Selasa, 04 Maret 2014

Abu jahal Fir’aun-Nya Kanjeng Nabi Muhammad

firaun


Saat turun Surah Ar Rohman Rasululloh SAW menawarkan kepada para shahabatnya untuk membacakan :
“ Siapa yg berani membacakannya di hadapan para pemuka Quraisy ?”
 Lalu Ibnu Mas’ud maju dan berkata : “Saya Ya Rosululloh. Saya yg akan membacakannya di hadapan mereka.”
Sesudah Ibnu Mas’ud selesai membacakannya dihadapan mereka maka Abu Jahal memukuli dan melukainya sampai merobekkan telinganya.
Melihat keadaannya, Rasululloh SAW menjadi sedih . Tetapi kemudian Jibril turun dan Rasululloh melihatnya tertawa. Rasululloh pun bertanya : “ Mengapa engkau tertawa, Jibril?”
 
Jibril menjawab :” Suatu saat Engkau akan mengetahui alasannya..”
Selanjutnya, saat perang Badar terjadi dan kaum Quraisy telah dikalahkan, ibnu Mas’ud yg terhalang udhur sehingga tidak ikut berperang di dalamnya melapor kepada Rasululloh SAW : “ Wahai Rasululloh. Aku kehilangan fadhilah jihad…”
Rasululloh menjawab : “ Pergilah kesana, dan lihat apakah masih ada diantara mereka yg masih ada sisa-sisa kehidupannya , maka bunuhlah dia dan engkau pun akan mendapat pahala jihad juga.”
Ibnu Mas’ud segera menuju mayat-mayat orang Musyrik yg berserakan. Meneliti barangkali masih ada diantara mereka yg tersisa nyawanya. Dan ternyta dia dapati abu jahal dalam keadaan sakarat dan belum meninggal dunia. Abu Jahal dalam luka parahnya melihat Ibnu Mas’ud itupun berkata :
“  Katakan kepada Muhammad ..dia bagiku adalah musuh terbesarku dalam hidupku dan dalam kematianku.. Annahu abghodhul kholqi ilayya fil haya-ti wal mama-ti.”
Ibnu Mas’ud segera membunuh Abu Jahal . Dia kemudian ingin memikul mayatnya dan membawanya kehadapan Nabi, tetapi dia tidak kuat. Lalu dia memotong kepalanya dan mencoba mencangkingnya, tetapi ajaibnya dia tidak kuat juga. Lalu dia potong telinga Abu Jahal dan membawanya menuju Nabi dan dia..kuat membawanya
Ketika Nabi dan Jibril melihat ibnu mas’ud menenteng daun telinga Abu Jahal yg dia ikat dengan sebuah benang, mereka berdua tertawa. Kata Jibril : “ Ya Rosulalloh. Telinga dib alas telinga. Kalau kepala itu lelebihan… Al Udhunu bil Udhuni, war Ro’su Ziya-dah !”
Lantas Ibu mas’ud menuturkan kata-kata terahir Abu Jahal . Dan Nabi SAW begitu mendengarnya beliau berkata :
“ Fir’aunku lebih dahsyat di banding Fir’aun nya Musa. Karena Fir’aun Musa ketika mau celaka dia berkata …AMANTU ANNAHU LA-ILAHA ILLAL LADHI AMANAT BIHI BANU ISRO-ILA..Aku iman dengan Tuhan yg di sembah oleh Bani Isra’il…Adapun Fir’aunku ini ketika mau celaka dia malahan semakin besar kebencian dan keingkarannya..”
Kata Ulama, mengapa Ibnu Mas’ud tidak mampu membawa kepalanya abu Jahal? Itu karena abu Jahal adalah Anjing..dan Anjing itu tidaklah di tenteng membawanya, tetapi mesti di ikat dengan tali dan ditarik begitu saja talinya…
Selain itu, Abu Jahal mengapa lebih dahsyat kekafirannya dibanding Fir’aun adalah jika Fir’aun itu memusuhi Musa dengan lisannya saja, bahkan sempat pula Musa dipelihara di masa kecilnya oleh Fir’aun. Sedangkan Abu Jahal ini memusuhi dan menyakiti Rasululloh SAW dengan lisan dan perbuatannya juga dan memusuhi beliau mulai dari masa kecil beliau hingga masa tua beliau juga. Wallohu a’lam
Dikutip dari http://www.facebook.com/notes/muhajir-madad-salim/firaun-nya-kanjeng-nabi-muhammad/432549530149817

Simak di: http://www.sarkub.com/2013/firaun-nya-kanjeng-nabi-muhammad/#ixzz2v1HAzqTg
Powered by Menyansoft
Follow us: @T_sarkubiyah on Twitter | Sarkub.Center on Facebook

Sahabat Ibnu Mas’ud Penghapal dan Pengajar Al-Qur’an

sahabat RasulullahIbnu Mas’ud adalah seorang sahabat Nabi dan pemegang rahasia Rasulullah SAW. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib. Dia termasuk orang pertama yang masuk Islam.
Jika Rasulullah bepergian, Ibnu Mas’ud yang menemani Nabi pergi, sembari membawakan sandal, bantal, sikat gigi dan air untuk wudhu Rasulullah. Mereka berjalan bersama-sama, kadang Ibnu Mas’ud berjalan di depan, kadang di belakang.
Ia sering masuk ke kamar Rasulullah mengurus tempat tidur Nabi SAW. Tak heran, sahabat Abu Musa al-Asy’ari pernah menduga Ibnu Mas’ud sebagai keluarga Nabi. Jika Nabi SAW tengah mandi, Ibnu Mas’ud yang menutupinya. Begitu juga ketika Nabi tidur, Ibnu Mas’ud membangunkannya.  Serta memakaikan kedua sandalnya ketika Nabi berdiri dan hendak pergi. Apabila Nabi duduk, ia menyelipkan kedua sandal di bawah ketiaknya.

Perawakannya kurus dan pendek sekali serta kulitnya amat hitam. Selalu berpakaian rapi serta memakai wangi-wangian. Ciri khas lainnya adalah, ia memiliki betis yang kecil. Perawakannya yang kecil inilah yang pernah dipuja Rasulullah dari orang-orang yang menertawakannya.
Karena selalu menemani Rasulullah, Ibnu Mas’ud termasuk salah satu sahabat, dari sekian banyak sahabat yang mengumpulkan Alquran langsung dari mulut Rasulullah. Ibnu Mas’ud bersumpah, "Demi Allah Yang tidak ada Ilah selain-Nya. Tidaklah satu surat pun yang diturunkan dari Kitabullah, kecuali saya mengetahui, di mana surat itu diturunkan. Dan tidak ada satu ayat pun dari Kitabullah kecuali mengetahui, kepada siapa ayat itu diturunkan. Sekiranya aku tahu, ada orang yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dan tempatnya bisa ditempuh oleh Unta, maka niscaya aku akan berangkat menemuinya." (HR Bukhari).
Ia mengetahui Alquran dan waktu turunnya. Rasulullah memujinya dan menganjurkan para sahabat lain untuk belajar dan menghapal Alquran kepadanya. Sabda Rasulullah kepada para sahabatnya, “Ambillah Alquran itu dari empat orang. Yaitu dari Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad).
Maka beramai-ramai orang mengambil pelajaran Alquran darinya, mengamalkannya, membaca, menghapal, serta Ibnu Mas’ud menjelaskan dan memperingatkan kepada mereka masalah yang penting jika terdapat kekeliruan dalam membaca Alquran. Kata Ibnu Mas’ud saat mengajarkan Alquran, "Aku telah membacanya di hadapan Rasulullah SAW.” (HR Bukhari).
Petuah Nabi kepada sahabatnya, “Barang siapa yang ingin membaca Alquran yang baik seperti pertama kali turun, maka bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas’ud.”(HR Ibnu Majah, Ahmad).
Selain itu, Ibnu Mas’ud juga dianugerahi suara yang merdu. Rasulullah suka meminta Abdullah bin Mas’ud membacakan Alquran untuknya. Rasulullah ingin mengetahui bacaan Alquran yang telah diajarkannya kepada anak didiknya. "Bacakanlah Alquran padaku," sabda Nabi kepada Ibnu Mas’ud suatu ketika. "Aku membacakannya untuk Anda, padahal kepada Andalah ia diturunkan?” jawab Ibnu Mas’ud. "Sungguh aku suka mendengarnya dari orang lain," perintah Nabi SAW.
Lalu Abdullah bin Mas’ud membacakan surat An-Nisa. Ketika bacaan Ibnu Mas’ud sampai kepada ayat 41 yang artinya, “Maka bagaimanakah (orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” “Cukup,” pinta Nabi kepada Ibnu Mas’ud untuk menghentikan bacaannya. Ibnu Mas’ud berhenti dan melihat wajah Rasulullah, lalu berkata, “Dan ternyata kedua mata Beliau SAW berlinangan air mata.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Ahmad).
Pada zaman pemerintahan Umar  bin Khathab, Abdullah bin Mas’ud bertugas di Kufah untuk megajarkan agama Allah di sana. Ali bin Abi Muthalib memuji Ibnu Mas’ud dan menyatakannya sebagai orang berilmu, yang mengetahui Alquran dan sunnah. Abdullah bin Mas’ud juga banyak meriwayatkan hadits sebanyak 840 hadits. Dia wafat di Madinah pada tahun 32 Hijriah dalam usia 65 tahun.
Sumber : Republika Online

Simak di: http://www.sarkub.com/2013/sahabat-ibnu-masud-penghapal-dan-pengajar-al-quran/#ixzz2v1JGBC3Z
Powered by Menyansoft
Follow us: @T_sarkubiyah on Twitter | Sarkub.Center on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar