Muslimedianews.com ~ Imam Al-Qarafi adalah ahli fikih dalam madzhab Maliki, di tahun 684 H di Mesir. Beliau disebut al-Qarafi karena selama mencari ilmu ia menetap di Qarafah (pekuburan). Di masa itu Tahlilan sudah populer dengan istilah fidyah:
قَالَ الرَّهُونِيُّ وَالتَّهْلِيلُ الَّذِي قَالَ فِيهِ الْقَرَافِيُّ يَنْبَغِي أَنْ يُعْمَلَ هُوَ فِدْيَةُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ سَبْعِينَ أَلْفِ مَرَّةٍ حَسْبَمَا ذَكَرَهُ السَّنُوسِيُّ وَغَيْرُهُ هَذَا الَّذِي فَهِمَهُ مِنْهُ الْأَئِمَّةُ (أنوار البروق في أنواع الفروق - ج 6 / ص 105)
“ar-Rahuni berkata: Tahlil yang dikatakan oleh al-Qarafi yang dianjurkan untuk diamalkan adalah doa fidyah La ilaha illa Allahu, sebanyak 70.000 kali. Terlebih disebutkan oleh as-Sanusi dan lainnya. Inilah yang difahami oleh para imam” (Anwar al-Buruq 6/105)
Masih dalam kitab yang sama, juga dijelaskan tentang Tahlil:
لَكِنَّ الَّذِي يَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ أَنْ لَا يُهْمِلَ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ فَلَعَلَّ الْحَقَّ هُوَ الْوُصُولُ إلَى الْمَوْتَى فَإِنَّ هَذِهِ أُمُورٌ مَغِيبَةٌ عَنَّا ، وَلَيْسَ فِيهَا اخْتِلَافٌ فِي حُكْمٍ شَرْعِيٍّ وَإِنَّمَا هُوَ فِي أَمْرٍ وَاقِعٍ هَلْ هُوَ كَذَلِكَ أَمْ لَا ، وَكَذَلِكَ التَّهْلِيلُ الَّذِي جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ يَعْمَلُونَهُ الْيَوْمَ يَنْبَغِي أَنْ يُعْمَلَ ، وَيُعْتَمَدُ فِي ذَلِكَ عَلَى فَضْلِ اللَّهِ تَعَالَى وَمَا يُيَسِّرُهُ وَيُلْتَمَسُ فَضْلُ اللَّهِ بِكُلِّ سَبَبٍ مُمْكِنٍ وَمِنْ اللَّهِ الْجُودُ وَالْإِحْسَانُ ا هـ (أنوار البروق في أنواع الفروق - ج 6 / ص 104)
“Tetapi yang dianjurkan oleh seseorang adalah agar tidak meninggalkan masalah ini (baca al-Quran di kuburan). Semoga pendapat yang benar adalah sampainya pahala kepada orang yang telah wafat. Sebab ini adalah masalah yang tak terlihat bagi kita. Dalam masalah ini tidak ada perselisihan tentang hukum syariatnya, hanya dalam masalah realitasnya seperti itu atau tidak. Demikian halnya dengan TAHLILAN yang sudah menjadi TRADISI manusia saat ini yang mereka amalkan. Hal ini dianjurkan untuk diamalkan dan diteguhkan atas karunia Allah, kemudahan yang diberikannya....” (Anwar al-Buruq 6/105)
Riwayat dari Imam al-Qarafi diatas juga menguatkan fatwa Ibnu Taimiyah yang memang hidup 1 masa dengan beliau:
مجموع فتاوى ابن تيمية - (ج 5 / ص 471)
وَسُئِلَ عَمَّنْ " هَلَّلَ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُونُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنْ النَّارِ " حَدِيثٌ صَحِيحٌ ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ وَأَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهُ أَمْ لَا ؟ .
الْجَوَابُ فَأَجَابَ : إذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ هَكَذَا : سَبْعُونَ أَلْفًا أَوْ أَقَلَّ أَوْ أَكْثَرَ . وَأُهْدِيَتْ إلَيْهِ نَفَعَهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيثًا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ .
وَسُئِلَ عَمَّنْ " هَلَّلَ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُونُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنْ النَّارِ " حَدِيثٌ صَحِيحٌ ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ وَأَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهُ أَمْ لَا ؟ .
الْجَوَابُ فَأَجَابَ : إذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ هَكَذَا : سَبْعُونَ أَلْفًا أَوْ أَقَلَّ أَوْ أَكْثَرَ . وَأُهْدِيَتْ إلَيْهِ نَفَعَهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيثًا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ .
“(Ibnu
Taimiyah) ditanya tentang orang yang bertahlil 70.000 kali dan
menghadiahkannya kepada mayyit, supaya memberikan keringan kepada mayyit
dari api neraka, haditsnya shahih ataukah tidak ? Apakah seseorang
manusia yang bertahlil dan menghadiahkan kepada mayyit, pahalanya sampai
kepada mayyti ataukah tidak ?
Jawab : Apabila seseorang bertahlil sejumlah yang demikian ; 70.000 kali atau lebih sedikit atau lebih banyak dari itu dan menghadiahkannya kepada mayyit niscaya Allah akan memberikan kemanfaatan kepada mayyit dengan hal tersebut, dan tidaklah hadits ini shahih dan tidak pula dlaif. Wallahu A’lam”.
Jawab : Apabila seseorang bertahlil sejumlah yang demikian ; 70.000 kali atau lebih sedikit atau lebih banyak dari itu dan menghadiahkannya kepada mayyit niscaya Allah akan memberikan kemanfaatan kepada mayyit dengan hal tersebut, dan tidaklah hadits ini shahih dan tidak pula dlaif. Wallahu A’lam”.
مجموع فتاوى ابن تيمية - (ج 5 / ص 472)
وَسُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ أَهْلِ الْمَيِّتِ تَصِلُ إلَيْهِ ؟ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَالتَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ إذَا أَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهَا أَمْ لَا ؟ .
الْجَوَابُ فَأَجَابَ : يَصِلُ إلَى الْمَيِّتِ قِرَاءَةُ أَهْلِهِ وَتَسْبِيحُهُمْ وَتَكْبِيرُهُمْ وَسَائِرُ ذِكْرِهِمْ لِلَّهِ تَعَالَى إذَا أَهْدَوْهُ إلَى الْمَيِّتِ وَصَلَ إلَيْهِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ
"(Ibnu
Taimiyah) ditanya tentang keluarga al-Marhum yang membaca al-Qur’an
yang disampaikan kepada mayyit ? Tasybih, tahmid, tahlil dan takbir,
apabila menghadiahkannya kepada mayyit, apakah pahalanya sampai kepada
mayyit ataukah tidak ?
Jawab : Pembacaaan al-Qur’an oleh keluarga almarhum sampai kepada mayyit, dan tasbih mereka, takbir dan seluruh dziki-dzikir karena Allah Ta’alaa apabila menghadiahkannya kepada mayyit, maka sampai kepada mayyit. Wallahu A’lam"
Dalil al-Qur’an Untuk Orang Mati
Subhanallah ! Terbukti Tahlilan telah Populer di M...
Tiada Do'a yang tidak terkabul
Menshalati Jenazah Orang Yang Tidak Shalat
Mufti Wahhabi Bolehkan Suguhan Ta'ziyah Waktu Kema...
TEMPAT KEBERADAAN ARWAH
HUKUM QODLO ZAKAT ORANG YANG TELAH MENINGGAL
Haul
Percaya Siksa Kubur dan Rupa Munkar Nakir
Membaca Yasin Fadhilah
Sedekah untuk orang meninggal dunia
KETIKA RASULULLAH SAW BERZIARAH
Wafatnya Ulama
APAKAH SEKALI TAHLILAN UNTUK 2 AHLI KUBUR MENDAPAT...
Fatwa Ulama Ahlussunnah Tentang Kirim Pahala Untuk...
Jawab : Pembacaaan al-Qur’an oleh keluarga almarhum sampai kepada mayyit, dan tasbih mereka, takbir dan seluruh dziki-dzikir karena Allah Ta’alaa apabila menghadiahkannya kepada mayyit, maka sampai kepada mayyit. Wallahu A’lam"
Terkait
Peringatan 3, 7, 20, 40, 100 Hari Orang Yang Menin...Dalil al-Qur’an Untuk Orang Mati
Subhanallah ! Terbukti Tahlilan telah Populer di M...
Tiada Do'a yang tidak terkabul
Menshalati Jenazah Orang Yang Tidak Shalat
Mufti Wahhabi Bolehkan Suguhan Ta'ziyah Waktu Kema...
TEMPAT KEBERADAAN ARWAH
HUKUM QODLO ZAKAT ORANG YANG TELAH MENINGGAL
Haul
Percaya Siksa Kubur dan Rupa Munkar Nakir
Membaca Yasin Fadhilah
Sedekah untuk orang meninggal dunia
KETIKA RASULULLAH SAW BERZIARAH
Wafatnya Ulama
APAKAH SEKALI TAHLILAN UNTUK 2 AHLI KUBUR MENDAPAT...
Fatwa Ulama Ahlussunnah Tentang Kirim Pahala Untuk...
red. Ibnu L' RabassaOleh : Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin
Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2014/05/subhanallah-terbukti-tahlilan-telah.html#ixzz316IEPtPE
Related Articles
- Alhamdulillah, TV9 Nahdlatul Ulama Telah Menjangkau Seluruh Wilayah Indonesia
- Tim Penulis MUI Pusat Klarifikasi buku 'Mewaspadai Syi'ah' dan Meminta Maaf
- Kebiasaan Melaknat Sayyidina Ali dihapus di Masa Umar bin Abdul Aziz
- Soekarno Selamatkan Al Azhar Mesir, Masjid Biru Rusia dan makam Imam Bukhari
- Ternyata Dulu Tahlilan 7 Hari Populer di Makkah dan Madinah
- Legenda Jatim tentang Orang Suci: Raden Rahmat dari Ampel Denta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar