Sabtu, 08 Februari 2014

Keutamaan Shalat

 1. Orang yang paling baik hubungannya dengan Sang Pencipta adalah mereka juga yang baik hubungannya dengan sesama makhluk.
Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar."

2. Shalat adalah pokok dari ketaatan, dan khamr adalah sumber kemaksiatan.
Allah berfirman tentang shalat, "shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar." Dan tentang khamr Allah berfirman, "(Khamr itu) menghalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat."

3. Orang yang banyak mengerjakan shalat adalah orang yang paling mampu menguasai hawa nafsunya. Dan tidaklah nafsu syahwat itu berkuasa, kecuali ketika shalat disia-siakan.
Allah berfirman, "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya"

4. Shalat adalah dzikir kepada Allah, pelapang dada dan kehidupan di kala terasa sempit dan gundah karena celotehan dan intrik orang-orang.
Allah berfirman, "Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat).

5. Sesuatu yang memantapkan hati dan mempertegar kesabaran atas gangguan manusia adalah menunaikan shalat pada waktunya.
Allah berfirman, "Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya."

6. Shalat itu melatih kesabaran dan sebab datangnya pertolongan.
Firman Allah, "Minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan kesabaran dan shalat." dan "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya."

7. Menjaga shalat dan memerintahkan anggota keluarga untuk menunaikannya adalah sebab datangnya rezeki dan pertolongan dalam mendapatkannya.
Firman Allah, "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."


Seperti kita telah ketahui bersama, ummat Islam terbesar di dunia setiap tanggal 27 Rajab  memperingati Isra' wal mi'raj. Inti dari peristiwa Isra' mi'raj adalah Rasulullah SAW mendapatkan perintah shalat lima waktu..

Allah SWT berfirman : Sesungguhnya shalat itu atas orang-orang mu'minin sebagai kewajiban yang berwaktu. Hai orang-orang yang beriman, janganlah dilalaikan oleh kesibukan terhadap harta dan anak-anakmu untuk mengerjakan dzikrullah (shalat), dan siapa yang berbuat begitu maka merekalah yang rugi.

Ibn  Umar r.a. berkata ;  Rasulullah s.a.w. bersabda : "Pertama yang diwajibkan atas ummatku shalat lima waktu, dan pertama yang terangkat dari amal mereka shalat lima waktu, dan pertama yang akan ditanya dari amal mereka shalat lima waktu, maka siapa yang mengurangi sedikit daripadanya,

maka Allah ta'ala berkata kepada Malaikat :

"Lihatlah apakah kamu dapatkan pada hamba-Ku itu shalat sunnat untuk mencukupi kekurangan-kekurangannya dalam fardhu, dan perhatikan puasa hamba-Ku pada bulan Ramadhan, bila kamu dapatkan ia mengurangi maka lihatlah apakah hamba-Ku telah mengerjakan puasa sunnat yang dapat kamu tambahkan yang kurang-kurang dari puasa Ramadhan, kemudian lihatlah zakat hamba-Ku, maka jika ada kekurangan, maka apakah ada padanya sedekah sunnat yang dapat ditambahkan pada zakat .yang wajib itu, maka semua yang fardhu-fardhu itu diperhitungkan sedemikian, dan itu semata-mata rahmat dan karunia Allah, dan jika masih ada kelebihan dalam amal kebaikannya diletakkan dalam timbangan amalnya, dan dipersilakan masuk surga. Dan bila tidak sesuatu dari itu, maka diperintahkan kepada Malaikat Zabaniyah : Tangkaplah ia dengan tangan dan kakinya kemudian dilemparkannya kedalam neraka"  (H.R. Alhakim)

Jabir r.a. berkata : Nabi s.a.w. bersabda :

"Perumpamaan shalat lima waktu itu bagaikan sungai yang lebar mengalir dimuka pintu salah satu kamu, lalu ia mandi daripadanya tiap hari lima kali. Apakah yang demikian itu masih ada ketinggalan kotorannya." (H.R. Muslim).

Abu Dzar r.a. berkata : Nabi s.a.w. keluar dimusim dingin, sedang daun pohon banyak rontok, maka ia mengambil dua dahan, sedang daunnya rontok maka bersabda : Hai Abu D-zar. Jawabku : Labbaika ya Rasulallah. Lalu bersabda :

"Seorang hamba muslim jika shalat dengan ikhlas karena Allah maka rontok dosa-dosanya sebagaimana rontok daun dari dahan pohon ini. " (H.R. Ahmad).

Ibn Umar r.a. berkata : "Sesungguhnya seorang hamba bila ia berdiri shalat maka diletakkan semua dosa-dosanya diatas kepala dan kedua bahunya, maka tiap-tiap ruku' atau sujud rontok (berjatuhan) dosa-dosanya itu" (H.R. Atthabarani, Albaihaqi).

Usman r.a. berkata : Nabi s.a.w. bersabda : "Tiada seorang muslim yang tiba padanya waktu shalat fardhu lalu ia menyempurnakan wudhu' dan khusyu' serta ruku', sujudnya melainkan shalat itu menjadi penebus dosanya yang telah lalu, selama ia tidak berbuat dosa besar, dan yang demikian itu sepanjang masa." (H.R. Muslim).

Anas r.a. berkata : "Tiada dua Malaikat yang mencatat amal itu, menghadap pada Allah membawa shalat seorang dua kali sembahyang, melainkan Allah berkata pada kedua Malaikat itu; Aku persaksikan pada kamu berdua bahwa Aku telah mengampunkan pada hambaKu dosa-dosa yang terjadi diantara dua kali sembahyang itu. (HR. Albaihaqi).

Dalam kitab Azzawajir susunan Ahmad bin Hajar Alhaitami berkata : Tersebut dalam hadits : Siapa yang menjaga shalat lima waktu  maka Allah akan memulyakannnya dengan lima macam :

1.    Dihindarkan kesempitan hidup.

2.    Dihindarkan siksa kubur.

3.    Diberi kitab amalnya dengan tangan kanannya.

4.    Berjalan diatas shirat bagaikan kilat.

5.    Masuk surga tanpa hisab.

Dan siapa yang meremehkan (meninggalkan) shalat akan dihukum oleh Allah dengan lima belas siksa. Lima di dunia, dan tiga ketika mati, dan tiga di dalam kubur, dan tiga ketika keluar dari kubur.

Adapun yang di dunia ;

1.    Dicabut berkat umurnya.

2.    Dihapus tanda orang salih dari mukanya.

3.   Tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah.

4.    Do'anya tidak dinaikkan kelangit.

5.   Tidak dapat bagian dari do'a orang-orang sholihin

Adapun hukuman yang terkena padanya ketika mati

1.    Matinya hina.

2.    Mati kelaparan.

3.    Mati haus, dan andaikan diberi air samudera dunia tidak akan puas, dan tetap haus

Adapun hukuman di dalam kubur :

1. Disempitkan kubur sehinuga hancur tulang-tulang rusuknya.

2. Dinyalakan api dalam kubur, maka ia bergelimpang dalam api, siang, malam.

3. Didatangkan padanya ular yang bernama syuja' yang buta matanya dari api (berapi) dan kukunya dari besi tiap kuku panjangnya perjalanan sehari, ia berkata pada si mayit ; " Aku syuja' al'aqra', sedang suaranya bagaikan petir yang menyambar, ia berkata : Allah telah menyuruhku memukul kamu karena meninggalkan shalat subuh hingga terbit matahari, dan memukul kamu karena meninggalkan shalat dhuhur hingga asar, dan memukul kamu karena meninggalkan shalat ashar hingga maghrib, dan memukulmu karena meninggalkan shalat maghrib hingga isya', dan memukulmu karena meninggalkan shalat isya' hingga shubuh, dan tiap ia memukul satu kali terbenamlah orang itu  kedalam tanah tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa dalam kubur hingga hari qiyamat.

Adapun hukuman yang menimpa padanya sesudah keluar dari kubur dihari qiyamat :

1.  Diberatkan hisabnya.,

2.  Allah murka padanya,

3.  Masuk dalam neraka.

Di lain riwayat :  Maka ia akan menghadap qiyamat dan dimukanya ada tiga baris tulisan :

1. Hai orang yang mengabaikan hak Allah.

2. Hai orang yang mendapat murka.

3. Allah mengabaikan kamu sebagaimana kamu didunia mengabaikan hak Allah maka hari ini kamu putus dari rahmat Allah..

Diriwayatkan : Bahwa dalam jahannam ada lembah bernama lamlam yang berisi ular-ular, tiap-tiap ular setebal leher onta, panjangnya sejauh perjalanan sebulan, menggigit orang yang meninggalkan sembahyang, maka mendidihnya bisa racunnya dalam badan orang yang digigit selama tujuh puluh tahun kemudian hancur dagingnya.

Diriwayatkan : Bahwa seorang wanita Bani Isra'il datang kepada nabi Musa a.s. dan berkata :

"Ya nabiyallah saya telah berbuat dosa besar, dan kini saya akan tobat kepada Allah, maka do'akan untukku semoga Allah mengampuni dosaku dan menerima tobatku.

Nabi Musa a.s. tanya  : Apakah dosamu ?

Jawabnya : Ya nabiyallah, saya telah berzina hingga mendapat anak dan telah aku bunuh anakku itu.

Nabi Musa a.s. mendengar berita itu, langsung berkata : "Enyahlah engkau dari sini hai pelacur jangan  membakar kami dengan apimu, jangan sampai ada api turun dari langit dan membakar kami karena sialmu"

Maka keluarlah wanita itu dengan hati yang hancur patah harapan. Maka turunlah Malaikat Jibril a.s. dan berkata :  "Hai Musa, Tuhan berkata,padamu, mengapa kamu menolak orang yang datang untuk bertobat, hai Musa apakah tidak ada orang yang lebih jahat daripadanya."

Nabi Musa tanya pada Jibril : "Siapa yang lebih jahat daripadanya?"

Jawab Jibril : Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja.

Rasulullah s.a.w. bersabda : "Siapa yang menjaga shalatnya maka ia akan mendapat nur (cahaya) dan bukti, dan selamat pada hari qiyamat, dan siapa yang teledor terhadap shalatnya, maka tidak mendapat nur penerangan, dan bukti dan tidak selamat, bahkan pada hari qiyamat ia akan berkumpul dengan Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf. ( H.R. Ahmad, Ibn Hibban).

Jabir r.a. berkata : Nabi s.a.w. bersabda : Yang membedakan Antara seorang dengan kufur hanya shalat, maka siapa meninggalkan shalat ia kafir. (H.R. Muslim. Abu Dawud, Attirmidzi, Ibn Majah, Annasa'i)

Dalam riwayat Attirmidzi : Antara kufur dengan iman itu hanya so'al meninggalkan shalat (Yang meninggalkan shalat kafir). Dalam riwayat Abu Dawud : Antara seorang hamba dengan kufur, hanya so'al meninggalkan shalat.

Buraidah r.a. berkata ; Nabi s.a.w. bersabda : Ikatan janji antara kami dengan mereka, sembahyang, maka siapa yang meninggalkannya ia kafir. (H.R. Ahmad, Attirmidzi, Annasa'i, Ibn Majah, Ibn Hibban Al Hakim).    

Dan sabda Nabi s.a.w. : Siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja,' maka ia kafir terang-terangan. (H.R. Atthabarani).

(Sumber : Dikutip dari kitab Irsyadul 'Ibad )



Keutamaan Shalat Shubuh


amalan, fadhilah amal, keutamaan, Shalat, shalat jama'ah, shubuh

Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman,

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا


“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan shalat shubuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan shalat.  Jika kita melihat jumlah jama’ah yang shalat shubuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu shalat lainnya.
Keutamaan Shalat Shubuh

Apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah
(1) Salah satu penyebab masuk surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة


“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)
(2) Salah satu penghalang masuk neraka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا


“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634)
(3) Berada di dalam jaminan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ


“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
(4) Dihitung seperti shalat semalam penuh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ


“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
(5) Disaksikan para malaikatNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ


 “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)
Ancaman bagi yang Meninggalkan Shalat Shubuh

Padahal banyak keutamaan yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh. Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalakan shalat shubuh? Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat shubuh karena aktivitas tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا


“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Cukuplah ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini.


Ketika Shalat Tidak Mencegahnya dari Perbuatan Keji dan Munkar


cara shalat sifat shalat nabi mencegah perbuatan keji dan munkarAda seseorang yang melontarkan pertanyaan dengan mengatakan, "mengapa kita saksikan banyak orang yang shalat tetapi shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, tidak menjadikannya berbuat ma'ruf, akhlaknya jelek dan ucapannya kasar. Atau tidak baik dalam mempergauli orang lain, suka mencela, tidak istiqamah dan tidak ikhlas dalam beramal, padahal Allah berfirman:

إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر


“Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar"(QS. AI-'Ankabut [29]: 45)?

Dapat kami jawab sebagai berikut: Mereka itu belum melakukan shalat sebagaimana mestinya, sebagaimana yang dicontohkan oleh sayyid kita Rasulullah SAW dan yang diajarkan oleh beliau kepada para sahabat RA. Mereka tidak mau mendalami tentang shalat dan enggan memperbaikinya. Mereka shalat hanya sebatas melakukan gerakan lahir dengan mengikuti yang lain. Atau yang diistilahkan oleh kita sekarang dengan: "amai rutin".

Tidakkah anda cermati sebuah riwayat, bahwa ada seseorang masuk ke masjid lalu shalat. Usai shalat, ia ditegur oleh Rasulullah Saw, “Ulangilah shalatmu, engkau belum shalat”. Beliau menyuruhnya sebanyak 3 kali.

Kisah ini menunjukkan secara jelas bahwa ada sebagian orang yang melakukan shalat hanya gerakannya saja sehingga ia belum dianggap telah melakukan shalat. Hal itu terjadi karena ia tidak paham dan tidak mendalami perkara agama. Akibatnya ada rukun yang kurang atau ada bacaan yang tidak dibaca dengan baik padahal wajib sesuai dengan tuntutan syari'ah. Maka seakan- akan ia belum shalat karena shalatnya rusak. Pria yang mendapat teguran Nabi diatas adalah seorang sahabat. Karena la sahabat, tentu ia ikhlas dalam ibadah, tetapi beliau menjelaskan bahwa ibadahnya itu rusak karena keabsahan suatu ibadah tidak hanya ditentukan oleh keikhlasan tetapi juga terpenuhinya ilmu tentangnya.

Seorang ulama berkata: "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu akan tertolak dan tak diterima. Aku berharap kepada Allah menganugerahi keikhlasan agar amalku penuh ikhlas dan ketulusan".

Jika anda paham betul tentang ini, maka anda harus tahu bahwa orang yang melaksanakan shalat dengan mengetahui rukun dan syarat-syaratnya dan memahaminya dengan benar sesuai ketentuan. Allah akan menciptakan dalam relung kalbunya suatu rahasia yang menjadikannya melakukan yang ma'ruf dan tercegah dari yang mungkar. Dengannya ia akan gemar kepada ketaatan, dan benci kepada beragam kemaksiatan. Bila hal ini terjadi, berarti shalatnya telah berfungsi memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran, akhlak menjadi baik dan ikhlas beramal, sesuai firman Allah Ta'ala:

اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهُ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


"… Sesungguhnya shalat itu mencegah pemuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya dzikrullah itu paling besar. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu perbuat" (QS. AI-'Ankabut [29] : 45).

Jika ada pertanyaan, "Apakah semua orang Islam diwajibkan mempelajari fiqih shalat termasuk orang awam yang tidak bisa baca tulis?" Jawabannya adalah: "Ya, benar". Setiap muslim pria dan wanita wajib mempelajarinya. Karena Allah Ta'ala tidak menciptakan kita melainkan agar beribadah kepada Dia:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ


"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menghambakan diri) kepada-Ku". (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56]

Allah telah menurunkan kita-kltab-Nya dan mengutus para Rasul-Nya kepada kita agar melalui mereka kita dapat memahami segala perintah dan larangan-Nya dan melalui mereka kita dapat mengerjakan secara shahih apa yang diperintahkan kepada kita. Allah Ta'ala berfirman:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


"Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman, "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?" (QS. An-Naml [27]: 84).

Rasulullah Saw juga telah bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ


"Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim". (HR. Al-Khathib dalam Tarikhnya [1:407] dari Sayidina Ali RA, dan riwayat lainnya dari yang lain. Hadits ini shahih karena jalurnya banyak).

Banyak para sahabat yang ummi tetapi mereka tetap mendalami perkara agama dan menyebarkannya ke berbagai penjuru dunia padahal saat komunikasi, transportasi, lampu listrik, percetakan dan mass media belum ada, tidak seperti /aman kita sekarang.

Apakah seorang muslim sepanjang hidupnya akan tetap bodoh tentang hukum-hukum agama, padahal ia telah mengaku pengikutnya? Apakah ia akan beralasan di hadapan Allah. Lalu ia mengatakan, "Wahai Rabbi, saya telah sia-siakan hidup dengan berlalu begitu saja. Saya tidak mempelajari apa yang Engkau wajibkan kepada saya sehingga saya tidak mengetahui perkara- perkara agama!"

Allah Azza wa jalla berfirman:

فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۖ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ

وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ

وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ

حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنْطِقُونَ


"Sebab itu bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata. Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang- orang yang tuli mendengar panggila apabila mereka elaah berpaling membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat- ayat Kami, lalu mereka berserah diri. Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dai tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Hingga apabila mereka datang, Allah berfiman, "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang teelah kamu kerjakan? Dan jatuhlah perkaataan (azab) atas mereka disebabkan kezhaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa)". (QS. An-Naml [27]: 79-85)

(Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi SAW karya Syaikh Hasan Ali Saqqaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar