Minggu, 02 Februari 2014

6 Ayat Pembangkit Semangat

Sebagaimana iman bisa naik dan turun, semangat jihad pun kadang menguat dan kadang melemah. Semakin kencangnya arus rekayasa musuh dakwah, bagi sebagian kader akan semakin menguatkan militansinya dalam berjuang; tetapi, ada pula yang kemudian ghirahnya mengendor dan memudar.

Di saat-saat seperti ini, taujih Rabbani sangat kita perlukan. Ayat-ayat jihad menjadi penawar, sekaligus penguat semangat. Seperti yang saya alami, diidznillah. Saat dipaparkan 6 ayat jihad dalam majelis ukhuwah bersama saudari-saudari tercinta, semangat ‘jihad’ kembali menyala.

Ayat pertama,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ


“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. At Taubah : 36)

Dalam ayat ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa Allah memerintahkan kita untuk memerangi orang-orang musyrik, sebagaimana mereka telah memerangi orang-orang yang beriman. Ayat ini sebagai awal pemanasan semangat jihad kita sekaligus mengingatkan kita kembali bahwa berjihad –dalam arti luas- adalah tabiat jalan dakwah kita. Al Jihad sabiluna.

Ayat kedua,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa perang adalah hal yang dibenci oleh umat muslim, akan tetapi karena hal tersebut merupakan perintah wajib dari Allah untuk berperang maka wajib pula kita lakukan. Dijelaskan pula bahwa bisa jadi itu (perang) adalah hal yang sangat kita benci tapi itu adalah baik bagi kita dalam pandangan Allah.

Jika kita implikasikan pada realitas kehidupan kita saat ini, bisa jadi saat ini kita tidak berperang mengangkat senjata, akan tetapi perang pemikiran dan politik terus berlangsung setiap saat. Dan musuh-musuh Islam senantiasa mengarahkan amunisinya kepada kita. Tentu kita merasa lebih nyaman berdakwah sekedar amar ma’ruf, masyarakat mempersilakan dengan wajah manis, tanpa memusuhi. Tapi tidak begitu sejarah Nabi. Tersebab dakwahnya mengguncang sendi-sendi ekonomi, politik dan kekuasaan kaum jahiliyah, mereka pun memusuhi dakwah. Perang tak terhindarkan. Dan umat Islam harus siap jihad, meski ia tidak disukai. Tapi yakinlah, dalam ketidaksukaan itu ada banyak kebaikan. Jihad fi sabilillah hanya melahirkan dua hal; menang dengan membawa ghanimah dan kekuasaan atau mati syahid beroleh surga.

Ayat ketiga,

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. At Taubah : 41)

Dalam ayat ini dikuatkan kepada kita bahwa dalam keadaan apapun; berat-ringan, mudah-susah, ada dana-atau tidak, jihad harus tetap berlanjut dengan harta dan jiwa kita. Kata-kata ini bukan perintah dari orang tua kita atau perintah dari bos kita atau perintah dari manusia yang serba kekurangan tapi ini adalah perintah dari Zat Yang Menggenggam jiwa-jiwa kita, lalu apalagi yang kita tunggu...

Ayat keempat,

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah : 111)

Ayat ini jelas dan sudah sering dibahas tentang betapa tak pantasnya kita sesungguhnya, Allah membeli jiwa dan harta kita dan dibayar dengan surga, padahal apa yang kita usahakan tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan surga. Jika ada obsesi ridha Allah dan surga, insya Allah yang kita rasa sulit akan lebih ringan bagi kita.

Wahai diriku, wahai ikhwah... camkan ayat ini jika militansi kita melemah. Jihad kita untuk kita. Kita akan dibayar dengan surga oleh Allah. Maka jika musuh dakwah yang mengharapkan keuntungan materi dan kekuasaan begitu bersemangat menyerang dakwah, tidakkah kita lebih bersemangat lagi dengan janji Allah berupa surga?

Ayat kelima,

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا


”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ´uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar," (QS. An Nisa' : 95)

دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا


(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa' : 96)

Dari ayat ini apakah kita tidak ingin menjadi mukmin yang mendapat pahala yang besar itu –beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat ? Akan tetapi pada kenyataannya memang denganberbagai alasan terkadang ada sebagian dari kita yang menjadi bagian dari mukmin yang duduk-duduk. Lalu bagaimana kita bisa mendapat pahala yang besar tersebut, yang sama dengan pahala orang yang berjihad? Pada artikel yang pernah saya tulis sebelumnya –Belajar Menghapus Gelisah dari Seorang Shohabiyah – ada hadits yang cocok menjawab pertanyaan tersebut :

”Barangsiapa yang memberangkatkan seorang prajurit di jalan Allah maka ia pun dianggap ikut bertempur di jalan Allah. Barangsiapa yang mengurus urusan orang yang berperang di jalan Allah dengan baik, maka ia pun dianggap ikut bertempur.” (HR. Bukhari Muslim)

Maka, dari sini kita maksimakan apa pun yang kita miliki dan segala kemampuan kita sebab kita berurusan dengan Allah. Kita berjuang karena Allah.

Ayat keenam,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ


”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?" (QS. Ash Saff : 10)

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


”(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Ash Saff : 11)

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


”Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ´Adn. Itulah keberuntungan yang besar” (QS. Ash Saff : 12)

Menegaskan kembali apa yang telah tertulis di atas, jihad fi sabilillah hanya melahirkan dua hal; menang dengan membawa ghanimah dan kekuasaan atau mati syahid beroleh surga. Dan betapa bahagianya jika ayat dalam surat Ash Shaf tersebut dianugerahkan kepada kita. Kita berjuang, kita berjihad, dan Allah memberikan pertolonganNya sehingga kita menang dalam waktu yang tidak lama lagi. Dan pahala jihad tetap terjaga rapi hingga kita mati nanti, lalu Allah membukanya untuk kita; mudah di alam barzah, cepat saat dihisab, mulia beroleh ridha dan jannahNya.

Maka mari kuatkan kembali semangat ‘jihad’ dengan kembali kepada ayat-ayatNya. Kita niatkan segala langkah perjuangan kita sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar dan menolong agama Allah. Insya Allah 'nasrumminallah' (pertolongan Allah) itu akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar