TAFSIR AL QUR’AN :
Pengertian dan Macam-macam Kitab Tafsir yang Terkenal
Tafsir ditinjau dari makna bahasa adalah
“Menjelaskan atau menyatakan”. Untuk pengertiannya secara luas (istilah)
berikut adalah beberapa pendapat para ulama :
- Al-Kilby dalam At-Tash-hiel
Tafsir adalah : mensyarahkan Al-Qur’an,
menerangkan ma’nanya, dan apa yang dikehendakinya dengan nasahnya atau
dengan isyaratnya, atau dengan tujuannya.
- Kata As Zarkasy dalam Al-Burhan
Tafsir adalah :menerangkan makna-makna Al-Qur’an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya
- Shahibut Taujih , Asy Syikh al Jazairi
Tafsir pada hakekatnya ialah :
mensyarahkan lafadh yang sukar dipahamkan oleh pendengar dengan uraian
yang menjelaskan maqsud. Yang demikian itu adakalanya dengan menyebut
murodifnya, atau yang mendekatinya, atau ia mempunyai pewtunjuk
kepadanya melalui sesuatu jalan adalah (petunjuk)
- Al-Jurjany
Tafsir pada asalnya ialah : “membuka dan
melahirkan ”.Pada istilah syara’ ialah : menjelaskan ma’na
ayat,urusannya, kisah-kisahnya dan sebab karenanya diturunkan ayat,
dengan lafadh yang menunjuk kepadanya secara terang.
Hingga kini sudah banyak terdapat
kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama, Berikut adalah beberapa
kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama berdasarkan metodologi
penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
Macam-macam Kitab Tafsir
Kitab Tafsir bi Al Ma’tsur.
Yaitu : Metode penafsiran ayat-ayat
Al-Qur’an yang didasarkan atas sumber Al-Qur’an, Al-Hadits, serta
riwayat sahabat dan tabi’in
- Tafsir Ibnu Abbas
- Tafsir Ibnu ‘Uyainah
- Tafsir Ibnu Abi Hatim
- Tafsir Abu Syaikh Bin Hibban
- Tafsir Ibnu ‘Athiyah
- Tafsir Abu Al-Laitsi As-Samaqandi, Bahrul ‘Ulum
- Tafsir Abu Ishaq, Al Kasyfu wa Al Bayan “an Tafsir AlQuran
- Tafsir Ibnu jarir AtThabari, Jami’ul Bayan fi Tafsir AlQuran
- Tafsir Ibnu Abi Syaibah
- Tafsir Al Baghawi, Ma’alim at Tanzil
- Tafsir Abi Al Fida Al hafizh Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azim
- Tafsir Ats-Tsalabi, Al JAwahir Al Hisam fi Tafsir Al Quran
- Tafsir Jalaludin As Suyuthi, Ad Durr Al Manshur fi At Tafsir bi Al Ma’tsur
- Tafsir AS Syaukani, fathu AL qadir
Kitab Tafsir bi Ar Ra’yi
Yaitu : Metode penafsiran ayat-ayat
Al-Qur’an yang didasarkan atas sumber ijtihad dan pemikiran mufasir
terhadap tuntutan kaidah bahasa arab dan kesusastraannya, teori ilmu
pengetahuan, setelah dia menguasai sumber-sumber tersebut. Berikut
adalah kitab-kitabnya :
- Tafsir Abdurahman bin kaisan Al Asnam
- Tafsir Abu Ali Al Jubba’i
- Tafsir Abdul Jabbar
- Tafsir Az-Zamakhsyari, Al Kasysyaf’an Hqaiq Ghawamidn At Tanzil wa ‘Uyun Al Aqawil fi Wujuh at Ta’wil
- Tafsir Fakhrudin Ar Razi, mafatih Al Ghaib
- Tafsir Ibnu Faurak
- Tafsir An NAsafi, Madari At TAnzil wa Haaiq At ta’wil
- Tafsir Al Khazin, lubab At Ta’wil fi Ma’ani at Tanzil
- Tafsir Abu Hayyan, Al Bahru Al Muhith
- Tafsir Al Baidhawi, Anwar At Tanzil wa Asrar At TA’wil
- Tafsir Jalalain
Kitab Tafsir Iqtirani (Perpaduan antara Tafsir bi al Matsur dan Tafsir bi ar Ro’yi)
- Al Jawahir fi tafsir Al quran, Syaikh Thantawi jauhari.
- Tafsir Al Manar, Muhammad Abduh
- Tafsir fi Zhilal Al Quran , Sayyid Qutb
- Tafsir Al Bayan li Al Quran AlKarim, Bintu Syathi’
Selain dari kitab-kitab tafsir tersebut
di atas, ada beberapa kitab tafsir terkenal yang di tulis oleh beberapa
ulama Fiqh yang juga biasa disebut dengan Tafsir Para Fuqaha seperti :
- Ahkam Alquran, Al JAshash
- Ahkam Alquran, Al Kiya’ Al Harras (manuskrip)
- Ahkam Al Quran, Ibnul ‘Arabi
- Jami’il Ahkam Alquran. A Qurthubi
- Al Tafsirah Al Ahmadiyah fi Bayani ayat Asyar’yah, Mulla Geon (india)
- Al iklil fi Istinbath At TAnzil, Assuyuthi (manuskrip)
- Tafsir Ayat Al Aham, Syaikh Muhammad As sayis
- Tasfiru Ayat Al Ahkam, Syaikh Manna’ Al Qathan
- AdhWa’u Al Bayan, Syaikh Muhammad Asy Syinqithi
___________________________
Mengenal Kitab-Kitab Tafsir
a. Tafsir Ibnu Abbas
Dinisbahkan kepada Ibnu Abbas, seorang
mufasir besar pada masa Sahabat, kitab ini pernah dicetak di Mesir
dengan nama “Tanwir al-Miqyas min Tafsir Ibnu Abbas” yang telah
dikumpulkan oleh Abu Thahir Muhamamd bin Ya’qub al-Fairuz Abadi
pengarang kitab Qamus al-Muhith.
Seorang orientalis bernama Goldzheir,
telah membuat tuduhan kepada Ibnu Abbas dengan terlalu banyak mengambil
berita dari Ahlu Kitab. Namun tidaklah Ibnu Abbas demikian, karena ia
terkenal dengan kemampuan syair arabnya dan banyaknya riwayat dari Ibnu
Abbas yang berbeda dalam shahih dan dhaifnya, para ulama telah meneliti
jalur riwayat dari Ibnu Abbas, dan di antara jalur riwayat yang paling
terkenal adalah:
- Jalur Muawiyah bin Shalih dari Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas, jalur ini yang paling baik.
- Jalur Qais bin Muslim al-Kuufi dari Atha’ bin as-Saib dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, jalur ini shahhih dengan syarat dari Syaikhain.
- Jalur Ishaq dari Muhamamad bin Abi Muhammad maula Alu Zaid bin Tsabit dari Ikrimah atau Said bin Jubair dari Ibnu Abbas.
- Jalur Ismail bin Abdurrahman as-Suddi al-Kabir dari Abi Malik atau Abi Shalih dari Ibnu Abbas, dan Ismail as-Suddi adalah orang syiah.
- Jalur Abdul Malik bin Juraij dari Ibnu Abbas, jalur ini buth penelitian
- Jalur ad-Dhahak bin Muzahim al-Hilali dari Ibnu Abbas, jalur ini tidak diterima
- Jalur Atiyah al-Aufi dari Ibnu Abbas, jalur ini tidak diterima.
- Jalur Muqatil bin Sulaiman al-Azdi, dan Muqatil dianggap dhaif
- Jalaur Muhammad bin as-Saib al-Kalbi dari Abi Shalih dari Ibnu Ababs, al-Kalbi terkenal dalam Tafsir, tetapi ada yang mengatakan untuk berijma’ meninggalkan beritanya.[1]
b. Jami al-Bayan fi Tafsir al-Quran karangan at-Thabari
Ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin
Jarir at-Thabari (310 H), Ibnu Jariri adalah seorang imam dalam qira’ah
dan Tafsir serta mumpuni dalam ilmu hadits dan ia juga memiliki mazhab
sendiri dalam fiqih dalam ikhtiyaratnya dan banyak diikuti orang. Kitab
tafsirnya memiliki beberapa kelebihan di antaranya: selalu berpatokan
para riwayat, mentarjih perkataan yang ada, menyebutkan I’rab dan detil
dalam menyimpulkan suatu hukum.
Dua syaikh telah berusahan untuk
mentahqiq kitab ini, yaitu Mahmud Muhamamad Syakir dan Ahmad Muhammad
Syakir beserta ta’liq dan takhrij dari hadits-hadits yang ada.[2]
c. Al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz karangan Ibnu ‘Atiyah
Ibnu Atiyah adalah salah seorang qadhi
(hakim) yang terkenal di Andalusia, dalamm kitabnya tersebut ia banyak
meringkas riwayat tafsir, kitab ini terdiri sekitar 10 jilid.
d. Tafsir al-Quran al-Adzim karangan Ibnu Katsir
Ibnu Katsir sangat teliti dalam
mentafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan menukil perkataan para salafus
sholeh. Ia menafsirkan ayat dengan ibarat yang jelas dan mudah dipahami.
Menerangkan ayat dengan ayat yang lainnya danmembandingkannya agar
lebih jelas maknanya. Beliau juga menyebutkan hadits-hadits yang
berhubungan dengan ayat tersebut dilanjutkan dengan penafsiran para
sahabat dan para tabi’in.
Beliau juga sering mentarjih diantara
beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari riwayat yang shoheh
atau yang dhoif(lemah).mengomentari periwayatan isroiliyyat. Dalam
menafsirkan ayat-ayat hukum, iamenyebutkan pendapat para Fuqaha (ulama’
fiqih) dengan mendiskusikan dalil-dalilnya, walaupun tidak secara
panjang lebar. Imam Suyuthy dan Zarqoni menyanjung tafsir ini dengan
berkomentar ;” Sesungguhnya belum ada ulama’ yang mengarang dalam metode
seperti ini “.[3]
e. Mafatih al-Ghaib karangan Fakhr ar-Razi
Fakhruddien ar-Razi menulis berbagai karya yang berkaitan dengan al-Quran. Ia menulis Mafatih al-Ghaib, Buku tafsir ini ditulis kurang lebih selama 8 tahun, yaitu dari tahun 595-603 M, tulisan lainnya seperti Asrar
at-Tanzilwa Anwar at-Ta’wil, Khalq al-Quran, Tafsir surat Fatihah,
Tafsir surat al-Baqarah, at-Tanbih ala ba’dh al-Asrar al-Mau’idhah fi
ba’dhi ayat al-Quran, Asas Taqdis, Nihayat al-I’jaz fi Dirayatil I’jaz,
Ismatul Anbiya’. [4], menanggapi tafsirnya ini para ulama mengatakan bahwa dalam tafsirnya itu semuanya ada kecuali tafsir.
f. Al-Bahr al-Muhith karangan Abu Hayan
Tafsir ini terdiri dari kitab delapan
jilid besar,di dalamnya Abu Hayan banyak menyebutkan tentang I’rab,
nahwu serta menyebutkan ikhtilaf ulama nahwu dan mendiskusikannya,
sehingga kitab ini lebih dekat ke nahwu daripada tafsir.
Pada kitab ini Abu Hayan banyak menukil
dari Zamakhsyari dan Ibnu Atiyah, terutama dalam masalah nahwu,meski
demikian ia tidak setuju dengan pemahaman muktazilah, dan banyak
dibvantah pada kitab tersebut. Selain itu, ia juga berpegangan pada
kitab at-Tahrir wa at-Tahbir li aqwal aimmah at-Tafsir karangan gurunya;
Ibnu an-Nuqaib. [5]
g. Al-Kasyaf ‘an Haqaiq at-Tanzil wa ‘Uyun at-Takwil karangan az-Zamakhsyari
Kitab tafsir karangannya memiliki
keunggulan dari sisi keindahan al-Qur’an dan balaghahnya yang mampu
menyihir hati manusia, mengingat kemumpunian beliau dalam bahasa Arab
dan pengetahuannya yang mendalam mengenai sya’ir-sya’irnya. Tetapi ia
membawakan hujjah-hujjah itu untuk mendukung madzhab muktazilahnya yang
batil di mana ia memaparkannya dalam ayat-ayat al-Qur’an melalui pintu
balaghah. Karena itu, harus berhati-hati dengannya, khususnya bagi
pemula dalam bidang ini. [6]
h. Al-Jawahir fi Tafsir al-Quran karangan Syaikh Thanthawi Jauhari
Dalam kitab tafsir ini banyak dicantumkan
pembahasan tentang ilmu alam dan keajaiban makhluk dan menafsirkan
al-Quran sesuai dengan teori ilmu modern bahkan untuk memperjelas ia
cantumkan gambar-gambar pada kitab tersebut, seakan-akan kitab ini
adalah buku panduan belajar anak sekolah.
Kita amat menyayangkan cara tafsir yang
ditempuh syaikh Thanthawi ini, sehingga para peneliti menyamakannya
dengan tafsir Fakhri Razi bahwa dalam kitabnya semuanya ada kecuali
tafsir.[7]
i. Tafsir al-Manar karangan Syaikh Rasyid Ridha
Nama tafsir ini adalah Tafsir al-Quran
al-Hakim,dan diberi nama al-Manarkarena disandarkan kepada majalah
al-Manar yang menerbitkan tafsir ini. kitab ini termasuk kitab tafsir
yang bagus, tujuan dari kitab ini adalah memahami al-Quran sebagai agama
yang menunjuki manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.[8]
j. Fi Dhilal al-Quran karangan Sayid Qutb
Kitab ini terdiri dari delapan jilid
buku, penulis menafsirkannyadibawah cahaya al-Quran sebagaimana ia
sebutkan pada pendahuluan kitabnya, ia sampai pada pendapat bahwa
manusia pada zaman ini sampai padaperpecahan zaman dan pertentangandan
tidak ada solusinya kecuali dengan kembali pada islam, dan itu tidak
bisa ditempuh kecuali dengan jalan berhukum dengan syariat Allah,
berhukum dengan manhaj Allah adalah termasuk iman,dari hal inilah sayid
qutrb memulai tafsirnya,iamenyebutkan munasabah antara ayat,menyebutkan
atsar yang shahih dan disertai denganpembahasan bahasa.[9]
k. Tafsir al-Bayan li al-Quran al-Karim karangan ‘Aisyah Abdurrahman bint as-Shathi’
Bintu Syathi menafsirkan al-Quran dengan
mempedalam pada sastra arab, pada pendahuluan kitabnya ia sebutkan bahwa
ia menempuh jalan ini dalam menafsirkanal-Quran untuk menambah khazanah
sastra arab pada zaman ini.[10]
l. Al-Jami; li Ahkam al-Quran karangan Abu Abdullah al-Qurtubi
Imam al-Qurtubi terkenal dengan gaya
penulisan ulama’ fiqih., dengan menukil tafsir dan hukum dari para
ulama’ salaf dengan menyebutkan pendapatnya masing-masing. Dan membahas
suatu permasalahan fiqhiyah dengan mendetil. Membuang kisah dan sejarah,
diganti dengan hukum dan istimbat dalil, juga I’rob, qiroat, nasikh dan
mansukh. Beliau tidak ta’assub (panatik) dengan mazhabnya yaitu mazhab
Maliki.
m. Tafsir as-Sanqithi
Menekankan penafsiran bil-ma’tsur dengan
dilengkapi qira’ah as-sab’ah dan qiro’ah syadz (lemah) untuk istisyhad
(pelengkap). Menerangkan masalah fiqih dengan terperinci, dengan
menyebut pendapat disertai dalil-dalilnya dan mentarjih berdasarkan
dalil yang kuat. Pembahasan masalah bahasa dan usul fiqih. Beliau wafat
dan belum sempat menyelesaikan tafsirnya yang kemudian dilengkapi oleh
murid sekaligus menantunya yaitu Syekh ‘Athiyah Muhammad Salim.
n. Tafsir Tafysiir al-Kariim ar-Rahmaan Fii Tafsiir Kalaam al-Mannaan karangan Syaikh Nashr as-Sa’di
Sebuah kitab tafsir berukuran sedang di
mana pengarangnya memfokuskan pada penjelasan makna-makna al-Qur’an di
dalam menuangkan inspirasinya dan berjalan sesuai dengan manhajnya tanpa
sibuk dengan penguraian lafazh-lafazh dan seni-seni Nahwu dan sya’ir.
Di dalam mukaddimah kitabnya, beliau menyebutkan bahwa al-Qur’an dapat
menunjukkan kepada kampung yang damai (surga), menyingkap jalan yang
menuju ke kampung berbagai kepedihan (neraka), bahwa Allah Ta’ala telah
menjelaskan ayat-ayat-Nya dengan sesempurna penjelasan, Dia tidak
memerintahkan di dalamnya selain kepada keadilan, berbuat baik dan
kebajikan, Dia telah menurunkannya dengan lisan ini (arab) agar kita
memahaminya dan kita diperintahkan untuk mentadabbur (merenungi)-nya.
Hal itu semua, karena mentadabburinya merupakan kunci segala kebaikan.
Setelah mukaddimahnya, beliau mengatakan,
“Bila hal ini telah diketahui, maka diketahuilah pula betapa hajat
setiap mukallaf untuk mengetahui makna-maknanya dan mendapatkan
petunjuknya. Seharusnyalah seorang hamba memporsir tenaganya dan
mengerahkan segenap kemampuannya untuk mempelajari dan memahaminya
dengan cara-cara yang paling dekat, yang dapat menyampaikan kepada hal
tersebut.”
Mengenal Kitab-Kitab Ilmu Tafsir
a. Buhuts fi Ushul at-Tafsir wa Manahijuhu ه
Kitab ini ditulis oleh Fahd bin
Abdurrahman ar-Ruumi, seorang profesor pada dirasah al-Quran di Riyadh.
Kitab ini terdiri dari 12 pembahasan, di antaranya membahas tentang
perkembangan Ilmu Tafsir, ikhtilaf para mufasir, asalib, thuruq dan
manhaj mufasir serta pembagian tafsir menjadi tafsir bil Ma’tsur dan
tafsir bir Ra’yi.
b. At-Tahbir fi al-Ilm al-Tafsir
Kitab ini ditulis oleh Imam Jalaluddin
as-Suyuthi (wafat tahun 911 H), kitab ini termasuk kitab yang bagus
dalam membahas ilmu Tafsir karena penulisnya berusaha untuk mengumpulkan
macam-macam ilmu al-Qruqn kemudian menertibkannya dan membuatkan dalam
bab-bab. Tertulis dalam kitab ini sekitar 102 cabang ilmu yang harus
dikuasai oleh seseorang yang ingin belajar al-Quran.[1]
c. Al-Iksir fi al-Ilmu at-Tafsir karangan ath-Thufi
Kitab ini ditulis oleh Sulaiman bin Abdul
Qawi as-Sharshari ath-Thufi, kitab ini telah ditahqiq oleh Dr. Abdul
Qadir Husain, pembahasan dalam kitab ini di antaranya:pembahasan tentang
lafaz yang mesti ditafsirkan dan makna yang tidak mesti ditafsirkan
karena maknanya sendiri telah jelas dan pembahasan ilmu ma’ani dan ilmu
al-bayan.
d. Muqaddimah fi Ushul at-Tafsir karangan Ibnu Taimiyah
Kitab ini diberi judul Muqaddimah, dari
perkataan pengarang dalam muqaddimahnya. Pembahasannya terbagi dalam
lima bahasan, yaitu; bahwa Nabi r menjelaskan al-Quran semuanya,
ikhtilaf yang terjadi di kalangan Sahabat, ikhtilaf mufasir dalam
masalah mustanid, dan tentang cara terbaik menafsirkan al-Quran.
e. Al-Qawa’id al-Hasan li at-Tafsir al-Quran karangan Ibnu as-Sa’di
Dalam kitab ini pengarang menyebutkan 70 kaidah beserta contoh-contohnya yang mesti dipergunakan oleh seorang mufasir.
f. At-Tafsir wa al-Mufasirun karangan Husain az-Zahabi
Nama pengarang kitab ini adalah DR.
Muhammad as-Sayyid Husain az-Zahabi, wafat dengan dibunuh pada tahun
1398 H, beliau menjabat sebagai Mentri Wakaf di Mesir sebelum wafatnya.
Kitab Tafsir wal Mufasirun ini ada yang dicetak dalam dua jilid dan
kitab ini yang ada pada kami dan ada juga cetakan dalam tiga jilid.
Kitab ini merupakan Risalah Doktoral yang diajukan penulis pada tahun
1365 H atau 1946 M pada kuliyah Ushuluddien di Universitas al-Azhar.
g. Manhaj al-Madrasah al-Aqliyah al-Haditsah di at-Tafsir
Kitab ini ditulis oleh Syaikh Dr. Fahd
bin Muhammad bin Abdurrahman bin Sulaiman ar-Ruumi, terdiri dari dua
jilid dan diterbitkan oleh Muasasah ar-Risalah, kitab ini membahas
ittijah tafsir yang muncul pada masa modern ini dan menyeleweng dari
cara tafsir salaf as-shalih, dimana mereka banyak menggunakan akal dalam
metode tafsirnya, para founding father dari lembaga ini masih
menyisakan syubhat pada sebagian manusia dan metode tafsir mereka baru
dan tidak ada pada masa salaf.[1]
h. Buku-buku Tulisan Syaikh Musa’id bin Sulaiman Ath-Thayyar
Syaikh Musa’id Ath-Thayyar adalah salah
seorang peneliti dalam bidang ilmu Al-Quran, buku-buknya banyak
dijadikan sebagai buku pegangan materi ilmu Al-Quran dan Ilmu tafsir.
Saya sendiri banyak mendapatkan ilmu dan faidah dari buku-buku beliau.
di antara buku-buku beliau adalah:
- Al-Muharrar fi Ulumil Quran; buku ini menjadi pegangan materi ilmu Al-Quran di Ma’had Imam Syatibi jeddah Saudi Arabia. Banyak pembahasan yang belum tentu dibahas oleh penulsi yang lain. Di antara pembahasan dalam kitab ini adalah Madkhal ila Ulumil Quran, Nuzulul Quran wa Jam’uhu, Ulumus Suwar, dan Al-Mushaf..’Inayatul Ummah.
- Fushul fi Ushulit Tafsir; di buku ini beliau menyebutkan pembahasan seputar ilmu Ushul Tafsir yang sementara ini masih tercampua dengan pembahasan di buku-buku ilmu Al-Quran. Di antara pembahasan dalam kitab ini adalah Ushul Tafsir, Maraji’ Ushul Tafsir, Hukmu Tafsir wa Aqsamuhu, Thuruq Tafsir, Tafsir Al-Quran Billughah, Tafsirul Quran bil Ijtihad, Ijma’ Fittafsir dan Qawaid Tarjihiyyah.
- dan lainnya yang bisa anda dapatkan di situs web beliau di thayyar.net
[1] Dr. Fahd bin Muhammad bin Abdurrahman bin Sulaiman ar-Ruumi, Muqaddimah kitab Manhaj al-Madrasah al-Aqliyah al-Haditsah di at-Tafsir, hal. 5-8
[1] Imam Jalaluddin as-Suyuthi, At-Tahbir fi al-Ilm al-Tafsir, ( Riyadh, Idarah waqaf, 1995) cet. I, hal. 5-10
[1] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 362
[2] Fahd bin Abdurrahman ar-Ruumi, Buhuts fi Ushul at-Tafsir, (Riyadh: Maktabah at-Taubah, 1413 H), cet ke-1, hal. 146
[3] Maktabah Abu Salma, Sejarah Tafsir dan Perkembangannya.
[4] Tafsir al-Fakhru ar-Razi,Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib,(Libanon.Dar al-Fikr,1414 H) dalam biografinya
[5] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 369
[6] Abu Abdillah, Muhammad al-Mahmud an-Najdi, al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubiin Fii Manaahij al-Mufassiriin, hal. 16-17.
[7] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 371
[8] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 372
[9] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 373
[10] Manna’ al-Qathan, Mabahits fi al-Ulum al-Quran, (Percetakan al-Hidayah, Surabaya, 1973), hal. 375
Tidak ada komentar:
Posting Komentar