Tertarik dengan teks sebuah hadits marfu’ yang berbunyi:
كل شرط ليس في كتاب الله عز وجل ولو كان مئة شرط فهو باطل
Semua syarat yang tidak terdapat dalam Kitab Allah ‘Azza wa Jalla sekalipun seratus syarat, maka ia adalah bathil”
Setelah mengikuti ramainya media terkait berdirinya Daulah Islamiyyah di Irak, berbagai kelompok Islam yang dahulunya satu suara mengkampanyekan persatuan Islam dan tegaknya Syari’at Islam, bahkan penegakan Syariat Islam itu telah dijadikan alasan mereka untuk mengkafirkan, menthoghutkan dan menumpahkan darah para penentangnya, tiba tiba satu sama lain saling membantah,saling menanyakan identitas, saling membebaskan diri terlibat dengan kelompok proklamator daulah islamiyyah, bahkan menentangnya.
Adu argumen yang isinya saling menjegal, menunjukkan bahwa sebenarnya mereka miskin konsep dengan persoalan yang dihadapinya, ternyata mereka hanya memiliki nukilan nukilan dari Ulama yang Ulama sendiri juga berselisih didalamnya.
Tetapi sebelum konsep itu matang, mereka telah terlanjur bertindak sendiri sendiri dengan pola pergerakan yang berbeda pula.
Ada yang mengkafirkan sistem dunia dengan frontal, ada yang menyerang kelompok yang dianggap sesat, ada yang menyusup dalam sistem yang sebenarnya telah dianggap kafir, ada yang dengan menjilat ketiak raja, dan berbagai macam tindakan yang ekstrim, seperti mengebom tempat ibadah, mengobrak abrik tempat maksiyat dll.
Sebenarnya adakah didalam Al Quran syarat berjihad itu, bagaimana syarat mengangkat komandan perang, prajurit, dan apa syarat sahnya seorang yang akan diangkat sebagai Amir atau Kholifah?
Sepertinya inilah yang memang sangat difahami oleh pengadu jangkrik itu, mereka sengaja memunculkan issu issu sensitif, mereka tahu ikatan emosioanal persaudaraan Islam sangat mudah diledakkan, namun mereka juga tahu jika dalam Islam sangat abstrak dalam menciptakan alasan pergerakan kedaulatan Islamiyyahnya.
Mereka tahu dasar sebuah hukum yang nantinya akan diberlakukan dalam kedaulatannya memang debateble, dan dalam kesempatan itulah mereka akan sangat leluasa untuk menciptakan fanatisme pemimpin idolanya, dengan demikian, dunia Islam tidak akan pernah tentram selamanya, akan selalu ada pemberontak yang menggunakan nama nama mulia, pergerakan yang mengatas namakan kebenaran, tindakan yang menginjak nama Nabinya, dan sikap yang berlindung dibalik Nama Tuhan.
Wahai Saudaraku yang dikaruniai ketajaman hati dan pikiran cerdas, ketahuilah: Islam tidak akan pernah berjaya,Islam akan selalu menjadi permainan yang mengasyikkan, jika pengikutnya tidak memiliki toleransi dengan hal hal yang menjadi perdebatan, dan tidak komit dengan hal hal yang telah disepakati bersama.
Kejayaan Islam itu ada pada kesederhanaan hidup seperti zaman Nabi dan para Sahabatnya, tidak pada kemewahan dunia seperti setelahnya.
Wallahu ‘Alamu Bishshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar