khutbah. Dia menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berdiri. Dia mengatakan, ‘Ya Rasulullah, banyak ternak yang mati, dan jalan terputus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia menahan hujan.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya, dan berdoa,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺣَﻮَﺍﻟَﻴْﻨَﺎ، ﻭَﻻَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻵﻛَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟﺠِﺒَﺎﻝِ
ﻭَﺍﻟﻈِّﺮَﺍﺏِ ﻭَﺑُﻄُﻮﻥِ ﺍﻷَﻭْﺩِﻳَﺔِ ﻭَﻣَﻨَﺎﺑِﺖِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮِ
ALLAHUMMA HAWAALAINA WA LAA ’ALAINA.
ALLAHUMMA ’ALAL AAKAMI WAL JIBAALI, WAZH
ZHIROOBI, WA BUTHUNIL AWDIYATI, WA
MANAABITISY SYAJARI
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami. Ya Allah turunkan hujan di bukit-bukit, pegunungan, dataran tinggi, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” Tiba-tiba hujan langsung berhenti. Kami keluar masjid di bawah terik matahari. (HR. Bukhari – Muslim).
Dari hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melantunkan doa ketika terjadi banjir, akibat terlalu sering hujan. Doa ini bisa anda baca dalam kondisi banjir seperti yang terjadi di ibu kota. Dengan harapan, semoga Allah tidak menimpakan hujan itu sebagai adzab, namun menjadi rahmat. Hujan itu turun di tempat yang subur dan bermanfaat bagi tanaman.
Ibnu Daqiqil Id ketika menjelaskan hadis ini
mengatakan,
ﻭَﻓِﻴﻪِ ﺩَﻟِﻴﻞٌ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﻟِﺈِﻣْﺴَﺎﻙِ ﺿَﺮَﺭِ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮِ. ﻛَﻤَﺎ
ﺍُﺳْﺘُﺤِﺐَّ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻟِﻨُﺰُﻭﻟِﻪِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻧْﻘِﻄَﺎﻋِﻪِ. ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟْﻜُﻞَّ ﻣُﻀِﺮٌّ
Hadis ini merupakan dalil bolehnya berdoa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan. (Ihkam Al-Ahkam,1/357)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar