Kamis, 23 Januari 2014

Arti bulan-bulan Islam

Kalender islam terdiri atas 12 bulan dan murni berdasarkan peredaran bulan. Meskipun hal ini merupakan perintah Allah di dalam Al Qur’an, namun penamaan bulan-bulan di dalam kalender tersebut tidak memiliki penetapan khusus. Nama-nama bulan tersebut merupakan nama-nama yang biasa dipakai secara tradisi di dalam masyarakat Quraisy (jahiliyah) sejak masa sebelum islam datang.

Arti bulan-bulan Islam

1. Muharam: berarti terlarang atau suci. Pada bulan ini kaum Arab biasa menahan diri/melarang untuk berperang.
2. Shafar: diberi nama demikian karena bangsa Arab biasa meninggalkan rumah-rumah mereka untuk berdagang atau memerangi musuh. Sebagian juga berpendapat mereka biasa meninggalkan rumah ke negeri yang lebih sejuk untuk menghindari panas.
3. Rabi` al-Awwal: diberi nama demikian karena biasanya bersamaan dengan datangnya musim semi yang sejuk.
4. Rabi` al-Akhar: ini adalah paruh kedua dari musim semi dan memasuki musim dingin.
5. Jumada al-Ula: pada bulan ini, air terkadang membeku karena dinginnya musim.
6. Jumada al-Ukhra: ini adalah bulan kedua dari musim dingin.
7. Rajab: berasal dari kata bahasa Arab yang berarti men-sucikan sesuatu. Bulan ini merupakan salah satu dari bulan-bulan haram, di mana perang dilarang.
8. Sya’ban: berasal dari kata tasy’aba yang berarti pergi ke berbagai arah atau memencar. Bangsa Arab biasa pergi ke segala penjuru untuk mencari air, atau mencari nafkah atau memerangi musuh.
9. Ramadhan: kata Ramadhan berakar dari kata ar-ramdha yang menunjukkan suasana cuaca yang panas.
10. Syawwal: berasal dari kata tasyawwala yang berarti sedikitnya atau langkanya produksi susu dari unta-unta betina. Syawwal juga berarti naiknya suhu udara ketika memasuki musim panas.
11. Dzulqaidah: merujuk kepada kebiasaan orang Arab untuk duduk-duduk di rumah mereka, menghindari panas dan menolak berperang. Bulan ini juga merupakan salah satu bulan haram.
12. Dzulhijjah: dinamai demikian karena pada bulan inilah dilaksanakan prosesi ibadah Haji.
Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan serta kecintaan kita kepada kalender islam.

 http://blog.al-habib.info/id/2013/03/arti-nama-nama-bulan-dalam-kalender-islam/


Sejarah Nama-nama Bulan dalam Kalender Islam

Nama-nama bulan Qomariyah yang sekarang berlaku dipercayai telah mengakar sejak abad ke lima Masehi.Diberitakan bahwa orang pertama yang menetapkan nama-nama tersebut adalah Ka’ab bin Murrah, kakek buyut ke lima dari Nabi Muhammad saw.
Ada lima bulan yang namanya diambil dari kondisi musim bulan tersebut (Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, dan Ramadhan). Rabiul Awal dan Akhir diambil dari kata ‘rabi’‘ yang berarti ‘bersemi’, karena penamaannya bertepatan dengan musim semi. Jumadil Awal dan Akhir diambil dari kata “jamad” yang berarti “beku”, karena penamaan bulan tersebut bertepatan dengan saat musim dingin di mana air membeku. Sementara Ramadhan diambil dari kata “ramdha” yang mengandung arti “sangat panas” karena bertepatan dengan musim panas.
Ketujuh bulan lainnya dinamai berdasarkan kondisi masyarakat dan lingkar sosial pada saat itu. Muharram, dari kata “haram” yang berarti “suci” karena bulan ini adalah salah satu dari empat bulan yang disucikan. Shafar diambil dari kata “shifr” yang berarti “kosong” atau “nol”. Ia diberi nama seperti itu karena pada bulan tersebut banyak rumah yang kosong ditinggalkan penghuninya yang pergi berperang. Rajab, secara etimologis berarti “mengagungkan” karena kaum jahiliyah sangat menghormati bulan tersebut dan di bulan ini peperangan juga dilarang. Mereka juga menyebut bulan ini sebagai “Rajab al A’syam” (Rajab yang Tenang). Sya’ban juga dinamakan berdasarkan kebiasaan masyarakat. Kata sya’ban diambil dari kata “sya’bun” yang berarti “kelompok” atau “perkumpulan”. Di bulan ini kaum jahiliyah akan berpencar, membentuk kelompok-kelompok yang siap berperang. Syawal diaambil dari  kata “syalat” yang berarti “menaikkan”. Ini adalah saat unta-unta betina menaikkan ekornya, tidak menerima perkawinan dari unta jantan. Dzulqa’idah berasal dari kata “al qa’idu” yang berarti “duduk”. Di bulan ini, mereka biasa tinggal di rumah dan tidak berperang karena ini merupakan awal dari 3 bulan yang suci. Dan Dzulhijjah memperoleh namanya karena di bulan ini dilaksanakan ibadah haji.

Tabel Asal-usul Nama Bulan Qomariyah

Tabel di bawah ini menunjukkan asal-usul nama-nama bulan berbasis peredaran bulan dari berbagai versi.
No.
Kalender Tsamud
(menurut Al-Azdi)
Kalender Sebelum Islam
(menurut Al-Bairuni)
Kalender Sebelum Islam
(menurut Al-Mas’udi)
Kalender Setelah Islam
1
MujabAl-Mu’tamirNatiqMuharram
2
MujirNajirTsaqilShafar
3
MuridKhawwanThaliqRabi’ul Awal
4
MulzimShuwan/BushonNajirRabi’ul Akhir
5
MashdarHantam/Hanin/RunnaSimahJumadil Ula
6
HawbarZubaAmnahJumadil Akhirah
7
HubalAl-AshamAhlakRajab
8
MuhaAdilKusa’Sya’ban
9
DimarNafiq/NathilZahirRamadhan
10
DabirWaghil/WaghlBurthSyawal
11
HaifalHawa’/RannahHarfDzulqa’dah
12
MusbilBurkNa’asDzulhijjah

 http://blog.al-habib.info/id/2013/12/sejarah-nama-nama-bulan-dalam-kalender-islam/

Akar Kata Kalender itu Ternyata Praktek Rukyatul Hilal

Baru saja membaca sebuah artikel tentang sejarah kalender atau sistem penanggalan yang dipakai manusia sepanjang masa. Salah satu yang menarik adalah bahwa dahulunya, kebanyakan kebudayaan di dunia itu memakai penanggalan qomariyah atau kalender berbasis pergerakan bulan tidak seperti kalender masehi sekarang.
Nama bulan saja memang kata yang merujuk kepada benda angkasa yang menjadi satelit bumi bernama bulan itu. Di dalam bahasa inggris: month sangat erat dengan moon.
Bulan sabit dalam sebuah relief bangsa kuno.

Bulan sabit dalam sebuah relief bangsa kuno.
 
Kata kalender sendiri berasal dari kebiasaan dalam bangsa Romawi di era abad ke-8 sebelum masehi. Para pendeta besar mereka biasa menjadi rujukan dalam menentukan awal bulan atau tahun. Setiap bulan para pendeta ini melihat kapan bulan sabit (hilal) muncul untuk menetapkan masuknya bulan baru. Mereka melaporkan pengamatan tersebut (rukyatul hilal) kepada raja. Setelah itu diumumkanlah kepada khalayak akan masuknya bulan baru. Proses pengumuman ini berlangsung hingga berabad-abad di Roma dan mereka menyebut hari pertama bulan baru tersebut sebagai KALENDS atau Kalendae yang berakar dari kata calare (mengumumkan, memberitahukan). Dari tradisi inilah kata kalender berakar.

Tidak hanya orang Romawi yang mempraktekkan rukyatul hilal untuk menentukan kalender, orang Celtiks dan Jerman di Eropa serta Babilonia dan Yahudi juga melakukan hal serupa: melihat kapan muncul bulan sabit di awal bulan.
Maha Benar Allah yang telah menginformasikan kepada kita bahwa:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…”
[At Taubah (9): 36]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar