Kamis, 17 April 2014

Nabi Saleh as dan Bangsa Tsamud

Setelah kaum 'Ad dibinasakan Allah Swt, maka datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala ketika Allah Swt mengutus Nabi Saleh as kepada mereka.
Nabi Saleh berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa berhala yang mereka sembah tidak memiliki nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan memerintahkan hanya menyembah kepada Allah Swt.
Pada awalnya, sebelum Allah SWT mengutusnya dan memerintahkan padanya untuk berdakwah kepada kaum Tsamud, mereka sangat menghormati Saleh karena beliau dikenal jujur dan baik hati. Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat, Kaumnya berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesung­guhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa? Karena mereka tidak menggunakan akal. Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah berhala, sehingga terjerumus dalam kesesatan.
Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta kepadanya agar ia memperlihatkan mukjizat agar ada bukti bahwa ia memang utusan Allah Swt. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud terkenal sebagai pengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk membangun rumah mereka.
Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya: "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Atas ijin Allah Swt maka pada suatu hari sebongkah batu gunung besar terpecah dan keluar darinya unta diikuti anaknya yang kecil. Ia lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran. Unta Nabi Saleh as dapat minum air yang terdapat di sumur-sumur hinga binatang yang lain tidak berani mendekati air tersebut. Mukjizat ladin dari unta tesebut adalah mampu mengeluarkan susu yang bisa diminum oleh seluruh orang. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah Swt dan berpesan kepada Nabi Saleh as agar beliau melarang kaumnya mengganggu unta tesebut apalagi membunuhnya. Nabi Saleh as lalu memerintahkan mereka untuk membiarkan sang unta makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Juga mengingatkan mereka agar tidak mencoba mengganggunya. Jika melanggar, maka mereka akan mendapatkan siksaan dan azab dari Allah Swt.
Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan gunung. Air susunya pun dapat diminum oleh ribuan lelaki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah Swt. Maka berimanlah sebagian kaum Tsamud namun sebagian lagi tetap menentang kepada Nabi Saleh as. Kebencian terhadap Nabi Saleh as berubah menjadi kebencian kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk menyakiti unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar.
Allah SWT berfirman: "Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (QS. al-A'raf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah Swt dan mengingatkan mereka bahwa Allah Swt telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh, namun kaumnya justru menjawab dengan penentangan dan ejekan.
Ketika malam mulai menyelimuti kota Tsamud, gunung-gunung yang kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Para tokoh kaum Tsamud hadir pada pertemuan penting itu. Salah seorang kafir berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab: "Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Nabi Saleh as ke unta Allah Swt. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan."
Seorang kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Semua yang hadir mulai berpikir sambil meminu minuman yang memabukkan, kemudian terdengar suara pelan: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh."
Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang ada pada pertemuan itu segera memadamkan suara orang tersebut.
Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara: "Saya mengenal seseorang yang dapat membunuh­nya." Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai kelompok penjahat di kota. "Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Kegelapan semakin menyelimuti pegunungan kaum Tsamud. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan malam, dengan seorang pemimpin seorang pemabuk berat. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta mukjizat Nabi Saleh as. Unta itu bangkit dan anaknya ikut terbangun dalam keadaan takut. Akhiranya, pedang dan tombak para penjahat mendera tubuh unta tersebut dan darah berkucucuran. Induk dan anak unta yang merupakan mukjizat dari Allah Swt pun terbunuh.
Nabi Saleh as sangat terkejut ketika mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau ke luar dengan keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu."
Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
Nabi Saleh melanjutkan: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah Swt untuk menghancurkan mereka setelah tiga hari. Maka pada hari keempat, langit terbelah oleh suara teriakan yang amat keras. Di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Azab tersebut hanyalah satu teriakan, namun telah membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka kaum Tsamud dibinasakan oleh Allah Swt karena perbuatan bejat mereka. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi Saleh selamat dan terus beriman kepada Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar