PEPILING (تنبيه)
Kalaw nderes (membaca ulang), mempelajari atau sekedar membaca karena ingin tau, kitab matan Sullam Taufiq kita akan menjumpai satu pembahasan sholat, pembahasan tentang sholat yang diterima oleh Alloh ta'ala, Kiai Mushonif, panjenenganipun Asy-Syaikh Abdulloh bin Hasan bin Thohir bin Muhammad bin Hasyim Ba'lawy katakan.
وشرط مع ما مر لقبولها عند الله سبحانه وتعالى أن يقصد بها وجه الله تعالى وحده. وأن يكون مأكله، وملبوسه، ومصلاه حلالا. وأن يحضر قلبه فيها، فليس له من صلاته إلا ما عقل منها، وأن لايعجب بها.
Setelah keterangan yang sudah dijelaskan, kemudian disyaratkan agar sholat diterima oleh Alloh ta’ala;
• Sholat ditujukan hanya mengharap ridha Alloh Swt semata.
• Makanan, pakaian yang digunakan, dan tempat sholat adalah halal.
• Menghadirkan hati-nya (khusyu’) didalam melaksanakan sholat, karena seseorang tidak mendapatkan dalam sholat-nya kecuali dari apa yang pikirkan.
• Tidak (ujub) berbangga diri dengan sholat-nya.
Menurutku ini sangat bagus, untuk menggugah hati kita, "apakah sholat kita sudah dikategorikan sholat yang diterima oleh Alloh ta'ala, kanjeng rosul Muhammad Saw pernah men-dawuh-kan sebuah hadits;
من لم ينهه صلاته عن الفخشاء والمنكر لم يزدد في الله إلا بعدا
Siapasaja yang sholat-nya tidak mencegah dari perbuatan keji dan munkar, maka tidaklah tambah dihadapan Alloh kecuali, jauh (dari-Nya).
Mungkin, kalaw hadits ini dibaca oleh Ulama yang mempunyai haibah yang sangat tinggi, hadits ini menggugah hati pendengar-nya, pilu bagai peluru yang menelanjangi ketidak sesuaian dalam beribadah, cukup membuat-nya tidak bisa tidur nyenyak. Seperti yang didawuhkan Imamuna Al-Ghozaly rahimahulLoh “Seorang muslim yang masih melakukan perbuatan keji, disebabkan sholat-nya perlu dipertanyakan keabsahan-nya”.
Wallahu a'lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar