Kamis, 31 Juli 2014

Istilah-Istilah Penting Dalam Fiqh Syafi'i


Istilah-Istilah Penting Dalam Fiqh Syafi'i
Muslimedianews.com ~ Qaul Qodim maksudnya adalah pendapat imam syafi'i yang di kemukakan ketika beliau tinggal di Bahgdad, Irak, sebelum hijrah ke Mesir baik pendapat itu berupa tulisan, dalam kitab atau fatwa maupun dalam bentuk yang lain. Al-Syafi'i ketika di Irak menulis kitab berjudul al-Hujjah yang di riwayatkan oleh lima murid beliau : Imam Ahmad bin Hambal (w. 241 H), Abu Tsaur (w. 240 H), al-Za'faroni (w. 260 H), Karabisi (w. 248 H), dan Abu Ali al-Hasan (w. 260 H).

Sedangkan Qaul Jadid, maksudnya pendapat al-Syafi'i ketika beliau bermukim di Mesir, baik berupa kitab maupun fatwa. Kitab populer yang beliau tulis di Mesir adalah al-Umm. Perowi kitab ini dan Qaul Jadid yang lain adalah al-Bawaithi (w. 231 H), al-Muzani (w. 260 H) dan masih ada enam perawi sekaligus murid al-Syafi'i yang lain.

Antara Qaul Qodim dan Qaul Jadid dalam fikih syafi'i secara fungsional tak ubahnya seperti nasikh mansukh dalam kaidah hukumIislam, walaupun tidak secara mutlak, masih harus di perhatikan korelasi Qaul itu dengan kemaslahatan umum manusia.

Selain dua istilah yang sangat populer dalam kitab-kitab mazhab Syafi'i ada beberapa istilah yang seharusnya di pahami oleh para ulama bermazhab Syafi'i. Istilah istilah itu adalah : 
  1. al-Nash (teks) adalah pendapat Syafi'i sendiri. pendapat beliau ini di sebut nash untuk menempatkan pendapat beliau pada posisi tertinggi dalam internal mazhab.
  2. al-Manshush, pendapat yang kuat menurut penilaian al-Syafi'i. istilah ini di populerkan oleh murid-murid beliau guna mencari legitimasi dari gurunya. 
  3. al-Takhrij adalah jawaban al-Syafi'i dalam dua kasus yang hampir sama, tetapi ketentuan hukumnya di terapkan berbeda.
  4. al-Awjuh adalah pendapat murid al-Syafi'i sesuai dengan kaidah dan metodologi yang di kembangkan oleh al-Syafi'i walaupun ending ketetapan hukumnya berbeda dengan pendapat gurunya. 
  5. al-Thuruqi adalah pendapat murid-murid al-Syafi'i yang antara satu pendapat dengan yang lain berbeda istilah-istilah di atas di pilih secara hirarkhisesuai urutannya. 
Dalam al-Qaul (jama al-Aqwal) di kenal istilah al-Adzhar, al-Dzohir, dan al-Masyhur. Sedang dalam al-Awjuh berkembang istilah al-Ashoh dan al-Shohih yang kekuatannya berlaku secara hirarkhis.

Istilah-Istilah dalam Fiqih Syafi'i
Sebagaimana surat kabar dan juga buku-buku kontemporer, kitab turots pun mempunyai istilah khusus yang perlu kita ketahui sebelum membacanya. Ketika membaca kitab-kitab yang dalam kategori fiqih Syafi'i, kita akan menjumpai istilah-istilah khusus yang agak sulit kita pahami seperti; Aqwal, Awjah, Azhhar, Masyhur, Ashohh, Shohih, Qoul Qodim, Qoul Jadid, dan sebagainya seperti diatas.

Berikut beberapa penjabaran dari yang sebelumnya;
  1. Aqwal; istilah ini berarti perkataan Imam Syafi'i.
  2. Awjah; adalah perkataan pengikut madzhab Syafi'i. 
  3. Azhhar; adalah suatu istilah yang dilontarkan Imam Syafi'i apabila terdapat perbedaan antara dua pendapat yang sama-sama kuat, maka yang lebih kuat dinamakan azhhar. 
  4. Masyhur; adalah pendapat yang kurang kuat menurut Imam Syafi'i. 
  5. Ashohh; suatu istilah yang dikemukakan pengikut madzhab Syafi'i apabila terdapat perbedaan dua pendapat yang sama-sama kuat, maka pendapat yang lebih kuat dinamakan ashohh. 
  6. Shohih; ialah pendapat yang kurang kuat dari perbedaan pendapat di atas. 
  7. Nash; bila ada kata nash, maka yang dimaksud adalah nash/teksnya Imam Syafi'i dalam suatu masalah. 
  8. Qoul Qodim; adalah fatwa atau pendapat Imam Syafi'i ketika berada di Iraq. Di antara para fuqoha' yang masyhur meriwayatkan pendapat ini adalah Karabisi, Za'faroni, Abu Tsaur, dan Ahmad ibnu Hanbal. 
  9. Qoul Jadid; adalah fatwa atau pendapat Imam Syafi'i setelah kepindahannya ke Mesir. Adapun di antara para fuqoha' yang masyhur meriwayatkan perkataan ini aadalah al-Muzani, Buwaithy, Rabi' al-Muradi, dan Rabi' al-Jizi. Pada tataran realitanya, qoul (pendapat) ini mendapat prioritas yang lebih daripada qoul qodim, kecuali perihal perpanjangan waktu shalat Maghrib hingga hilangnya mega-mega merah. 
  10. Wa qila kadza; adalah pendapat lemah dari pengikut madzhab Imam Syafi'i. 
  11. Wa fi qouli kadza; adalah pendapat Imam Syafi'i yang lemah menurut pengikutnya.

Related Articles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar