Jumat, 03 Januari 2014

Nabi juga memakai cincin

Cincin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

cincin laki-laki

Adab dan Cara Rasulullah Memakai Cinci

Terkait dengan pribadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada 2 bidang kajian yang berbeda:

Kajian tentang perjalanan hidup dan perjuangan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kajian tentang ini dikupas dalam buku-buku sirah nabawiyah. Buku yang membahas sirah, umumnya disajikan secara sistematis berdasarkan periode waktu perjuangan beliau. Diantara buku sirah yang sangat terkenal, Sirah Ibnu Hisyam dan Sirah nabawiyah karya Shafiyurrahman al-Mubarakfury.

Kajian tentang sifat fisik dan non-fisik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti bentuk rambut, gerakan jenggot, perkiraan jumlah uban, tinggi badan, postur tubuh, cara jalan, dan seterusnya. Termasuk benda-benda di sekitar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti cincin, pedang, kendaraan, dst. Kajian semacam ini dikupas dalam buku asy-Syama-il. Karya ulama dalam bentuk asy-Syama-il, di antaranya:

a. Asy-Syama-il al-Muhammadiyah, karya At-Turmudzi

b. Asy-Syama-il asy-Syarifah, karya as-Suyuthi

c. Al-Anwar fi Syama-il an-Nabi al-Mukhtar, karya al-Baghawi

d. Syama-il ar-Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya Ahmad bin Abdul Fatah Zawawi

Menyoal tentang cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita akan merujuk ke kitab asy-Syama-il. Di bagian ini kami kutipkan beberapa riwayat yang menyebutkan tentang cincin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ada di kitab asy-Syama-il al-Muhammadiyah karya at-Turmudzi,

Pertama, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,



أن النبي كان يلبس خاتمه في يمينه


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cicin beliau di tangan kanannya.” (As-Syama-il no. 96 dan dishahihkan al-Albani)

Kedua, dari Hammad bin Salamah, bahwa beliau melihat Ibnu Abi Rafi’ memakai cincin di tangan kanannya. Setelah ditanyakan, Ibnu Abi Rafi’ menjawab bahwa beliau pernah melihat Abdullah bin Ja’far memakai cincin di tangan kanan, dan Abdullah mengatakan,

كان رسول الله يتختم في يمينه


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanannya.” (asy-Syama-il no. 98 dan dishahihkan al-Albani).

Ketiga, ash-Shult bin Abdillah menceritakan bahwa Ibnu Abbas memakai cincin di tangan kanan, dan pasti beliau akan beralasan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanan (asy-Syama-il no. 101 dan dishahihkan al-Albani).

Keempat, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,


أن النبي اتخذ خاتما من فضة وجعل فصه مما يلي كفه ونقش فيه محمد رسول الله ونهى أن ينقش أحد عليه وهو الذي سقط من معيقيب في بئر أريس


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan cincin berbahan perak, beliau posisikan mata cincinnya di arah telapak tangannya, ada ukiran yang bertuliskan; [محمد رسول الله] beliau melarang sahabat lain membuat cincin dengan ukiran semacam itu, dan cincin itu jatuh dari tangan sahabat Mu’aqib radhiyallahu ‘anhu di sumur Aris.” (asy-Syama-il no. 102 dan dishahihkan al-Albani)

Siapkah Mu’aqib?

Mula Ali Qori menyatakan,

Beliau mantan budak Said bin al-Ash, masuk Islam di awal, dan ikut hijrah kedua menuju Habasyah. Beliau tinggal di Habasyah, sampai beliau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah. Beliau membawa cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diperkerjakan Abu Bakr, Umar, dan Utsman untuk mengurusi baitul mal (Jam’ul Wasail fi Syarhil Wasail, 1:153)

Kelima, dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya, beliau menceritakan bahwa Hasan dan Husain radhiyallahu ‘anhuma, memakai cincin di tangan kirinya. (asy-Syama-il no. 103 dan dishahihkan al-Albani)

Riwayat terakhir ini menunjukkan bahwa memakai cincin di tangan kanan bagi lelaki hukumnya tidak wajib, tapi anjuran. Karena itu, tidak masalah jika ada orang yang memakai cincin di tangan kiri.

Mengukir Cincin dengan Tulisan [محمد رسول الله]


Disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, bahwa Muadz bin Jabal pernah memiliki cincin yang bertuliskan 

[محمد رسول الله], dan sikap Muadz disetujui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atsar ini juga disebutkan ad-Damiri dalam Syarhul Minhaj.

Selanjutnya Ibnu Hajar menyebutkan keterangan para ulama yang menjelaskan kemungkinkan alasannya, andaikan riwayat itu shahih,

Muadz menggunakan itu sebelum ada larangan. Itu berlaku khusus untuk Muadz dan bukan sahabat lainnya

Sebagian jalur riwayat dinyatakan, bahwa Muadz membuat cincin bertuliskan [محمد رسول الله], setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau bersabda: “Saya beriman dengan semua dari Muadz sampai cincinnya.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil cincin itu dari Muadz dan beliau yang memakainya. Keterangan ini disampaikan oleh al-Isham.

Muadz melakukan membuat cincin seperti itu, karena beliau belum tahu adanya larangan. Demikian pendapat Mula Ali Qori.

Larangan di hadis itu bukan haram, tapi makruh.

(Jam’ul Wasail fi Syarhil Wasail, 1:153).

NB: Untuk cincin emas bagi laki-laki diharamkan oleh syariat. Lihat pembahasan kami di:

1. Hukum Menggunakan Perhiasan Emas bagi Laki-laki

2. Larangan Memakai Cincin Emas Bagi Laki-laki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar