Juwaibar dan Zulfa
Juwaibar adalah laki – laki berkulit legam
dan miskin, namun ia datang menemui Rasulullah untuk memeluk Islam.
Karena ia orang asing yang tak memiliki rumah, Rasulullah menempatkannya
bersama Kaum Muslimin lain yang tak memiliki rumah di bangsal As –
Suffah.
Suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepadanya,
“Juwaibar, alangkah baiknya jika engkau beristri.” Juwaibar tertunduk
malu dan menyahut, “Tetapi Rasulullah, aku sungguh tidak punya harta,
ketampanan, dan keluarga. Wanita mana yang mau menikah denganku?”
Namun jawaban Rasulullah sungguh membesarkan hati, “Juwaibar,
sesungguhnya dengan Islam Allah memuliakan orang yang di masa jahiliyah
dianggap hina asalkan ia bertakwa. Pergilah ke rumah Ziyad bin Labid dan
katakan bahwa Rasulullah menyuruhmu melamar putrinya yang bernama
Zulfa.”
Maka Juwaibar berangkat menemui Ziyad bin Labid,
seorang bangsawan Anshar dan pemuka Bani Bayadhah. Ketika tahu Juwaibar
membawa pesan dari Rasulullah, Ziyad berkata dengan bangga,
“Ungkapkanlah pesan Rasulullah itu secara terbuka pada kami di sini,
Juwaibar. Sebab hal itu merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi kami.”
Tanpa ragu Juwaibar berkata, “Rasulullah berpesan kepada Anda agar Anda menikahkan aku dengan putri Anda yang bernama Zulfa.”
Ziyad bagai mendengar petir di siang bolong. Maka ia berkata, “Kami
tidak akan menikahkan Zulfa kecuali dengan laki – laki yang setaraf
dengannya. Kembalilah Juwaibar, biar saya akan menanyakannya langsung
kepada Rasulullah.”
Juwaibar kembali sambil bergumam, “Demi Allah, bukan untuk ini Al – Qur’an diturunkan dan kenabian Muhammad diumumkan.”
Zulfa yang mendengar kata – kata Juwaibar itu cepat – cepat mendatangi
ayahnya, “Demi Allah, Ayah, Juwaibar tidak mungkin berbohong. Jemputlah
ia kembali, Ayah.”
Akhirnya Ziyad sadar bahwa seorang mukmin
pasti setaraf dengan seorang mukminah, seorang muslim setaraf dengan
seorang muslimah, bagaimanapun rupa dan hartanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar