PERTANYAAN :
Asalamualaikum. kenapa penulisan alquran menara kudus dg quran dr arab yg usmany beda ? Mereka menganut imam siapa?
JAWABAN :
Sebagaimana podok2 tahfidz yang lain, mbah kyai Arwani kudus dalam masalah qiroah mengikuti bacaan imam Abu Amr Hafs bin Sulaiman dari riwayat imam Ashim bin Abi Najud....tetapi dalam masalah tulisan al-Qur'annya belum mengikuti rosm yang disepakati ulama yaitu rosm utsmani. Dan dalam pertemuan kyai2 ahli al-Qur'an yg saya sebutkan di atas, dihasilkan kesepakatan untuk berusaha kembali memakai al-Qur'an yang ber-Rosm Utsmani yang disepakati jumhur ulama.
Hadir dalam pertemuan dikrapyak tsbt diantaranya yg saya ingat: KH. Najib Abdul Qadir,KH.Ulin Nuha Arwani, KH Ulil Albab Arwani, KH. Harir mranggen, KH. Maftuh Basthul Birri Lirboyo, KH. Abdul Hamid bandar kidul kediri, KH. Ibrohim Abdul Majid banyuwangi, KH. Anas Bashori malang....dll. Ada 3 qoul ulama dalam masalah Rosm mushaf al-Qur'an:
1.Pendapat pertama: Rosm mushaf merupakan sesuatu yang tauqifi (udah dari sono nya kayak gitu), sehingga tidak boleh untuk dirubah..ini adalah qoul yang disampaikan oleh jumhur ulama.
2.Pendapat kedua: Rosm mushaf adalah istilahy, sehingga tidak wajib untuk sama persis dengan rosm mushaf utsmani. pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Kholdun dan al-Qadli Abu Bakar.
3.Pendapat ketiga: apabila diperuntukkan untuk masyarakat awam yang dikhawatirkan merubah bacaan al-Qur'an ketika membaca al-Qur'an yg ber-Rosm Utsmani, maka untuk pertama kali dalam hal ini wajib untuk menulis al-Qur'an dengan istilah (penulisan) yg sudah biasa dikenal oleh masyarakat awam, ini dimaksudkan agar masyarakat yg awam tersbut tidak salah dalam membaca al-Qur'an..pendapat ini disampaikan oleh imam Izzudin bin Abdussalam, pemilik kitan at-Tibyan, dan pemilik kitab al-Burhan. [ Manahilul Irfan juz 1 hlm 213 Dar el-Kutub al-Ilmiyyah ].
Sebagaimana podok2 tahfidz yang lain, mbah kyai Arwani kudus dalam masalah qiroah mengikuti bacaan imam Abu Amr Hafs bin Sulaiman dari riwayat imam Ashim bin Abi Najud....tetapi dalam masalah tulisan al-Qur'annya belum mengikuti rosm yang disepakati ulama yaitu rosm utsmani. Dan dalam pertemuan kyai2 ahli al-Qur'an yg saya sebutkan di atas, dihasilkan kesepakatan untuk berusaha kembali memakai al-Qur'an yang ber-Rosm Utsmani yang disepakati jumhur ulama.
Hadir dalam pertemuan dikrapyak tsbt diantaranya yg saya ingat: KH. Najib Abdul Qadir,KH.Ulin Nuha Arwani, KH Ulil Albab Arwani, KH. Harir mranggen, KH. Maftuh Basthul Birri Lirboyo, KH. Abdul Hamid bandar kidul kediri, KH. Ibrohim Abdul Majid banyuwangi, KH. Anas Bashori malang....dll. Ada 3 qoul ulama dalam masalah Rosm mushaf al-Qur'an:
1.Pendapat pertama: Rosm mushaf merupakan sesuatu yang tauqifi (udah dari sono nya kayak gitu), sehingga tidak boleh untuk dirubah..ini adalah qoul yang disampaikan oleh jumhur ulama.
2.Pendapat kedua: Rosm mushaf adalah istilahy, sehingga tidak wajib untuk sama persis dengan rosm mushaf utsmani. pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Kholdun dan al-Qadli Abu Bakar.
3.Pendapat ketiga: apabila diperuntukkan untuk masyarakat awam yang dikhawatirkan merubah bacaan al-Qur'an ketika membaca al-Qur'an yg ber-Rosm Utsmani, maka untuk pertama kali dalam hal ini wajib untuk menulis al-Qur'an dengan istilah (penulisan) yg sudah biasa dikenal oleh masyarakat awam, ini dimaksudkan agar masyarakat yg awam tersbut tidak salah dalam membaca al-Qur'an..pendapat ini disampaikan oleh imam Izzudin bin Abdussalam, pemilik kitan at-Tibyan, dan pemilik kitab al-Burhan. [ Manahilul Irfan juz 1 hlm 213 Dar el-Kutub al-Ilmiyyah ].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar