IMAM ASY-SYAAFI'IY DAN SHUFI
Oleh Semut Lewat
Semoga dengan FAKTA ini, tidak ada lagi yang salah faham dengan maksud
Imam Syafii yang termaktub dalam kitab Manaqib Al Imam as-Syafii karya
Imam Baihaqi, beliau mencela itu hanya pada oknum sufi dan bukan sufi
yang sesungguhnya. Di beberapa tempat, Imam As Syafi’i telah memberi
penilaian terhadap para sufi. Yang sering dinukil dari perkataan beliau
mengenai sufi bersumber dari Manaqib Al Imam As Syafi’i yang ditulis
oleh Imam Al Baihaqi.
Di dalam kitab itu, Imam As Syafi’i
menyatakan, “Kalau seandainya seorang laki-laki mengamalkan tashawuf di
awal siang, maka tidak tidak sampai kepadanya dhuhur kecuali ia menjadi
hamqa (kekurangan akal).” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al
Baihaqi, 2/207). Beliau juga menyatakan,”Aku tidak mengetahui seorang
sufi yang berakal, kecuali ia seorang Muslim yang khawwas.” (Al Manaqib
Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207). Beberapa pihak secara
tergesa-gesa menyimpulkan dari perkataan di atas bahwa Imam As Syafi’i
mencela seluruh penganut sufi. Padahal tidaklah demikian, Imam As
Syafi’i hanya mencela mereka yang menisbatkan kepada tashawuf namun
tidak benar-benar menjalankan ajarannya tersebut.
Dalam hal ini,
Imam Al Baihaqi menjelaskan,”Dan sesungguhnya yang dituju dengan
perkataan itu adalah siapa yang masuk kepada ajaran sufi namun
mencukupkan diri dengan sebutan daripada kandungannya, dan tulisan
daripada hakikatnya, dan ia meninggalkan usaha dan membebankan
kesusahannya kepada kaum Muslim, ia tidak perduli terhadap mereka serta
tidak mengindahkan hak-hak mereka, dan tidak menyibukkan diri dengan
ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau sifatkan di kesempatan lain.” (Al
Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/208).
Jelas,
dari penjelasan Imam Al Baihaqi di atas, yang dicela Imam As Syafi’i
adalah para sufi yang hanya sebatas pengakuan dan tidak mengamalkan
ajaran sufi yang sesungguhnya. Imam As Syafi’i juga menyatakan,”Seorang
sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya 4 perkara, malas, suka
makan, suka tidur dan berlebih-lebihan.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i
li Al Imam Al Baihaqi, 2/207).
Imam Al Baihaqi menjelaskan
maksud perkataan Imam As Syafi’i tersebut,”Sesungguhnya yang beliau
ingin cela adalah siapa dari mereka yang memiliki sifat ini. Adapun
siapa yang bersih kesufiannya dengan benar-benar tawakkal kepada Allah
Azza wa Jalla, dan menggunakan adab syari’ah dalam muamalahnya kepada
Allah Azza wa Jalla dalam beribadah serta mummalah mereka dengan manusia
dalam pergaulan, maka telah dikisahkan dari beliau (Imam As Syafi’i)
bahwa beliau bergaul dengan mereka dan mengambil (ilmu) dari mereka. (Al
Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)
Kemudian Imam Al Baihaqi menyebutkan satu riwayat, bahwa Imam As Syafi’i
pernah mengatakan,”Aku telah bersahabat dengan para sufi selama sepuluh
tahun, aku tidak memperoleh dari mereka kecuali dua huruf ini,”Waktu
adalah pedang” dan “Termasuk kemaksuman, engkau tidak mampu” (maknanya,
sesungguhnya manusia lebih cenderung berbuat dosa, namun Allah
menghalangi, maka manusia tidak mampu melakukannya, hingga terhindar
dari maksiat). Jelas, bahwa Imam Al Baihaqi memahami bahwa Imam As
Syafi’i mengambil manfaat dari para sufi tersebut. Dan beliau menilai
bahwa Imam As Syafi’i mengeluarkan pernyataan di atas karena prilaku
mereka yang mengatasnamakan sufi namun Imam As Syafi’i menyaksikan dari
mereka hal yang membuat beliau tidak suka. (lihat, Al Manaqib Al Imam As
Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207).
Bahkan Ibnu Qayyim Al
Jauziyah menilai bahwa pernyataan Imam As Syafi’i yang menyebutkan behwa
beliau mengambil dari para sufi dua hal atau tiga hal dalam periwayatan
yang lain, sebagai bentuk pujian beliau terhadap kaum ini,”Wahai, bagi
dua kalimat yang betapa lebih bermanfaat dan lebih menyeluruh. Kedua hal
itu menunjukkan tingginya himmahdan kesadaran siapa yang mengatakannya.
Cukup di sini pujian As Syafi’i untuk kelompok tersebut sesuai dengan
bobot perkataan mereka.” (lihat, Madarij As Salikin, 3/129).
Imam As Syafi’i Memuji Ulama Sufi
Bahkan di satu kesempatan, Imam As Syafi’I memuji salah satu ulama ahli
qira’ah dari kalangan sufi. Ismail bin At Thayyan Ar Razi pernah
menyatakan,”Aku tiba di Makkah dan bertemu dengan As Syafi’i. Ia
mengatakan,’Apakah engkau tahu Musa Ar Razi? Tidak datang kepada kami
dari arah timur yang lebih pandai tentang Al Qur`an darinya.’Maka aku
berkata,’Wahai Abu Abdillah sebutkan ciri-cirinya’. Ia berkata,’Berumur
30 hingga 50 tahun datang dari Ar Ray’. Lalu ia menyebut cirri-cirinya,
dan saya tahu bahwa yang dimaksud adalah Abu Imran As Shufi. Maka saya
mengatakan,’Aku mengetahunya, ia adalah Abu Imran As Shufi. As Syafi’i
mengatakan,’Dia adalah dia.’” (Adab As Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 164).
Walhasil, Imam As Syafi’I disamping mencela sebagian penganut
sufi beliau juga memberikan pujian kepada sufi lainnya. Dan Imam Al
Baihaqi menilai bahwa celaan itu ditujukan kepada mereka yang menjadi
sufi hanya dengan sebutan tidak mengamalkan ajaran sufi yang
sesungguhnya dan Imam As Syafi’i juga berinteraksi dan mengambil manfaat
dari kelompok ini. Sedangkan Ibnu Qayyim menilai bahwa Imam As Syafi’i
juga memberikan pujian kepada para sufi. Dengan demikian, pernyataan
yang menyebutkan bahwa Imam As Syafi’i membenci total para sufi tidak
sesuai dengan data sejarah, juga tidak sesuai dengan pemahaman para
ulama mu’tabar dalam memahami perkataan Imam As Syafi’i.
Rujukan:
1. Manaqib Al Imam As Syafi’i, karya Al Baihaqi, t. As Sayyid Ahmad Shaqr, cet.Dar At Turats Kairo, th.1390 H.
2. Madarij As Salikin, karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah, cet. Al Mathba’ah As Sunnah Al Muhamadiyah, th. 1375 H.
3. Adab As Syafi’I wa Manaqibuhu, karya Ibnu Abi Hatim Ar Razi, cet. Dar Al Kutub Al Ilmiyah, th. 1424 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar