Tiada aku melihat sesuatu (yang buruk) kecuali (pasti) kuburan lebih buruk daripadanya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra.:
Dari Nabi saw., beliau membacakan firman
Allah: Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang
teguh. Kemudian beliau bersabda: Ayat ini turun mengenai siksa kubur.
Ditanyakan kepada orang mukmin: Siapakah Tuhanmu? Ia menjawab: Tuhanku
Allah dan nabiku Muhammad saw. Itulah yang dimaksudkan dengan firman
Allah: Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh
dalam kehidupan dunia dan akhirat. (Shahih Muslim No.5117)
Seorang
mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta
pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang
terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya baginya lebih disukai dari
dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla
menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung.
Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon
istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka.
(HR. Ad-Dailami)
Auf Ibnu Malik Ra berkata: Rasulullah
SAW sholat atas suatu jenazah dan aku hafal dari doanya: 4:artinya = Ya
Allah berilah ampunan, rahmat, keselamatan, dan maaf kepadanya,
muliakanlah tempatnya, lapangkanlah tempat masuknya, cucilah ia dengan
air, es, dan embun, bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan
sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, gantikanlah buatnya
rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan keluarga yang lebih baik
daripada keluarganya, masukkanlah dia dalam syurga, dan peliharalah dia
dari fitnah kubur dan siksa neraka). Riwayat Muslim.
Dari Abdur Rahman bin Auf bin Malik
r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. menshalatkan jenazah, lalu saya
menghafalkan sesuatu dari doanya, yaitu beliau s.a.w. mengucapkan -yang
artinya-: “Ya Allah, ampunilah ia dan belas kasihanilah. Selamatkanlah
ia dan maafkanlah, muliakanlah tempat kediamannya -dalam kubur- dan
luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun,
bersihkanlah ia dari kesalahan-kesalahannya sebagaimana Engkau
membersihkan pakaian putih dari kotoran, berilah ia ganti berupa
perumahan yang lebih baik dari perumahannya -di dunia- juga ganti
keluarga yang lebih baik dari keluarganya -di dunia- serta kawinkanlah
ia dengan suami -atau istri- yang lebih baik dari suami -atau istrinya-
di dunia. Masukkanlah ia dalam syurga dan lindungilah ia dari siksa
kubur dan siksa neraka.” ‘Aufa berkata: “Sehingga saya mengharapkan
hendaknya sayalah yang menjadi mayit ketika itu.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya
ada seorang wanita hitam yang biasanya menyapu masjid. Dalam sebuah
riwayat dikatakan: seorang pemuda -sebagai ganti wanita hitam tersebut,
yang pekerjaannya juga suka menyapu masjid-. Kemudian Rasulullah s.a.w.
-pada suatu hari- tidak menemukannya lagi, lalu bertanya, ke mana orang
yang suka menyapu itu. Para sahabat berkata bahwa ia telah meninggal
dunia. Beliau bersabda: “Mengapa engkau semua tidak memberitahukan hal
itu padaku.” Mereka tidak memberitahukan itu, seolah-olah mereka
menganggap remeh saja kematian orang tersebut. Beliau bersabda pula:
“Tunjukkanlah aku dimana kuburnya.” Orang-orang menunjukkannya, kemudian
beliau s.a.w. menyembahyangi orang yang mati itu -yang sudah dalam
kubur. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya kubur itu penuh
kegelapan atas para penghuninya, tetapi Allah membuatnya bercahaya untuk
mereka itu dengan sebab saya menyembahyangi atas mereka itu.” (Muttafaq
‘alaih)
Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila jenazah itu telah diletakkan -dalam
usungan- dan orang-orang lelaki membawanya di atas leher-lehernya
-diangkat ke kubur-, maka jikalau jenazah itu shalih, ia berkata:
“Dahulukanlah aku, dahulukanlah aku,” -yakni segerakan ditanam karena
sudah amat rindu pada kerahmatan serta kenikmatan dalam kubur-. Tetapi
jikalau jenazah itu bukan shalih, maka iapun berkata: “Aduhai celakanya
tubuhku, ke mana engkau semua membawa tubuhku ini.” Suara jenazah itu
dapat didengar oleh segala benda, melainkan manusia, sebab andaikata ia
mendengarnya, tentulah ia akan mati sekali.”(Riwayat Bukhari)
Dari Anas r.a. pula dari Rasulullah
s.a.w., sabdanya: “Ada tiga macam mengikuti mayat itu- ketika di bawa ke
kubur, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan
satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang
amalnya tetap mengikutinya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Ummu Salamah Ra, katanya:
“Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat Abu Salamah dan sudah kepayahan
penglihatannya -sewaktu hendak matinya- lalu beliau s.a.w.
memejamkannya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya ruh itu apabila dicabut,
maka diikuti oleh penglihatan.” Orang-orang dari keluarganya lalu
gemuruh suaranya, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Janganlah engkau semua
mendoakan atas dirimu sendiri melainkan yang baik-baik saja, karena
sesungguhnya malaikat itupun mengucapkan ‘Amin’ pada apa yang engkau
semua doakan itu.” Seterusnya beliau s.a.w. berdoa: “Ya Allah,
berikanlah pengampunan kepada Abu Salamah, tingkatkanlah derajatnya
dalam golongan orang-orang yang memperoleh petunjuk. Jadilah Engkau
sebagai pengganti sesudah meninggalnya itu untuk melindungi orang-orang
yang ditinggalkan -seperti istri dan anak-anaknya-. Berikanlah
pengampunan kepada kita dan kepada orang yang mati ini, ya Rabbal
‘alamin, juga berilah kelapangan untuknya dalam kuburnya serta
berikanlah cahaya untuknya dalam kubur itu.” (Riwayat Muslim)
Pertanyaan di Alam Kubur
Dari Albara’ bin ‘Azib ra dari Nabi
s.a.w., sabdanya: “Seorang Muslim itu apabila ditanya dalam kubur, maka
ia akan menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan
bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah. Yang sedemikian itu adalah sesuai
dengan firmannya Allah Ta’ala -yang artinya: “Allah memberikan
ketetapan -keteguhan- kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
mantap, baik di dalam kehidupan dunia ini, maupun dalam akhirat.”
(Muttafaq ‘alaih)
Hadis riwayat Asma ra.:
Dari Fatimah, bahwa Asma berkata: Pada
masa Rasulullah saw. pernah terjadi gerhana matahari. Aku datang menemui
Aisyah yang ketika itu sedang salat dan aku bertanya: Ada apa dengan
orang-orang, kenapa mereka melakukan salat? Aisyah memberi isyarat
dengan kepalanya ke arah langit. Aku bertanya lagi: Tanda kebesaran
Allah? Aisyah menjawab: Ya. Rasulullah saw. berdiri lama sekali (dalam
salat) hingga kepalaku pusing, lalu aku ambil qirbah (tempat air dari
kulit), meletakkannya di sampingku. Aku siram kepala atau wajahku dengan
air. Ketika selesai salat matahari telah muncul kembali. Kemudian
Rasulullah saw. berkhutbah kepada kaum muslimin. Beliau memuji dan
menyanjung Allah. Lalu bersabda: Selanjutnya. Apa yang belum pernah aku
lihat, telah dapat kulihat di tempatku ini, termasuk surga dan neraka.
Telah diwahyukan kepadaku, bahwa kalian akan menerima ujian dalam kubur
yang hampir menyerupai fitnah atau seperti fitnah Masih Dajjal, aku
tidak tahu apa ia sebenarnya. Asma melanjutkan: Seseorang di antara
kalian didatangkan dan ditanya: Apa yang engkau ketahui tentang orang
ini (maksudnya Rasulullah saw.)? Orang yang beriman akan menjawab: Dia
adalah Muhammad utusan Allah, yang datang kepada kami dengan membawa
bukti dan petunjuk. Lalu kami menyambut dan mematuhinya. (Itu
dikatakannya sebanyak tiga kali). kemudian kepadanya dikatakan: Benar!
Kami memang tahu bahwa engkau beriman kepadanya. Tidurlah baik-baik!
Sedangkan orang munafik atau ragu-ragu akan menjawab: Aku tidak tahu.
Aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu kuikuti saja berkata
seperti itu. (Shahih Muslim No.1509)
Ini dari yang pernah saya pelajari
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/10/01/suasana-alam-kubur/?relatedposts_exclude=4190
Tidak ada komentar:
Posting Komentar