Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan
perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu
mengatakan: “Kami dengar dan kami taati”. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).(Q.S-5:7). Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S-5:8).Allah telah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh,
(bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(Q.S-5:9). Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
penghuni neraka. (Q.S-5:10).Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu
akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum
bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat),
maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada
Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus
bertawakkal. (Q.S-5:10).
Allah berfirman:
“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu
dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu
mengatakan: “Kami dengar dan kami taati”.
Perjanjian ini
adalah bai’at yang mereka lakukan terhadapat Rasulullah S.A.W ketika
menyatakan keislaman mereka. Sebagaimana perkataan mereka, “Kami bai’at
Rasulullah S.A.W untuk mendengarkan dan patuh, baik dalam keadaan giat
maupun terpaksa. Kami pun akan lebih mendahulukan beliau atas diri kami.
Kami pun berjanji tidak akan mencabut pemerintahan dari pemiliknya.”
Kemudian Allah SWT berfirman,”Dan bertakwalah kepada Allah”
sebagai penegasan dan perintah untuk senantiasa bertakwa dalam segala
keadaan. Kemudian Allah SWT memberitahukan kepada mereka bahwa Dia
mengetahui apa yang ada dalam hati berupa rahasia-rahasia dan
lintasan-lintasan pikiran. Dia berfirman , “Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu)”
KEWAJIBAN UNTUK SENANTIASA BERSIKAP ADIL
Firman-Nya,”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah.” Yakni, jadilah kalian orang-orang yang selalu menegakkan al-haqq karena Allah SWT, bukan karena manusia dan sum’ah (mencari popularitas). Dan jadilah kalian “Saksi dengan adil, ” yakni bukan dengan kezhaliman.
Firman-Nya,”Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.” Yakni
janganlah kebencian kepada suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku
tidak adil terhadap mereka. Tetapi berlaku adillah pada setiap orang,
baik teman maupun musuh. Karena itu Dia berfirman, “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” Yakni keadilan kalian itu lebih dekat kepada ketakwaan daripada meninggalkannya.
Firman-Nya, “Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Yakni, Dia akan memberi balasan kepada kalian atas apa yang
diketahui-Nya dari perbuatan yang kalian lakukan. Jika baik, maka Dia
membalasnya dengan kebaikan, dan jika buruk, maka Dia membalasnya dengan keburukan. Karena itu, Dia berfirman sesudahnya,
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan,” bagi dosa-dosa mereka, “Dan pahala yang besar.”
Yaitu surga yang merupakan Rahmat-Nya atas para hamba-Nya. Semua itu
tidak mereka peroleh dengan amal mereka, tetapi semata-mata rahmat dan
karunia dari-Nya, meskipun sebab sampainya rahmat tersebut kepada mereka
ialah amal perbuatan mereka. Namun, Dia-lah yang menjadikannya sebagai
sebab untuk meraih rahmat, karunia, ampunan dan keridhaan-Nya. Jadi,
semua itu dari-Nya dan kepunyaan-Nya. Segala puji dan karunia hanya
bagi-Nya.
Kemudian Dia berfirman:
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka”. Ini merupakan keadilan, kebijaksanaan, dan hukum Allah yang tidak aniaya. Bahkan Dia adalah hakim yang adil, Mahabijaksana dan Mahakuasa.
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka”. Ini merupakan keadilan, kebijaksanaan, dan hukum Allah yang tidak aniaya. Bahkan Dia adalah hakim yang adil, Mahabijaksana dan Mahakuasa.
DITAHANNYA TANGAN-TANGAN KAUM KAFIR DARI MENGGANGGU KAUM MUSLIMIN ADALAH SUATU KENIKMATAN
Firman-Nya, “Hai orang-orang yang
beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu,
di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu
(untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu“.
‘Abdurrazzaq meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi S.A.W singgah di suatu
tempat, sementara orang-orang berpencar mencari pohon untuk berteduh,
dan beliau menggantungkan senjatanya pada pohon. Datanglah seorang badui
mengambil pedang Rasulullah S.A.W lalu menghunusnya. Kemudian ia
mendatangi Nabi S.A.W seraya mengatakan, “Siapakah yang akan
menghalangimu dariku?” Beliau menjawab,”Allah S.W.T” .Orang badui itu
mengatakan kembali dua atau tiga kali, “Siapakah yang akan menghalangimu
dariku?” Beliau menjawab,”Allah”. Orang badui itu pun memasukkan
kembali pedang ke wadahnya. Nabi S.A.W lalu memanggil para Sahabatnya
dan menyampaikan kepada mereka perihal orang badui itu. Ketika itu orang
badui tersebut sedang duduk di samping beliau, dan beliau tidak
membalasnya. Ma’mar mengatakan bahwa Qatadah menyebutkan riwayat yang
semisal dengannya. Ia menyebutkan bahwa suatu kaum dari bangsa Arab
hendak membinasakan Rasulullah SAW. Mereka mengutus orang badui ini. Ia
menafsirkan ayat ini dengan kisah tersebut ['Abdurrazzaq (I/185)]. Kisah
tentang orang badui bernama Ghurats bin Al-Harits ini terdapat dalam ash-Shahiih (Al Bukhari no. 4135, 4136, dan 4139. Juga diriwayatkan oleh Muslim no.843)
Muhammad bin Ishaq bin Yasar, Mujahid,
‘Ikrimah dan banyak yang lainnya menyebutkan bahwa ayat ini turun
perihal Bani Nadhir ketika mereka hendak menjatuhkan batu pada kepala
Rasulullah SAW, tatkala beliau datang kepada mereka untuk meminta
bantuan berkenaan dengan diyat dua orang Bani Amir. Mereka menyerahkan
tugas tersebut kepada ‘Amr bin Jahhasy bin Ka’b. Mereka menyuruhnya,
jika Nabi SAW duduk di bawah dinding dan mereka berkumpul di dekatnya,
agar agar menjatuhkan batu itu dari atasnya. Namun, Allah SWT
memperlihatkan kepada Nabi SAW mengenai apa yang hendak mereka
rencanakan terhadapnya. Beliau pun kembali ke Madinah dan diikuti oleh
para Shahabatnya, maka berkenaan dengan hal itu, Allah menurunkan ayat
ini.
“Dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal”, Yakni barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah melindunginya dari apa yang membuatnya bersedih, dan menjaganya dari keburukan manusia. Kemudian Rasullah SAW diperintahkan untuk menyerbu mereka. Selanjutnya mereka dikepung hingga beliau berhasil mengusir mereka dari negerinya.
“Dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal”, Yakni barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah melindunginya dari apa yang membuatnya bersedih, dan menjaganya dari keburukan manusia. Kemudian Rasullah SAW diperintahkan untuk menyerbu mereka. Selanjutnya mereka dikepung hingga beliau berhasil mengusir mereka dari negerinya.
http://catatanmelura.com/2012/04/surat-al-maidah-ayat-7-11/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar