarkan
kepada bayi yang baru lahir, dan yang akan meninggal dunia.
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah) merupakan kalimat
pembuktian kekokohan iman dan keyakinan akan Tuhan yang satu. Hanya
kepada-Nya hamba menyembah, hanya kepada-Nya hamba memohon pertolongan.
Kalimat la ilaha illa Allah, tidak sebatas ungkapan bibir, dan ucapan
lisan, tetapi keyakinan kokoh yang terbangun di atas tiga dimensi
sinergitas antara pembenaran hati, ucapan lisan dan perbuatan fisik.
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah), adalah kalimat sempurna
dan termulia. Tidak ada satu pun celah untuk menafikan keesaan Allah,
dan tidak ada satu peluang untuk meragukan keMaha Tunggalan-Nya. Allah
swt tidak pernah memberi toleransi kepada hamba-Nya, yang membesitkan
kata ragu dalam hatinya, apalagi membangun keraguan itu dalam kata dan
perbuatannya. Perhatikan Q.S. Al-Nisa : 48
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا
عَظِيمًا
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.
Implementasi Ketauhidan Dalam Kehidupan
1. Ketauhidan Tuhan dalam Ibadah. Q.S. Thaha : 14
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
2. Ketauhidan Tuhan dalam isti’anah (memohon pertolongan). Q.S. Al-Fatihah : 4
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
3. Ketauhidan Tuhan dalam zikir dan do’a\. Q.S. Ghafir : 60
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
4. Ketauhidan Tuhan dalam penyerahan diri (Qan’ah dan tawakkal). Q.S. Al-An’am : 163
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ
Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya;
dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Maka bersaksilah bahwa Tuhan itu (wajib) hanya satu. Bersaksilah dengan
melihat, menyadari, bersaksi dan bersumpah bahwa Tuhan itu hanya satu,
Tuhan hanya Allah swt Yang Maha Satu
Referensi dalam beberapa tafsir
-Tafsir Baghowi
- Tafsir Thobary
-Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Kabiir
- Fathul Qodiir
Wallahu A'lam
LINK ASAL
Artikel Terkait
- 3275. DOSA LAKSANA NOKTAH ATAU TITIK HITAM DALAM HATI
- 3274. KEBAHAGIAN ALLAH SWT ATAS TAUBAT HAMBA-NYA
- 3262. LAFADZ ALLAH BERASAL DARI BAHASA ARAB ATAU BAHASA LAIN ?
- 3260. PERBEDAAN KEKALNYA ALLAH DENGAN SYURGA DAN NERAKA
- 3251. AQIDAH : PENGERTIAN SIFAT WAJIB BAGI ALLAH
- 3246. ZINA MATA DAN ZINA HATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar