Rabu, 22 Januari 2014

Membongkar Kepalsuan Syubhat Ustadz Firanda Dalam Buku: Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya (7)

Membongkar Kepalsuan Syubhat Ustadz Firanda Dalam Buku: Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya (7)
Membongkar Kepalsuan Syubhat Salafi Wahhâbi Tentang Ketinggian Fisikal Allah SWT Di Atas Makhluk-Nya
Menyoroti Pendalilan Kedelapan Ustadz Firanda
Setelah istirahat beberapa hari, saya ajak sobat abusalafy yang cerdas untuk melanjutkan kembali menyoroti pendalilan Ustadz Firanda atas akidah tajsîm tasybîh menyimpangnya bahwa Allah berada di atas langit. Seperti tujuh pendalilan sebelumnya, pendalilan berikut ini juga tidak kalah mengggelikannya. Ia mencerminkan keawaman dan pikiran penuh virus kaum Mujassimah Musyabbihah yang ditularkan kepada para mahasiswa oleh para Masyâikh Wahhâbi di Arab Saudi sana. Kendati ia menulis bukunya untuk membantah apa yang ia sebut sebagai: Akidah Abu Salafy, namun sayang, ia tidak menanggapi berbagai dalil yang saya ajukan, tetapi malah mengulang apa yang telah saya bantah! Ia hanya menanggapi edisi ke: 8 tulisan saya, sementara tujuh edisi sebelumnya dan beberapa artikel lainnya ia lompati. Tapi tak mengapalah. Yang penting kita akan melihat sejauh mana pendalilan Firanda, Ustadz kebanggaan para awam Salafi Wahhabi di tanah air itu dapat dipertahankan.
Pendalilan Kedelapan Ustad Firanda
Pendalilan kedepalan Ustad Firanda ini berkisar tentang ayat-ayat dan beberapa riwayat yang ia katakan sebagai menunjukkan bahwa Allah SWT ada di langit. Di antaranya adalah adalah ayat 16-17 surah al Mulk:
 أَ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّماءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّماءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حاصِباً فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذيرِ
Apakah kamu merasa aman terhadap (Allah) yang berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? * atau apakah kamu merasa aman terhadap (Allah) Yang Berada di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.”[1]
Yang ia pertegas dengan ayat: 68 surah al Isrâ’ dan ayat: 45 surah an Nahl sehingga ia menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “Yang berada di atas langit” adalah Allah SWT. (Ketinggian Allah Di Atas makhluk-Nya:17-18).  
Abu Salafy:
Saya tidak akan menaggapi banyak pendalilan di atas mengingat saya sudah jelaskan dalam artikel saya: Ternyata Tuhan Tidak Di Langit (7) pada ayat kelima. Dan saya rasa keterangan saya di sana sudah cukup jelas, namun sekali saya sayangkan Ustadz Firanda tidak mau meluangkan waktu merenungkannya dan kemudian jika ia tidak setuju ia berhak mengkritisi dan membantahnya.
Tentang ayat di atas Abu Hayyan berkata: “Kalimat: مَنْ فِي السَّماءِ /Dzat yang berada di langit adalah bentuk majâz. Dan telah lewat dipaparkan bukti bahwa Allah SWT tidak berlokasi di arah/sudut tertentu. Pembenar penggunaan bentuk majazi ini adalah bahwa kemahadirajaan-Nya berada di langit. Karena kalimat:  فِي السَّماءِ adalah shilah/penghubung dari kata: مَنْ, padanya terdapat kata ganti yang terkait dengan ‘âmil di dalamnya yaitu kata: استقرَّ. Jadi makna ayat tersebut adalah demikian: Dzat Yang malakût/kemaha-dirajaan-Nya berada di langit. Di sini adalah mudhâf yang sengaja tidak disebutkan. Memang kemaha-dirajaan Allah itu di mana-nama, tetapi disebutnya langit secara khusus karena ia adalah tempat tinggal para malaikat. Di sana juga Arsy dan Kursi Allah dan Lauh Mahfûdz berada. Dan dari sanalah ketetapan Allah , kitab-kitab suci-Nya, larangan dan perintah-Nya diturunkan. Atau boleh jadi penyebutan itu berdasar apa yang diyakini kaum Kafir, sebab mereka itu adalah kaum Musyabbihah (yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya) sehingga maknanya demikian: Apakah kalian meresa aman dari Tuhan yang kamu anggap dan yakini berada di atas langit?! Dan Dia adalah Dzat yang Maha Tinggi dari berada di sebuah tempat…. .”  (Lebih lanjut baca keterangan beliau dalam tafsir al Bahru al Muhîth,10/226.)
Imam Nidzâmuddîn an Nisâbûri berkata menjelaskan makna ayat di atas: “Apakah kalian meresa aman terhadap Dzat (yang kalian anggap berada) di langit?! Dan pendapat sekelompok Ahli Tafsir: Apakah kalian merasa aman dari Tuhan Yang Kemaha-dirajaan-Nya atau Sulthân-Nya atau Kemaha-perkasaan-Nya berada di langit. Sebab kebiasaan telah berkalu diturunkannya balâ’ dari arah langit. Dan ada pendapat lain yang mengatakan bahwa maksud kalimat: : مَنْ فِي السَّماءِ /yang berada di langit adalah malaikat Jibril.” Lebih lanjut baca keterangan beliau dalam tafsir Gharâib al Qur’ân (dicetak bersama tafsir ath Thabari,29/9).   
Sebagaimana Imam al Qurthubi juga menerangkan dengan keterangan serupa. Perhatikan keterangan beliau di bawah ini:
قَالَ اِبْن عَبَّاس : أَأَمِنْتُمْ عَذَاب مَنْ فِي السَّمَاء إِنْ عَصَيْتُمُوهُ . وَقِيلَ : تَقْدِيره أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاء قُدْرَته وَسُلْطَانه وَعَرْشه وَمَمْلَكَته . وَخَصَّ السَّمَاء وَإِنْ عَمَّ مُلْكه تَنْبِيهًا عَلَى أَنَّ الْإِلَه الَّذِي تَنْفُذ قُدْرَته فِي السَّمَاء لَا مَنْ يُعَظِّمُونَهُ فِي الْأَرْض . وَقِيلَ : هُوَ إِشَارَة إِلَى الْمَلَائِكَة . وَقِيلَ : إِلَى جِبْرِيل وَهُوَ الْمَلَك الْمُوَكَّل بِالْعَذَابِ . قُلْت : وَيَحْتَمِل أَنْ يَكُون الْمَعْنَى : أَأَمِنْتُمْ خَالِق مَنْ فِي السَّمَاء أَنْ يَخْسِف بِكُمْ الْأَرْض كَمَا خَسَفَهَا بِقَارُونَ .
Ibnu Abbas berkata: Apakah kalian merasa aman terhadap Yuhan yang di langit jika kalian menentang-Nya?! Ada yang mengatakan bahwa taqdîr kalimat itu adalah demikian: Apakah kalian merasa aman dari Tuhan yang kekuasaan, Sulthân, arsy dan kemaha-dirajaan-Nya berada di langit. Disebutnya langit secara khusus walaupun kerajaan-Nya umum di mana-mana sebagai peringatan bahwa Tuhan itu adalah Yang Kemaha-Kuasaan-Nya dapat berlaku di langit bukan sesembahan yang kalian agungkan di bumi. Ada yang mengatakan bahwa ayat itu menunjuk (bahwa yang berada di langit adalah) para malaikat. Dan ada yang mengatakan yang dimaksud adalah malaikat Jibril yang diserahi tugas menurunkan siksa. Saya (al Qurthubi) berkata: Bisa jadi maknanya demikian: Apakah kalian merasa aman dari siksa Tuhan Pencipta semua makhluk yang berada di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu sebagaimana Dia telah menjungkir balikkan bumi sehingga menelan Karun. (http://quran.al-islam.com/Page.aspx?pageid =221& BookID=14&Page=1)
Catatan!
Di sini, terkait dengan ayat di atas, Ustadz Firanda tidak sedikit pun mau melibatkan keterangan para Ahli Tafsir dalam memahaminya. Entah mengapa? Ia hanya terpaku memahaminya sesuai dengan cara pandang kaum Mujassimah Musyabbihah yang meyakini Allah berada di sebuah tempat tertentu yaitu di atas langit sana! Kini Pemahaman Salaf Shaleh pun Ia Campakkan! Tidak hanya keterangan para Ahli Tafsir yang ia abaikan. Kini tafsir dan pemahaman sahabat Nabi saw yang telah mendapatkan doa agar Allah mengajarinya pemahaman Al Qur’an yang tepat; Ibnu Abbas ra pun diabaikan bahkan tidak digubris oleh Ustadz Firanda!! Sikap ini makin membuktikan bahwa Klaim yang dipropagandakan Salafi Wahhabi:  KEMBALI KEPADA AL QUR’AN DAN SUNNAH BERDASARKAN PEMAHAMAN SALAF SHALEH; PARA SAHABAT DAN TABI’IN dalam membangun akidah adalah sebuah DUSTA. Ia sekedar dekor dan tipu muslihat belaka! Dengannya, para Misionaris Salafi Wahhabi menipu kaum awam. Waspadai itu!
***    ***
Setelah Ustadz Firanda mencecer ayat-ayat yang dianggapnya mendukung akidah menyimpangnya, ia berusaha meyakinkan kita dengan mengutip beberapa riwayat yang sebagiannya telah saya bahas dalam artikel: Membongkar Syubhat Kaum Mujassimah (1).
Dan di antara hadis panjang yang ia sebutkan adalah dari riwayat Ibnu Mâjah,2/1423/hadis no. 4262 dari sabahat Abu Hurairah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَيِّتُ تَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ فَإِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَالِحًا قَالُوا اخْرُجِي أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الطَّيِّبِ اخْرُجِي حَمِيدَةً وَأَبْشِرِي بِرَوْحٍ وَرَيْحَانٍ وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ فَلَا يَزَالُ يُقَالُ لَهَا ذَلِكَ حَتَّى تَخْرُجَ ثُمَّ يُعْرَجُ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ فَيُفْتَحُ لَهَا فَيُقَالُ مَنْ هَذَا فَيَقُولُونَ فُلَانٌ فَيُقَالُ مَرْحَبًا بِالنَّفْسِ الطَّيِّبَةِ كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الطَّيِّبِ ادْخُلِي حَمِيدَةً وَأَبْشِرِي بِرَوْحٍ وَرَيْحَانٍ وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ فَلَا يَزَالُ يُقَالُ لَهَا ذَلِكَ حَتَّى يُنْتَهَى بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي فِيهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
… terus menerus diucapkan yang demikian sampai berakhir di langit yang di atasnya Allah SWT.
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya,2/364 hadis no. 8551. Dan adz Dzahabi dalam kitab al ‘Uluw-nya tidak ketinggalan “menghias” kitabnya dengan hadis bermasalah di atas dengan no.23, dan setelahnya ia berkata, “Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad-nya dan al Hakim dalam Mustadrak-nya dan ia berkata, ‘Hadis ini berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim’. Dan para imam meriwayatkannya dari Ibnu Abi Dzuaib.”
Catatan Untuk adz Dzahabi!
Apa yang dikatakan adz Dzahabi di atas telah “diriwayatkan oleh al Hakim” adalah tidak benar. Al Hakim tidak meriwayatkannya. Dan sepanjang penelusuran saya dalam kitab al Mustadrak tidak saya temukan hadis tersebut!
Abu Salafy:
Sengaja hadis panjang itu saya potong terjemahnya dan saya hanya terjemahkan bagian yang inti pendalilan Ustadz Firanda saja seperti Anda lihat di atas. Dengan hadis di atas Ustadz Firanda hendak meyakinkan kita semua habwa Allah SWT berada di atas langit dan ruh seorang mukmin yang shaleh akan berakhir di langit yang Allah berada di atasnya!!
Hadis tersebut juga telah diriwayatkan oleh Imam al Baihaqi dalam kitab al Asmâ’ wa ash Shifât tetapi tidak dengan redaksi bermasalah di atas (sampai berakhir di langit yang di atasnya Allah SWT.). Redaksi riwayat al Baihaqi adalah sebagai berikut: “Sampai berakhir di langit ke tujuh.” Demikian dengan al Âjuri dalam kitab asy Syarî’ah-nya, ia meriwayatkan tanpa menyebutkan bagian tersebut dari riwayat itu. Jadi redaksi (kalimat: sampai berakhir di langit yang di atasnya Allah SWT.). adalah benar-benar bermasalah. Ia muththarib/kacau dalam riwayat para ahli hadis… sebab redaksinya tidak sepakat! Disamping juga dha’îf!! Hadis ini dalam riwayat para ulama dengan redaksi berbeda-beda, namun kebanyakan dari redaksinya tidak memuat kalimat bermasalah tersebut! Coba Anda baca hadis sahabat Barâ’ dalam al Mustadrak,1/37, hadis Abu Hurairah dalam Sunan ash Shughrâ,4/4/1833, Ibnu Hibban,7/285, al Hakim,1/352-353. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Siti Aisyah ra. dalam Musnad-nya,6/140. Dengan demikian, sekali lagi saya katakan bahwa redaksi andalan Ustadz Firanda ini benar-benar syâdz muththarib/ganjil lagi guncang!!
Ustadz Firanda Memang Aneh!
Tetapi anehnya Ustadz Firanda berusaha meyakinkan kita semua akan keshahihan hadis di atas dengan redaksi ganjil dan muththarib tersebut dengan penshahihan Pakar Ilmu Hadis kebanggaan para sarjana awam Salafi Wahhâbi dan kaum awam yang gila gelar kesarjanaan; Syeikh Nâshiruddîn al Albâni. Ia bekata;: “.. dan dishahihkan oleh Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albaany.” (Baca Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya:19)
Sayang Ustadz Firanda tidak menyadari bahwa yang membanggakan penshahihan Syeikh Nâshiruddîn al Albâni hanya para sarjana awam Salafi dan mereka yang mudah dibodohi olehnya… adapaun para peneliti, mereka sangat memprihatinkan hasil penelitiannya yang tidak teliti itu! Sebab seperti telah sering saya tegaskan bahwa Pakar Ahli hadis kebanggan Ustadz Firanda dan para sarjana Salafi Wahhâbi lainnya ini adalah Pakar Linglung yang sering kontradiksi dalam pernyataan-pernyataannya serta dalam hukum dan penetapan status sebuah hadis atau atsar! Dan kali ini dalam kasus hadis andalan Ustadz Firanda di atas, Sang Pendekar Ilmu Hadis Wahhâbi asal negeri Alban ini juga terjatuh dalam kelinglungan sikap ketika ia menshahihkannya… Kasihan sekali mereka yang mengandalkan hasil penelitian Sang Pendekar Linglung untuk membangung agama dan akidahnya!!
Syeikh al Albâni Terjebak Dalam Kesalahan!
Syeikh Nâshiruddîn al Albâni benar-benar telah terjatuh dalam kesalahan ketika beliau menyebutkan dan membenarkan hadis riwayat di atas dalam kitab Mukhtahsar al ‘Uluw:85, dalam Shahih al Jâmi’ ash Shaghîr dan Shahih Ibnu Mâjah. Semestinya beliau menerangkan kelemahan dan kemunkaran hadis riwayat tersebut!! Tetapi ia mendiamkannya dan menutup mata dari kedha’ifannya karena hadis itu dengan redaksi tersebut sngat membantu dan mendukung akidah tajsîm-nya. Dan beliau pun membenarkan ketika adz Dzahabi menyebut bahwa hadis itu dari riwayat al Hakim dalam al Mustadrak-nya. Padahal hadis itu tidak termuat dalam al Mustadrak!! Dan seandainya redaksi itu dishahihkan maka para ulama telah memberikan takwil yang layak dengan kemaha-sucian Allah dari berada di sebuah tempat! Seperti yang dipaparkan oleh Mulla Ali al Qâri dalam syarah Misykât al Mashâbih. Walaupun hadis itu tidak perlu ditakwil sebab ia adalah batil dan palsu!
Tanggapan atas Dua Hadis Andalan Ustadz Firanda
Selain hadis di atas, Ustadz Firanda juga menyebutkan dua hadis yang ia andalkan dalam membuktikan bahwa Allah berada di atas langit.
  • Hadis pertama adalah:
Nabi saw. bersabda:
أَلاَ تَأْمَنُونِى وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِى السَّمَاءِ ، يَأْتِينِى خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً
“Tidaklah kalian mepercayai aku, padahal aku ini kepercayaan dari yang berada di atas langit (Allah). Datang kepadaku khabar langit pagi dan sore.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Abu Salafy berkata: Inilah hadis pertama yang dibawakan Ustadz Firanda ia adaalah hadis yang juga dibanggakan adz Dzahabi –panutan ustadz Firanda dalam membangun akidah Ketinggian Fisikal Allah di atas langit dalam kitab al ‘Uluw-nya, hadis dengan no.17. Terkait dengan hadis ini juga sudah saya jelaskan dalam artikel: Membongkar Syubhat Kaum Mujassimah (1)
sehingga saya tidak akan banyak mengulangi penjelasan tentangnya di sini. Hadis ini dengan redaksi seperti di atas telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari,8/67/4351 dan Muslim,2/742/1064 dari riwayat Umârah bin al Qa’qâ’. Riwayat Umârah dengan redaksi di atas telah diselisihi oleh Said bin Masrûq ats Tsawri ayah Sufyan ats Tawri juga dalam kedua kitab Shahih tersebut. Dalam riwayat Said tersebut tidak terdapat redaksi yang menjadi andalan kaum Mjujassimah (مَنْ فِى السَّمَاءِ ).
Jadi dengan demikian dapat dipastikan bahwa redaksi tersebut adalah hasil olah kata dan redaksi oleh sang perawi atau dengan kata lain ia diriwayatkan dengan ma’nan bukan dengan redaksi asli Nabi mulia Muhammad saw.!
Redaksi hadis tersebut dalam riwayat ats Tsawri sebagai berikut:
 أ يأمنُنِي اللهُ على أهلِ الأرضِ وَ  لاَ تَأْمَنُونِى
“Apakah Allah mempercayaiku untuk mengurus penduduk bumi sedangkan kalian tidak mempercayaiku?!”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya,6/376/3344, dan Muslim,2/741/1064. Sebagaimana juga diriwayatkan Imam an Nasa’i dalam as Sunan ash Shughrâ,5/87/2578, Abu Daud,4/243/4764, Imam Ahmad dalam Musnad-nya,3/67 dan 73 serta masih banyak lainnya.
Dan kenyataan ini sudah cukup meruntuhkan pendalilan Ustadz Firanda yang diadopsinya dari akidah kaum Mujassimah Musyabbihah! Ketidak-pastian redaksi seperti ini dalam sebuah hadis tidak cukup untuk membangun dalil dalam masalah hukum/furu’uddîn, lalu bagaimana dapat diandalkan dalam membangun pilar-pilar akidah, usuhuluddin!!
Tentang hadis yang menggunakan redaksi yang mengesankan Allah berada di atas langit, Imam al Hafidz Ibnu Hajar telah menerangkan sebagai berikut:  “Nanti akan dibicarakan makna sabda: مَنْ فِى السَّمَاء pada Kitab at Tauhid.”
Kemudian seperti beliau janjikan, beliau menguraikan makna kata tersebut:
قَالَ  الْكِرْمَانِيُّ قَوْلُهُ ” فِي السَّمَاءِ ” ظَاهِرُهُ غَيْرُ مُرَادٍ ، إِذِ اللَّهُ مُنَزَّهٌ عَنِ الْحُلُولِ فِي الْمَكَانِ ، لَكِنْ لَمَّا كَانَتْ جِهَةُ الْعُلُوِّ أَشْرَفَ مِنْ غَيْرِهَا أَضَافَهَا إِلَيْهِ إِشَارَةً إِلَى عُلُوِّ الذَّاتِ وَالصِّفَاتِ ، وَبِنَحْوِ هَذَا أَجَابَ غَيْرُهُ عَنِ الْأَلْفَاظِ الْوَارِدَةِ مِنَ الْفَوْقِيَّةِ وَنَحْوِهَا
“Al Kirmâni berkata, ‘Sabda: مَنْ فِى السَّمَاءmakna dzâhirnya jelas bukan yang dimaksudkan, sebab Allah Maha Suci dari bertempat di sebuah tempat, akan tetapi, karena sisi atas adalah sisi termulia di banding sisi-sisi lainnya, maka ia disandarkan kepada-Nya sebagai isyarat akan ketinggian Dzat dan sifat-Nya.’ Dan seperti inilah para ulama selainya menjawan/menerangkan setiap kata yang datang dalam nash yang menyebut kata fauqiyyah/atas dan semisalnya.”[2]
(http://hadith.al-islam.com/ Page. aspx? pageid=192 &TOCID=4045&BookID=33&PID=13579)
  • Hadis kedua yang disebutkan ustadz Firanda adalah di bawah ini:
الراحمون يرْحَمْهُم الرحمن. إرحَموا من فِي الأرضِ يَرحمكُم مَنْ فِي السماء.
“Orang-orang yang penyayang disayangi oleh ar Rahmaan. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya akan menyayaingimu yang ada di langit (Allah).” (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaany). (Baca: Ketinggian Allah Di Atas mahkluk-Nya:20)
Abu Salafy:
Hadis di atas adalah dha’îf dan munkar! Ia telah diriwayatkan oleh Abu Daud,4/285 dengan no.4941 dan at Turmudzi,4/324 hadis no.1924, demikian juga dengan lainnya seperti al Hakim. Dalam sanad hadis riwayat di atas terdapat seorang perawi bernama Abu Qâbûs. Ia tidak dikenal identitasnya, majhûl! Tidak meriwayatkan hadis darinya kecuali Malik bin Dînâr seorang!! Adz Dzahabi berkata tentangnya, “Ia tidak dikenal, lâ yu’raf!”. Sementara Ibnu Hajar berkata dalam Tahdzîb at Tahdzîb,12/223 “Bukhari menyebutnya dalam daftar perawi lemah dalam kitabnya al Kabîr… “
Ketika menerangkan hadis di atas, al Mubârakfûri berkata setelah menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah Allah SWT. Ia berkata:
وَقِيلَ الْمُرَادُ مَنْ سَكَنَ فِيهَا وَهُمُ الْمَلَائِكَةُ فَإِنَّهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ لِلْمُؤْمِنِينَ ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ  ،
“Ada yang berkata yang dimaksud dengannya adalah penghuni langit yaitu para malaikat. Karena mereka itu memohonkan ampunan bagi kaum Mukminin. Allah berfirman: “(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang- orang yang beriman (seraya mengucapkan):Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang- orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghâfir [40];7) (http://hadith.al-islam.com/)
Penafsiran terakhir di atas telah didukung oleh banyak hadis shahih lain dengan redaksi yang terjamin dari masalah sebagaimana di bawah ini.
Redaksi Lain Hadis Di Atas
Hadis tersebut dalam riwayat Bukhari dengan redaksi sebagai berikut: Rasulullah saw. bersabda:
لَا  يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Tidak akan dirahmati Allah orang yang tidak merahmati/berbelas-kasih kepada manusia.”
(HR.Bukhari, Kitab at Tauhîd, bab kedua, Bab: Qaulullah Tabâraka wa ta’âla, “Qulid’u Allah aw ud’ûr Rahmân, 13/358 hadis no. 7376. Lihat juga Fathu al Bâri,28/130-131)
Dan dengan redaksi:
قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ  وَعِنْدَهُ  الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ  جَالِسًا فَقَالَ  الْأَقْرَعُ  إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنْ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ:  مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
“Rasulullah saw. mencium al hasan bin Ali, dan saat itu al Aqra’ bin Hâbis duduk di samping beliau. Lalu al Aqra’ berkata, ‘Aku punya sepuluh putra tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka. Lalu Rasulullah memandangnya kemudian bersabda: “Barangsiapa tidak marahmati ia tidak akan dirahmati.” 
(HR. Bukhari dalam Kitabul Âdab,10/438 hadis no.60131)
Dan dalam riwayat Muslim,:
لَا  يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Tidak akan dirahmati Allah orang yang tidak merahmati manusia.”
Catatan Penting!
Hadis riwayat Abu Qâbûs dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Âsh dalam Musnad Imam Ahmad,2/160 hadis no. 6458, dengan redaksi yang benar-benar akan meruntuhkan pendalilan kaum Mujassimah seperti Ustadz Firanda dan kaum Salafi Wahhâbi lainnya. Perhatikan riwayat di bawah ini:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ
“Orang-orang yang saling merahmati (berbalas-kasih) pasti akan dirahmati Allah. Rahmatilah penduduk bumi pasti kamu akan dirahmati penghuni langit.”
Al Mubârakfûri –pensyarah Sunan at Turmudzi- juga menyebut hadis dengan redakasi di atas sebagai penjelas makna hadis-hadis yang menyebutkan redaksi: يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ/yang berada di langit. Beliau berkata:
وَقَدْ رُوِيَ بِلَفْظِ :  ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَالْمُرَادُ بِأَهْلِ السَّمَاءِ الْمَلَائِكَةُ ، وَمَعْنَى رَحْمَتِهِمْ لِأَهْلِ الْأَرْضِ دُعَاؤُهُمْ لَهُمْ بِالرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ كَمَا قَالَ تَعَالَى :  وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ آمَنَ
“Dan telah diriwayatkan dengan redaksi: Rahmatilah penduduk bumi pasti kamu akan dirahmati penghuni langit. Dan yaang dimaksud dengan: penghuni langit adalah para malaikat. Dan makna mereka marahmati penduduk bumi adalah para malaikat itu mendoakan penduduk bumi agar dirahmati dan diampuni Allah. Seperti dalam ayat: “Dan mereka memintakan ampunan bagi yang beriman.”
Ya, benar! Riwayat Imam Ahmad dengan redaksi di atas benar-benar meruntuhkan pendalilan kaum Mujassimah dengan hadis yang dibanggakan Ustadz Firanda di atas! Sebab jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan man fi as samâ’ adalah para malaikat!!
Ikhtisar Kalam
Setelah Anda ikuti ulasan panjang di atasn jelas kiranya kerapuhan pendalilan kedelapan  Ustadz Firanda yang ia uraikan panjang lebar tapi tanpa hasil itu, sebab, disamping sebagian hadisnya tidak shahih, ia juga bermasalah dari sisi redaksi. Sehingga kenyataan demikian menggugurkannya dari kehandalan untuk dapat dijadikan hujjah, apalagi dalam masalah akidah yang serius seperti ini! Dan untuk sementara saya cukupkan sampai di sini walaupun masih banyak ruang untuk membongkar lebih jauh kepalsuan dan kebatilan pendalilan kaum Mujassimah yang disajikan Ustadz Firanda al Wahhâbi al Mujassim!! Kita akan bertemu kembali insya Allah dengan menyoroti kelemahan dan kebatilkan pendalilan Ustadz Firanda selanjutnya. Nantikan!
(Bersambung Insya Allah)

[1] Terjemahan ayat ini sayab tulis sesuai dengan terjemahan Ustadz Firanda. Bukan terjemahan DEPAG.
[2] Fathu al Bâri,28/193.

77 Tanggapan

  1. Luar biasa jelas gamblang dan tidak bertele tele.. teruskan pak abu perjuangan ini. Kami mendukung jalan anda.
  2. Memang Teman2 Salafy merasa lebih percaya kalo dalam buku mereka ada catatan kaki “di shahihkan oleh Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albaany”. Seolah2 ia adalah orang yang tak pernah salah
  3. ya jelas ustdah firanda gk brani mengambil pndapat ULAMA’ AHLI TAFSIR & HADIS UMAT ISLAM , karna pasti ketahuan belangnya. hanya pendpt org yg satu akar dnganya dlm kesesatan mengkarikaturisasi TUHAN dlm benaknya & benak kaum wahabi yaitu SYAIKHUL MUJASSIM ALBANI untk pendalilannya .& itu sngat tidak mengherankan teman.
    pendalilan yg lemah rapuh , hanya diambil ds 1 sisi. seakan2 hanya Syekh albni yg berjasa dlm islam :D mlah sbliknya yg ada. merusak akidah islam yg ORISINIL. Allahumma baidna
  4. mestinya ustad Firanda harus serius mencari kebenaran krn itu ustad Firanda jangan segan2 mengakui kalau salah selama ini. pak Abu Salafy teruskan mengkritisi ustad Firanda semoga dia dapat petunjuk
    Abusalafy:
    Syukran. Jangan lupa doanya untuk kebaikan dunia akhirat kami.
  5. abusalafi , identitas gak jelas, jangan2 ini adalah idrus ramli?
    Abusalafy:
    Cobalah Anda mengambil hikmah dan ibrah dari kisab Nabi Musa as dan “‘Abdan min ‘ibadina” dalam surah alKahfi. Bagaimana Musa sebagai nabi dan rasul bergegas menjalankan perintah Allah untuk menimba ilmu dan hikmah dari hamba tersebut tanpasibjk mencari tau identitas hamba itu. Ssbabpriorifas Nabi Musa as adalah menemukan hikmah ilahi. Tapi sepertinya teman- teman Wahhabi Salafy tertutup dari menemukan pelajaran penting dari Al Quran ini. Mereka hanya sibuk membaca Al Quran tapi tidak meresapinya. Kasihan sekali mereka. Mirip sekali dengan ciri kaum KHAWARIJ.
  6. Wahabiyun ini cocoknya jadi petugas sensus penduduk. Pinternya ngurusin identitas orang!!!
    DASAR OON
  7. seperti kata ariel yg ditujukan kpd “makhluq siluman” macam abu salafy al-jahil ini:
    “…TAPI BUKA DULU TOOPENG MU, ……” LOL
    Abusalafy:
    Luar biasa. Tidak cukup berhujjah dengan Salaf, kini Wahhabi Salafi berhujjah dengan Syeikh Ariel!!! Atau jangan- jangan mereka sudah kehabisan hujjah.
    Kami menyadari bahwa dibalik kegelisahan mereka untuk ingin kenal siapa abusalafy itu adalah dissbabkan wahhabi Salafi benar- benar tertampar oleh abusalafy… jadi untuk menutupi malu mereka, mereka bdrkoar- koar menjerit- jerit kesakitan: siapa abusalafy ini?
  8. mreka lg tnya2 kosultasi kekuburannya abdullah bin wahab
    wahabiyyun : ya syeich bgaimana skap anda ini slaku pndri madzhab whabi, akhir2 ini byk diungkap penyimpangannya. kita kn malu kita py prasaan :D dgn *sdikit lebay*
    abdllah bin wahhab : ngapain bru ty skrang lho ! dr dl kn udah mnyimpang ! babe & saudra gue aje smpe lepas tngan, lho enak ursn ddunia, gue nich, dah dialm barza apez ! udah dech urus sndri2 nafsi2, lgan gue kagak nyuru lho ikuti aliran gue ???
    wahabiyun : iye2 jgn sewot tuan
  9. yaaah semua orang kan sdh pada tau klo ustadz firanda andirja lg nyari dollar arab saudi,tar jga kludh kebanyakan dwt dya jg tobat,cm
    orng2 dangkal aqidahny ad yg prcya sm omongany ustadz firanda,yah mdah2an allah ksh hidayah ke ustadz firanda,kan klo dya dh tobat,pngikut2ny bru pda nyeseeelll…
  10. assalaamualaikum … Allah BERSEMAYAM di atas arsy ini adalah AQIDAH kita hanya MENGIMANI akan tetapi tidak boleh di tanya semayamnya bagaimana, seperti apa dan tidak boleh MENGINGKARI para shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam saja tidak MENANYAKAN bagaimana , seperti apa, dan tidak juga MENGINGKARI kenapa kita MENGINGKARI apakah kedudukan kita LEBIH Mulia dari para shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam , tugas kita hanyalah BERIMAN kepada Yang GHAIB seperti surat Albaqorah ayat 3 insya allah
    Abusalafy:
    Bisakah saudara ssdikit menjelaskan apa makna BERSEMAYAM yang Anda imani untuk Allah itu?
    Sebab kata semayam itu bukan teks suci Al Qur’an, tetapi ia adalah terjemahan Anda yang mana bisa saja ia adalah hasil pengaruh akidah yang sebelumnya telah Anda yakini. Kemudian terjemahan teks- teks suci itu Anda sesuaikan dengannya.
  11. assalaamualaikum ….. alhaqqu mirrobbikum falaa takuunannna minal mumtariin ” kebenaran datangya dari TUHAN mu ” jangan kalian termasuk orang yang Ragu ragu …..
  12. assalaamualaikum ….. afwan baik sy atau Ust Firanda atau Ust Abu Salafi atau Pengikut Ust Firanda Atau Pengikut Ust Abu Salafy maaf sy lagi belajar MANHAJ SALAF Insya Allah Berkata katalah yang baik karena ” tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu melainkan akan MENGHIASINYA dan tidaklah sifat KASAr ada pada sesuatu melainkan akan Merusaknya ” afwan mungkin Ust FIRANDA sama UST Abu Salafi udah pada tahu dalilnya …..
    Abusalafy:
    Dapatkah saudara menjelaskan ddngan bukti apa yang Anda maksud dengan MANHAJ SALAF itu?
    Syukran
    • afwan ust ana seorang toolibul ilmi jadi belum matang ilmunya …. tp insya allah yang sy ketahui atau yang sy pelajari insya Allah tentang MANHAJ SALAF ini adalah Metode atau Tata Cara Beragama yang secara Umum atau secara Rinci diambil dari 3 Generasi terbaik ust yaitu ( Para Shahabat Rasululah Shallallahu’alaihi wa sallam, kemudian Muridnya Para Shahabat atau di kenal dengan Tabi’iin dan yang terakhir adalah Muridnya Taabiin yang di kenal dengan Taabiut’ Tabi’iin yaitu termasuk didalamnya Imam yang 4 ( imam Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali semoga Allah merahmati Mereka Semua )…
      Abhsalafy:
      Syukran. Tapi adakah dalil syar’i yang valid yang mengharuskan umat Islam bermanhaj dengan MANHAJ SALAF? Apakah Sayyiduna Husakn ra termasuk Salaf yang kalian jadikan rujukan membangun keyakinan Agama? Apakah Yazid bin Mu’awiyah jhga tergolong SALAF RUJUKAN kalian?
      Tolong jawab dengan JUJUR.
      SYUKRAN.
      • afwan ust koneksi internetnya agak lambat putus putus
      • ya insyaa allah ust …. Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam,
        “ Sebaik-Baik Generasi adalah Generasi ku ( Shahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam ), kemudian Generasi Setelahnya ( Pengikut Shahabat ), Kemudian Generasi Setelahnya ( Pengikut- Pegikut Shahabat )( H.R. Bukhari & Muslim )
        Dan Dalam Riwayat Yang lain :
        “ Umatku akan Berpecah Menjadi 73 Golongan, Semuanya di Neraka Kecuali 1 Golongan, Mereka ( Shahabat ) bertanya : Siapakah 1 Golongan Itu Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam ? “ Beliau Menjawab, “ Apa Yang Ada Padaku dan Shahabat-Shahabatku Pada hari ini “ ( H.R. Turmudzi dan Di Shahihkan Oleh Albani ).
        Dan Juga Sebagaimana Perkataan Ibnu Mas’uud Radiallahu’anhu :
        “ Mereka Para Shahabat itu adalah orang Yang paling Bersih Hatinya, Di antara Umat Islam, Yang Paling Dalam ilmunya, dan Paling Sedikit Memaksakan Kehendaknya.
        Kemudian Ibnu Mas’uud Melanjutkan :
        “ Kalian Berada di Zaman Yang Banyak Ulamanya, Sedikit Penceramahnya, dan kelak akan Datang Setelah kalian Suatu Zaman yang Sedikit Ulamanya dan Banyak Penceramahnya ( Di keluarkan oleh Attabrani dalam Al kabir dan AlBukhari dalam Al adabul Mufrad dan Di Shahihkan Oleh Ibnu Hajar )Dan Juga Sebagaimana Perkataan Ibnu rajab Rahimahullah: Seutama-utama Ilmu adalah dalam Penafsiran Alqur’an dan Makna-Makna hadits serta dalam Pembahasan Halal dan haram Yang ma’tsur dari Para Shahabat, Tabi’iin, dan Tabi’ut Tabi’iin Yang Berakhir pada Para Imam Terkenal dan Di Ikuti ( Fadlu Ilmi Salaf, Ibnu Rajab 58 )
        Dan juga Sebagaimana di Katakan Oleh imam Malik Rahimahullah :
        “ Tidaklah Urusan Umat Ini akan Menjadi BAIK kecuali Dengan Mengikuti Hal-Hal yang Telah Menjadikan UMAT TERDAHULU Menjadi baik “
        Abusalafy:
        Tarima kasih Anda telah dengan baik menghadirkan hadis riwayat Imam Bukhari dan juga atsar sahabat Ibnu Mas’ud ra dan perkataan Imam Malik. Hanya saja pertanyaan saya adalah:
        1) Apakah penyematan ssbaik-baik generasi sudah cukup alasan untuk mengangkat mereka sdbagai hujjah yang wajib diikuti manhajnya?
        Coba bandingkan penyematan Status itu dengan penyematan status KHAIRU UMMATIN kepada seluruh umat Islam hingga akhir zaman. Apakah penyematan itu cukup sebagai alasan mengangkat sebagai yang wajib diikuti MANHAJNYA?!
        Apakah yang dimaksud dengan kedua nash itu adalah makna lain yang tidak terkait dengan kewajiban menjadikan MANHAJ SALAF sebagai MANHAJ ALTERNATIF YANG WAJIBUL ITTIBA’ atas seluruh umat!!
        2) Menjadikan ucalan Ibnu Mas’ud ra dan Imam Malik sebagai dalil untuk mendukung konsep yang Anda sedang usung (wajib mengikuti MANHAJ SALAF) adalah mengandung sisi DAUR! Anda berdalil ddngan ucapan “SALAF” untuk menegakkan keharusan mengikuti MANHAJ SALAF!!
        3) Apakah dengan menjadikan ucapan selain ALLAH da RASULNYA, anda telah memasukkan dan mengimani adanya SUMBER BARU DALAM ISLAM SELAIN ALQURAN DAN SUNNAH??
        Apakah keduanya tidak dianggap cukup?
        Syukran
      • afwan ust kalo sy bawa bawa nama sheikh albani , sheikh ustaimin , sheikh Bin baz atau Bahkan Ibnu taimiyyah ust …. sy tidak taklid kepada mereka 100 persen ust kalo mereka salah mudah mudahan mereka termasuk ulama yang di ridhoi Allah ta’aalaa dan di satu sisi mereka juga manusia tidak terlepas dari salah dan dosa insya Allah Mudah mudahan Allah Mengampuni kesalahan mereka dan dosa mereka sama keadaan mereka seperti imam yag 4 insya allah klo salah dalam IJTIHAD mudah mudahan di ampuni oleh Allah subhaanaahuwata’aalaa
        Abusalafy:
        Jangan khawatir, kami akan berlapang dada ketika Anda menyebut mereka dan pendapat-pendapat mereka! Yang kami kecam adalah sikap FANATIK dalam membela penyimpangan-penyimpangan mereka!
        Maaf dan sikap itulah yang sering terlihat dari para Salafi Wahhabi (mungkin Saudara tidak termasuk dari mereka), sehingga kami mengecam mereka!
      • Adapun Yazid insya Allah menurut ulama dan Imam-imam kaum muslimin adalah termasuk raja ISLAM . Mereka tidak MENCINTAINYA seperti mencintai orang-orang shalih dan wali-wali Allah namun tidak pula melaknatnya.
        Karena sesungguhnya mereka tidak suka melaknat seorang muslim secara khusus (ta ‘yin), berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu:
        seseorang yang dipanggil dengan Hammar sering meminum khamr.
        setiap dia dihadapkankan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia dicambuk. Maka berkatalah seseorang: “Semoga Allah melaknatnya. Betapa sering dia dihadapkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan engkau melaknatnya, sesungguhnya dia mencintai Allah dan Rasul-Nya. ” (HR. Bukhari)
        Abusalafy:
        Maaf, jawaban Anda kelihatannya menghindar dari pertanyaan saya!! APAKAH YAZID TERMASUK SALAF ANDA YANG JUGA KHAIRUL QURUN/SEBAIK-BAIK GENERASI yang DIBANGGAKAN NABI MUHAMMAD SAW????
        Apa yang Anda imani dalam Al Quran tentang BALASA ALLAH atas orang yang MEMBUNUH SEORANG MUSLIM MUKMIN secara sengaja? Apakah ia TERKUTUK/TERLAKNAT? KEKAL DI NERAKA JAHANNAM? Apakah dalam akidah Anda, Alquran membolehkan Andaber sikap NETRAL TERHADAP ORANG ZALIM? APAKAH DALAM KEYAKINAN ANDA YAZID ITU RAJA ADIL ATAU ZALIM?
        BAGAIMANA SIKAP SIBTH IBNU AL JAUZI tentang KEFASIKAN bahkan KEMUNAFIKAN YAZID??
      • ……Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dari Ummu Harran binti Malhan radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
        Tentara pertama yang memerangi Konstantinopel akan diampuni. (HR.
        Bukhari)
        sedangkan tentara pertama yang memerangi konstantinopel adalah di bawah pimpinan YAZID bin Mu’awiyyah dan pada waktu itu Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bersamanya.
        Abusalafy:
        Apakah Anda punga bukti bahwa Yazid yang memimpin pasukan itu?
        Apakah peparangan itu sebelum peristiwa pembantaian Sayyiduna Husain ra atau setelahnya?
        Dan apakah janji itu tidak bersyarat? Seperti, misalnya orang bersangkutan tidak MURTAD! Atau tidak MEMBUNUH SEORANG MUKMIN APALAGI SAYYIDU SYABABI AHLIL JANNAHSEPERTI AL HUSAIN RA!!!
        ITU SEMUA DENGAN ASUMSI HADIS ITU SHAHIH DAN TIDAK ADA MASALAH DENGAN SANAD MAUPUN MATANNYA!!!
      • afwan ust ya sih ust klo di indonesia itu Manhaj SALAF memang belum terkenal secara Menyeluruh terkadang klo kita membawakan hadis iftiroqul ummah yang 1 surga yang lain di ANCAM di neraka malah tanggapan masyarakat BERBEDA ust , pandangan masyarakat berbeda padahal insya Allah kita yakin ust Klo seandainya MASYARAKAT belum tahu tentang manhaj SALAF Allah insya Allah masih memberikan UZUR dan kita juga yakin sy yang masih belajar juga belum tentu ISTIQOMAH di atas Manhaj SALAF yang mulia ini ust tapi sy berharap kepada Allah mudah mudahan sy istiqomah meniti jalan salafussholeh ini
        Abusalafy:
        Maaf dari kata-kata Anda telah mensejajarkan MANHAJ SALAF YANG BELUM JELAS BAIK DASAR MAUPUN MAFHUMNYA dengan ISLAM itu sendiri!
        Mestinya Anda jawab dulu pertanyaan saya sebelumnya tentangnya!!
      • oh yaa ust afwan sy mau sholat Zhuhur dulu ust … mungkin insyaalah lain waktu bisa sy lanjutin ust ….. baarakallaahu fiika ust
        Abusalafy:
        Silahkan. Afwan ustadz, saya harap diskusi kita runut, tidak lompat sebelum tuntas satu sub tema/bahasan, misalnya, mari kita tuntaskan dahulu apa itu manhaj salaf dan apadasar-dasarnya!!
      • assalaamualaikum ust afwan ust jangn panggil sy ust sy bukan ust ….. ust sy cuma pencari ilmu insya allah ust …
      • oh iya ust afwan sy pamit dulu ust karena di suruh orang tua dulu ust afwan ust …… assalaamu’alaikum ….
  13. Assalaamualaikum … oh ya sebenarnya PERDEBATAN di sisi ULAMA SALAF ( Shahabat, Tabi’in , Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali ) itu tercela WALAUPUN ia BENAR … seandainya ia Meninggalkan PERDEBATAN karena Allah Walaupun ia BENAR Insya Allah Di JAMIN Rumah di tepi Surga …. Dari Abu Umamah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
    “Aku akan menjamin sebuah rumah di tepi surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun dia yang benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan kedustaan walaupun dia sedang bergurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi siapa saja yang berakhlak baik.” (HR. Abu Daud no. 4800 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464)
    Abusalafy:
    Alqur’an adalah kitab suci yang harus dikedepankan dan dijadikan pondasi utama dalam membangun keyakinan agama! Setujukah Anda ddngan konsep ini?
    Nah, sekarang pertanyaanya, apakah Alqur’an mengcam JIDAL atau memujinya sebagai media Da’wah?
    Apakah para nabi dan rasul as juga mengecam dan meninggalkan BERJIDAL?
    Lalu bandingkan dengan apa yang Anda bawakan dan yakini tantangnya?
    Di sini akan kelihatan Anda PENGIKUT SEJATI AL QUR’AN atau PENYEMBAH RIWAYAT yang banyak darinya adalah bertengan denvan AL QUR’AN!!!!
    • Assalamu alaikum ustadz, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.
      Maaf Ustadz si Manhaj Salaf itu sepertinya orang yang sama dengan yang memakai anonymaus… dia hanya bercopy paste…. dan sok ramah tapi terlihat kaku!
      Bicaranya tidak terarah… dia hanya bermaksud ngocak pembaca aja… tali sayang tipu muslihatnya ketauan.
      Jadi jangan terlalu digubris Ustadz. Dia sudah keluar tema.
      Hai Manhaj Salaf! Jangan sok ramah! Jangan kdluar tema… ayo balas dulu pertanyaan Ustadz Abu… baru lanjut nanti sesuka kau mau!!! Dasar Wahabi!!!!
    • @ Manhaj Salaf
      @ Anonymaus
      Maaf kalau saya curiga dja nama samaran di atas adalah satu orang. Walaupun itu kurang penting sih dibicarakan. Yang penting dibicarakan di sini: kenapa dia menghilang setelah terdesak dalam diskusi? Jawabnya: Ya, begitulah mental WAHABI SALAFI. Menemukan kebenaran bukan tujuan dari dialog. Jadi kita akan tunggu kejujuran dia di sini.
  14. ……PERDEBATAN dalam agama yang tidak sesuai dengan aturan syar’i merupakan salah satu di antara penyakit lisan yang sangat berbahaya. Dia merupakan sebab terjadinya PERPECAHAN, pemutusan hubungan, saling MENJAUHI di antara sesama kaum muslimin. Perdebatan juga bisa menjadi sebab keras dan sesaknya HATI karena bisa melahirkan KEDENGKIAN kepada kaum muslimin lainnya, plus banyaknya waktu yang terbuang akibat melakukan PERDEBATAN ini dan kurangnya manfaat yang lahir darinya.
    Abusalafy:
    Bagaimana dan apa saja ATURAN DEBAT MENURUT ISLAM YANG ANDA PAHAMI
    • afwan sy juga sebelumnya MOHON Maaf karena pada hakekatnya sy adalah Tamu Ust dan Ust adalah Tuan Rumahnya jadi sy harus mempunyai adab terhadap Ust jd kalo ada kata kata yang salah dari sy, sy Mohon Maaf ust…..
      Abusalafy:
      Tidak ada yang salah dengan kata- kata Anda. Mari kita berdiskusi demi mencari kebenaran. Semoga Allah membimbing kita semua. Amin.
      • amiin ust yaa insya allah ust … tapi sebelumnya sy mohon maaf ust sy lagi berusaha Meniti Manhaj Salaf ust … sy alhamdulillah sudah lihat blog ust sebelumnya ….sy baru mengisi komentar blog ust baru hari ini saja … insya allah jika memungkinkan ust sy akan BERDISKUSI dengan cara yang BAIK ust Mohon doanya klo ada kata kata yang salah atau diskusi saya Berlebihan saya MOHON maaf ust sy Minta Ampun Kepada Allah Subhaanaahuwa ta’aalaa Baik Sy Masih Hidup Ataupun sy Sudah Meningal dunia …
  15. lanjutan …… Dan telah benar Allah dan Rasul-Nya, bahwa setiap orang yang terjun ke dalam PERDEBATAN yang tidak berguna pasti akan berakhir pada KESESATAN, kecuali mereka yang masih DIRAHMATI oleh Allah, dan sangat SEDIKIT sekali jumlah mereka ini. Tidakkah kita mengambil pelajaran dari orang-orang yang telah berlalu sebelum kita, yang mereka ini lebih BERILMU dibandingkan kita, bagaimana akhirnya mereka terjerumus ke dalam kesesatan akibat mereka berdebat dalam masalah agama, walaupun ada segelintir di antara mereka yang masih bisa kembali kepada kebenaran…..
  16. …….Karenanya para ULAMA di setiap zaman menegaskan dalam kitab-kitab AQIDAH mereka, bahwa di antara ciri khas AHLUSSUNNAH adalah menjauhi semua bentuk perdebatan. Karenanya siapa saja yang terjun dalam perdebatan dalam agama maka dia telah bermain-main di daerah TERLARANG, (AFWAN SY JUGA KUWATIR JANGAN JANGAN SAYA JUGA TERMASUK , WALIYAADZUBILLAH /NA’UUDZUBILLAHI MIN DZAALIK)
    Abusalafy:
    Kalau begitu IBNU TAIMIYAH BUKAN AHLUSUNNAH SEBAB DIA SEPANJANG HIDUPNYA HANYA SIBUK BERDEBAT DDNGAN ULAMA MADZHAB-MADZHAB ISLAM!!!!
  17. ………Maka ini menunjukkan bahwa hukum asal PERDEBATAN dalam agama adalah HARAM, kecuali jika terpenuhi syarat-syaratnya, yaitu:
    1. IKHLAS guna meninggikan kalimat Allah, bukan dengan niat untuk menjadi tenar.
    2. Orang yang berdebat harus mapan keilmuannya dalam masalah yang dia perdebatkan. Jika dia orang yang jahil atau ilmunya masih setengah-setengah maka diharamkan atasnya
    3. Dia yakin -atau dugaan besar- dia bisa menang. Jika dia tidak yakin bisa menang maka dia wajib meninggalkan perdebatan itu.
    4. Ada kemungkinan pihak lawan jika dia kalah maka dia akan kembali kepada kebenaran. Jika pihak lawan diketahui sebagai orang yang keras kepala dan tidak akan bertaubat walaupun kalah maka tidak boleh BERDEBATdengannya.
    5. Jika dia tidak berdebat maka kebenaran akan tertutupi dan kebatilan yang akan menyebar.
    6. Ada maslahat darinya, baik yang kembalinya kepada pihak lawan dengan dia bertaubat maupun yang kembalinya kepada masyarakat dengan mereka menjauhi pihak lawan tersebut. Adapun jika tidak ada manfaatnya sama sekali, walaupun mereka kalah tapi masyarakat tetap tidak goyah dalam mengikuti mereka maka ini perdebatan itu adalah perbuatan sia-sia.
    WALLAAHU A’LAM
    Abusalafy:
    ANDA TELAH BERKATA-KATA ATAS NAMA ALLAH TANDA DASAR!!! ITU HARAM DAN BISA-BISA KUFR, aal iyadzubillah.
    Apa dasar FATWA anda bahwa HUKUM ASAL PEDEBATAN itu HARAM???
    Walaupun mungkin sulit buat saudara membuktikannya, sebab kemungkinan besar tulisan Anda itu hanya COPAS atau Anda hanya mendengar dari ustadz wahabi lokalan!!!
    • insya allah ust afwan ust mungkin secara dalil ini ust Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
      إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ
      “Sesungguhnya orang yang paling dimurkai Allah adalah orang yang paling keras permusuhannya dan yang menantang jika diterangkan hujjah kepadanya”. (HR. Al-Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668)
      • afwan ust Mungkin kalo secara LOGIKA ky gini ust seseorang yang BERDEBAT itu Kemungkinan BESAR ia ingin MENANG dari Lawan DEBATnya sehingga MUNGKIn segala cara akan di lakukan untuk MENGALAHKAN lawan DEBATnya baik itu cara yang Halal ataupu yang HARAM … padahal kita UMAT ISLAM di tuntut Seandainya Ingin BERDISKUSI maka Berdiskusilah dengan Cara yang BAIK … dan Niat AWAL atau PERTAMA di kusi itu Jangan Untuk supaya jadi PEMENANG akan tetapi Yang Pertama IKHLAS karena Allah supaya yang kita diskusikan atau yang di dakwahkan itu Kembali Kejalan Allah seperti Para Nabi dan Rasul Jika BERDISKUSI …
    • @anonymous
      tolong dikasi rincian hadis atau al-qur’annya tentang syarat2 debat yang anda kemukakan itu…
      makasih
  18. UNTUK MANHAJ SALAF (INSYA ALLAH)
    SAYA AKAN MELANJUTKAN DISKUSI KITA SETELAH KITA TUNTASKAN DISKUSI TTG TEMA: MANHAJ SALAF; DASAR, DALIL DAN CAKUPANNYA. BAGAIMANA APAKAH ANDA SETUJU?
    • Setuju ustadz
    • Betul sekali Ustadz. Ana setuju bangst. Dan ana yakin pasti dia lari dari diskusi ini. Sebab dia tau akanditelanjangi di sini oleh Ustadz Abu.
    • Tawaran yang ilmiah… semoga disambut baik.
    • Assalamuallaikum… ustas abu salafy dgn hormat. Beginikah cara anda dalam mengajarkan murid murid atau keluarga anda? Apakah anda mengajarkan kepada murid2 anda bolehnya ghibah atau suka mencela orang. Dalam komentar2 yg sya baca apakah mereka semua murid anda. Apakah itu yg meraka dapat dri pelajar anda? Sehingga mereka mengeluarkan kata2 yg tdk seharusnya keluar dri mulut mereka seperti mulutny ustat Abu salafy yg suka mencela orang baik baik
      • Islam tak mengajarkan mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya seperti mereka,, tidak usah di gubris saudaraku, bikin waktu terbuang aja, mendingan kita instopeksi diri apakah amalan ibadah kita khususnya shalat kita sudah tercermin pada akhlak kita sehari-hari,, yuk saudaraku kita perbanyak amal shaleh dan tinggalkan aj blog ini..!! Barakallohu fiikum
    • Diskusi dengan mereka memang mbulet…
      kalo yang sok pinter “ngeyel”
      kalo yang bahlol cepat menghilang jika terdesak
  19. Kpd saudara Manhaj Salaf alias anonymous.
    Sebaiknya diskusi anda runut jangan loncat2x.
    Kepada pak Abu mohon jangan dilayani kalo2 loncat2x dan arahkan ke fokus satu masalah dulu.
    Saya usul bahasan yg harus dituntaskan adalah:
    1. Apa itu Manhaj Salaf
    2. Siapa tokoh tokohnya
    3. Apakah Yazid termasuk salaf yg harus diikuti?
    4. Hukum berdebat
    Saya berharap sebelum tuntas satu topik jangan loncat ke topik yg lain atau memperlebar bahasan yg Akan menciptakan bahasan baru lagi, krn diskusi model begini tdk menarik dan terkesan ngacau saja.
    Wassalam
    Abusalafy:
    Terima kasih atas saran baiknya. Itu yang telah saya minta dari beliau, tapi sepertinya belum direspon positif. Kita tunggu saja keseriusan beliau.
  20. Ibnu Taymiyah berdebat dengan puluhan ulama dari empat mahdzab sepanjang hidupnya bahkan diikuti dengan hukuman penjara namun tidak juga menggoyahkan keyakinan tajsim dan tasybihnya
    Ribuan tulisan karya ulama2 Sunni yang telah dibukukan berkaitan dengan penyimpangan akidah Ibnu Tymiyah namun, bahkan hingga saat ini saja, pemikiran Ibnu Taymiyah tersebut masih tetap dijadikan sebagai dasar hujjah bagi salafy/Wahabi
    Ketika Kang Abu telah menuliskan berseri2 tulisan tentang Ibnu Taymiyah…..
    Saya jadi teringat ucapan guru saya
    “Agama itu adalah PILIHAN kesadaran diri kita sendiri. Yang mana nantinya akan kita pertanggung jawabkan dihadapkan Pemiliknya”
    Salam damai,
  21. Firanda bila tdk berani nongol atau minimum memberi tanggapan di blognya Firanda sendiri maka dia adalah ustad gadungan yang hanya menyebar fitnah, menyerang keyakianan sesama muslim dengan sangat serampangan dan merasa benar sendiri serta ngotot pada kesalahan tidak mau mengakui kebenaran bila keluar dari lisan orang lain. sifat-sifat khawarij yg jelas dan terang benderang.
    • BENAR akhi. Firanda lebih baik pulang kampung ke Papua dan jadi satpam di pelabuan dari pada jadi jongosnya arab wahabi!!!! Betul nggak?!
  22. Para wahabiyun benar-benar kuwalahan menghadapi abusalafy yang terus membongkar DUSTA DAN PENIPUAN SALAFI WAHABI. Karenanya mereka bergembira ketika mendengar kabar burung bawha blog abusalafy dinonaktifkan oleh wordpress.
    Tapi kasian dekh mereka karena abu salafy makin gencar da’wahnya menelanjangi kesesatan SALAFI WAHABI…
    ****
    BLOG ABU SALAFY, SALAFY TOBAT, UMMATIPRESS, ARTIKEL ISLAMI DI NONAKTIFKAN WORDPRESS
    http://qaulan-sadida.blogspot.com/2011/12/blog-abu-salafy-salafy-tobat.html
  23. wahabi itu kebanyakan awam yg stress, lah wong masih bisa kasih komen di blog abu Salafy kok bilang di non aktifkan, saking stressnya menghadapi abu salafy sampai linglung kayak orang pikun.
    kalau ada blog yg membongkar salafi wahabi terus di non aktifkan maka itu pasti wahabi bersusah payah yg memintanya bahkan kalau perlu membayarnya.
    jangan khawatir buat lagi blog yg lebih banyak biar tambah stress mereka.
  24. saya dari dahulu masih bingung kenapa kita harus bertanya siapa itu wahabi, sekarang saya sudah mengerti dan tahu ternyata mereka yang ada di Rodja TV, bersama ustadz firanda, dan pengikutnya yg hadir disini berang dengan adanya web ust abu, menutup mata dengan kebenaran yg diberikan, melenceng dari runtut diskusi menunjukkan hati mereka tertutup dari menerima kebenaran, semoga bukan Allah yg menutup hati mereka, sehingga mereka dapat membuka hatinya untuk kebenaran dalam menjalankan islam menurut ahlusunah waljamaah. Saya bukannya tidak suka dengan ajaran mereka, karena juga sejalan dalam ketauhidan, kita saudara seiman, tetapi jangan lah fanatisme kalian menjadikan kami target sebagai orang sesat, orang yg melaksanakan agama dengan baik bukanlah seperti mereka yang berpura2 islam dan iman, kepura2an tidak akan menutup kebenaran, dia akan tampak dalam riwayat kehidupannya yang berjalan berdasarkan kebencian dari dalam, membunuh cucu kesayangan junjungan nabi Muhammad siapapun orangnya tidak akan dibenarkan dalam islam, sejarah adalah imam yg baik dalam mencari kebenaran. sadarlah saudaraku seiman ….! semakin anda lari dari kebenaran, maka tingkah laku kalian akan menjadi jatidiri seorang wahabi yg jelek dimata masyarakat islam di indonesia.
    • Sudah jelas kalian itu para pelaku bid’ah, contoh kalian membuat ibadah2 yg tidak ada contohnya dari ajaran nabi.bukankah itu bid’ah? dan semua bid’ah itu adalah sesat dan sesat itu tempatnya di neraka. Justru hati kalian yg sdh buta, kalian mengakui pegangan kalian Al’quran dan hadits. Apakah anda belum selesai membaca membaca hadits sehingga anda tidak bisa membedakan mana yg sunnah dan mana yg bid’ag
    • yg mereka suka para wahabiyun adalah membalas komentar seperti saya ini, kalau komentar berkualitas sekelas abu salafy, mereka pada ngacir dan melencengkan topik, tidak mampu beragumentasi dengan baik, sudah ketahuan belang kalian semua….!
  25. Kau sja yg cepat2 tobat
  26. “…sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.”
    Allah SWT dalam Alquran memberikan gambaran kondisi suatu kaum pada hari Yaumil Qiyamah nanti.
    Yang menjadi pertanyaan….
    Siapakah kaum yang Allah SWT sebutkan itu?
    Hanya Allah SWT yang lebih mengetahuinya…….sedangkan kita semua baru akan menjadi saksi pada saat TERJADINYA hari yang dijanjikan itu!
    Dalam setiap sholat kita selalu memanjatkan doa supaya kita tidak termasuk golongan kaum yang Allah SWT gambarkan itu
    “…tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang2 yang Engkau beri nikmat..”
    Apakah itu jalan yang lurus dan siapakah orang2 yang Allah SWT beri nikmat….
    Bagi segolongan orang2 dr kelompok Salafi/Wahabi mereka menduga2 bahwa kelompok mereka itulah jalan yang lurus sedangkan orang2 seperti Pohon Terkutuk dan semua keturunannya, Ibnu Taymiyah, Syeikh al Albani dan yang lainnya termasuk orang2 yang Allah SWT beri nikmat. Karenanya Salafy/wahabi selalu menyebutkan radhiayallahu anhu atau rahimahullah bila nama2 mereka ada disebut2.
    Guru saya sering mengingatkan kami semua.
    ‘Agama itu adalah suatu PILIHAN kesadaran diri sendiri, yang mana nantinya akan kita pertanggung jawabkan dihadapkan pemiliknya’
    Salam Damai,
  27. Siapakah golongan yg pantas mendapat kutukan?
    Rasulullah saw bersabda:ada 3 golongan yg pantas mendapat kutukan dari Allah SWT .
    1. golongan yg kufur
    2. golongan yg bid’ah
    3. golongan yg fasik
    Rasulullah saw bersabda: siapa sja yg tdk mampu mengendalikan lisanya niscaya ia bnyk dustanya, barang siapa bnyk hrtanya niscaya ia bnyk dosanya dan barang siapa yg jelek budi pekertinya maka ia menyiksa dirinya.(HR. BUKHORI MUSLIM)
    • orang pake nama Ahlusunnah waljama`ah itu Bid`ah , ga pernah dicontohin sama Rosulallah SAW dan para sahabatnya.
      • Justru antum yg bid’ah,buktinya suka membuat ibadah2 yg tdk ada contohnya dri nabi atau para sahabat.
        Sholat itukan 5 waktu? Skalian antum tambah 1 biar jadi 6 waktu, situkan hobi membuat bid’ah.
      • Dibilang suka ibadah yg gak adha tutunannya dari kanjeng nabi kan cuma menurut guru wahabi sampeyan tho? Lah guru wahabi sampeyan ngiblatnya kalau gak ke si taymiyah ya sopo lagi kalau bukan albani yang suka linglung itu. Ya sudah silahken sampeyan ngomong apa saja. Sampeyan milih wahabi jadi jalan agama sampeyan yo sampeyan dewek nanti yang tanggung jawab . Gitu ae koq repyot
  28. cma pngen bilang….
    “WAHABI KEBAKARAN JENGGOT”…aqidahny yg mlenceng ktahuan bnyk orng….
  29. yang ahlil bid’ah dan syirik itu wahabi sendiri. akidah tasybih dan tajsim itu bid’ah dan syirik. kasihan benar wahabi ini, teriak teriak bid’ah dan syirik eh ga tahunya mereka sendiri itu mirip “maling teriak maling”.
  30. Untuk sdmua salafiyyun…. mau nanya nih, kira-kira menurut antum antum semua, Allah itu Maha Tinggi sejak AZALI sebelum terciptanya langit langit, Kusry, Arsy dll atau baru setelah semua itu diciptakan???? Ayooo jawab lhoo!! Sebab jawaban antum semua akan jadi pertanda antum di atas al haq atau fi dhalalin mubinin!!!
  31. Ana mo tanya antum klu berdoa kepada Allah? tangan antum hadapnya ke mna, ke atas atau ke bawah.
    Abusalafy:
    Syubhat kaum Mujassimah seperti Anda kemukakan di atas telah dijawab ulama dan jawaban mereka telah sering saya ulang di sini. Jadi coba Anda renungkan lagi.
  32. wahabi dsni tolonh jgn pkai otak sapi klo comment !! ilmiah dikit bisa gk ?
    udah gt bnyak yg nyamar lg, urusin tu aqidah lho, msa tuhan diposturisasi
    Allah laisa kamislihi syaik= Allah tdk mnyerupai ssuatu apapun !! Allah tidak terbatas, sprti halnya mnusia !!
    knp jg kita sujud mnghadap ke ka’bah klo nyatanya tuhan bersyemayam diatas !!!! knp gk dsperti berdoa mnengadahkn tangan ke atas ???? ape lho jg mau bilang Allah bersemayam dlm ka’bah ?????
  33. WAHABI TETAP G MAMPU NANDINGI ABU SALAFY
  34. SEMUA ULAMANYA G KELASNYA SAMA ABU SALAFY
    DI LIHAT COMENT2NYA SEJAK DULU YAAA MUNG GITU2 AJA MEMBOSANKAN,G ADA YG BARU JUGA G EFEK

     http://abusalafy.wordpress.com/2013/07/29/membongkar-kepalsuan-syubhat-ustadz-firanda-dalam-buku-ketinggian-allah-di-atas-makhluk-nya-7/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar