1. Kemarin ada yg bertanya kepadaku, apakah sebagai muslim (khususnya yg berideologi Ahlus Sunnah wal Jamaah) kita ini harus berthoriqoh?
2. Jika ingin berthoriqoh namun di daerah sekitar tidak menemukan perkumpulan thoriqoh/tarekat itu, atau tak ada mursyid, bagaimana?
3. Sebelumnya, ada bberapa hal yg harus kita ketahui ttg Thoriqoh/Tarekat scara umum. Bahwa ia adl salah satu cara untuk "nyambung" pd Allah
4. Umumnya thoriqoh itu berupa perkumpulan untuk membaca dzikir secara bersama dg dipimpin seorang pembimbing (mursyid) atau yg dipercaya
5. Dan biasanya jg setiap perkumpulan thoriqoh mempunyai dzikir "wajib"-nya tersendiri. Tergantung thoriqoh tersebut afiliasi ke mana
6. Dalam tubuh Ahlussunnah wal Jamaah sendiri sangat banyak jenis thoriqoh, dan yg mu'tabaroh (resmi) sekitar 45 kelompok thoriqoh
7. Di Indonesia, kelompok thoriqoh mayoritas adl Qodiriyyah & Naqsyabandiyyah. Masing2 mempunyai mursyid tersendiri
8. Mudahnya dipaham, thoriqoh itu adl perkumpulan dzikir yg tersistem dan mempunyai bacaan2 dzikir yg kontinyu dibaca dg tetap sehari-hari
9. Dan scara hukum syar'i (bagi yg tanya wajib nggak ikut thoriqoh) tentu sj tidak ada keharusan untuk ikut. Dzikir sendiri statusnya sunnah
10. Namun tentu saja sangat bagus ikut thoriqoh, khususnya bagi orang yg belum bisa kontinyu berdzikir saat dlm keadaan sendiri
11. Yakni thoriqoh dg sistemnya itu bisa membantu seseorang dan memotivasinya untuk bisa berdzikir dg istiqomah dlm waktu2 tertentu
12. Tetapi ya itu tadi, tidak ada keharusan bagi seorang muslim untuk ikut kelompok tarekat tertentu dlm rangka menuju tasawwuf yg baik
13. Lantas sekarang bagaimana jika seseorang ingin ikut tarekat tetapi di daerahnya tak ada komunitas tarekat jg tak ada mursyid/pembimbing?
14. Mudah, gantinya adl biasakan banyak2 membaca sholawat kepada Nabi, minimal sehari 100x
15. Karena sholawat pada Nabi adl mursyid/ pembimbing bagi orang yg tak mempunyai mursyid. Assholatu alan Nabi, Syaikhu man laa Syaikho lahu
16. Perihal ekselensi sholawat, cukup banyak, cukup perintah dlm QS. Al-Ahzab 56 sebagai dalil terbesar keharusan ummat membaca sholawat
17. Soal hadits, aku cuplikan pemahaman secara umum bahwa kebiasaan sholawat membuat pembacanya dihapus dosa2nya & dihilangkan kesedihan2nya
18. Begitu pula pahalanya. Seseorang membaca sholawat pada Nabi satu kali, dpt jaminan dihapus 10 dosa, ditambah 10 pahala & naik 10 derajat
19. Jika Membaca sholawat 10x pada Nabi, balasannya dihapus 100 dosa, ditambah 100 pahala dan dinaikkan 100 derajat
20. Kalau sekarang membaca sholawat 100x, maka dia berhak atas syafaat (pertolongan Nabi), & yg mendapat syafaatnya, maka balasannya surga
21. Nah coba bayangkan saja seperti apa gedenya pahala yg didapat jika tiap hari bisa bershalawat minimal 100? Apalagi bisa sampai ribuan
22. Perihal jika kalian menemukan ada orang yg membid'ahkan shalawat, maka catat, ada ketidakberesan pada keimanan & keislaman orang itu
23. Soal bacaan teks shalawat, yg terbaik tentu teks2 yg ma'tsur dari Nabi. Namun sholawat2 gubahan para orang shalih, tak apa2 juga dibaca
24. Karena pada dasarnya, sholawat itu ya doa, meminta pada Allah, bukankah semua sholawat selalu dimulai dg "Allahumma Sholli Ala"?
25. Ya Allah, curahkankan selalu anugerah kepada... Maka tentu saja semisal ada orang melarang baca sholawat, ya artinya melarang berdoa
26. Kalau melarang orang doa/sholawat ya artinya dia menentang perintah Allah yg Memerintahkan untuk berdoa dan membaca sholawat
27. Dan selanjutnya simpulkan sendiri orang muslim cap apa itu yg melarang2 orang berkumpul untuk bersholawat. Perlu disadarkan
28. Sbb bisa dipastikan ada kebusukan dlm hati seseorang yg tidak suka atau alergi sholawat pd Nabi. Orang seperti ini perlu muhasabah Iman
29. Semoga menambah ilmu, mencerahkan. Baca sholawat apapun yg mantap dg hatimu. Tak usah menoleh pada orang yg meributkan sholawat
30. Khususnya sholawat Nariyah yg kerap dipermasalahkan sebagian orang. Akhirnya, biasakan diri bershalawat meski sehari baru bisa 100x :)
Kultwit Ust. Awy' Ameer Qolawun (@awyyyyy)
chirpstory[dot]com/li/190285, 19 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar