قال رسول الله صلي الله عليه و سلم
ليس الغني عن كثرة العرض ولكن الغني غني النفسي
(متفق عليه)
Rasulullah saw bersabda :
Orang kaya bukan dari bayanknya harta,
tetapi orang kaya itu orang yang kaya hati
(Setuju)
MEMANDANG WANITA
عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ
النَّظْرَةَ فَإِنَّمَا لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
22465 مسند أحمد بَاقِي مُسْنَدِ الْأَنْصَارِ لا تتبع النظرة النظرة فإنما لك الأولى وليست لك الآخرة
المحدث ابن حجر العسقلاني خلاصة حكم المحدث حسن
Buraida melaporkan: Rasul Allah, kedamaian dan berkah di atasnya, mengatakan, "Jangan mengikuti satu pandangan (melirik seorang wanita) dengan pandngan yang lain. Sesungguhnya, hanya yang pertama adalah untuk Anda dan tidak yang kedua. "
Sumber: Musnad Ahmad 22465
Kelas: Hasan (adil) menurut Ibnu Hajar
PERBUATAN BAIK BERKURANG
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّمَ هُوَ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ
6652 صحيح البخاري كِتَاب الْفِتَنِ بَاب ظُهُورِ الْفِتَنِ
Abu Huraira melaporkan: Nabi, kedamaian dan berkah di atasnya, mengatakan, "Waktu akan berlalu dengan cepat, perbuatan baik akan berkurang, kekikiran akan meningkat, penderitaan akan muncul, dan akan ada banyak pergolakan." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah Allah, apa yang pergolakan? "kata Nabi," Membunuh! Membunuh! "
Sumber: Sahih Bukhari 6652
Kelas: Sahih (otentik) menurut Al-Bukhari
ANJURAN ZIARAH KUBUR
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ
1571 سنن ابن ماجه كتاب الجنائز باب ما جاء في زيارة القبور
المحدث السيوطي خلاصة حكم المحدث صحيح
Ibn Mas'ud melaporkan: Rasul Allah, kedamaian dan berkah di atasnya, mengatakan, "Saya dulu melarang kamu dari mengunjungi makam, tapi sekarang Anda dapat mengunjungi mereka. Sesungguhnya, mereka akan mengurangi perhatian Anda dari dunia dan mengingatkan Anda tentang akhirat. "
Sumber: Sunan Ibnu Majah 1571
:: Do'a Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu :::
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa untuk Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berdoa:
"Ya Allah, banyakkanlah hartanya dan anaknya serta berilah barakah kepadanya pada harta dan anaknya itu." [HR.Bukhari no:6344]
Maka tahukah anda..karena do'a Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, harta Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menjadi bertambah banyak, hingga lembah di kota Madinah saat itu penuh dengan ternaknya. Ia juga mempunyai kebun di kota Bashrah yang dapat berbuah dua kali dalam setahun. Allah ta'ala juga memperbanyak keturunannya hingga mencapai lebih dari seratus orang dari anak-anaknya juga cucu-cucunya. Masyaallah..
Dikutip dari: Kisah & Do'a Orang-Orang Shalih, Muhammad Al Fatih, Penerbit Pustaka Arafah. Kelas:
Sahih (otentik) menurut As-Suyuti
MATI SYAHID
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena penyakit taun - yakni pes, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati lemas - tenggelam dalam air, orang yang mati karena kerobohan - pohon, rumah dan lain-lain - dan orang yang mati syahid dalam peperangan fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih).
DOA PENAWAR HATI YANG SEDIH
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allahumma innii a'udzubika minal hammi wal hazani, wal 'ajzi wal kasali, wal bukhli wal jubni, wa dhola'iddain wa gholabatirrijaal.
Artinya : “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173)
:: LEBIH UTAMA MANAKAH BIDADARI DUNIA DARI BIDADARI SURGA
Ummu Salamah: "Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?"
Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam : "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan yang tampak daripada apa yang tidak tampak. "
Ummu Salamah: "Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam : " Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasaannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, 'Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya. "
Subhanallah , semoga Allah memberikan kemampuan ketaatan, membukakan karunia dan rahmat Nya bagi saudari-saudari muslimahku seluruhnya ...
Mengapa Ayam Mampu Melihat Malaikat, Sedangkan Keledai Tidak?
Mampirlah sebentar, baca dan resapilah lalu ucapkanlah : Subhanallah.
Banyak sudah penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran sabda-sabda Nabi SAW secara ilmiah. Berikut ini adalah salah satunya. Nabi SAW bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ، فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ، فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
"Bila engkau mendengar suara ayam jantan maka mintalah karunia kepada Allah karena ia melihat malaikat, sedangkan bila engkau mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari Setan karena dia melihat setan." (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Kita sering kali mendengar hadits ini tetapi bisa jadi jarang memikirkannya dan tidak terlintas dalam benak kita untuk meneliti secara ilmiah mengapa itu terjadi.
Kemampuan sistem visual manusia di dunia ini terbatas. Dalam hal ini justru kalah dengan sistem visual keledai dan ayam jantan. Pandangan mata manusia terbatas dan tidak dapat melihat apa yang berada di bawah sinar infra merah atau di atas sinar ultraviolet.
Tapi kemampuan indera ayam jantan dan keledai melewati batas itu. Pertanyaannya sekarang, bagaimana keledai dan ayam bisa melihat setan dan malaikat, bukan sebaliknya?
Keledai itu dapat melihat dengan sinar infra merah, sedangkan setan sendiri berasal dari jin yang diciptakan dari api. Artinya, setan termasuk dalam lingkup infra merah. Karena itulah, keledai dapat melihat setan, tetapi tidak bisa melihat malaikat.
Adapun ayam jantan, ia mampu melihat sinar ultraviolet, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya, artinya dari sinar ultraviolet. Karena itulah, malaikat dapat dilihat oleh ayam jantan.
Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa setan melarikan diri saat disebutkan nama Allah. Penyebabnya adalah karena para malaikat datang ke tempat yang disebut nama Allah itu, sehingga setan melarikan diri.
Mengapa setan menghindar bila ada malaikat?
Jawabannya adalah karena setan terganggu bila melihat cahaya malaikat. Dengan kata lain, jika sinar ultraviolet bertemu dengan sinar inframerah di satu tempat, maka sinar merah memudar.
Maha Suci Allah
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata :
اطلب قلبك في ثلاثة مواطن عند سماع القرآن وفي مجالس الذكر وفي أوقات الخلوة فان لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فانه لا قلب لك
“Carilah hatimu di tiga tempat ini ; di saat engkau mendengarkan Al Qur’an, di saat engkau berada di majlis dzikir (majlis ilmu) dan di saat engkau menyendiri bermunajat kepada Allah. Jika engkau tidak temukan hatimu di sana, maka mintalah kepada Allah agar Memberimu hati karena sesungguhnya engkau sudah tak punya hati lagi,” (Al Fawaid 1/148).
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Kucing Peliharaanya
Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil Sajadahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas sajadahnya.
Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan Sejadah yang ditiduri mueeza. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya.
Sebgai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya,nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya.
Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.
Bahkan kepada para sahabatnya,nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, NabiSAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti abubakar shiddiq, istri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing.
Abdurrahman bin sakhr al Azdi. diberi julukan Abu huruyrah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.”
ORANG-ORANG YANG DIUSIR RASULULLAH DI PADANG MAHSYAR
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
Pada suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam: “Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian.”
Selanjutnya beliau bersabda: “Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku.”
Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga mereka bertanya, “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak.”
Kembali para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?”
Beliau menjawab, “Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”
Para sahabat menjawab, “Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya.”
Maka, Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda,
“Sejatinya ummatku pada Hari Kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia. Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah, bahwa akan ada dari ummatku yang diusir oleh malaikat, sebagaimana seekor onta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga iapun diusir.”
Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka, “Kemarilah!”
Namun, para malaikat yang mengusir mereka berkata, “Sejatinya mereka sepeninggalmu telah mengubah-ubah ajaranmu.”
Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku berkata, “Menjauhlah, menjauhlah, wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku!” [HR. Bukhari Muslim]
Kita tentu tidak ingin senasib seperti mereka, bukan? Karena itu, mari kita jaga bersama kemurnian ajaran Rasulullah saw dan mengamalkan semampu mungkin tanpa ditambah atau dikurangi..
SUBHANALLAH
pendidikan yang baik kepada anak. Rasulullah saw. bersabda:
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
Tidak ada pemberian seorang ayah (orangtua) yang lebih utama daripada pendidikan yang baik (HR at-Tirmidzi).
Kewajiban Memuliakan Wanita
فَاتَّقُوْا اللهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانِ اللهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُوْنَهُ فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوْهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Bertakwalah kepada Allah tentang (urusan) wanita, karena sesungguhnya kalian telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kalian mempunyai hak yang menjadi kewajiban mereka, yaitu mereka tidak boleh memasukkan ke rumah kalian orang yang tidak kalian sukai. Jika mereka melakukannya maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Mereka pun memiliki hak yang menjadi kewajiban kalian, yaitu nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang makruf (HR Malik, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah, an-Nasai, ad-Darimi, Ahmad, Ibn Hibban, al-Baihaqi, Ibn Khuzaimah, Abad bin Humaid, Ibn Abi Syaibah, dll)
adis ini diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya, yaitu Muhammad bin Ali bin al-Husain, dari Jabir bin Abdullah ra. Sabda Rasul ini merupakan penggalan dari khutbah panjang yang Beliau sampaikan di Arafah pada saat Haji Wada’.
Nabi saw. Bersabda, “FattaqûLlâh fî an-nisâ’.” Al-Munawi menjelaskan maksudnya adalah, “Bertakwalah dalam hal hak-hak mereka.”
Imam an-Nawawi di dalam Syarh Shahîh Muslim menyatakan, “Hadis ini merupakan dorongan untuk memperhatikan hak para wanita, menasihati mereka dan memperlakukan mereka secara makruf.”
“Fa innakum akhadztumûhunna bi amâniLlâh—di dalam sebagian riwayat dengan lafal “bi amânatiLlâh—maksudnya adalah “bi ‘ahdiLlâh (dengan janji Allah), yaitu janji untuk bersikap lembut dan bergaul dengan baik.
“Wa istahlaltum furûjahunna bi kalimatiLlâh,” maksudnya adalah dengan syariah-Nya atau dengan perintah dan hukum-Nya, yaitu kebolehan dari Allah, dan kalimat firman Allah, “fankihû mâ thâba lakum min an-nisâ’ (nikahilah wanita yang kalian sukai)… Juga dikatakan maknanya adalah dengan ijab dan qabul, yaitu dengan kalimat yang diperintahkan oleh Allah.
“Wa lakum ‘alayhinna an lâ yûthi’na furusyakum ahadan takrahûnahu.” Menurut penulis ‘Awn al-Ma’bûd maksudnya adalah, “Hendaknya ia tidak memberikan izin kepada siapapun (yang tidak disukai suami) masuk ke rumah suami. Larangan tersebut mencakup laki-laki dan perempuan.”
Imam an-Nawawi menyatakan, “Maknanya adalah hendaknya mereka (para istri) tidak mengizinkan siapapun yang tidak kalian sukai untuk masuk ke rumah kalian dan duduk di dalamnya; baik yang diberi izin itu laki-laki asing, perempuan atau di antara mahram istri. Sebab, larangan tersebut mencakup semua. Inilah hukum dalam masalah ini menurut para fukaha, yaitu bahwa istri tidak halal mengizinkan laki-laki atau perempuan, mahram-nya ataupun bukan, untuk masuk ke rumah suami; kecuali orang yang dalam anggapan atau dugaan istrinya itu bahwa suami tidak membencinya. Sebab, hukum asalnya adalah haram masuk ke rumah seorang manusia sehingga terdapat izin untuk masuk yang berasal dari dia atau orang yang ia izinkan untuk memberi izin itu, atau diketahui adanya kerelaannya dengan menerapkan ‘urf tentang itu atau semacamnya. Kapan saja terdapat keraguan akan adanya kerelaan dia dan tidak bisa dikuatkan adanya kerelaan itu serta tidak terdapat qarînah maka tidak boleh masuk dan istri tidak boleh memberikan izin.”
“Fa in fa’alna dzâlika fadhribûhunna dharban ghayr mubarrih.” Maknanya, jika mereka mengizinkan orang yang tidak kalian sukai masuk ke rumah kalian maka pukullah mereka dengan pukulan yang ghayr mubarrih. Jadi, dalam hal ini suami boleh memukul istrinya dalam bentuk pukulan ghayr mubarrih untuk mendidik istri. Hanya saja, di dalam QS an-Nisa’ [4]: 34, pukulan itu adalah langkah terakhir: setelah istri dinasihati; jika tidak mempan, lalu pisah ranjang; dan jika tidak mempan juga baru dengan pukulan tersebut.
Pukulan ghayr mubarrih adalah pukulan yang tidak keji (ghayr syâ‘in), tidak keras, tidak menyebabkan luka dan tidak meninggalkan bekas sedikitpun. Menurut Ibn Abbas, yang dimaksud bukanlah pukulan dengan tongkat atau semisalnya. Al-Hajaj dan Hasan Bashri menjelaskan, “Yaitu pukulan yang tidak membekas (ghayr muatstsir).” Menurut para fukaha pukulan ghayr mubarrih adalah pukulan yang tidak menyebabkan rusaknya organ dan tidak meninggalkan bekas sedikitpun.”1
“Wa lahunna ‘alaykum rizquhunna wa kiswatuhunna bi al-ma’rûf”. Jika suami memiliki hak yang menjadi kewajiban istri, maka harus diingat bahwa istri juga memiliki hak yang menjadi kewajiban suami; yaitu hak nafkah (pangan, sandang, papan, dsb) secara makruf. Muawiyah bin Haydah al-Qusyairi pernah bertanya, “Ya Rasulullah, apa hak isteri kami?” Beliau menjawab, “Engkau memberinya makan jika engkau makan dan memberinya pakaian jika engkau berpakaian. Jangan engkau memukul wajah, jangan mencela (mencaci)-nya, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Bi al-ma’rûf, menurut al-Munawi, maksudnya adalah dengan memperhatikan kondisi suami, baik miskin ataupun kaya, atau dengan cara yang makruf (layak) secara proporsional dan terpuji.
Jadi, hadis ini memerintahkan para suami untuk memperhatikan hak-hak istri; agar para suami senantiasa bersikap lemah lembut kepada istri, mempergauli dan memperlakukan istri dengan makruf. Hingga ketika menasihati, memberi sanksi dan bahkan jika terpaksa memukul dalam rangka mendidik pun tetap harus dengan cara yang makruf.
Hendaknya kita selalu ingat sabda Nabi saw.:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِي
Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada istrinya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada istriku (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan ad-Darimi).
✽ HUBUNGAN YANG BAIK TERSUSUN ATAS 6 PONDASI ✽
›› Cinta
›› Kejujuran
›› Kepercayaan
›› Kesetiaan
›› Pengertian
›› Komunikasi Yang Baik.
Kisah Seuntai Kalung
Suatu hari seorang tua dari pegunungan berkata kepada Rasulullah Saw dengan bibir gemetar, “Ya Rasulullah, aku sedang lapar sekali. Aku pun tak memiliki baju yang layak untuk menutup aurat.”
“Aku tak memiliki apa-apa untuk diberikan,” jawab Rasulullah. “Tetapi pergilah Bapak ke rumah putriku, Fatimah.”
Maka orangtua itu pergi ke rumah Fatimah yang letaknya dekat. Mendengar permintaan tolong orangtua itu, Fatimah sejenak kebingungan. Sebab ia sendiri tak memiliki apa-apa. Namun seketika ia ingat masih memiliki seuntai kalung pemberian bibinya. Maka diberikannya kalung itu kepada sang kakek yang menerimanya dengan suka cita. Orangtua itu kembali kepada Rasulullah dan menunjukkan pemberian Fatimah itu. Melihat kalung itu, Rasulullah amat terhatu dengan kebaikan putrinya hingga air matanya menetes. Melihat keharuan Rasul, Ammar bin Yasir berkata kepada si Kakek, “Aku akan membeli kalung kakek itu. Berapa yang kakek inginkan?”
“Seharga beberapa potong roti dan daging, satu helai kain untuk menutup aurat sehingga aku bisa shalat dan uang satu dinar agar aku dapat pulang ke rumah,” jawab sang kakek.
Ammar bin Yasir berkata, “Baiklah, kalungmu aku beli dengan harga 20 dinar ditambah 100 dirham. Engkau akan diberi roti dan daging untuk menghilangkan laparmu. Selain itu, aku pun akan memberimu pakaian dan seekor unta untuk kau tunggangi pulang ke keluargamu.”
Sang kakek terharu dan berkata, “Alangkah mulianya hatimu.”
Ketika bertemu Rasulullah, kakek itu telah rapi, kenyang dan siap pulang, ia pun berdo’a keras, “Ya Allah, tiada yang kusembah selain Engkau. Berilah Fatimah sesuatu yang tidak pernah dilihat mata dan tidak pernah didengar telinga.”
Ammar bin Yasir kemudian membungkus kalung itu dan memberikan pada budaknya yang bernama Saham sambil berkata, “Kembalikan kalung ini pada Fatimah dan kuberikan juga dirimu padanya.”
Fatimah amat bersyukur menerima kembali kalungnya, kemudian ia berkata, “Dan engkau Saham, engkau kubebaskan menjadi orang merdeka.”
Maka Saham pun penuh syukur, “Kalung Anda itu telah mengenyangkan perut orang kelaparan, memberi pakaian orang yang hampir telanjang, membuat orang miskin merasa kaya dan telah membebaskan diriku dari perbudakan.”
“Barangsiapa yang terjaga di malam hari, kemudian dia membaca:
لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ ولهُ الْحَمْدُ وهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، الحمدُ للهِ، وسبحانَ اللهِ، ولا إله إلا اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، ولا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إلا بِاللهِ
[Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syain qodiir. Alhamdulillah wa subhanallah, wa laa ilaha illallah, wallahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah] Segala puji bagi Allah Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu, segala puji bagi Allah, maha suci Allah, tiada sembahan yang benar kecuali Allah, Allah maha besar, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, kemudian dia mengucapkan:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي
“Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku“, atau dia berdoa (dengan doa yang lain), maka akan dikabulkan doanya, jika dia berwudhu dan melaksanakan shalat maka akan diterima shalatnya,” (HSR al-Bukhari (no. 1103), Abu Dawud (no. 5060), at-Tirmidzi (no. 3414) & Ibnu Majah (no. 3878).
“Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): 'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
“Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (shalat dhuha), maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)
"Dan, pada sebahagian malam hari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (Al-Israa': 79).
"Dari Ibnu 'Abbas ra. bahwasanya Rasulallah Saw. bersabda: Perumpamaan orang yang meminta kembali shadaqoh (pemberiannya) seperti anjing yang muntah kemudian memakan muntahannya kembali." (HR. Muslim)
Suami istri sedang mandi, tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Suami : “say, coba tolong lihat siapa tuh?”
Istri yang sudah selesai segera melibatkan handuk ke tubuhnya dan membuka pintu.
Tampak Iwan, tetangganya termangu di depan pintu memandangnya.
Iwan : “hai sus, Angga ada?”
Istri : “lagi mandi tuh.”
Iwan : “aku kasih nih satu juta kalau kamu mau buka handukmu sebentar aja.”
Istri : “benar? Sebentar aja?”
Iwan : “yups…”
Maka dibukanya libatan handuk selama 1 menit, dan ditutupnya lagi.
Iwan : “thanx Sus, nih satu juta. Nanti aja urusanku sama Angga lewat telpon.”
Si istri senang banget. Disembunyikan uang tersebut lalu kembali ke kamar mandi.
Suami : “siapa, say?”
Istri : “ooh… Iwan, tetangga kita.”
Suami : “bagus lah, dia bilang gak, kapan ngembaliin uang satu juta yang dia pinjem kemarin?”
Istri : “Siiiiiaaalllll....!!!
# Ngemild Sabunn.
Pesan moral : Jadi jangan terkena rayuan harta.
Dari kota mana aja nih yang sudah hadir sob ?
______________________________
Tujuh Tahun Setelah Kematian Dajjal :
Baca yuk Selengkapnya di page ini : Kaligrafi
Insya Allah bermanfaat
JANGAN HANYA MEMIKIRKAN DUNIA SAJA
Barangsiapa yang bangun di pagi hari & hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak-hak Allah dalam dirinya (tidak berdzikir) maka Allah akan menanamkan 4 penyakit:
1. kebingungan yang tiada putus-putusnya,
2. kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya,
3. kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi,
4. khayalan yang tidak berujung.
(HR. Imam Thabrani)
Keutamaan Dikir Setelah Sholat
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[“Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti busa laut.” HR. Muslim 1/418, no. 597.]
Pahala Memberi Makan dan Minum Mahluk Hidup
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, “suatu ketika seorang lelaki yang melakukan perjalanan sangat kehausan. ia turun ke sebuah sumur, lalu minum air dari situ. pada saat ia keluar dari tempat itu, ia melihat seekor anjing menjilati lumpur karena rasa haus yang menyengat. laki-laki itu berkata, ‘ (anjing) ini sengsara karena persoalan yang sama denganku’. lalu ia (turun kembali ke dalam sumur), mengisi sepatunya dengan air, menggigitnya dengan giginya, dan memanjat dinding sumur, kemudian memberinya minum dengan air itu. Allah berterima kasih atas perbuatan (baiknya) dan memaafkannya”.
orang-orang berkata, “ya Rasulullah, apakah kami diberi pahala bila melayani hewan?”
Nabi Muhammad Saw menjawab, “ya, melayani keperluan mahluk hidup memperoleh pahala”.
Do’a Sebelum Belajar dan Artinya
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ، وَاَكْرِمْنِي بِنُوْرِ الْفَهْمِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَانْشُرْ عَلَيْنَا خَزَآئِنَ عُلُوْمِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma akhrijnî min zhulumâtil wahmi, wa akrimnî bi nûril fahmi. Allâhummaftah ‘alaynâ abwâba rahmatika, wansyur ‘alaynâ khazâina ‘ulûmi- ka birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, keluarkan aku dari gelapnya kebingungan dan muliakan aku dengan cahaya pemahaman. Ya Allah, bukakan kepada kami pintu-pintu rahmat-Mu, dan curahkan kepada kami khazanah-khazanah ilmu-Mu dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
# Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi #
Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Abu Thohir)
Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.
Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).
Semoga kita dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati yang bersih dari syirik
ATIKAH TERKENAL ISTRI PARA SYAHADA
Walaupun pernah bersama adalah ‘Asma, ternyata yang menjadi pendampingnya dikala syahid adalah Atikah. Bahkan pada kematian Az Zubair membuat Atikah terkenal sebagai istri para syuhada. Ia sempat dipinang oleh Ali bin Abi Thalib. Namun, pada saat itu, Atikah mengajukan syarat agar Ali tidak berperang karena takut Ali syahid seperti suami-suaminya yang lain. Karena persyaratan itu, Ali tidak jadi menikahinya. Atikah lalu menikah dengan Hasan bin Ali. Inilah pernikahan terakhirnya. Atikah wafat pada tahun 41 Hijriyah.
WANITA AKAN BERTEMU ORANG YG DI CINTAI DI SYURGA
Setelah perceraian dengan Az Zubair, sejarah ‘Asma binti Abu Bakar adalah sejarah perjuangannya bersama putra-putranya. Ia tidak pernah menikah lagi. Keputusan ini karena perkataan ayahnya, “Putriku, Sabarlah. jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.” Asma meninggal tujuh belas hari setelah Abdullah bin Az Zubair meninggal dunia. Ia wafat pada tahun ke 73 Hijriyah. Adz Dzahabi berkata, “Asma adalah orang terakhir yang meninggal di antara golongan kaum Muhajjirin.”
Allah menakdirkannya berusia 100 tahun. Ia tidak pikun, giginya tidak satupun yang tanggal, pikirannya pun tetap kuat dan prima. Begitu pun keimanannya masih tetap teguh dalam ketakwaan.
HINDARI MENGUMPAT
Di AKHIRAT kelak, seseorang itu TERKEJUT apabila melihat CATATAN amalan KEBAIKAN yang tidak pernah di lakukannya di DUNIA.
Maka, dia bertanya, “Wahai TUHANku, dari manakah datangnya KEBAIKAN yang banyak ini, sedangkan aku tidak pernah MELAKUKANNYA.”
Maka ALLAH menjawab, “Semua itu adalah KEBAIKAN (PAHALA) orang yang MENGUMPAT engkau tanpa engkau KETAHUI.”
(Diriwayatkan oleh Abu Ummah Al-Bahili)
Astagfirullah....
10 Kelebihan Orang Bersholat..:))
1. Diberi nur pada wajah.
2. Dikurniakan ALLAH SWT akal yg cerdas & otak yang pintar.
3. Hati bercahaya & tenang jiwa.
4. Sejahtera keluarga (sakinah, mawaddah,
warahmah)
5. Di padang Masyhar tidak kepanasan malah
sebaliknya
6. Dapat rahmat & hidayah dari ALLAH SWT
7.Doanya sering di kabulkan
8. Diberatkan timbangan amal & menerima buku
catatan amal melalui tangan kanan di akhirat kelak (baik).
9. Dipermudahkan jalan menuju ke syurga Allah.
10.Melintasi jembatan sirotol mustakim di permudah
(Al-Imam Ibnu Hajar Al- Asqalani)
# Jangan Engkau Biarkan Hatimu Hitam Berdebu Seperti Panci Kotor #
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ عَرْضَ الْحَصِيرِ فَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ حَتَّى يَصِيرَ الْقَلْبُ عَلَى قَلْبَيْنِ أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا لَا يَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرِ أَسْوَدَ مُرْبَدٍّ كَالْكُوزِ مُخْجِيًا وَأَمَالَ كَفَّهُ لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ
"Fitnah dibentangkan di hati seperti dibentangkannya tikar. Setiap hati yang mengingkarinya maka diberi satu titik putih dan setiap hatinya menyerapnya maka diberi satu titik hitam, hingga hati pun menjadi dua macam :
(1) hati putih seperti benda jernih dimana fitnah tidak akan membahayakannya selama langit dan bumi masih ada, dan yang lainnya
(2) hati hitam berdebu seperti panci kotor - beliau memiringkan telapak tangan - ia tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali sesuatu yang terserap dari hawa nafsunya"
[Diriwayatkan oleh Ahmad 5/386; shahih. Diriwayatkan juga oleh Muslim no. 144]
Jika hati kita senantiasa bersinggungan dengan maksiat dan fitnah, baik sadar atau tidak sadar. Apalagi kita memang hidup di tengah lautan fitnah. Setiap kali kita tersentuh fitnah/maksiat, saat itu pulalah hati kita mendapatkan jelaga hitam. Lantas, pernahkah kita berpikir jika hati kita mengerak karena terlalu lama terpapar fitnah serta terlalu banyak perbuatan dosa dan maksiat ? Sudah berapa sering kita membersihkannya ?
Sebuah renungan bagi kita semua...
KEUTAMAAN MENGAMALKAN ILMU
أكمل المؤمنين إيمانا، أحسنهم خلقا
Orang beriman yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaqnya. (Ahmad dan lainnya)
MENUTUP AUROT
يٰبَنى ءادَمَ قَد أَنزَلنا عَلَيكُم لِباسًا يُوٰرى سَوءٰتِكُم وَريشًا ۖ وَلِباسُ التَّقوىٰ ذٰلِكَ خَيرٌ ۚ ذٰلِكَ مِن ءايٰتِ
اللَّهِ لَعَلَّهُم يَذَّكَّرونَ ﴿٢٦﴾ يٰبَنى ءادَمَ لا يَفتِنَنَّكُمُ الشَّيطٰنُ كَما أَخرَجَ أَبَوَيكُم مِنَ الجَنَّةِ يَنزِعُ عَنهُما لِباسَهُما لِيُرِيَهُما سَوءٰتِهِما ۗ إِنَّهُ يَرىٰكُم هُوَ وَقَبيلُهُ مِن حَيثُ لا تَرَونَهُم ۗ إِنّا جَعَلنَا الشَّيٰطينَ أَولِياءَ لِلَّذينَ لا يُؤمِنونَ ﴿٢٧﴾ وَإِذا فَعَلوا فٰحِشَةً قالوا وَجَدنا عَلَيها ءاباءَنا وَاللَّهُ أَمَرَنا بِها ۗ قُل إِنَّ اللَّهَ لا يَأمُرُ بِالفَحشاءِ ۖ أَتَقولونَ عَلَى اللَّهِ ما لا تَعلَمونَ ﴿٢٨﴾ قُل أَمَرَ رَبّى بِالقِسطِ ۖ وَأَقيموا وُجوهَكُم عِندَ كُلِّ مَسجِدٍ وَادعوهُ مُخلِصينَ لَهُ الدّينَ ۚ كَما بَدَأَكُم تَعودونَ ﴿٢٩﴾ فَريقًا هَدىٰ وَفَريقًا حَقَّ عَلَيهِمُ الضَّلٰلَةُ ۗ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيٰطينَ أَولِياءَ مِن دونِ اللَّهِ وَيَحسَبونَ أَنَّهُم مُهتَدونَ - ٣٠
Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kpdmu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yg paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kpd keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yg tidak beriman. Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji , mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yg demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yg keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yg tidak kamu ketahui? Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dgn mengikhlaskan keta'atanmu kpd-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kpd-Nya)". Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS:Al-Araf/7:26-30
3 GOLONGAN YANG DI CUEKIN ALLAH
Dunia makin aneh di akhir2 tuanya bumi. Fenomena-Fenomena aneh bermunculan seperti yg di sabdakan Rasulullah Sallallahu A'laihi Wasallam berikut ini ;
ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان، وملك كذاب، وعائل مستكبر.
Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengannya kelak pada Hari Kiamat, tidak membersihkan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, serta bagi mereka adzab yang pedih : seorang tua yang berzina, penguasa yang pendusta, orang miskin yang sombong (HR. Muslim No. 136)
Allah Ta'ala jelas2 akan tidak akan berbicara alias berpaling dengannya & Tdk ada proses penyucian serta di pastikan Azab yg pedih.. Golongan tersebut ;
1. Orang Tua yang berzina.
Banyak org2 tua Gatel dan tak punya malu. Ada beberapa yg tebar2 pesona/nyari2 mangsa di jejaring sosial atau Kita bisa liat bagaimana berita2 di media2 bahkan ada yg menggauli anak sendiri.. Padahal mereka sdh Allah berikan rezeki pernikahan tp masih belum puas juga..
2. Penguasa Yang Berdusta.
Masih ingat Penguasa di setiap kampanyenya?? Admin masih ingat katanya "MASALAH KORUPSI AKU TERDEPAN" setelah menjabat? PARAH!!
3. Orang Miskin Yang Sombong
Yg disombongin apa ya?? Kesombongan pada Golongan ini adalah MUSIBAH BESAR..
Mari mengawali hari ini dengan mengingat pesan Rasulullah ini.. Bila kita termasuk Org Tua, Sadarlah & Nikmati Rumah Tangga kita, Jgn selalu melihat keluar tp perbaiki yg di dalam.. Bila Kita diberi amanah untuk menjadi pemimpin, Ingat Kepemimpinan akan di pertanggung jawabkan... & Bagi kita yg miskin, bersabar & bersyukurlah.. jgn paksakan diri untuk tampak kaya di hadapan manusia sampai2 harus kredit sana kredit sini.. Yg pusing kita sendiri.. Wallahu A'alam Bishshawab.
10 Surah Al-Qur'an Dapat
Menghalangi Dari 10 Ujian Besar
Allah SWT
1. Surah Al-Fatihah dapat
memadamkan kemurkaan Allah
SWT,
2. Surah Yasin dapat
menghilangkan rasa dahaga atau
kehausan pada hari Kiamat,
3. Surah Dukhan dapat
membantukita ketika menghadapi
ujian AllahSWT pada hari kiamat,
4. Surah Al-Waqiah dapat
melindungi kita dari kesusahan atau
fakir,
5. Surah Al-Mulk dapat meringankan
azab di alam kubur,
6. Surah Al-Kauthar dapat
merelaikan segala perbalahan,
7. Surah Al-Kafirun dapat
menghalangi kita menjadi kafir
ketika menghadapi kematian,
8. Surah Al-Ikhlas dapat melindungi
kita menjadi golongan munafiq,
9. Surah Al-Falq dapat
menghapuskan perasaan hasad
dengki,
10. Surah An-Nas dapat melindungi
kita dari penyakit was-was.
mam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata :
اطلب قلبك في ثلاثة مواطن عند سماع القرآن وفي مجالس الذكر وفي أوقات الخلوة فان لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فانه لا قلب لك
“Carilah hatimu di tiga tempat ini ; di saat engkau mendengarkan Al Qur’an, di saat engkau berada di majlis dzikir (majlis ilmu) dan di saat engkau menyendiri bermunajat kepada Allah. Jika engkau tidak temukan hatimu di sana, maka mintalah kepada Allah agar Memberimu hati kerana sesungguhnya engkau sudah tak punya hati lagi” (Al Fawaid 1/148)
# UNTUKMU PARA PEMUDA, JADILAH PEMUDA IDAMAN #
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim]
Jadilah sebagaimana pemuda Ibrahim yang getol untuk memperjuangan tauhid dan memberantas syirik yang ada di masyarakatnya!
Jadilah sebagaimana para pemuda Kahfi yang beriman kepada Allah dan Allah pun berkenan menambahkan hidayah kepada mereka!
Jadilah sebagaimana Ali bin Abi Thalib yang sangat keras memusuhi musuh-musuh Islam yang berani melecehkan sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Jadilah sebagaimana para pemuda Anshar yang berlomba-lomba untuk maju ke medan jihad demi mempertahankan agamanya!
Jadilah sebagaimana Uwais al-Qarani yang sangat berbakti kepada ibunya!
Saudaraku, salafuna as-shalih adalah orang-orang yang sangat pelit dengan waktunya dan paling gigih dalam menjaga lisan mereka.
# Jangan Melakukan Kesalahan Yang Sama #
Jangan Melakukan Kesalahan yang Sama
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ ». متفق عليه
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali". [Muttafaqun 'alaih]
Pelajaran dari hadis ini:
1. Lafazh hadis ini dalam bentuk kabar berita, tetapi maknanya adalah larangan, maksudnya adalah orang yang beriman yang cerdik dan pandai, tidak boleh lengah sehingga masuk ke dalam suatu kesalahan dua kali dan dia tidak menyadarinya.
2. Hadis ini bisa juga bermakna peniadaan, maksudnya adalah orang yang beriman yang pandai tidak akan pernah masuk terperosok ke dalam suatu kesalahan dua kali.
3. Kesalahan yang sama di dalam hadis ini, baik di dalam perkara agama ataupun dunia. Pelajaran 1-3 lihat kitab Fath al Bari, karya Ibnu Hajar, 10:530.
4. Seorang yang beriman jika melakukan perbuatan dosa maka hendaklah hatinya seperti orang yang disengat; tidak tenang dan tidak mengulangi, sebagaimana yang dilakukan Nabi Yusuf 'alaihissalam setelah keinginan beliau dengan Zulaikha, senantiasa beliau tidak berbicara dengan wanita sampai menutupi wajah beliau dengan penutup. Lihat kitab: Faidh al-Qadir, karya al Munawi, 6:588.
# Wanita yang shalatnya tidak diterima #
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ
وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada tiga manusia yang Shalat mereka tidaklah naik melebihi kepala mereka walau sejengkal:
yakni seorang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, seorang isteri yang tidur sementara suaminya sedang marah padanya, dan dua orang bersaudara yang saling memutuskan silaturahim.”
[HR. Ibnu Majah, 2/338/961]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah ketika meninggalnya sahabat Abu Salamah radhiyallahu’anhu, beliau membaca,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَبِى سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِى الْمَهْدِيِّين وَاخْلُفْهُ فِى عَقِبِهِ فِى الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِى قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ
“Ya Allah ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya di tengah orang-orang yang mendapatkan hidayah, gantikanlah sepeninggalnya untuk orang-orang yang ia tinggalkan, ampunilah kami dan dia wahai Rabbal ‘aalamiin, luaskanlah kuburannya dan terangilah dia padanya.” [HR. Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]
• Boleh membaca istirja’ (Innaa liLlaahi wa innaa ilaihi rooji’un) & mendoakan si mayyit agar diampuni & dirahmati.
• Tidak ada dalil yang shahih membacakan Al-Fatihah, Yasin dan surat-surat lainnya. Adanya hadits-hadits lemah & palsu.
• Ucapan “RIP” tidak bolah karena itu kebiasaan orang kafir. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Al-Irwa’: 1269]
• Makna RIP (Beristirahatlah dalam damai) dan almarhum (yang dirahmati) tidak boleh dipastikan, sebab kita tidak tahu kondisi orang yang mati itu, apakah ia mendapat nikmat atau azab kubur. Dan setelah hari kebangkitannya, kita juga tidak tahu apakah ia termasuk penghuni surga atau neraka. Kecuali ada dalil yang memastikannya seperti Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam & Khulafaaur Rasyidin pasti masuk surga. Adapun jika tidak ada dalilnya maka hanya Allah ta’ala yang tahu keadaannya, dirahmati atau diazab. • Ucapan yang lebih tepat bukan “almarhum” tapi “rahimahullah” artinya: Semoga Allah merahmatinya.
Hadits yang Membicarakan Tentang Berduka yang Terlarang
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة
“Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang menampar pipi (wajah), merobek saku, dan melakukan amalan Jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103).
Hadits yang Membicarakan Tentang Berduka yang Terlarang
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة
“Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang menampar pipi (wajah), merobek saku, dan melakukan amalan Jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103).
# Takutnya Orang-Orang Terhadap Do'a Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'Anhu #
Allah ta'ala memberikan sebuah nikmat kepada Sa'ad radhiyallahu 'anhu yaitu dengan menjadikannya sebagai orang yang do'anya mustajab berkat keberkahan do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika beliau bersabda:
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, kabulkan do' a Sa'ad jika dia berdo'a kepadamu." (HR.Tirmidzi dan Al Hakim)
Orang-orang di sekitar Sa'ad pun takut terhadap do'anya karena mereka mengetahui bahwa Allah ta'ala mengabulkan do'anya saat itu juga.
Sa'id bin al Musayyab rahimahullah mengisahkan, "Aku sedang duduk bersama Sa'ad, lalu seorang laki-laki bernama al Harits bin Barsha' datang dan berkata, 'Wahai Abu Ishaq..! Aku mendengar Marwan berkata, 'Sesungguhnya harta ini adalah harta kami. Kami memberikannya kepada siapa yang kami kehendaki.'
Lalu Sa'ad mengangkat tangannya, dia berkata, 'Apakah aku harus berdo'a?'
Maka Marwan pun melompat dari tempat duduknya dan memeluk Sa'ad.
Dia berkata, "Aku memohon kepadamu atas nama Allah, wahai Abu Ishaq, jangan berdo'a. Itu adalah harta Allah."
Kisah ini dimuat dalam kitab al Mustadrak III/500, oleh al Hakim
# Obat Paling Mujarab #
فالقرآن هو الشفاء التام من جميع الأدواء القلبية والبدنية وأدواء الدنيا والآخرة وما كل أحد يؤهل ولا يوفق للإستشفاء به وإذا أحسن العليل التداوي به ووضعه على دائه بصدق وإيمان وقبول تام واعتقاد جازم واستيفاء شروطه لم يقاومه الداء أبدا
Ibnul Qoyyim mengatakan, “Al Quran adalah obat paling mujarab untuk semua penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit badan, penyakit [baca: bahaya] dunia ataupun akherat.
Namun tidak semua orang memiliki kemampuan dan tidak mendapatkan taufiq untuk berobat dengan al Quran. Jika seorang yang sakit itu bisa menggunakan al Quran sebagai obat secara tepat dan meletakkannya pada penyakitnya dengan penuh ketulusan, keimanan, totalitas menerima obat, keyakinan kuat untuk berobat dengan al Quran dan semua syarat kesembuhan terpenuhi maka sama sekali tidak ada satu pun penyakit yang mampu melawan al Quran” [Zaadul Maad 4/322]
# Hikmah Turunnya Hujan #
Di antara hikmah diturunkannya hujan adalah :
1. Menunjukkan kekuatan al Khaaliq
2. Menunjukkan kelemahan makhluk
3. Menunjukkan kayanya Sang Khaliq
4. Menunjukkan betapa miskinnya makhluk
5. Tidak bolehnya seseorang berputus asa dari rahmat Allah
6. Dalil yang bisa direnungkan akal yang menunjukkan kebangkitan setelah kematian
HUJAN... KESEMPATAN EMAS UNTUK BERDOA
Sebagian orang tatkala memperhatikan hujan, ada yang sampai gelisah. Apalagi jika turunnya hujan dirasa mengganggu aktivitasnya, mungkin ada meeting, janji atau yang lainnya. Sehingga yang terjadi adalah mengeluh dan mengeluh. Padahal jika kita merenung dan memahami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, waktu hujan turun adalah saat mustajabnya do’a, artinya do’a semakin mudah terkabulkan.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah, lihat hadits no. 1026 Shohihul Jami’)
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078)
Doa-doa yg berkaitan dengan hujan :
1. BERDOA KETIKA MELIHAT HUJAN
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
‘Allahumma shoyyiban nafi’an’
"Ya Allah, (jadikanlah) hujan ini adalah hujan yang bermanfaat."
(HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 530/686, Ibnu Majah, no. 3889. Misykat al-Mashabih, no. 1520, ash-Shahihah, no.2757)
2. BERDOA SETELAH TURUN HUJAN
Apabila kita mendapatkan bahwa hujan telah reda, maka disunnahkan untuk membaca doa:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
‘Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’
"Kita diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya."
(HR. Bukhari no. 846, 1038, 4147, 7503 dan Muslim no. 71)
3. KETIKA TERDENGAR PETIR
Ketika kita mendengar petir, maka disunnahkan berdoa dengan doa berikut:
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
'
Subhanalladzi yusabbihurra'du bihamdihi walmalaikatu min khiifatihi'
"Maha Suci Dzat yang mana petir itu bertasbih dengan memuji-Nya dan para malaikat karena takut kepada-Nya."
(HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no 723 dan no 556)
Semoga dengan turunnya hujan semakin membuat kita bersyukur, bukan malah mengeluh. Manfaatkanlah moment tersebut untuk banyak memohon segala hajat pada Allah Ta’ala menyangkut urusan dunia dan akhirat. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendoakan kebaikan diri, istri, anak, kerabat serta kaum muslimin lainnya
KETIKA ISLAM TINGGAL NAMA
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Akan datang suatu zaman pada manusia, Ketika itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja :
- Dan tidak tinggal Al Qur’an kecuali tulisannya saja,
- Masjid-masjid dibangun megah, namun kosong dari petunjuk,
- Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (fitnah) itu akan kembali kepada mereka.”
(HR. Al Baihaqy).
Sekali Masuk, Lupa Segalanya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً، ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا، مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ، وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Pada hari kiamat akan dihadirkan seorang yang hidupnya paling nikmat di dunia yang dia menjadi calon penghuni neraka. Kemudian dicelupkan orang ini ke dalam neraka sekali celupan. Lalu dia ditanya: ”Wahai fulan, apakah kamu masih ingat dengan berbagai kenikmatan dulu? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?”
Jawab orang ini, ”Tidak ingat sama sekali, ya Allah.”
Kemudian didatangkan manusia yang paling melarat ketika di dunia, yang dia termasuk penghuni surga. Kemudian dia dimasukkan ke dalam surga sesaat saja. Lalu dia ditanya, ”Hai fulan, apakah kamu masih ingat berbagai kesengsaraan yang kamu alami? Apakah kamu pernah merasakan penderitaan hidup?”
Jawab hamba ini, ”Tidak ya Allah, saya sama sekali tidak pernah merasakan penderitaan sedikitpun, dan saya tidak ingat dengan penderitaan yang pernah aku alami.” (HR. Muslim 2807)
Hadis di atas, sangat cocok untuk mengimbangi persaingan kebanggaan orang yang paling kaya di indonesia atau di dunia, di abad milenium.
Bersabarlah, kaum muslimin, sekalipun kita tidak sekaya mereka, nikmatnya surga sesaat akan melupakan segalanya.
# Jagalah Lisan Kita Dari Menyakiti Orang Lain #
Seseorang yang menjaga lisannya tidak berkata kecuali perkataan yang baik, ucapan yang haq, adil, dan jujur.
Jika seseorang senantiasa menjaga lisannya, niscaya Allah Ta'ala akan senantiasa membimbing dia pada perbuatan-perbuatan yang baik dan mengampuninya.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ…(71)
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan ucapkanlah ucapan yang benar, niscaya Alloh akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian…" [Q.S al-Ahzaab:70]
Setelah menjaga hati dari segala bentuk penyakit hati seperti HASAD, NIFAQ, RIYA', SUM'AH, SOMBONG, dan sebagainya..
Penjagaan yang paling penting berikutnya adalah LISAN/Ucapan.
Jika lisan dijaga, maka secara otomatis perbuatan anggota tubuh yang lain akan terjaga.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
"Pada pagi hari, seluruh anggota tubuh anak Adam semuanya tunduk pada lisan, dan berkata: (wahai lisan), bertakwalah kamu kepada Alloh atas (keselamatan) kami.
Karena keadaan kami tergantung engkau.
Jika engkau istiqomah, kami akan istiqomah.
Jika engkau menyimpang, kami (juga) menyimpang".
[HR. at Tirmidzi dari Abu Said al-Khudry, al-Munawy menyatakan bahwa sanadnya shohih dalam Faydhul Qodiir)
Al-Ahnaf bin Qois –seorang tabi’i- menyatakan:
“Mengucapkan kalimat yang baik lebih baik dari diam, dan diam lebih baik dari ucapan yang sia-sia dan batil.
Duduk bersama orang sholih lebih baik dari menyendiri.
Menyendiri lebih baik dari duduk bersama orang yang jahat"
[disebutkan oleh Ibnu Abdil Baar dalam kitab ‘At-Tamhiid’ juz 17 hal 447]
Wallahu A'lam bish Shawab.
# Berkah Bangun Pagi #
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa memohon keberkahan bagi umatnya pada waktu pagi.
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ
لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا قَالَ وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ وَكَانَ
صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ تِجَارَةً بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
“Dari Shakhr bin Wada’ah al Ghamidi, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Ya, Allah! Berkahilah umatku pada pagi harinya”. Jika mengirim pasukan ekspedisi atau pasukan perangnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus mereka di pagi hari. Dan Shakhr adalah seorang pedagang. Maka ia mengirim dagangannya pada pagi hari. Dia menjadi kaya dan hartanya melimpah.
[HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud]
# Musibahmu Penghapus Dosa-Dosamu #
Nabimu –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.[HR Bukhari]
" HADIS BACA AMIN sthh FATIHAH dan LURUSKAN SHOLAT "
KENAPA MALAS MENGUCAPKAN "AAMIIN" SETELAH AL FATIHAH ?
Yahudi saja sangat iri dengan adanya ta'min (mengucapkan amin dalam shalat dan do'a) pada kaum Muslimin.Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam suatu hadits,bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْيَهُوْدَ قَوْمٌ حَسَدٌ وَ إِنَّهُمْ لاَ يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى السَّلاَمِ وَ عَلَى (آمِيْنَ )
"Sesungguhnya yahudi adalah kaum yang penuh hasad dan mereka tidak hasad kepada kami tentang sesuatu yang melebihi hasadnya mereka kepada kita dalam salam dan ucapan Aamiin."
[HR Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1/73/2].
KEUTAMAAN MEMBACANYA
1.Menjadi sebab terampuninya dosa apabila ucapan aamiin itu bersamaan dengan aamiinnya para malaikat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Apabila imam mengucapkan 'aamiin' maka ucapkanlah 'aamiin',karena siapa yang ucapan aamiinnya bersamaan dengan ucapan aamiin para malaikat maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." [HR.Bukhari no. 111 dan Muslim 4/128]
2.Menjadi penyebab terkabulnya do'a,seperti yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam :
إِذَا صَلَّيْتُمْ فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثُمَّ لْيَؤُمَّكُمْ أَحَدُكُمْ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا قَالَ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ. يُجِبْكُمُ اللَّهُ
"Apabila kalian shalat maka luruskanlah shaf (barisan) kalian kemudian hendaknya salah seorang diantara kalian menjadi imam. Apabila imam bertakbir maka kalian bertakbir dan bila imam mengucapkan 'GHAIRIL MAGHDHUUB BI 'ALAIHIM WALAADH-DHAALIIN' maka ucapkanlah: Aamiin,niscaya Allah mengabulkannya." [HR Muslim no. 4/119] Wallahu a'lam
# Sobat, Makan/Minum tu Dengan Tangan Kanan Ya #
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
"Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kirinya pula."[HR. Muslim no. 2020]
" DO'A LUNASI HUTANG dari ROSUL tuk sohabat ABU UMAYAH "
Beliau lalu bersabda: 'Maukah engkau aku ajari sebuah kalimat yang jika kamu ucapkan pasti Allah akan menghilangkan kesedihanmu, dan melunasi hutang-hutangmu? Tentu, wahai Rasulallah, jawabnya. Beliau mengatakan: 'Ucapkanlah di waktu pagi dan sore hari:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن وأعوذ بك من العجز والكسل وأعوذ بك من الجبن والبخل وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال» [ أخرجه أبو داود]
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (bahaya) rasa gundah gulana dan kesedihan, dan berlindung kepadaMu dari (rasa) lemah dan malas, dan berlindung kepadaMu dari (rasa) pelit dan penakut, serta berlindung kepadaMu dari lilitan hutang dan penguasaan orang lain".
Maka aku lakukan apa yang beliau ajarkan, dan betul Allah azza wa jalla menghilangkan kesedihanku dan aku mampu melunasi hutang-hutangku".
HR Abu Dawud no: 1555
# Doa Nabi Agar Tidak Terlilit Hutang
Diantara doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأثَمِ وَالـمَـغْــرَمِ
(Allahumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghromi)
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang.”
Ada seorang sahabat bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau sering memohon perlindungan (kepada Allah) dari lilitan hutang (dengan membaca doa di atas)?” Beliau menjawab:
إن الرجل إذا غرم حدث فكذب ووعد فأخلف
Artinya: “Sesungguhnya apabila seseorang terlilit hutang, jika dia berbicara, maka (biasanya) dia berdusta. Dan jika dia berjanji, maka (biasanya) dia ingkari.”. [HR. Al-Bukhari no. 798]
Nabi shallallahu alaihi wasallam saja yang sudah jelas sebagai hamba Allah yang paling bertakwa dan takut kepada-Nya, paling jujur dan amanah, dan sudah pasti dosa-dosa beliau diampuni oleh Allah ta'ala beliau masih sering memohon perlindungan kepada Allah dari bahaya lilitan hutang dengan banyak membaca doa tersebut di atas, maka bagaimanakah dengan kita yang sudah barang tentu banyak memiliki kelemahan, kekurangan dan kesalahan?
Maka sudah sepantasnya kita pun memperbanyak permohonan perlindungan kepada Allah dari bahaya lilitan hutang dan perkara-perkara buruk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar