Rabu, 16 April 2014

jalan surga

Pintu Surga itu ada 8 (delapan) buah, tetapi jalan menuju kepadanya amat banyak. Demikian pula Neraka, pintunya hanya ada 7 (tujuh) buah, tetapi jalan yang mengarah ke sana tak terhingga jumlahnya. Ada kalanya orang masuk Surga melalui jalan besar ada pula yang memasukinya melalui jalan kecil yang jauh dari dugaan manusia. Maka jangalah engkau memandang rendah terhadap sebuah kebajikan betapa pun kecilnya ia. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ بِى ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ ، ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ، فَسَقَى الْكَلْبَ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِى الْبَهَائِمِ أَجْرًا . فَقَالَ « فِى كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ » . (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Suatu ketika seorang laki-laki berjalan di suatu jalan, ia ditimpa kehausan yang sangat berat. Ia lalu mendapatkan sebuah sumur lalu turun dan meneguk airnya kemudian keluar. tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat jilat tanah karena kehausan. Orang tadi berkata (dalam hatinya, red): “Rasa haus telah menimpa anjing ini sebagaimana yang menimpaku tadi”. Ia pun kemudian turun kembali ke sumur, lalu memenuhi sepatunya dengan air dan membawanya ke atas lalu memberikannya minum kepada anjing. Allah pun berterimakasihkepada orang itu lalu mengampuninya”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah pada seekor bitanang ternak ada pahalanya bagi kami?”. Rasulullah SAW bersabda: “Pada setiap hati yang basah ada pahalanya”. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Lihatlah, hanya karena memberi minum seekor anjing, seseorang mendapatkan ampunan Tuhan. Dan dalam riwayat Ibnu Hibban dikatakan: “Allah pun memasukkannya ke dalam Surga”. Lihatlah, kalau dengan “menyantuni” seekor anjing sajaorang dapat masuk Surga, bagaimana pula jika yang engkau santuni adalah anak manusia. Orang dapat masuk Neraka karena dosa besar yang dilakukannya, dapat pula ia memasukinya melalui dosa yang tak diperhitungkannya. Karenanya janganlah menganggap ringan akibat perbuatan dosa sekecil apa pun ia di matanya.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ ، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ ، لاَ هِىَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا ، وَلاَ هِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ » . (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Ada seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sampai mati. Maka wanita itu pun masuk Neraka karena kucing itu. Ia tidak memberinya makan dan minum, bahkan ia menahannya. Ia pun bahkan tidak membiarkannya memakan rerumputan di bumi”. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Perhatikan bagaimana menyakiti seekor kucing saja dapat mengantarkan orang ke dalam Neraka. Bagaimana pula jika yang engkau sakiti adalah anak manusia?. Bagaimana pula jika manusia itu ada seorang Muslim yang dinyatakan Al Qur’an sebagai “saudara” bagimu?. Ketahuilah, sesungguhnya seseorang layak disebut sebagai Muslim sejati manakala lidah dan tangannya tak melukai hati saudaranya. Ucapan dan perbuatannya tak menyakiti sesamanya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ » . (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Seorang Muslim adalah dia yang orang-orang Islam selamat dari lidah dan tangannya”. (HR Al Bukhari dan Muslim). Makna Hadis ini sangat dalam. Seseorang patut disebut Muslim sejati jika mulut dan tangannya tak menyakiti Muslim lainnya.
Dan Seseorang tidak patut disebut Muslim kecuali jika lidah dan tangannya turut menyelamatkan Muslim lainnya dari kesusahannya. Seorang Muslim adalah pribadi yang peduli dengan Muslim lainnya. Tetapi hari ini kebencian dan permusuhan antar sesama kaum Muslimin lebih besar ketimbang permusuhan mereka dengan orang-orang yang berlainan Agama. Penyebabnya karena kekurang mengertian terhadap ajaran Agamanya. Ketegangan terjadi di mana mana hanya karena perbedaan mereka dalam masalah Qunut, Tarawih, Tahlilan, Dzikir berjama’ah, Do’a berjama’ah dan sejenisnya. Padahal para Ulama yang melahirkan keragaman Fatwa dalam masalah masalah tersebut masih dapat dudk bersama, bertegur sapa bahkan saling mendo’akan satu dengan yang lain. Lalu bagaimana orang-orang awwam dengan mudahnya menisbatkan kesesatan kepada yang mengikuti para Ulama itu?.
Sungguh, kini kita tak lagi dapat menikmati ibadah Shalat saat berada di Masjid yang bukan di samping rumah kita karena takut kita berbeda dari mereka. Padahal katanya, Masjid Masjid itu pun dibuat karena dan untuk menyembah Tuhan pencipta kita.
Hasbunallah.
Syarif Rahmat RA
 http://mahfuzhalbukhory.blogspot.com/2012/12/jalan-surga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar