PEMAHAMAN YANG BENAR MENGENAI AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH
Yang imaksud dengan as-Sunnah adalah:
1.
Jalan, artinya ahlu sunnah adalah golongan yang mengikuti jalan para
sahabat, thabien, dan thabiut – thabien dalam masalah yang berkaitan
dengan aqidah, seperti bersikap “ menyerahkan ma’na dan maksud ayat
mutasyabihat kepada Allah tanpa menta’wilkannya kepada ma’na atau maksud
lain dari pengetian lahirnya.Hadist nabi,
2. ya’ni golongan yang berpegang kepada hadist yang shohih.
Sedangkan
yang dimaksud dengan al-jamah adalah yang dikaitkan dengan sunnah
adaalah karena mereka dalam berdalil dan berhujjah mempergunakan kitab
Allah, sunnah rasul, dan ijma’ serta qiyas. Mereka memandang keempat
landasan itu sebagai asas syari’at islam. Disamping itu mereka menahan
diri untuk mengkafirkan sesamanya. Istilah ahlu Sunnah wal Jama’ah
adalah istilah yang sudah luas dikenal dan dipergunakan dalam kalangan
unnat islam, malah kata sebagian penulis sudah sejak lahirnya islam itu
sendiri. Kedalam istilah ni masuklah para sahabat, tabiin, para ulama
dan imam madzhab dan juga para ulama hadist. Adapun khawarij, syiah,
mu’tazilah dan lain-lain, tidak termasuk kedalam golongan ini karena
mereka menolak adanya ijma’ ulama atau sahabat nabi.Syhrastani dan
bagdadi menyebutkan bahwa golongan syifatiyah yang sudah dikenaldalam
zaman sahabat dan tabiin adalah pendahulu golongan Ahlu Sunnah Wal
Jamaah.
Jika dibandingkan dengan aqidah yang dianut dalam berbagai
firqoh islam yang lain, maka aqidah ahlu sunnah wal jama’ah mempunyai
sifat kesederhanaan. Memang sejak mula Al-Asy’ari berusaha agar mazhab
yang dibangunnya itu engambil “ jalan tengah” dalam masalah aqidah, dan
tidak mempercayai sepenuhnya kepada kemampuan akal seperti yang dianut
dalam kalangan mu’tazilah, dan tidak juga berpegang terhadap ma’na lahir
dari sebuah nash al-Qur’an dan hadist seperti yang dianut oleh kalangan
ahlul hadist, aqidah haruslah dilekatkan kepada wahyu sebagai
sumbernya, sedangkan akal bertugas member tafsiran yang rasional supaya
dapat dimengerti, akal tidak mempunyai wewwnang untuk mengkaji
keshohihan wahyu dan cukuplah bagi akal member penghargaan dengan
disertakan dalam memahami dan menefsirkan wahyu.
BIOGRAFI IMAM ASY’ARI DAN MATURIDY
Asy’ari mempunyai nama lengkap ‘Ali bin ismail bin bisyir ishaq bin
salim bin Abdillah bin musa bin bilal bin abi burdah bin abi musa
al-asy’ari, beliau lebih popular dengan nama Abu hasan, dengan demikian
Al-Asy’ari adalah keturunan sahabat nabi yaitu Abu musa Al-Asy’ari,
tetapi setelah ditinjau dari sejarah kehidupannya, yang sebenarnya
ternyata gelombang kehidupan Ast’ari cacat; seperti bahwa kakeknya abu
bisyir ternyata pernah menganut agama yahudi, dan dia masuk islam
kendati dari desakan kaum Asy’ariyah.
Al- maturidi, nama
aslinya adalah Abu Mansur Muhammad bin Mansur al- Hanafi al-mutakallimin
al-maturidi al-samarkandy, ia lahir di matured, ubzekistan, pada paruh
kedua abad ke-9. (w. samarkhan,333H,/944 M ), beliau adalah salah
seorang mutakallim (ahli kalam)dan teolag yang telah banyak
menghasilakan pemikiran mengenai masalah kalam.pemikirannya banyak
dianut oleh kaum muslimin yang disebut dengan maturidiyah, kelompok ini
termasuk kelompok Ahlu sunnah wal jama’ah.
PENYEBAB MASUKNYA ASY’ARI KE PAHAM AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH
Terlepas
dari perbedaan yang di permasalahkan siapa yang sebenarnya yang menjadi
paham ahlu sunnah wal jama'ah, disisni kami akan membahas tentang
as'ariyah dan maturidiyah, dan bagaimana pendapat mereka dan keyakinan
mereka terhadap persoalan yang terdapat dalam tubuh islam itu sendiri,
dan yang terpenting adalah siapa yang berpegang teguh terhadap Al-Qu'ran
dan hadist Rasul merekalah ahlu sunnah wal jama'ah, sesuai dengan sabda
rasulullah ketika ditanya, " siapakah Ahlu sunnah itu, beliau menjawab,
siapa yang seperti aku hari ini dan sahabatku."
Asy'ariyah
adalah satu aliran yang terpenting dalam teology islam, aliran ini
disebut juga Ahlu Sunnah Wal Jama'ah, golongan yang mayoritas yang
berpegang teguh terhadap sunnah Rasul, nama aliran ini dinisbahkan
kepada nama pendirinya, Abu Hasan Al-Asy'ari(260 H/873 M- 324 H/ 935 M),
aliran ini muncul pada awal abad ke-9, ketika aliran mu'tazilah berada
pada tahap kemunduran.
Aliran ini mucul sebagai reaksi terhadap
paham mu'tazilah yag dianggap menyeleweng dan menyesatkan ummat islam.
Ketika aliran mu'tazilah mulai pudar dari mata masyarakat pada masa
kholipah Al-Ma'mun, maka dalam situasi ini muncullah al-Asy'ari yang
tumbuh besar dan dididik dalam lingkungan mu'tazilah yang membawa paham
barunya itu. Al-asy`ari menyalelami ajaran-ajaran mu'tazilah melalui
gurunya, al-jubba'I, seorang tokoh muktazilah yang terkenal. Karena
ketekunan dan kemampuan intelekualnya yang begitu tinggi,ia menjadi
murid kesayangan al-jubba'I. asy'ari dalam menjalani kehidupan menuntut
ilmu , beliau sering di utus oleh gurunya (al-jubbai) untuk mengikuti
berbagai forum diskusi dan perdebatan. Dengan begitu, al-asy'ari menjadi
terlatih dan terampil dalam berdebat dan beradu argumentasi. Ketika
berusia 40 tahun, al-asy'ari menyatakan diri keluar dari kelompok
mu'tazilah. Berbagai pendapat telah di ajukan mengenai sebab-sebab
al-asy'ari meninggalkan muktazilah dan bahka berbalik menjadi penentang
mu'
Tazilah bebapa di antaranya adalah;
1. al-asy'ri mimpi
bertemu Rasulullah dan meyuruh meniggalkan aliran yang dianutnya dan
selanjutnya ia diperintahkan umtuk membela sunnah Rasullah
2.
al-asy'ari tidak puasa dengan jawaban dan penjelasan-penjelasa yang
diberikan gurunya, al-jubba'I tentang brbagai masalahkeagamaan
3. ia
melihat bahwa aliran mu'tazilah tidak dapat diterima umumnya umat islam
yang bersifat sedarhana dalam pemikiran, sementara ketika itu belum ada
aliran teologhi lain yang dapat di andalkan
4. al-asy'ari kalah bersaing dengan Abu Hasyim (anak al-jubba'i) dalam menggantikan posisi al-jbba'I sebagai tokoh mu'tazilah
PEMAHAMAN AQIDAH ASY'ARIYAH DAN MATURIDIYAH
setelah
keluar dari kelompok mu'tazlah ia merumuskan pandangan teologhnya dalam
kitab Al-luma fi ar-rodd `ala az-ziyag wa al-bida' (bekal dalam
menjawab orang-orang yang menyimpang dan melakukan bid'ah), dan
al-ibadah `an usul ad-diniyah. Ajaran-ajaran pokok asy'ari ada tujuh dan
begitu pula dengan maturidi karna dia adalah murid dari imam Abu Hasan
al-Asy’ari.
1. tentang sifat Allah Swt dalam hal ini ia berbeda
pendapat dengan mu'tazilah. Baginya Allah mempunyai sifat-sifat 20
sdeperti; al'lim (megetahui), al-qudrah (kuasa), as-sama'
(mendengar)dll. Sifat-sifat tersebut berada di luar dzat tuhan dan bukan
dzat tuhan itu sendiri, oleh karena itu tuhan mengetahui bukan dengan
dzatnya, seperti pendapat mu`tazilah melainkan mengetahui dengan
pengtahuannya. Demikian pula denga sifat-sifat yan lainya.
2. tentang
keduduka al-Qur'an. Alqur'an adalah kalamullah danbukan mahluk dalam
arti diciptakan. Karena al-Qur'an adalah firman Allah pastilah ia
bersifat qadim.
3. tentang melihat Allah di akhirat. Allah Swt akan dapat dilihat dengan mata kepala. Karena Allah mempunyai wujud.
4.
tentang perbuatan manusia. Perbuatan-perbuatan manusia di ciptakan
oleh Allah Swt. Walaupun al-asy'ari mengaku adanya daya dalam diri
manusia. Daya itu tidak efektif. paham inilah dikenal dengan istlah
al-kasb.
5. tentang antropomorfisme. Al-asy'ari berpendapat bahwa
Allah Swt mempunyai mata, muka, tangan dsb, seperti yan disebut dalam
al-Qur'an (QS. 55.27 dan QS. 54: 14) akan tetapi tidak dapat diketahui
bagaimana bentuk-Nya.
6. tentang dosa besar. Orang mukmin yang
berdosa besar tetap di anggap mukmin selam ia masih beriman kepada Allah
Swt dan Rasul-Nya. Ia hanya digolongkan sebagai orang durhaka. Tentang
dosa besarnya di serahkan kepada Allah Swt, apakah di ampuni atau tidak.
7.
tentang keadilan Allah Swt. Allah Swt adalah pencipta seluruh alam. Dia
memiliki kehendak mutlak terhadap ciptaan-Nya. Karena itu, ia dapat
berbuat sekehendak-Nya. Ia dapat saja memasukkan seluruh manusia kedalam
neraka.
Pemikiran-pemikiran al-Asy'ari tersebut dapat diterima
oleh kebanyakan umat islam karena sedrhana dan tidak filosofis.
Akibatnya dalam waktu yang singkat pendapat-pendapatnya itu memperoleh
pendukung yang tidak sedikit jumlahnya. Faktor lain yag mempercepat
proses perkembangan aliran ini adalah dukungan pihak pemerintah Bani
Abbas yang berkuasa saat itu. Aliran asy'ariyah berkmbang di dunia
timur, seperti; India, Afganistan, Pakistan sampai ke Indonesia berkat
jasa dan dukugan * Mahmud Gaznawi (971-1030), pendiri Dinasti Gaznawi
yang berpusat di India.
TOKOH-TOKOH PAHAM ASY'ARI
Adapun tokoh-tokoh yang banyak mempunyai andil dalam penyeberan paham ini ialah:
1. al-Baqillani(w. 403 H/ 1013 M)
2. Abdul Ma'ali al-Juwaini dan bergelar imam haromain.
3. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali bergelar hujjah Al-Islam.
4. Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf as-Sanusi(833-895 H/ 1427-1490 M).
5. Al-maturidy.
Pembahasan kesembilan; dua pemikiran yang kontradiktip antara Asy’ari dan pengikutnya(Asy’ariyah) dengan ahlu sunnah wal jama’ah
Akibat
perkembangan yang sangat pesat dari pemikiran pada masa itu, segera
muncul polemik pertanyaan yang sangat krusial,yaitu apakah metode
berpikir imam Asy’ari sesuai dengan metode berpikir ahlu sunnah wal
jama’ah..??? ataukah sebaliknya..?? sejauh ini masih dalam perdebatan,
terutama persoalan yang menyangkut masalah ayat tentang sifat-sifat
Allah, yang berkaitan erat dengan dalil aqli dan naqli, maupun dalam
masalah ta’wil serta ta’thil dan seterusnya.
Dalam kitab Al –Ibanah,
menyebutkan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy, sementara ‘Arsynya
terletak diatas langit , imam Asy’ari menta’wilkan kata
istawa(bersemayam), dengan kata istila’(penguasaan), yang oleh mu’tazilh
ditolak mentah-mentah. Sembari ia menambahkan bahwa persemayamannya
Allah tidak bisa diragukan lagi, dengan alasan firman Allah dalam surat
Al-Mulk:16
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa)
di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga
dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang”
Begitu juga dengan pendapat
pengikutnya kebanyakan dari mereka menta’wilkan kata istawa’, dengan
kata Al-mulk dan pendapat ini dikemukakan oleh salah seorang tokoh
kenamaan As-Sya’riyah yang bernama Abdul Qohir Al- Bagdady(wafat 429H).
sedangkan tokoh Asy’ariyah yang lain seperti halnya Abu hamid
al-Ghozali(wafat 505H), ia lebih condong kepada pendapatnya imam asy’ari
menta’wilkan kata istawa. Dan banyak lagi pemikiran Asy’ariyah yang
bertentangan dengan kaum ahlu sunnah wal jama’ah, dan adapun factor yang
membuat pemikiran mereka bertolak belakang dengan pemikiran ahlu sunnah
wal jama’ah adalah karenpemikiran mereka sudah bercapur dengan system
pemikiran filsafat dan ilmu kalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar