Sabtu, 25 Januari 2014

Ibnu Abbas

Mari Berziarah ke Makam Ibnu Abbas di Thaif

Mari Berziarah ke Makam Ibnu Abbas di Thaif - Siapa yang tak kenal Ibnu Abbas. Salah seorang sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang sangat menonjol itu memiliki nama lengkap Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththallib. Makam Ibnu Abbas berada di Thaif, sebuah kota yang masuk dalam provinsi Makkah yang memiliki ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut dan berada di lereng pegunungan Sarawat.

Ibnu Abbas lahir pada tahun 619 masehi dan wafat di Thaif pada tahun 687 masehi atau 68 hijriyah dalam usia 68 tahun. Dalam riwayat lain dalam usia 75 dan 78 tahun. Beliau dikenal sebagai salah seorang sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak hadis shahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta beliau juga menunrunkan seluruh khalifah dengan nama Bani Abbasiyah. Abbasiyah dirujuk pada keturunan dari paman nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib.

Ibu ibnu Abbas bernama Ummu al-fadhl Lubaba, yang merupakan seorang wanita kedua yang masuk islam, mengikuti jejak teman dekatnya, Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Suatu ketika Ibnu Abbas pernah didekap oleh Rasulullah, kemudian beliau berkata, "Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah." Yang dimaksud hikmah adalah pemahaman terhadap al-Quran, itu tafsir pertama yang diterbitkan adalah Tanwirul Miqbas fi tafsiri Ibnu Abbas.

Suatu ketika Ibnu Abbas juga pernah didoakan oleh Rasulullah begini, "Ya Allah, jadikanlah ia seorang yang mendapat pemahaman mendalam mengenai agama Islam dan berilah kefahaman kepadanya di dalam ilmu tafsir."

Ibnu Abbas pernah berkata, "Suatu ketika nabi hendak berwudhu, maka aku segera menyediakan air untuknya. Beliau gembira dengan apa yang telah aku lakukan itu. Sewaktu hendak memulai shalat, beliau memberi isyarat supaya aku berdiri di sebelahnya. Namun aku berdiri di belakang beliau. Setelah selesai shalat, beliau menoleh ke arahku lalu berkata, "Hai Abdullah, apa yang menghalangi engkau dari berada di sebelahku ?" Aku berkata, "Ya Rasulullah engkau terlalu mulia dan terlalu agung pada pandangan mataku ini untuk aku berdiri bersebelahan denganmu. Kemudian Rasulullah mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah ia hikmah dan kebijaksanaan dan berikanlah perkembangan ilmu kepadanya."

Ibnu Abbas juga merupakan salah seorang pencari ilmu yang sangat gigih. Ketika Rasulullah wafat, Ibnu Abbas baru berusia 15 atau 16 tahun. Beliau bercerita bagaimana beliau mencari hadis rasulullah dari salah seorang sahabat penghafal hadist:

"Aku pergi menemuinya saat ia tidur siang dan membentangkan jubahku di pintu rumahnya. Angin meniupkan debu ke atas mukaku sewaktu aku menunggunya bangun dari tidurnya. Sekiranya aku ingin, aku bisa saja mendapatkan izinnya untuk masuk dan tentu dia akan mengizinkannya. tetapi aku lebih suka menunggunya supaya dia bangun dalam keadaan segar kembali. Setelah ia keluar dan mendapati diriku dalam keadaan itu, sang sahabat pun berkata, "Hai sepupu Rasulullah! ada apa dengan engkau ini ? Kalau engkau mengirimkan seseorang kemari, tentulah aku akan datang menemuimu." Aku berkata, "Akulah yang sepatutnya datang menemui engkau, karena ilmu itu dicari, bukan datang sendiri." Aku pun bertanya kepadanya mengenai hadist yang diketahuinya itu dan mendapatkan riwayat darinya.

Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, "Sebaik-baik tafsir al-Quran adalah dari Ibnu Abbas. apabila umurku masih lanjut, aku akan selalu bergaul dengannya."

Saad bin Abi Waqqas menerangkan, "Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih cepat dalam memahami sesuatu, yang lebih berilmu dan lebih bijaksana daripada Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas pernah menduduki posisi sebagai Gubernur bashrah pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Penduduk di sana bertutur mengenai sepak terjang beliau, "Ia mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara. Apabila ia berbicara, ia mengambil hati pendengarnya. Apabila ia mendengarkan orang, ia mengambil telinganya (memperhatikan orang tersebut). Apabila ia memutuskan, ia mengambil yang termudah. Sebaliknya, ia menjauhi sifat mencari muka, menjauhi orang berbudi buruk, dan menjauhi setiap perbuatan dosa."

Ibnu Abbas tercatat meriwayatkan hadis sebanyak 1.660 hadist.

Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Ibnu Abbs pernah melihat Malaikat Jibril dalam dua kesempatan. Ibnu Abbas bertutur, "Aku bersama ayahku di sisi Rasulullah dan di samping Rasulullah ada seorang laki-laki yang membisikinya. Maka seakan-akan beliau berpaling dari bapakku. Kemudian kami beranjak dari sisi Rasulullah seraya berkata, "Wahai anakku, tahukah engkau kenapa anak laki-laki pamanmu (Rasulullah) seperti berpaling (menghindari aku)? Maka aku menjawab, "Wahai bapakku, sesungguhnya di sisi Rasulullah ada seorang laki-laki yang membisikinya."

Ibnu Abbas berkata melanjutkan. Kemudian kami kembali ke hadapan Rasulullah dan lantas bapakku berkata, "Ya Rasulullah aku berkata kepada abdullah seperti ini dan seperti itu, kemudian Abdullah menceritakan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki di sampingmu yang berbisik-bisik kepadamu. Apakah benar memang ada seseorang di sampingmu?"

Rasulullah balik bertanya, "Apakah engkau melihatnya wahai Abdullah (maksudnya Ibnu Abbas)?" Saya menjawab, "Ya."

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya ia adalah Jibril Alaihis salaam. Dialah yang menyibukkan kami dari kamu sekalian."

Diriwayatkan pula, suatu ketika Abbas mengutus Ibnu Abbas kepada Rasulullah dalam suatu keperluan, dan Ibnu Abbas menjumpai Rasulullah bersama seorang laki-laki. Maka tatkala ia kembali dan tidak bicara kepada Rasulullah, maka Rasulullah bersabda, "Engkau melihatnya?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya."

Rasulullah bersabda, "Ia adalah Jibril. Ingatlah, sesungguhnya ia tidak akan mati sehingga hilang pandangannya (buta) dan diberi (didatangkan ilmu).

Dalam hadist riwayat Imam Muslim, Ibnu Abbas pernah didoakan oleh Rasulullah dua kali. Saat didekap beliau dan saat melayani beliau dengan mengambil air wudhu, Rasulullah berdoa, "Ya Allah fahamkanlah (Faqihkanlah) ia."



===Semoga Bermanfaat===

KISAH TELADAN

Halaman ini memuat berbagai kisah yang dapat dijadikan teladan untuk para sahabat blogger semua. Semua kisah dikutip dari berbagai sumber, termasuk juga kisah nyata yang admin alami atau teman, sahabat, dan siapapun yang sekiranya bisa menjadi teladan, peringatan, dan teguran bagi kita semua sehingga kita dapat lebih dewasa, arif bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia fana ini.

1. Kisah Zaid bin Tsabit (sahabat nabi) belajar bahasa Ibrani dan Suryani dengan sangat cepat 
2. Kisah Taubatnya Orang yang Mengingkari Kitab Ihya' Ulumiddin
3. Kisah Digubahnya Qasidah Shalawat Badar 
4. Kisah Teladan: Uwais Al-Qarni Waliyullah di Masa Nabi yang Tersembunyi
5. Kisah nenek Penjual Bunga Cempaka
6. Kisah Ibnu Abbas Seorang Sahabat Rasul yang Utama
7. Kisah Makam Ajaib
8. Kisah Seekor Gajah Putih Yang Menghormat Kepada Abdul Muthalib
9. Kisah Masuk Islamnya Amr Ibnul Jamuh
10. Kisah Teddy Fergarisma: Peraih Prestasi dari Atas Kursi Roda
11. Kisah Sulaiman bin Mihrain Al-A'masy yang Terhindar dari Azab Kubur karena Sering Wudlu

http://jagadkawula.blogspot.com/p/blog-page_23.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar