Waspadai Kelompok Yang Membenci Thariqat/Tasawwuf/Dunia Sufi
Syekh
Naqsybandi QS, pilar utama Tarekat Naqsybandi memberi nasihat kepada
khalifahnya, Syekh Ala’ud-Din al-Buktarekathari QS, “Jangan dengarkan
orang terpelajar yang menyangkal . Jika engkau mendengarnya, maka selama
tiga hari Setan akan mengendalikan dirimu. Jika engkau tidak bertobat
dalam tiga hari, dia akan menguasai orang itu selama 40 hari, dan jika
tidak bertobat dalam 40 hari, engkau akan menerima kutukan selama 1
tahun.”
Kini di
masa kita, banyak sekali orang yang menyangkal tarekat. Tinggalkan
mereka, jangan berargumen dengan mereka. Mereka seperti Abu Jahal,
Rasulullah SAW berkata kepadanya, tetapi ia tidak menerimanya. Kita
tidak lebih kuat daripada Rasulullah SAW. (Syekh ‘Abdullah Fa’iz
ad-Daghestani QS)
Orang-orang
yang menusuk dunia Sufi dalam Islam dan ingin merobohkan bahkan ingin
menghancurkan dengan berbagai kedustaan, dengan melemparkannya melalui
pandangannya yang sesat terbagi menjadi berbagai kelompok: Ada yang
memusuhi karena benci dan dendam pada Islam, ada juga karena
kebodohannya terhadap hakikat Tasawuf, lalu mereka terkubang dalam
kebodohan yang mendustakan.
Kelompok Pertama:
Adalah musuh-musuh Islam dari kaum Zindiq Orientalis dan anthek-antheknya melalui rentetan perang Salib dan aktivitas kolonialisme yang penuh dendam, semata mereka hanya ingin merobohkan benteng-benteng Islam, menghancurkan rambu-rambu utamanya, dan menebarkan racun permusuhan dengan mengembangkan konflik antar barisan Islam.
Adalah musuh-musuh Islam dari kaum Zindiq Orientalis dan anthek-antheknya melalui rentetan perang Salib dan aktivitas kolonialisme yang penuh dendam, semata mereka hanya ingin merobohkan benteng-benteng Islam, menghancurkan rambu-rambu utamanya, dan menebarkan racun permusuhan dengan mengembangkan konflik antar barisan Islam.
Mohammad
Asad, salah satu orientalis yang masuk Islam telah membuka kedok mereka
dalam bukunya, al-Islam fi Muftariqit Thuruq, ketika membicarakan
pengaruh perang Salib.
“Mereka
memiliki semangat besar untuk meneliti Islam dalam rangka mengetahui
rahasia kekuatannya, agar mereka tahu dari mana pintu-pintu masuknya,
dan dari gerbang mana jalan menuju umat Islam untuk merobohkan dan
merekayasa keburukannya. Diantara para orientalis itu, yang paling
berpengaruh adalah RA Nicholson dari Inggris, Goldziher Yahudi, Louis
Massignon dari Perancis dan lainnya.
Di satu
sisi mereka menebar racun dalam madu, dan memuji Islam dalam sebagian
buku-bukunya agar menarik respon pembaca. Ketika mulai tertarik, mereka
membuat pengaruh pada akidahnya, lalu menebar kebatilan dalam hatinya
untuk ditaburkan pada Islam, dengan berbagai dosa dan dusta.
Kadang-kadang mereka membuat rincian
akademik yang spesifik, bahkan berjubah keagamaan, lalu mengenalkan
Tasawuf sebagai ruhnya Islam. Namun di satu sisi mereka menegaskan bahwa
Tasawuf itu sesungguhnya warisan dari Yahudi, Nasrani dan Budha. Mereka
membuat keraguan pada pembacanya bahwa Tasawuf adalah pandangan yang
telah menyimpang dan sesat, seperti pandangan tentang Hulul dan Ittihad,
Wahdatul Wujud, dan Wahdatul Adyan.
Kita tahu, dan kita tidak asing dengan
tudingan mereka, karena mereka adalah musuh. Karena demikian watak musuh
dan pemakar. Kita tidak perlu lagi merinci hujatan mereka, karena kita
sudah mengenal watak para musuh dunia Sufi dengan tujuannya yang begitu
kotor.
Namun
yang memprihatinkan kita adalah mereka yang mengaku sebagai tokoh Islam,
tetapi mereka mengadopsi pandangan-pandangan musuh Islam itu untuk
dijadikan pegangan demi menusuk Islam dari dalam, yaitu Ruhul Islam dan
Mutiara Islam, yang tidak lain adalah Tasawuf. Apakah dibenarkan bagi
seorang muslim yang berakal, mengambil pandangan dari musuh-musuh Islam
yang kafir demi menusuk sesama saudaranya yang muslim? Maha Suci Allah,
sungguh sebuah kebohongan besar.
Kalau
saja para orientalis itu benar-benar membela Islam, benar-benar tulus
dalam tesis mereka dengan keinginannya memurnikan Islam dari kotoran,
kenapa mereka juga tidak memeluk Islam?
Kenapa mereka tidak menggunakan metode muslim bagi pandangan hidupnya?
Kenapa mereka tidak menggunakan metode muslim bagi pandangan hidupnya?
Kelompok Kedua
Adalah mereka yang bodoh terhadap ajaran hakikat Tasawuf Islam, karena mereka tidak mendapatkan bimbingan dari tokoh Sufi yang benar dan dari kalangan Ulamanya yang Ikhlas. Bahkan mereka mengambil analisa tentang tasawuf dengan pandangan yang mengaburkan, jauh dari kejelasan dan fakta. Mereka ini terbagi-bagi:
Adalah mereka yang bodoh terhadap ajaran hakikat Tasawuf Islam, karena mereka tidak mendapatkan bimbingan dari tokoh Sufi yang benar dan dari kalangan Ulamanya yang Ikhlas. Bahkan mereka mengambil analisa tentang tasawuf dengan pandangan yang mengaburkan, jauh dari kejelasan dan fakta. Mereka ini terbagi-bagi:
1.
Mereka mengambil pandangan Sufi dari kalangan yang mengamalkan tasawuf
secara menyimpang yang mengaku sebagai gerakan Tasawuf, tanpa membedakan
antara hakikat Tasawuf yang terang dengan peristiwa-peristiwa
penyimpangan tasawuf.
2.
Ada kalangan yang terpeleset karena sesuatu yang ditemukan dalam
kitab-kitab Tasawuf, sebagai rahasia tersembunyi, lantas menafsirkan
menurut selera mereka tanpa adanya pendalaman hakikatnya, bahkan mereka
memahami menurut perspektif mereka sendiri, menurut pengetahuan mereka
yang terbatas dan dangkal. Tanpa mereka mau merujuk pada wacana dunia
Tasawuf yang terang dan jelas yang tidak melanggar syariat. Mereka tidak
menerjemahkan melalui pandangan kaum Sufi sendiri terhadap hal-hal yang
tersembunyi itu.
Mereka
ini semisal orang yang dalam qalbunya ada penyimpangan dan penyakit
jiwa, lalu menakwilkan ayat-ayat Al-Qur’an yang Mutasyabihat dengan
penafsiran dangkal mereka yang menyimpang, tanpa mereka memahami
ayat-ayat Muhkamat (tegas) dan jelas makna dan tujuannya. Allah Ta’ala
berfirman:
“Dialah
yang menurunkan kepadamu Kitab, darinya ada ayat-ayat Muhkamat dan
disanalah ada Ummul Kitab, dan ayat lain bersifat Mutasyabihat.
Sedangkan mereka yang hatinya ada penyimpangan, mereka mengikuti yang
kabur dari ayat itu demi menimbulkan fitnah dan meraih rekayasa
pemahaman.”
Karena
itu agar tidak disalahpahami, sejumlah Ulama Sufi menjelaskan berbagai
rahasia Tasawuf dalam kitab-kitabnya, seperti yang dilakukan oleh Ibnu
Araby dalam kitabnya Al-Futuhatul Makkiyyah dan Ar-Risalah oleh
al-Qusyairy.
(Sumber : Ditulis oleh KH Khoirul Mustamir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar