Jumat, 31 Januari 2014

Juwaibar dan Zulfa

Juwaibar dan Zulfa

Juwaibar adalah laki – laki berkulit legam dan miskin, namun ia datang menemui Rasulullah untuk memeluk Islam. Karena ia orang asing yang tak memiliki rumah, Rasulullah menempatkannya bersama Kaum Muslimin lain yang tak memiliki rumah di bangsal As – Suffah.

Suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepadanya, “Juwaibar, alangkah baiknya jika engkau beristri.” Juwaibar tertunduk malu dan menyahut, “Tetapi Rasulullah, aku sungguh tidak punya harta, ketampanan, dan keluarga. Wanita mana yang mau menikah denganku?”

Namun jawaban Rasulullah sungguh membesarkan hati, “Juwaibar, sesungguhnya dengan Islam Allah memuliakan orang yang di masa jahiliyah dianggap hina asalkan ia bertakwa. Pergilah ke rumah Ziyad bin Labid dan katakan bahwa Rasulullah menyuruhmu melamar putrinya yang bernama Zulfa.”

Maka Juwaibar berangkat menemui Ziyad bin Labid, seorang bangsawan Anshar dan pemuka Bani Bayadhah. Ketika tahu Juwaibar membawa pesan dari Rasulullah, Ziyad berkata dengan bangga, “Ungkapkanlah pesan Rasulullah itu secara terbuka pada kami di sini, Juwaibar. Sebab hal itu merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi kami.”

Tanpa ragu Juwaibar berkata, “Rasulullah berpesan kepada Anda agar Anda menikahkan aku dengan putri Anda yang bernama Zulfa.”

Ziyad bagai mendengar petir di siang bolong. Maka ia berkata, “Kami tidak akan menikahkan Zulfa kecuali dengan laki – laki yang setaraf dengannya. Kembalilah Juwaibar, biar saya akan menanyakannya langsung kepada Rasulullah.”

Juwaibar kembali sambil bergumam, “Demi Allah, bukan untuk ini Al – Qur’an diturunkan dan kenabian Muhammad diumumkan.”

Zulfa yang mendengar kata – kata Juwaibar itu cepat – cepat mendatangi ayahnya, “Demi Allah, Ayah, Juwaibar tidak mungkin berbohong. Jemputlah ia kembali, Ayah.”

Akhirnya Ziyad sadar bahwa seorang mukmin pasti setaraf dengan seorang mukminah, seorang muslim setaraf dengan seorang muslimah, bagaimanapun rupa dan hartanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar