Kamis, 17 April 2014

ASY'ARIYAH DAN MATURIDIYAH/AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH

PEMAHAMAN YANG BENAR MENGENAI AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH

Yang imaksud dengan as-Sunnah adalah:

1. Jalan, artinya ahlu sunnah adalah golongan yang mengikuti jalan para sahabat, thabien, dan thabiut – thabien dalam masalah yang berkaitan dengan aqidah, seperti bersikap “ menyerahkan ma’na dan maksud ayat mutasyabihat kepada Allah tanpa menta’wilkannya kepada ma’na atau maksud lain dari pengetian lahirnya.Hadist nabi,
2. ya’ni golongan yang berpegang kepada hadist yang shohih.

Sedangkan yang dimaksud dengan al-jamah adalah yang dikaitkan dengan sunnah adaalah karena mereka dalam berdalil dan berhujjah mempergunakan kitab Allah, sunnah rasul, dan ijma’ serta qiyas. Mereka memandang keempat landasan itu sebagai asas syari’at islam. Disamping itu mereka menahan diri untuk mengkafirkan sesamanya. Istilah ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah istilah yang sudah luas dikenal dan dipergunakan dalam kalangan unnat islam, malah kata sebagian penulis sudah sejak lahirnya islam itu sendiri. Kedalam istilah ni masuklah para sahabat, tabiin, para ulama dan imam madzhab dan juga para ulama hadist. Adapun khawarij, syiah, mu’tazilah dan lain-lain, tidak termasuk kedalam golongan ini karena mereka menolak adanya ijma’ ulama atau sahabat nabi.Syhrastani dan bagdadi menyebutkan bahwa golongan syifatiyah yang sudah dikenaldalam zaman sahabat dan tabiin adalah pendahulu golongan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Jika dibandingkan dengan aqidah yang dianut dalam berbagai firqoh islam yang lain, maka aqidah ahlu sunnah wal jama’ah mempunyai sifat kesederhanaan. Memang sejak mula Al-Asy’ari berusaha agar mazhab yang dibangunnya itu engambil “ jalan tengah” dalam masalah aqidah, dan tidak mempercayai sepenuhnya kepada kemampuan akal seperti yang dianut dalam kalangan mu’tazilah, dan tidak juga berpegang terhadap ma’na lahir dari sebuah nash al-Qur’an dan hadist seperti yang dianut oleh kalangan ahlul hadist, aqidah haruslah dilekatkan kepada wahyu sebagai sumbernya, sedangkan akal bertugas member tafsiran yang rasional supaya dapat dimengerti, akal tidak mempunyai wewwnang untuk mengkaji keshohihan wahyu dan cukuplah bagi akal member penghargaan dengan disertakan dalam memahami dan menefsirkan wahyu.

BIOGRAFI IMAM ASY’ARI DAN MATURIDY

 Asy’ari mempunyai nama lengkap ‘Ali bin ismail bin bisyir ishaq bin salim bin Abdillah bin musa bin bilal bin abi burdah bin abi musa al-asy’ari, beliau lebih popular dengan nama Abu hasan, dengan demikian Al-Asy’ari adalah keturunan sahabat nabi yaitu Abu musa Al-Asy’ari, tetapi setelah ditinjau dari sejarah kehidupannya, yang sebenarnya ternyata gelombang kehidupan Ast’ari cacat; seperti bahwa kakeknya abu bisyir ternyata pernah menganut agama yahudi, dan dia masuk islam kendati dari desakan kaum Asy’ariyah.

 Al- maturidi, nama aslinya adalah Abu Mansur Muhammad bin Mansur al- Hanafi al-mutakallimin al-maturidi al-samarkandy, ia lahir di matured, ubzekistan, pada paruh kedua abad ke-9. (w. samarkhan,333H,/944 M ), beliau adalah salah seorang mutakallim (ahli kalam)dan teolag yang telah banyak menghasilakan pemikiran mengenai masalah kalam.pemikirannya banyak dianut oleh kaum muslimin yang disebut dengan maturidiyah, kelompok ini termasuk kelompok Ahlu sunnah wal jama’ah.


PENYEBAB MASUKNYA ASY’ARI KE PAHAM AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH

Terlepas dari perbedaan yang di permasalahkan siapa yang sebenarnya yang menjadi paham ahlu sunnah wal jama'ah, disisni kami akan membahas tentang as'ariyah dan maturidiyah, dan bagaimana pendapat mereka dan keyakinan mereka terhadap persoalan yang terdapat dalam tubuh islam itu sendiri, dan yang terpenting adalah siapa yang berpegang teguh terhadap Al-Qu'ran dan hadist Rasul merekalah ahlu sunnah wal jama'ah, sesuai dengan sabda rasulullah ketika ditanya, " siapakah Ahlu sunnah itu, beliau menjawab, siapa yang seperti aku hari ini dan sahabatku."

Asy'ariyah adalah satu aliran yang terpenting dalam teology islam, aliran ini disebut juga Ahlu Sunnah Wal Jama'ah, golongan yang mayoritas yang berpegang teguh terhadap sunnah Rasul, nama aliran ini dinisbahkan kepada nama pendirinya, Abu Hasan Al-Asy'ari(260 H/873 M- 324 H/ 935 M), aliran ini muncul pada awal abad ke-9, ketika aliran mu'tazilah berada pada tahap kemunduran.

Aliran ini mucul sebagai reaksi terhadap paham mu'tazilah yag dianggap menyeleweng dan menyesatkan ummat islam. Ketika aliran mu'tazilah mulai pudar dari mata masyarakat pada masa kholipah Al-Ma'mun, maka dalam situasi ini muncullah al-Asy'ari yang tumbuh besar dan dididik dalam lingkungan mu'tazilah yang membawa paham barunya itu. Al-asy`ari menyalelami ajaran-ajaran mu'tazilah melalui gurunya, al-jubba'I, seorang tokoh muktazilah yang terkenal. Karena ketekunan dan kemampuan intelekualnya yang begitu tinggi,ia menjadi murid kesayangan al-jubba'I. asy'ari dalam menjalani kehidupan menuntut ilmu , beliau sering di utus oleh gurunya (al-jubbai) untuk mengikuti berbagai forum diskusi dan perdebatan. Dengan begitu, al-asy'ari menjadi terlatih dan terampil dalam berdebat dan beradu argumentasi. Ketika berusia 40 tahun, al-asy'ari menyatakan diri keluar dari kelompok mu'tazilah. Berbagai pendapat telah di ajukan mengenai sebab-sebab al-asy'ari meninggalkan muktazilah dan bahka berbalik menjadi penentang mu'
Tazilah bebapa di antaranya adalah;
1. al-asy'ri mimpi bertemu Rasulullah dan meyuruh meniggalkan aliran yang dianutnya dan selanjutnya ia diperintahkan umtuk membela sunnah Rasullah
2. al-asy'ari tidak puasa dengan jawaban dan penjelasan-penjelasa yang diberikan gurunya, al-jubba'I tentang brbagai masalahkeagamaan
3. ia melihat bahwa aliran mu'tazilah tidak dapat diterima umumnya umat islam yang bersifat sedarhana dalam pemikiran, sementara ketika itu belum ada aliran teologhi lain yang dapat di andalkan
4. al-asy'ari kalah bersaing dengan Abu Hasyim (anak al-jubba'i) dalam menggantikan posisi al-jbba'I sebagai tokoh mu'tazilah




PEMAHAMAN AQIDAH ASY'ARIYAH DAN MATURIDIYAH

setelah keluar dari kelompok mu'tazlah ia merumuskan pandangan teologhnya dalam kitab Al-luma fi ar-rodd `ala az-ziyag wa al-bida' (bekal dalam menjawab orang-orang yang menyimpang dan melakukan bid'ah), dan al-ibadah `an usul ad-diniyah. Ajaran-ajaran pokok asy'ari ada tujuh dan begitu pula dengan maturidi karna dia adalah murid dari imam Abu Hasan al-Asy’ari.

1. tentang sifat Allah Swt dalam hal ini ia berbeda pendapat dengan mu'tazilah. Baginya Allah mempunyai sifat-sifat 20 sdeperti; al'lim (megetahui), al-qudrah (kuasa), as-sama' (mendengar)dll. Sifat-sifat tersebut berada di luar dzat tuhan dan bukan dzat tuhan itu sendiri, oleh karena itu tuhan mengetahui bukan dengan dzatnya, seperti pendapat mu`tazilah melainkan mengetahui dengan pengtahuannya. Demikian pula denga sifat-sifat yan lainya.
2. tentang keduduka al-Qur'an. Alqur'an adalah kalamullah danbukan mahluk dalam arti diciptakan. Karena al-Qur'an adalah firman Allah pastilah ia bersifat qadim.
3. tentang melihat Allah di akhirat. Allah Swt akan dapat dilihat dengan mata kepala. Karena Allah mempunyai wujud.
4. tentang perbuatan manusia. Perbuatan-perbuatan manusia di ciptakan oleh Allah Swt. Walaupun al-asy'ari mengaku adanya daya dalam diri manusia. Daya itu tidak efektif. paham inilah dikenal dengan istlah al-kasb.
5. tentang antropomorfisme. Al-asy'ari berpendapat bahwa Allah Swt mempunyai mata, muka, tangan dsb, seperti yan disebut dalam al-Qur'an (QS. 55.27 dan QS. 54: 14) akan tetapi tidak dapat diketahui bagaimana bentuk-Nya.
6. tentang dosa besar. Orang mukmin yang berdosa besar tetap di anggap mukmin selam ia masih beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Ia hanya digolongkan sebagai orang durhaka. Tentang dosa besarnya di serahkan kepada Allah Swt, apakah di ampuni atau tidak.
7. tentang keadilan Allah Swt. Allah Swt adalah pencipta seluruh alam. Dia memiliki kehendak mutlak terhadap ciptaan-Nya. Karena itu, ia dapat berbuat sekehendak-Nya. Ia dapat saja memasukkan seluruh manusia kedalam neraka.

Pemikiran-pemikiran al-Asy'ari tersebut dapat diterima oleh kebanyakan umat islam karena sedrhana dan tidak filosofis. Akibatnya dalam waktu yang singkat pendapat-pendapatnya itu memperoleh pendukung yang tidak sedikit jumlahnya. Faktor lain yag mempercepat proses perkembangan aliran ini adalah dukungan pihak pemerintah Bani Abbas yang berkuasa saat itu. Aliran asy'ariyah berkmbang di dunia timur, seperti; India, Afganistan, Pakistan sampai ke Indonesia berkat jasa dan dukugan * Mahmud Gaznawi (971-1030), pendiri Dinasti Gaznawi yang berpusat di India.






TOKOH-TOKOH PAHAM ASY'ARI
Adapun tokoh-tokoh yang banyak mempunyai andil dalam penyeberan paham ini ialah:
1. al-Baqillani(w. 403 H/ 1013 M)
2. Abdul Ma'ali al-Juwaini dan bergelar imam haromain.
3. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali bergelar hujjah Al-Islam.
4. Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf as-Sanusi(833-895 H/ 1427-1490 M).
5. Al-maturidy.


Pembahasan kesembilan; dua pemikiran yang kontradiktip antara Asy’ari dan pengikutnya(Asy’ariyah) dengan ahlu sunnah wal jama’ah

Akibat perkembangan yang sangat pesat dari pemikiran pada masa itu, segera muncul polemik pertanyaan yang sangat krusial,yaitu apakah metode berpikir imam Asy’ari sesuai dengan metode berpikir ahlu sunnah wal jama’ah..??? ataukah sebaliknya..?? sejauh ini masih dalam perdebatan, terutama persoalan yang menyangkut masalah ayat tentang sifat-sifat Allah, yang berkaitan erat dengan dalil aqli dan naqli, maupun dalam masalah ta’wil serta ta’thil dan seterusnya.
Dalam kitab Al –Ibanah, menyebutkan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy, sementara ‘Arsynya terletak diatas langit , imam Asy’ari menta’wilkan kata istawa(bersemayam), dengan kata istila’(penguasaan), yang oleh mu’tazilh ditolak mentah-mentah. Sembari ia menambahkan bahwa persemayamannya Allah tidak bisa diragukan lagi, dengan alasan firman Allah dalam surat Al-Mulk:16
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang”
Begitu juga dengan pendapat pengikutnya kebanyakan dari mereka menta’wilkan kata istawa’, dengan kata Al-mulk dan pendapat ini dikemukakan oleh salah seorang tokoh kenamaan As-Sya’riyah yang bernama Abdul Qohir Al- Bagdady(wafat 429H). sedangkan tokoh Asy’ariyah yang lain seperti halnya Abu hamid al-Ghozali(wafat 505H), ia lebih condong kepada pendapatnya imam asy’ari menta’wilkan kata istawa. Dan banyak lagi pemikiran Asy’ariyah yang bertentangan dengan kaum ahlu sunnah wal jama’ah, dan adapun factor yang membuat pemikiran mereka bertolak belakang dengan pemikiran ahlu sunnah wal jama’ah adalah karenpemikiran mereka sudah bercapur dengan system pemikiran filsafat dan ilmu kalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar