Mengapa Surah At-Taubah Tanpa Basmalah ?
Keutamaan membaca nama Allah sebelum melakukan sesuatu tersebar di
berbagai riwayat. Tapi seperti kita tahu, Surat At-Taubat dalam Al-Quran
tidak dimulai dengan basmallah.
Ada beberapa pendapat soal ini.
Pertama, untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus melihat surat
sebelumnya di dalam penyusunan ayat-ayat Al-Qur’an sekarang ini. Yaitu
surat Al-Anfal. Berikut dua pendapat berkenaan dengan tiadanya “basmalah” dikaitkan dengan posisi surat.
Menurut Ubay bin Ka’ab, surat Al-Taubah tanpa basmalah karena ia
didekatkan dengan surat Al-Anfal. Yang satu berkisah tentang orang-orang
yang menepati janji dan kisah tentang perjanjian-perjanjian, sedangkan
yang kedua bercerita tentang orang-orang yang melanggar janji. Pendapat
kedua yang tidak sepenuhnya berbeda dari Utsman yang mengisahkan
kemiripan cerita di antara kedua surat itu. Yang pertama orang yang
terikat janji. Dan yang kedua (surat Al-Taubah) tentang orang-orang yang
dilepaskan atas mereka janji.
Kedua, ada juga pendapat yang
mengatakan, bahwa ayat itu turun untuk menunjukkan “lepasnya”
perlindungan Allah dan Rasulnya dari orang-orang kafir dan musyrik.
Dengan tiadanya perlindungan itu, maka dilarang bagi selain orang yang
beriman untuk tawaf dan berputar di sekitar rumah Allah Swt.
Ketiga, pendapat berdasarkan riwayat dari beberapa sahabat. Hudzaifah di
antaranya. Ia berkata: “Bagaimana mungkin ia disebut surat Al-Taubah?
Ia lebih tepat disebut Surat azab.” Dari Said bin Jubair, ia berkata:
aku bertanya pada Ibnu Abbas tentang surat Al-Taubah. Ibnu Abbas
menjawab: “Itu surat yang menyingkap rahasia-rahasia. Tidak
henti-hentinya ia turun, kecuali ada di antara rahasia kami yang
diungkapnya. Sampai kami takut bahwa tiada (rahasia) yang tersisa dari
seorang pun di antara kami. (semua keterangan di atas dinukil dari
Tafsir Al-Tibyan, Syaikh Thusi, juz lima bagian surat Al-Taubah).
Berdasarkan keterangan-keterangan dari para sahabat itu, Surat
Al-Taubah adalah Surat yang sangat ‘keras’. Ditujukan pada orang-orang
kafir, tapi juga ditujukan pada sahabat-sahabat Nabi Saw. Konon, karena
‘keras’nya ayat-ayat di dalamnya, maka ia tidak diawali dengan nama
Allah yang maha kasih maha sayang.
Meski Surat Al-Taubah tidak
diawali dengan basmalah, dan manusia hanya mampu menangkap sedikit saja
kemungkinan rahasianya, tetapi surat ini diakhiri dengan sangat indah.
Setelah di awal berisi pelepasan, di tengah tersebar berbagai kecaman,
di akhir surat itu dengan indah ditutup oleh sebuah ayat kebahagiaan.
Ayat kasih sayang dan kerinduan.
“Sungguh telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu.
Ia sangat menginginkan kamu bahagia. Amat belas kasihan lagi penyayang
kepada orang-orang yang beriman. Bil mu’miniina raa`ufur rahiim”
“Jika mereka berpaling maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tiada
Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal, dan Dialah Tuhan yang
memiliki ‘Arasy yang agung.”
SUBHANALLAH...
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu belajar dan meningkatkan diri untuk lebih dekat lagi dengan Al-Qur'an. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar