Selasa, 28 Januari 2014

Tangis Rasulullah SAW di Malam Perang Badar

 Tangis Rasulullah SAW di Malam Perang Badar

“Jibril telah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan berkata kepada beliau,”Dengan apa kalian menyebut orang-orang yang berjuang di perang Badar ini?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Mereka adalah orang muslim terbaik.” Maka, Jibril berkata, “Begitu pula dengan malaikat yang ikut serta dalam perang Badar ini. Mereka termasuk muslim terbaik.”

DETIK-detik Perang Badar. Diketahui jumlah kekuatan kaum muslimin saat perang tersebut hanya sekitar 313 sampai 317 orang. Mereka terdiri dari kaum Muhajirin 82 atau 86 orang, Bani Aus 61 orang, dan kalangan Khazraj 170 orang. Mereka berja­lan dengan hanya membawa 2 kuda dan 70 unta. Maka, setiap dua orang atau tiga saling bergantian dalam mengendarai satu unta.

Sangat berbeda jauh dengan jumlah yang di miliki oleh kaum kafir Qurais, Jumlah mereka mencapai 1.300 orang. Mereka membawa 100 tentara berkuda, 600 tentara berbaju besi, dan sejumlah unta yang sangat banyak jumlahnya. Pasukan bangsa Quraisy ini dipimpin oleh Abu Jahal.

Sa’ad ibn Muadz-pembawa bendera Anshar-pun saat itu angkat suara. Maka, ia pun segera bangkit dan berkata, “Demi Allah, Kami telah beriman kepadamu, sehingga kami akan selalu membenarkanmu. Dan kami bersaksi bahwa ajaran yang engkau bawa adalah benar. Karena itu, kami berjanji untuk selalu mentaati dan mendengarkan perintahmu. Berangkatlah wahai Rasululah Shalallahu ‘alaihi wasallam, jika itu yang engkau kehendaki. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan nilai-nilai kebenaran, seandainya engkau membawa kami ke laut itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu.

“Sungguh, tidak akan ada satu pun tentara kami yang akan tertinggal dan kami tidak takut sedikit pun kalau memang engkau memper­temukan kami dengan musuh-musuh kami esok hari. Sesungguhnya, kami adalah orang-orang yang terbiasa hidup dalam peperangan dan melakukan pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepadamu berbagai hal dari kami yang dapat memberikan kebahagiaan bagimu. Maka, marilah kita berjalan menuju berkah Allah.”

Ibnu Katsir rahimahullah menggambarkan keadaan Nabi saw pada malam perang badar. “Pada waktu malam perang badar , Rasulullah saw melakukan shalat di dekat sebatang pohon. Dalam sujudnya beliau memperbanyak, ‘Ya Hayuu, Ya Qayum.’ Beliau mengulang-ngulangi ucapan itu , dan menekuni sholat tahajud sambil menangis dan berdoa terus menerus sampai pagi, dalam doanya Beliau berkata; ‘Ya Allah aku mengingatkan-Mu akan janji-Mu, Ya Allah jangan Engkau meninggalkanku, Ya Allah jangan Engkau membiarkanku, Ya Allah jangan Engkau menyianyiakanku. Ya Allah ini adalah orang Qurais, mereka telah datang dengan kesombongan mereka. Mereka telah menentang dan menuduh bohong utusan-Mu. Ya Allah mana pertolongan-Mu yang Engkau janjikan.’ Beliau berdoa hingga jubahnya terjatuh.

“Datanglah Abu Bakar sahabat yang selalu menemaninya dikala suka dan duka, Sahabat yang menemani Rasulullah ketika di kejar bala tentara musuh di gua Tsur. Sahabat yang memiliki hati yang begitu lembut, dengan air mata yang menetes ia mengambil jubah Rasulullah saw yang terjatuh kemudian mengembalikan ke pundaknya dan Beliau mengikuti di belakang Rasulullah saw. Dia berkata, “Wahai Nabi Allah cukup bagimu mengingatkan Tuhanmu akan janji-Nya. Karena Ia akan memberikan kepadamu apa yang Ia janjikan. Maka Allah swt menurunkan firman-Nya,” Agar Allah swt menetapkan yang hak ( Islam ) dan membatalkan yang batilb walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya.” ( QS; Al-Anfal : 9 ). Allah pun menolongnya dengan mengirim malaikat-Nya dalam perang Badar.”

Ketika perang badar

Kata istighosah berasal dari غَاثَ- يَغُوْثُ – غَوْثًا, artinya menolong, membantu
Kemudian kata tersebut berubah menjadi masdar ghoiru mim untuk bina ajwaf dengan mengikuti wazan إِسْتَفَالَ – يَسْتَفِيْلُ - إِسْتِفَالَةً sehingga menjadi
إِسْتَغَاسَ – يَسْتَغِيْثُ – إِسْتِغَاثَةً artinya minta ditolong atau minta dibantu.

9. (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".

Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa perang Badar, yaitu ketika Rasulullah saw merasa sangat was-was dan khawatir akan pasukan beliau. Saat itu, kaum muslimin jumlahnya sangat sedikit dengan perbekalan dan kendaraan perang, serta persenjataan yang sangat minim. Mereka harus berhadapan dengan musuh, kaum musyirikin Quraisy, dengan jumlah yang jauh lebih banyak, dengan perbekalan, kendaraan, serta persenjataan yang sangat memadai. Ketidakseimbangan yang menakutkan ini mendorang beliau untuk secara khusus memohon kepada Allah. Adapun perbandingan antara jumlah pasukan muslimin dan pasukan kafirin dapat dilihat dalam tabel berikut.



Muslimin
Kafirin
Pasukan
319
1000
Pasukan berkuda
2
300
Pasukan pakai unta
70
700

Perlu diketahui, misi utama Rasulullah saw dalam perang Badar adalah mengepung dan memotong perekonomian Quraisy. Rasulullah saw telah berusaha secara terus-menerus untuk menghambat semua jalur perdagangan Quraisy, karena jika secara ekonomi Quraisy dapat dilemahkan maka secara militer pun akan dapat dilemahkan.

Pada hari kedua belas bulan Ramadhan tahun kedua Hijiriyah, Rasulullah saw mengetahui bahwa kafilah dagang Quraisy datang dari Syam, lalu Nabi saw bersabda pada kaum muslimin yang ada di sisinya:

وقال: " هَذِهِ عِيْرُ قُرَيْشِ فِيْهَا أَمْوَالُهُمْ، فَاخَرِّجُوا إِلَيْهَا لَعَلَّ اللهَ يَنْفَلِكُمُوْهَا ".

Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang membawa harta kekayaan mereka, keluarlah kepadanya, mudah-mudahan Allah menjadikannya sebagai rampasan bagi kalian.

السيرة النبوية لابن كثير - ج 2 / ص 381

Saat itu kafilah di bawah pimpinan Abu Sufyan, membawa barang perdagangan dan membawa harta kekayaan yang sangat banyak, 1000 ekor unta dan 50.000 dinar emas. Tetapi dengan kepintaran Abu Sufyan, mereka bisa lolos dari kepungan kaum muslimin. Bahkan mereka dapat membawa bantuan pasukan dari Makkah. Selanjutnya Abu Sufyan memerintahkan pasukan untuk kembali karena kafilah sudah lolos dari kepungan Muhammad dan kawan-kawan.

Tetapi Abu Jahal dengan kesombongannya berkata:

فَقَالَ أَبُو جَهْلِ بْنُ هِشَامٍ وَاَللّهِ لَا نَرْجِعُ حَتّى نَرِدَ بَدْرًا - وَكَانَ بَدْرٌ مَوْسِمًا مِنْ مَوَاسِمِ الْعَرَبِ ، يَجْتَمِعُ لَهُمْ بِهِ سُوقٌ كُلَّ عَامٍ - فَنُقِيمُ عَلَيْهِ ثَلَاثًا ، فَنَنْحَرُ الْجُزُرَ الْعَرَبُ وَبِمَسِيرِنَا وَجَمْعِنَا ، فَلَا يَزَالُونَ يَهَابُونَنَا أَبَدًا بَعْدَهَا ، فَامْضُوا .

Demi Allah kita tidak akan kembali sebelum kita sampai di Badar. Dahulu Badar merupakan pasar tahunan orang-orang Arab, kemudian kita tinggal di sana selama tiga hari, lalu kita menyembelih binatang sembelihan, pesta makanan, minum khomar, para biduaniata menyanyikan lagu untuk kita, dan orang-orang Arab akan mendengar kita, mendengar perjalanan dan himpunan kita, sehingga mereka akan senantiasa takut kepada kita sesudah peristiwa ini, karena itu majulah terus.

سيرة ابن هشام - (ج 1 / ص 618)
صحيح مسلم - (ج 5 / ص 156)

4687 - حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِىِّ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ حَدَّثَنِى سِمَاكٌ الْحَنَفِىُّ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ حَدَّثَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ ح وَحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِىُّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِى أَبُو زُمَيْلٍ - هُوَ سِمَاكٌ الْحَنَفِىُّ - حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلاَثُمِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلاً

Dari Umar bin Khotob ia berkata, ketika perang Badar, Rasulullah saw melihat jumlah kaum musyrikin berjumlah seribu orang, sedang sahabatnya berjumlah tiga ratus sembilan belas orang,

فَاسْتَقْبَلَ نَبِىُّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ « اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ ». فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ

Maka Nabiullah menghadap ke kiblat dan mengangkat tangannya, serta mulailah ia berdoa kepada Rabbnya. Ya Allah penuhilah janjimu kepadaku, ya Allah berikanlah apa yang telah engkau janjikan itu, ya Allah jika kelompok ahli Islam ini musnah, engkau tidak akan disembah lagi di bumi ini, maka terus menerus beliau berdoa kepada rabb-Nya seraya mengangkat kedua tangannya dan menghadap ke kiblat sampai bajunya melorot jatuh dari kedua pundaknya.

فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ. وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ) فَأَمَدَّهُ اللَّهُ بِالْمَلاَئِكَةِ

Abu Bakar mendatanginya dan mengambil bajunya dan mengenakannya kembali kepada kedua pundak beliau dan menguatkan baju itu dari belakang, sambil berkata, Wahai Nabi Allah telah sedemikian rupa permohonanmu, kepada Rabbmu, niscaya ia akan memenuhi janjinya kepadamu, maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas.

سنن سعيد بن منصور - (ج 2 / ص 312)

2872 - حدثنا سعيد قال : حدثنا يعقوب بن عبد الرحمن عن أبيه عن عبيد الله بن عبد الله قال : لَمَّا كَانَ يَوْمَ بَدْرٍ فَنَظَرَ رسول الله صلى الله عليه و سلم إِلَى الْمُشْرِكِيْنَ وتَكَاثُرِهِمْ وَنَظَرَ إِلَى الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَقَلَّهُمْ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ وَقَامَ أَبُوْ بَكْرٍ عَنْ يَمِيْنِهِ

Dari Ubaidillah bin Abdullah ia mengatakan, ketika hari perang badar, Rasulullah saw melihat musyrikin dan banyaknya jumlah mereka dan melihat kaum muslimin dan menganggap mereka terlalu sedikit, lalu beliau sholat dua rakaat dan berdirilah Abu bakar di sebelah kanannya.

فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه و سلم فِي صَلاتِهِ : اللهم لا تَوَدَّعْ مِنِّي اللهم لا تَخْذُلْنِي اللهم لا تَتِرَّنِي اللهم أَنْشُدُكَ مَا وَعَدْتَنِي اللهم إِنْ يَهْزَمُ هَذَا الْجَمْعُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ هَذَا الْجَمْعُ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ لاَ تُعْبَدُ أَبَدًا

Rasulullah saw berdoa di dalam sholatnya, Ya Allah janganlah engkau meninggalkan aku, ya Allah janganlah engkau hinakan aku, ya Allah janganlah engkau aniaya aku, ya allah aku memohon janjimu padaku jika kelompok musyrikin menghancurkan kelompok muslimin engkau tidak akan disembah di muka bumi ini selamanya.

فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ : أَلْحَفْتَ والله بأبي أَنْتَ وَأُمِّي واللهِ لاَ يَتَوَدَّعُ مِنْكَ وَلاَ يَخْذُلُكَ وَلاَ يَتْرُككَ وَليَنْصُرَنَّكَ عَلىَ عَدُوِّكَ كَمَا وَعَدَكَ فَانْصَرَفَ رسول الله صلى الله عليه و سلم مَسْرُوْرًا وَقَالَ : رَأَيْتُ جِبْرِيْلَ مُعْتَجِرًا مُتَدَلِّيَا مِنَ السَّمَاءِ مُعْتَجِرًا بِعِجْزَةِ القتال على أسنانه قترة الغبار فعرفت أنه النصر

Aku Bakar berkata, aku bersumpah demi Allah, Allah tidak akan meninggalkanmu, tidak akan mencelakakanmu tidak akan menghinakanmu dan pasti ia akan menolongmu atau musuhmu. Sebagaimana telah ia janjikan kepadamu, maka Rasululah saw beranjak dengan gembira dan bersabda, Aku melihat Jibril sangat gagah turun dari langit dengan gagahnya.

سنن النسائي الكبرى - (ج 5 / ص 187)

8628 - أنبأ محمد بن يحيى بن محمد قال حدثنا عمر بن حفص قال حدثنا أبي قال حدثنا الأعمش عن أبي إسحاق عن أبي عبيدة عن عبد الله قال : لما التَّقَيْنَا يَوْمَ بَدْرٍ قَامَ رسول الله صلى الله عليه و سلم فَصَلَّى فَمَا رَأَيْتُ نَاشِدًا يَنْشُدُ حَقًا لَهُ أَشَدَّ مِنْ مُنَاشَدَةِ مُحَمَّدٍ رسول الله صلى الله عليه و سلم رَبَّهُ عز و جل وَهُوَ يَقُوْلُ

Dari Abdullah dia berkata, ketika kami bertempur di perang Badar, Rasululah saw berdiri sholat, maka saya tidak pernah melihat seorang pemohon yang teramat sangat memohon haqnya melebihi permohonan Muhammad kepada Rabbnya. Beliau berucap:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَنْشُدُكَ وَعْدَكَ وَِعَهْدَكَ اللهم إني أَسْأَلُكَ مَا وَعَدْتَنِي اللهم إِنْ تَهْلِكُ هَذِهِ العِصَابَةُ لا تُعْبَدُ فِي الأَرْضِ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيْنَا وَكَأَنَّ شِقَّةَ وَجْهِهِ القَمَرُ فَقَالَ هَذِهِ مَصَارِعُ الْقَوْمِ العَشِيَّةَ

Ya Allah aku teramat memohon kepadamu akan janjimu, dan kesanggupanmu, ya Allah aku memohon kepadamu apa yang telah engkau janjikan kepaku, ya Allah jika celaka kelompok muslim ini maka engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini, kemudian beliau berpaling menoleh kepada kami, maka raut wajahnya laksana bulan purnama (berseri-seri) ia bersabda, ini pertempuran sengit kaum sore hari ini.
(Abu Ubaidah yang bernama Amir bin Abdullah bin Mas'ud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar