Jumat, 22 Agustus 2014

Do'a ingin punya anak

Salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah meneruskan garis keturunan. Kehadiaran anak menjadi pelengkap kebahagiaan sebuah keluarga ideal. Keluarga tanpa anak, bak ruang hampa tanpa perabotan.

Terlebih mereka yang memahami keutamaan anak bagi orang tua dalam Islam, sejuta harapan untuk memiliki anak akan senantiasa membayang-bayangi hidupnya. Hanya saja, kenyataan tidak selalu mengikuti harapan. Namun, sebagai orang yang beriman, kita tidak perlu terlalu merisaukan. Karena apapun yang kita alami, tidak akan disia-siakan. Semua bisa menjadi pahala.

Kuatkan Keyakinan

Kekuatan doa sebanding dengan kekuatan keyakianan. Karena itu, sebelum memohon kepada Allah, kuatkan keyakinan Anda tentang kekuasaan Allah terhadap isi doa yang Anda minta. Ketika Anda hendak memohon keturunan kepada Allah, tanamkan keyakinan secara mendalam bahwa Allah yang mangatur semua keturunan manusia.

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

“Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberi anak perempuan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia memberi anak laki-laki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Atau Dia memberi sepasang anak perempuan dan laki-laki. Dia juga yang menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki sebagai orang mandul. Sesunguhnya Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.” (QS. As-Syura: 49 – 50).

Dengan memahami hal ini, semangat Anda untuk semakin berharap kepada karunia Allah akan menjadi besar. Anda akan semakin bersandar kepada Sang Kuasa dan tidak bosan mengulang-ulang doa dan permohonan kepada-Nya. Dengan semangat ini, diharapkan bisa menjadi sebab Allah memperkenankan doanya. Karena sekali lagi, kekuatan doa itu setingkat dengan kekuatan keyakinan dan semangatnya.

Satu teladan yang membuktikan hal ini dan layak untuk kita tiru, ketabahan Nabi Zakariya ‘alaihis salam. Sampai di usia senja, Allah belum memberikan karunia anak untuk beliau. Namun, beliau tidak pupus harapan, sampaipun dalam kondisi yang membuat orang umumnya putus asa untuk memiliki anak. Dalam Alquran, Allah ceritakan perjuangan doa Nabi Zakariya,

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (2) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (3) قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6)

Menyebutkan penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria (2). Tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut (3). Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku (4). Sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera (5), yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (6) (QS. Maryam: 2 – 6).

Beliau sudah tua, istri beliau mandul, yang secara logika manusia, mustahil punya keturunan. Tapi bagi Allah lain. Dia Maha Kuasa untuk memberikan apa yang beliau harapkan. Allah mengabulkan doa Zakariya,

وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ * فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Ingatlah kisah Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Aku perbaiki isterinya (sehingga dapat mengandung). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 89 – 90).

Kemudian, disamping manfaat di atas, ketika seseorang betul-betul meyakini Allahlah yang mengatur semua keturunan hamba-Nya, dia akan bisa membawa diri dengan baik. Dia akan menerima dan ridha terhadap takdir dan ketetapan Allah. Sehingga sekalipun dia tidak memiliki anak, kesabarannya bisa menjadi sumber pahala baginya.

Banyak Beristighfar

Jangan lupa iringi doa anda dengan banyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah. Karena Allah menjanjikan banyak hal bagi orang yang banyak istighfar, salah staunya adalah anak. Allah menceritakan ajakan Nabi Nuh kepada umatnya,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا* يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا* وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

“… istighfarlah kepada Rabb-mu karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan menciptakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).

Ada seseorang yang mengadu kepada Imam Hasan al-Bashri –ulama senior dari tabi’in– karena lama tidak punya anak. Orang itu meminta tolong agar Hasan mendoakannya supaya punya anak. Hasan al-Bashri mengatakan, “Perbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah.” Setelah ditanya, mengapa beliau memberi saran untuk banyak istighfar. Belliau menjawab,

ما قلت من عندي شيئاً ؛ إن الله تعالى يقول في سورة نوح :  ‏استغفروا ربكم إنه كان غفاراً ‏….

“Saya tidak menjawab dengan logikaku. Sesungguhnya Allah berfirman di surat Nuh (yang aritnya): istighfarlah kepada Rabb-mu karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun… dst.” (Tafsir al-Qurtubi, 18:302).

Adakah Doa Minta Anak
Ketika ditanya tentang doa khusu permohonan anak, mereka menegaskan bahwa tidak ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artinya kita bebas berdo'a sebisa kita berdo'a untuk memohon keturunan atau seorang anak.

Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

أما التزام دعاء معين تواظب عليه كأنه مطلوب بعينه لطلب الولد واعتقاد سنية ذلك، فهذا لم نقف على ما يدل على مشروعيته

Mengamalkan doa tertentu kemudian dirutinkan, seolah-olah doa itu doa itu secara khusus dianjurkan untuk meminta anak dan diyakini adanya anjuran doa ini, kami belum menjumpai adanya nash yang menunjukkan disyariatkannya doa khusus tersebut (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 43435).

Do'a adalah sebuah harapan atau keinginan manunsia, karena manusia punya keinginan masing-masing antara manusia yang satu dengan yang lain dalam berdo'a.
Dan mengkhususkan do'a yang kita baca juga tidak ada lanrangan karena tidak ada dalil yang melarang.

Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Nabi Zakariya ketika memohon keturunan, dan anda bisa menirunya. Salah satunya doa Zakariya yang Allah sebutkan di surat Al-Anbiya di atas.Bisa juga dengan doa Nabi Ibrahim, yang telah lama menunggu kehadiran anak,

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang shaleh.” (QS. As-Shafat: 100)

Bolehkah orang yang lama tidak dikaruniai anak memohon kepada Allah dengan doa Zakariya di surat Al-Anbiya?
Jawaban
Boleh melafalkan doa seperti yang disebutkan. Dan jika dia berdoa dengan selain teks ini, seperti membaca :

اللهم ارزقني ذرية طيبة ، اللهم هب لي ذرية صالحة

“Ya Allah, berilah aku keturunan yang baik, anugrehkanlah aku keturunan yang shaleh.”

Atau doa-doa yang semisal, semuanya baik. Contoh doa lainnya adalah firman Allah

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ

“Ya Allah, anugrehkanlah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Memperkenankan Doa.” (QS. Ali Imran: 38).

Semoga Allah memberkahi semua keadaan kita.

Allahu a’lam

Kisan Nabi Zakaria ingin punya anak

“Kapankah Allah SWT akan memberikan aku seorang putra?” Pertanyaan tersebut selalu mengusik pikiran Nabi Zakaria. Betapa tidak, usianya semakin tua, rambutnya telah berubah semua dan kondisinya semakin melemah. Kalau Allah tidak memberinya seorang putra “Siapakah yang akan melanjutkan dakwahku sepeninggalku nanti?”

Memang nabi Zakaria AS telah mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk membimbing masyarakat ke jalan Allah yaitu mengajak mereka menyembah Allah dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Namun usahanya itu belum dapat dikatakan berhasil karena masih banyak diantara anggota masyarakat dan keluarganya sendiri yang mengingkarinya. Untuk itulah nabi Zakaria berkeinginan memiliki putra yang kelak akan meneruskan dakwahnya sepeninggalnya nanti.

Sebenarnya sejak memasuki gerbang pernikahan, nabi Zakaria sudah mendambakan kehadiran seorang putra. Namun sampai memasuki usia senja, keinginan beliau belum juga terpenuhi. Walaupun demikian, nabi Zakaria tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Ia percaya, sekalipun istrinya juga sudah lanjut usia dan seorang wanita mandul, jika Allah menghendaki niscaya mereka akan memiliki anak juga.

Suatu waktu masuklah nabi Zakaria menemui keponakannya yang masih kecil, Maryam yang selalu menyepi dalam mihrab (tempat shalat). Beliau mendapatkan makanan, minuman dan buah-buahan yang lezat terhidang dimeja keponakannya. Nabi Zakaria bukan main herannya. Sebab, setahunya maryam sepanjang waktu selalu bersujud kepada Allah dan tidak seorangpun yang diperbolehkan masuk kecuali maryam dan dirinya sendiri. Lebih mengherankan lagi buah-buahan yang terhidang itu adalah buah-buahan yang biasanya muncul pada musim panas, sedangkan saat itu adalah musim dingin.

“Dari mana engkau dapatkan semua rezeki ini?” tanya nabi Zakaria heran. “Allah SWT” jawab Maryam. “Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.” Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ditampakkan pada diri Maryam, semakin besarlah optimisme nabi Zakaria untuk memperoleh keturunan. Karenanya dengan sabar beliau tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk memohon keturunan. Dan pada suatu saat, setelah nabi Zakaria memanjatkan doa, Allah mengutus seorang malaikat untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya.

“Ya Zakaria” panggil malaikat itu. “Allah akan memberimu seorang keturunan bernama Yahya dan belum pernah ada manusia bernama Yahya.” Mendengar penuturan malaikat tersebut bukan main gembiranya hati nabi Zakaria. Namun sebagai manusia biasa ia diliputi keraguan. Aku dan istriku sama-sama orang yang telah lanjut usia dan istriku adalah seorang wanita yang mandul. Bagaimana mungkin aku akan memperoleh seorang putra?” tanya Zakaria.

“Bukankah engkau sebelumnya tidak ada dan Allah menciptakanmu,” tegas malaikat tersebut. “Dan Tuhanlah yang akan menciptakan seorang anak untukmu.” Tidak lama kemudian, kehendak Allah SWT akhirnya terbukti. Istri Zakaria yang sudah tua renta itu hamil. Setelah cukup usia kehamilannya maka lahirlah seorang putra dan di beri nama Yahya.

Kelak dikemudian hari Allah memberkahinya dengan menjadikannya seorang nabi yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar