Senin, 05 Mei 2014

Antara Wahhabiyyah dan Wahbiyyah apa bedanya?



Pernah menjumpai pengikut Wahhabi enggan disebut Wahhabi?
Mereka juga mengatakan nama Wahhabi salah dalam penisbatannya, bahkan dikaitkan dengan Ibnu Rustum

Inilah perbedaan Antara Wahhabiyyah, Wahbiyyah,


Ibnu Rustum dan Ulama Wahhabi http://www.muslimedianews.com/2013/11/inilah-nama-wahhabi-antara-wahhabiyyah.html

Kepalsuan Gambar Perbedaan Dua Wahhabi
http://www.muslimedianews.com/2014/03/kepalsuan-gambar-perbedaan-dua-wahhabi.html

Di jejaring sosial facebook, menyebar sebuah gambar yang berkaitan dengan Wahhabi. Dalam gambar itu diterangkan mengenai "Perbedaan Dua "Wahhabi" bahwa ada dua nama atau sebutan Wahhabi yaitu Wahhabi  yang dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab dan Wahhabi yang dinisbatkan kepada Abdul Wahhab bin Rustum.
Wahhabi yang dinisbatkan kepada Ibnu Rustum adalah Wahhabi yang berkeyakikan khowarij, mengkafirkan kaum muslimin, memberontak kepada pemerintahan. Sedangkan Wahhabi yang dinisbatkan kepada Ibnu Abdul Wahhabi adalah Ahlussunnah yang berkeyakinan segala dosa diampuni oleh Alah dan tunduk pada pemerintahan kaum Musliminin.
Selanjutnya, diterangkan bahwa: namanya Abdul Wahhab dan pengikutnya bisa dianggil "Wahhabi". Sedangkan Wahhabi versi satunya, Abdul Wahhab adalah nama ayahnya sehingga pengikutnya seharusnya dipanggil "Muhammadiy".

Kebohongan diatas menandakan ketidak mengertian mengenai sejarah, sebab Abdul Wahhab bin Rustum bukan pendiri Wahhabi. Ia adalah pengikut aliran Wahbiyyah . Aliran Wahbiyyah didirikan oleh Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi. Istilah Wahbiyyah dinisbatkan kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, bukan kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum. (Baca: Inilah Nama Wahhabi).
Sebutan Wahhabiyyah (الوهَّابيَّة) dan Wahbiyyah (الوَهْبِيَّة) tersebut hampir sama tapi berbeda. Sehingga terkadang orang-orang yang tidak mengerti sejarah dan tidak teliti akan salah membaca.
Aliran Wahbiyyah memang khowarij, sama seperti Wahhabiyah (pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab). Keduanya sama-sama khowarij sebagaimana dikatakan oleh ulama Ahlussunnah wal Jama'ah. Dalam sejarah, Wahhabiyah pernah melakukan pemberontakan terhadap Khilafah Turki Utsmani. (Baca:
Musnahnya Wahhabi dan Bangkitnya Kembali Menjadi Kerajaan Arab Saudi).

Terkait dengan cara memberikan nisbat, misalnya nama Abdul Wahhab dan pengikutnya disebut Wahhabi seperti pada gambar itu memang betul karena nisbat tidak harus dengan nama depannya, tidak harus dengan nama ayahnya, tidak harus denga nama kakeknya. Sebab terkadang nisbat juga sering dipakai dengan disandarkan kepada Mudlaf Ilaih-nya. Seperti kata Abdul Qais, maka nisbahnya menjadi Qaisy. Sehingga pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab disebut dengan Wahhabiyah, tidaklah salah. 

Baca juga :  Inilah Nama Wahhabi : Antara Wahhabiyyah, Wahbiyyah, Ibnu Rustum dan Ulama Wahhabi

Kepalsuan Gambar Perbedaan Dua Wahhabi 

Related Articles


Wahhabiyyah atau Wahhabi merupakan firqah (sekte) yang pengasasnya bernama Muhammad bin Abdul Wahhab (wafat 1206 H). Sebutan tersebut dinisbatkan kepada pengasasnya, sedangkan yang pertama kali memunculkan sebutan "Wahhabiyyah / Wahhabi" adalah saudara kandung (kakak kandung) Muhammad bin Abdul Wahhab yaitu Syekh Sulaiman bin Abdul Wahhab al-Hanbali dalam kitabnya al-Shawaiq al-Ilahiyyah fi Radd alaa al-Wahhabiyyah. Sebutan itu kemudian diikuti oleh sejumlah ulama Ahlussunnah wal Jama'ah lainnya.

Sebagian pengikut Wahhabi ada yang bangga dengan nama Wahhabi. Namun, ada pula yang tidak mau disebut Wahhabi, mereka marah dan malu sebab sejarah kelam mereka. Mereka tidak mengakui penamaan tersebut. Berangkat dari keengganan mengakui penamaan Wahhabi ini, muncul berbagai kebohongan yang disebarkan guna untuk menipu ummat Islam.
Salah satu kebohongan yang disebarkan-sebarkan adalah mengalihkan penisbatan penamaan Wahhabiyyah (Wahhabi) kepada selain Muhammad bin Abdul Wahhab, yaitu kepada Abdul Wahhab bin Abdudirrahman bin Rustum (wafat tahun 208 H), jauh sekali masanya.

Mereka menyebarkan kebohongan tersebut dalam banyak blog atau situsnya, bahkan diunggah di Youtube. Diantaranya adalah blog http://al-amiry.blogspot.com milik bocah Medan bernama Muhammad Abdurrahman (1994) dengan judul "Membersihkan Pakaian Salaf Dari Noda Tuduhan Wahabisme ", blog http://pecintamanhajsalaf.wordpress.com "Inilah Wahabi Sesungguhnya… ", website Darus Salaf Bontang Kaltim (http://www.darussalaf.or.id) dibawah bimbingan ustadz Wahhabi bernama  Muhammad Ar Rifai  dan Yunus memuat dengan judul "Bagi Yang Ingin Tahu Siapa Wahabi Sebenarnya", blog http://feehas.wordpress.com dengan judul "Wahhabi Yang Asli Tulen, Sesat Menyesatkan" dan situs-situs Wahhabi lainnya.
Di Youtube, kebohongan ini di unggah dalam bentuk rekaman video dari Rodja TV dengan pemateri Abu Yahya Badrussalam yang diberi judul "Membongkar Kesesatan Wahabi". Diunggah oleh akun Rodja TV http://www.youtube.com/user/rodjatv dan di unggah kembali oleh akun yang memakai nama Aswaja http://www.youtube.com/user/NahnuAswaja/. Tidak berbeda dengan kebohongan yang disampaikan dibeberapa situs Wahhabi,  Badrussalam juga dengan entengnya menyampaikan kebohongan tersebut.

Meskipun berjudul "Membongkar Kesesatan Wahabi", namun dalam pembahasan tersebut Badrussalam berusaha membersihkan sejarah hitam Wahhabi dengan mengarahkan penisbatan Wahhabi kepada Ibnu Rustum. 

Wahhabiyyah, Wahbiyyah dan Ibnu Rustum
Sepintas kedua istilah antara Wahhabiyyah (الوهَّابيَّة) dan Wahbiyyah (الوَهْبِيَّة) tersebut hampir sama, namun jelas berbeda. Wahhabiyyah (Wahhabi) pengasasnya bernama Muhammad bin Abdul Wahhab. Sedangkan Wahbiyyah pengasasnya bernama Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, wafat tahun 38 Hijiriyah. Istilah Wahbiyyah dinisbatkan kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, bukan kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum, wafat tahun 208 Hijriyah.
Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum bukanlah pendiri Wahbiyyah, apalagi Wahhabiyyah. Ibnu Rustum merupakan salah satu pemimpin pecahan Wahbiyyah yang alirannya dikenal dengan "Wahbiyyah al-Rustumiyyah". Persamaan diantara mereka adalah mereka semua sama-sama termasuk khawarij.

Kesalahan Dalam Penisbatan ?
Untuk melapisi kebohongan diatas, mereka juga kerap kali menyatakan bahwa penisbatan istilah "Wahhabiyyah" kepada Muhammad bin Abdul Wahhab adalah salah kaprah. Bahkan, ada ulama Wahhabi yang berbohong dan mengatakan bahwa penamaan Wahabi adalah disandarkan kepada nama al Wahhab, salah satu dari nama-nama Allah. Seperti yang dikatakan oleh ulama Wahhabi bernama Muhammad bin Jamil Zainu dalam bukunya Quthuf Min asy Syama’il al Muhammadiyyah

 وهابي نسبة إلى الوهاب وهو اسم من أسماء الله

"Nama Wahabi adalah disandarkan kepada nama al Wahhab, dan dia itu (al Wahhab) adalah salah satu dari nama-nama Allah”.

Jelas, mereka tidak paham bahwa penisbatan itu tidak harus disandarkan pada nama pendirinya (pengasasnya), bisa juga disandarkan kepada nama ayahnya, kakeknya, kakek dari kakeknya dan seterusnya. Didalam bahasa arab, penisbatan juga seringkali dipakai dengan disandarkan kepada Mudlaf Ilaih-nya. Seperti kata Abdul Qais, maka nisbahnya menjadi Qaisy.

Ulama Wahhabi Mengakui dan Bangga Dengan Nama Wahhabi
Saat sebagian pengikut Wahhabi merasa malu dan enggan mengakui penisbatan / penamaan Wahhabi pada diri mereka. Bahkan mereka rela melakukan berbagai kebohongan. Sebaliknya, ulama Wahhabi bukan hanya mengakui penamaan Wahhabi pada diri mereka, bahkan mereka bangga dengan penamaan tersebut. Terbukti dengan kitab-kitab mereka yang tanpa ragu dan dengan bangga menggunakan istilah Wahhabi.

Scan kitab Wahhabi berjudul "Al-Hadiyyah al-Saniyyah wa al-Tuhfah al-Wahhabiyyah al-Najdiyyah (Hadiah yang Luhur dan Anugerah kaum Wahhabi Najed)" disamping merupakan salah satu bukti bahwa ulama Wahhabi bangga dengan penamaan Wahhabi. Kitab tersebut ditulis oleh salah seorang ulama Wahhabi tunanetra bernama Sulaiman bin Sahman yang diterbitkan oleh penerbit Al Manar, milik Rasyid Ridha.
Pemuka Wahhabi di Qatar, Ahmad bin Hajar Al Buthami Al bin Ali menulis sebuah buku berjudul "as 

Syekh Muhammad ibn Abdil Wahhab ‘Aqidatuh as Salafiyyah Wa Da’watuh al Islamiyyah" yang mana buku ini diedit dan sebarluaskan oleh pemuka Wahabi lainnya, yaitu “Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz”. Dicetak tahun 1393 H, penerbit Syarikat Mathabi’ al Jazirah.

Pada halaman 105, ia dengan bangga memakai dan menuliskan nama Wahhabi :
فلما التقى الوهابيين في مكة
“Ketika bertemu dengan orang-orang Wahabi di Mekah…”

Juga menuliskan:

استطاع الوهابيون أن يقيموا الدولة الإسلامية على أساس من المبادئ الوهابية
“… orang-orang Wahabi mampu mendirikan Dawlah Islamiyyah di atas dasar ajaran-ajaran Wahabiyah”

Kemudian juga menuliskan:

ولكن الدعوة الوهابية
“Akan tetapi dakwah Wahabi…”

Juga menuliskan:

يدينون الإسلام على المذهب الوهابي
“Meraka (orang-orang Wahabi) beragama Islam di atas madzhab Wahabi...”.
Ulama Wahhabi lainnya bernama Dr Muhammad Khalil Al-Harras secara terang benderang menggunakan nama Wahhabi didalam kitab karyanya yaitu "Al- Harakatul Wahhabiyah (Gerakan Wahhabi)" . Contoh penggunakan Wahhabi didalam kitabnya :
Pada halaman 11 disebutkan :

ﺍﺳﺲ ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ
"Dasar-dasar gerakan Wahhabi..."

Halaman 14 disebutkan :

ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ ﺗﺪﻋﻮ ﺍﻟﻲ ﺗﻮﻛﻴﺪ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
"..gerakan Wahhabi menyeru kepada menguatkan tauhid ..."

Halaman 17 dan masih banyak lagi disebutkan :

ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ ﺗﺪﻋﻮ ﺍﻟﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺭﺑﻬﺎ
"..gerakan Wahhabi menyeru kepada jalan Tuhan nya..."
Selain diatas, sangat banyak kitab-kitab ulama Wahabi yang mengakui penamaan Wahhabi untuk dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdi, diantaranya: Syaikh Muhammad Hamid Al Fiqi dalam kitab Atsarud Da’watil Wahhabiyah, Syaikh Umar Abu Nashri dalam kitab Ibnu Sa’ud, Syaikh Muhammad Kurdi Ali dalam kitab Al-Qadim wal Hadits, Syaikh Muhammad Jamil Baiham dalam kitab al-Halqah al-Mafqudah fi Tarikh Arab,  Syaikh Abdul Karim Al-Khathibi dalam kitab Muhammad ibn Abdil Wahhab dan sebagainya. (*/)

Related Articles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar